W.J.S. Poerwadarminta: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(12 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox Penulis
|name = Wilfridus Josephus SabarijaW.J.S. Poerwadarminta
|image = W.J.S. Poerwadarminta.jpg
|imagesize =
|caption =
Baris 7:
|birthname =
|birth_date = {{birth date |1904|9|12}}
|birth_place = {{negara|Belanda}} [[Yogyakarta]], [[Hindia Belanda]]
|death_date = {{death date and age|1968|11|28|1904|9|12}}
|death_place = {{negara|Indonesia}} [[Yogyakarta]], [[Indonesia]]
|occupation = [[Penulis]]
|nationality = {{flag|[[Indonesia}}]]
|ethnicity = [[Jawa]]
|citizenship =
Baris 19:
|movement =
|notableworks =
|spouse = Agnes Soekirah
|partner =
|children =
Baris 31:
}}
 
'''WilfridusWelfridus Josephus Sabarija Poerwadarminta''' ({{lahirmati|[[Yogyakarta]]|12|9|1904|[[Yogyakarta]]|28|11|1968}}) adalah salah satu tokoh [[sastra Indonesia]], ahli perkamusan, dan penulis kamus-kamus bahasa Indonesia, Jawa, Kawi, dan lain-lain. Ia juga menggunakan nama samaran Ajirabas, Semplak atau Sabarija.
 
Walaupun karya sastra yang ditulisnya tidak terlalu banyak, dia hanya menulis satu [[puisi]], tiga [[prosa]], dan dua [[drama]] yang semuanya dimuat dalam [[majalah]], ia justru lebih dikenal sebagai [[leksikograf]] di Indonesia. Kamusnya yang paling terkenal adalah [[Kamus Umum Bahasa Indonesia]], yang dicetak pertama kali pada tahun 1953 dan telah dicetak ulang sebanyak sepuluhlima belas kali sampai dengan tahun 1989.2017
 
SabarijaW.J.S. Poerwadarminta juga pernah menjadi redaktur [[Balai Pustaka]] bersama dengan [[Sutan Takdir Alisjahbana]]. Sabarija Poerwadarminta juga memperoleh [[Satya Lencana Kebudayaan]] dari Pemerintah Republik Indonesia atas jasanya dalam bidang [[kebudayaan]] dan bidang [[bahasa]] yang disampaikan oleh Sri [[Paku Alam VII]] kepada istrinya pada tanggal 15 Juni 1970.
 
== Latar belakang keluarga ==
Nama kecil dari WilfridusWelfridus Joseph Sabarija Poerwadarminta (ejaandilahirkan lama)pada adalahtanggal Sabarija12 (dibaca Sabariya).September Dilahirkan1904 di Jl[[Kota Yogyakarta]]. GamelanKeluarganya Lorberasal -dari [[Kraton,suku YogyakartaJawa]] dan beragama [[Katolik]].<ref>{{Cite book|date=2003|url=https://www.researchgate.net/profile/Puji-Santosa/publication/330889150_Ensiklopedia_Sastra_Indonesia_Modern/links/5c5a264045851582c3d173e0/Ensiklopedia-Sastra-Indonesia-Modern.pdf|title=Ensiklopedia Sastra Indonesia Modern|location=Jakarta|publisher=Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional|isbn=979-685-308-6|editor-last=Sugono, D., dkk.|editor-first=|pages=21|url-status=live}}</ref> Sabarija adalah anak dari Bapak Raden Ngabehi Kudawiharja, seorang abdi dalem Kraton yang bertugas sebagai Gamel yang artinya petugas pemelihara [[kuda]] Kraton,. Ibunya bekerja sebagai pembuat pola [[batik]]. Adapun Sabariya tidak memiliki saudara sekandung, berikut saudara dalam keluarganya:
 
# Sastra Sutrasna: saudara se - ayah lain ibu - tinggal di Yogyakarta
Baris 45:
# Sutardjana: saudara se - ibu lain ayah - tinggal di Bandung
 
== Masa kecil == ok
Sabariya hidup ikut neneknya, dan neneknya termasuk [[rakyat]] jelata yang serba kekurangan, oleh karenanya ia tidak bisa [[sekolah]], dan pada masa penjajahan [[Belanda]], untuk bersekolah sangatlah tidak mungkin kerena Sabariya bukanlah keluarga [[bangsawan]], dan bukannya dari keluarga yang berpangkat Semasa kecilnya, bila ingin bermain apa saja, maka alat-alat mainnya dibuat sendiri, sejak kecil Sabarija sudah memiliki daya kreatif tinggi.
 
