Wikipedia:TOKOH: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Keterangan tokoh
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Membatalkan 2 suntingan by 116.206.32.46 (bicara) (🕵️‍♂️)
Tag: Pengalihan baru Pembatalan
(29 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
#ALIH [[Wikipedia:Kelayakan artikel/Tokoh]]
#ALIH [[Wikipedia:Kelayakan artikel/Tokoh]]Kiai Ach Dhofir Zuhry, S.Sos, M.Fil atau biasa disapa Gus Dhofir, adalah pengasuh Pesantren Luhur Baitul Hikmah, Malang, dan sekaligus ketua Sekolah Tinggi Filsafat Al-Farabi, Kepanjen, Malang. Beliau lahir 27 Rajab 1404 H (1984) dari keluarga
 
sederhana di desa Brongkal kec. Gondanglegi (sekarang Pagelaran) kab Beliau dikenal sebagai kiai muda yang banyak menguasai ilmu filsafat dan tasawuf.. Malang.
 
Pendidikan beliau dimulai sejak akhir dekade 80-an di TK dan MI Azharul Ulum II di tempat kelahiran beliau. Selanjutnya berkhidmat di madrasah diniyah Darut-Tauhid, pesantren Assa'idah Babussalam Malang dan pesantren Nurul Jadid Probolinggo sampai awal abad 21. Kemudian belajar di beberapa perguruan tinggi di dalam dan luar negeri: Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara Jakarta, Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Universitas Indonesia Depok, Universitas Islam Asy-Syafi'iyah Jakarta, Universitas Pancasila Jakarta, Universitas Nasional Jakarta, Universiti Malaya, Malaysia (2005) dan University of Queensland (2006), Australia.
 
Beberapa karya beliau diantaranya adalah kumpulan puisi Orgasme. Buku beliau yang sudah terbit dan beredar di Indonesia, Brunei Darussalam, Singapura, Filipina, Malaysia dan Thailand antara lain: Tersesat di Jalan yang Benar (2006), Terjemah Sholawat Haji: Tahni'ah li Qudumi Hujjaj Bayt Al-Haram (2005), Tafsir az-Zuhry vol. I (2005), Barisan Hujan (2013), Membangun Negara Hukum yang Bermartabat (2014), Presiden (2012), Mahar Seribu Masjid (2012), Masjid Monarki (2013), Terjemah Risalah Ladunniyah Al-Ghazali (2015), Matahari Tumbuh dari Senyummu (2013), Memanusiakan Manusia (2009), Gereja di Padang Mahsyar (2003), Kerikil Berpijar (2001), Perempuan Bergetah Emas (2002), Mencangkul di Yunani (2012), A'malul Yaumiyah (2010), Filsafat Islam (2013), Para Nabi dalam Botol Anggur (2011), Titik Nol (2012), Filsafat Timur: Sebuah Pergulatan Menuju Manusia Paripurna (2013), Filsafat untuk Pemalas (2016), Kondom Gergaji (2018), dan yang sudah best seller adalah Peradaban Sarung: Veni, Vidi, Santri (2018). Coretan-coretan lainnya dalam bentuk esai, lirik lagu, artikel lepas, resensi buku, puisi, cerpen dan naskah drama telah tersiar dan dipentaskan di media massa dan elektronik di dalam dan luar negeri. Kecuali itu, sedang mempersiapkan beberapa jilid buku filsafat Madzhab Kepanjen.
 
Selain mendirikan Pesantren Luhur Baitul Hikmah, beliau juga mendirikan Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Al-Farabi, Madrasah Diniyah Mubtada'-Khobar, Avennasar Institute, Madzhab Kepanjen, kelompok musik El-Fasco. Dan baru-baru ini didaulat menjadi pengurus Dewan Kesenian Kabupaten Malang, penggembira di Encompass Indonesia, Anggota Lembaga Sensor Film Indonesia kota Malang, salah satu Ketua Forum Pemuda Lintas Agama Malang, dan belakangan menjadi anggota masyarakat Filsuf Se-Dunia di Rheinische Freidrich-Wilhelms-Universitat Bonn dan didapuk menjadi salah satu Dewan Presidium Ilmuwan Muda Se-Dunia di Johann Wolfgang Goethe-Universitat Frankfurt am Main. Menerima anugerah Sastra Cisadane Award (2006), Piala SCB (2008), dan meraih penghargaan Encompass Award (2016), Organisasi Perdamaian dan Rekonsiliasi yang berpusat di Inggris.