Baris 52:
Semenjak kejadian tersebut neneknya sangat prihatin, kebetulan ada seorang [[pastor]] yang iba melihat nasib Sabariya, maka pastor tersebut meminta izin untuk mengambil Sabariya untuk di sekolahkan di Sekolah Angka Loro (''Tweede Inlandsche School'' ) di Kintelan Yogyakarta (sekarang lokasi tersebut berada di sekitar daerah kecamatan Gondomanan) dan ia dapat menyelesaikan di sekolah tersebut pada tahun [[1919]].
 
Atas seizin orang tuanya Sabariya, ia melanjutkan pendidikannya di Sekolah [[Guru]] (''NormaalschoolNormal School Rooms- Katholiek'') di Moentilan sampai kelas dua, dan dilanjutkan lagi di Ambarawa sampai kelas tiga, biaya pendidikan di sekolah tersebut ditanggung oleh [[Gereja Katolik]]. Mulai saat itulah ia mengenal dan belajar [[agama]] [[Katolik]].
 
Selama dalam pendidikan di [[asrama]] [[Ambarawa, Semarang|Ambarawa]], ia mempunyai prestasi belajar yang sangat mengagumkan melebihi dari teman-teman sekolahnya, ia berbakat juga di dalam seni [[tari]], seni [[karawitan]], dan memainkan alat musik [[gamelan]], juga ia senang bermain [[drama]] dan pernah mendapat hadiah nomor satu pada saat ia bermain drama di sekolah tersebut. Ia sangat disukai oleh teman-teman sekolahnya karena sangat sopan, lemah lembut, jujur, tekun dan cerdas, dan ia tamat disekolah tersebut dengan predikat murid yang terpandai, lulus pada tahun [[1923]].
Baris 61:
Karier W.J.S. Poerwadarminta mulai dirintis sejak ia bekerja sebagai guru Sekolah Dasar hingga akhir hayatnya. Ia lulus Sekolah Dasar Angka Loro (''Tweede Inlandsche School'') di Yogyakarta pada tahun [[1919]]. Lulus dengan predikat baik dan nilai tertinggi dari Sekolah Guru ( ''Normaal School Rooms Katholiek'' ) Muntilan dan Ambarawa pada [[25 April]] [[1923]].
 
TanggalPada tanggal [[31 Mei]] 1923, ia di angkat menjadi guru Sekolah Dasar Kanisus di kampung Kumendaman ( sekarang lokasinya di daerah kecamatan Mantri Jeron ) di Yogyakarta. W.J.S. Poerwadarminta adalah orang yang tertib, disiplin dalam pengaturan waktu, sehingga ia sempat mengkuti kursus-kursus seperti [[Bahasa Belanda]], [[Bahasa Inggris]], [[Bahasa Prancis]], [[Bahasa Jerman]]. Ia juga belajar [[Filsafat]] sekaligus memperdalam Bahasa Belanda dibawah asuhan Pater J. Van Rijkckevorsel S.J. dan belajar [[Sastra Jawa Kuno]] dibawah asuhan Pater L.C. Kock S.J, mahaguru Filsafat Kolese Igantius di Yogyakarta,. selainSelain itu ia juga belajar [[bahasa Sanskerta]] dan [[bahasa Melayu]].
 
Untuk mempraktikan bahasa-bahasa yang telah dipelajari, maka ia menjadi ''guide''pramuwisata bagi para [[wisatawan]] asing ( turis ) yang berkunjung di [[Kraton]] dan [[Tamansari]] di Yogyakarta,. banyakBanyak para turis terkagum-kagum karena ada orang Jawa pakai blangkon, kain dan baju lurik, telanjang kaki bisa berbicara dengan fasih beberapa bahasa asing.
 
TahunPada tahun 1929, W.J.S. Poerwadarminta ditugaskan mengajar di Sekolah Dasar Kanisius di Wirobrajan – Yogyakarta, disitulah ia mempunyai teman-teman yang sehaluan dan mendukung Pak Poerwa untuk mencurahkan pengetahuan tentang bahasa. Lalu didirikan organisasi Ikatan Tri Wikrama dan W.J.S. Poerwadarminta menjadi ketuanya. DDi isitulahsitulah ia merintis penerbitan majalah yang bernama ''Bausastra Jawa'' dan pemimpin redaksinya iayaitu dirinya sendiri.
 
TahunPada tahun [[1930]], diterbitkanlah [[Kamus]] [[Bahasa Jawa]] ( ''Bau Sastra Jawa'' ) yang disusun oleh W.J.S. Poerwadarminta dibantu oleh rekan-rekannya C.S. Hardjosoedarmo dan J.Chr. Pujosudiro. Setelah itu berturut-turut disusun buku karangan tunggal W.J.S. Poerwadarminta antara lain ''Serat Mardi Kawi'' dan novel berjudul ''Pacoban''. Ia masih sempat dalam kesibukannya sehari-hari mengajar bahasa di Sekolah Seminari Agung dan Sekolah Tionghoa ( Maleisch Chineesche School ) di Yogyakarta.
 
Buku pertamanya adalah [[Mardi Kawi]], berisi pelajaran bahasa Kawi (1930); sedangkan kamusnya yang pertama adalah [[Kawi Djarwa]] (1931), disusul dengan [[Baoesastra Indonesia-Jawi]], dengan penerbit Balai Pustaka. Ia juga membuat buku [[Puntja Bahasa Nippon]] yang berisi pelajaran bahasa Jepang. Ia juga pernah mengajar pada Gaikoku-go Gakko, sekolah Bahasa Asing di Tokyo (1932-1938), dan setelah kontraknya habis ia kembali ke Indonesia dan bekerja di Balai Pustaka.<ref name="jakarta">{{Cite web |url=http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/2399/Poerwadarminta-WJS |title=Salinan arsip |access-date=2014-07-02 |archive-date=2017-04-14 |archive-url=https://web.archive.org/web/20170414083257/http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/2399/Poerwadarminta-WJS |dead-url=yes }}</ref>
 
TahunPada tahun [[1932]], ia adamendapat tawaran dari Pemerintah [[Jepang]] yang mencari tenaga pengajar bahasa Indonesia, atas dorongan dari teman-temannya dan seizin orang tuanya, maka berangkatlah ia bersama istrinya dan putrinya yang masih berumur 9 bulan ( C Soetantri ) ke negara Jepang sebagai duta bangsa,. dDi isanasana, ia selalu menyatakan kepada orang-orang Jepang bahwa bangsa Indonesia memiliki bahasa Nasional, yaitu Bahasa Indonesia. Di Jepang, ia ditugaskan sebagai dosen di [[Guko Hugo Gakko]], Tokyo dan di situ, ia masih sempat mengikuti kuliah Kesusastraan Inggris dan dijuga mengikuti kuliah di Fakultas [[Ekonomi]] [[Universitas Sophia]].
 
TahunPada tahun [[1937]], W.J.S. Poerwadarminta kembali ke Indonesia, dan untuk sementara waktu ia tinggal di Yogyakarta, kemudian pergi ke [[Batavia]] untuk mencari pekerjaan dan diterima menjadi pegawai di [[Balai Pustaka]]. Pada tahun 1938, di Balai Pustaka, ia bersama-sama dengan temannya menerbitkan majalah KejawenKedjawen dengan iadirinya sebagai pimpinan redaksi, hal ini mendapat dukungan dari tokoh-tokoh bahasa saat itu.
 
Ia ditugasi memimpin redaksi majalah mingguan Kedjawen yang diterbitkan pemerintah Hindia Belanda. Saat pendudukan Jepang, Kedjawen berhenti berproduksi, tetapi Balai Pustaka masih menerbitkan Pandji Pustaka. Pada masa tersebut ia sempat menerbitkan Kamus Harian Jepang-Indonesia.<ref name="jakarta" />
 
TahunPada tahun [[1942]], pada masa pendudukan Jepang, ia dicari-cari oleh bala [[tentara]] Jepang karena ia dianggap bisa menjadi penterjemahpenerjemah bahasa Jepang, maka ia diangkat sebagai juru bahasa di kantor ''Kempetai''. Dan ia diberi tugas untuk menyusun Kamus [[Bahasa Jepang]] dan buku-buku pelajaran bahasa Jepang, maka diterbitkanlah buku “ Poentjak Bahasa Nippon “ susunan W.J.S. Poerwadarminta. Meskipun dalam keadaan sibuk, ia masih sempat mengajar di sekolah-sekolah di Jakarta untuk bahasa Jepang dan mengajar di Sekolah Teknik di [[Bandung]].
 
TanggalPada tanggal 7 Maret 1946, dengan surat keputusan No 183/Bhg. Oemum, terbitlah surat keputusan Kepala Departemen Pengajaran dan Kebudayaan atas nama [[Presiden]] Republik Indonesia terhitung 28 Februari [[1946]], ia ditugaskan di Kantor [[Musium]] Jakarta, membantu ''Volkslectuur'' bagian ''Bibliotheek''. Disamping tugas di kantor tersebut, ia masih memberikan kuliah beberapa Perguruan Tinggi di Jakarta .
 
TanggalPada tanggal 1 Juni [[1949]], berdasarkan surat keputusan No 50/P.K.F/L.B.K/U.P, W.J.S. Poerwadarminta dianggkatdiangkat sebagai pembantu dalam bidang Ilmu Pengetahuan, dan untuk sementara ditugaskan untuk bidang Kamus Melayu pada Lembaga Penyelidikan Bahasa dan Kebudayaan dari Fakultet Kesusastraan dan Filsafat dari Balai Perguruan Tinggi Republik Indonesia Serikat.
 
TanggalPada tanggal 10 Januari [[1953]], berdasarkan surat keputusan No 1075/C.III, W.J.S. Poerwadarminta ditugaskan di Lembaga Bahasa dan Budaya Fakultas Sastra dan Filsafat [[Universitas Indonesia]] di Jakarta di Bagian Leksikografi, di situlah ia menyusun Kamus Umum Bahasa Indonesia ( KUBI ) dan diterbitkan pada tahun [[1954]]. Dan [[Kamus Umum Bahasa Indonesia]] susunan W.J.S. Poerwadarminta dijadikan sebagai kamus standar bahasa Indonesia, hingga terbitnya [[Kamus Besar Bahasa Indonesia]] milik Pusat Bahasa.
 
Dia pernah dicalonkan untuk menerima gelar Honoris Causa, tetapi ditolaknya, dan oleh pemerintah ia diberi penghargaan Satya Lencana Kebudayaan (1969). Jabatan terakhirnya adalah sebagai pegawai Lembaga Penyelidikan Bahasa dan Kebudayaan. Karya terbesarnya adalah Kamus Umum Bahasa Indonesia dan Kamus Bahasa Latin yang disusun bersama drs. K. Prent CMC.M. dan drs. J. Adisubrata.<ref name="jakarta" />
 
Prof. Dr. A Teeuw memberi kesan terhadap Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan W.J.S. Poerwadarminta sebagai berikut:
 
'''''Of the Indonesia explanatory dictionaries, Poerwadarminta’s Kamus Umum (1952 ) deserves mention before all others: a standard work, Coming right at the beginning of the history of Bahasa Indonesia lexicography, and excelling in the large number of well chosen examples of the use of words. The dictionary by Zain is bayby no means so good.'''''
 
== Karya ==
{{Wikiquote}}
Buku (kamus, novel)
* ''[[Bausastra Jawa]] (1930)
Baris 110 ⟶ 111:
 
== Pranala luar ==
{{commonscat}}
* [http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/2399/Poerwadarminta-WJS Profil Poerwadarminta di situs pemkot Jakarta] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170414083257/http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/2399/Poerwadarminta-WJS |date=2017-04-14 }} (dengan foto profil)
* [http://kompas.com/kompas-cetak/0510/28/humaniora/2162245.htm Profil Poerwadarminta di ''Kompas''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070929142518/http://kompas.com/kompas-cetak/0510/28/humaniora/2162245.htm |date=2007-09-29 }}
 
{{lifetime|1904|1968|Poerwadarminta, Wilfridus Josephus Sabarija}}
{{bio-stub}}
 
[[Kategori:Linguis Indonesia]]