Sila, Nusalaut, Maluku Tengah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
 
(3 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 17:
 
== Sejarah ==
Sejak abad ke-18 Masehi Sila telah berkenalan dengan ajaran [[Kristen Protestan]]. PadaTepatnya tahun 1710 masyarakat Silanegeri ini telah dibaptis dan menganut ajaran Kristen. Lima tahun sejak perpindahan keyakinan menjadi penganut Kristen, masyarakat Sila di bawah pimpinan Raja Louis Soselisa mendirikan gereja tertua di Pulau Nusalaut. Gereja tersebut selesai dan diresmikan pada 1719 Masehi dan ditahbiskan dengan nama Ebenhaezer. Di kemudian hari GPM Ebenhaezer turut melayani masyarakat Negeri [[Leinitu, Nusalaut, Maluku Tengah|Leinitu]] negeri tetangga yang terletak persis di sebelah Negeri Sila.
 
Belanda membangun banyak bangunan penting kolonial di Nusalaut, khususnya Sila. Salah satu peninggalan yang masih tersisa adalah [[Benteng Beverwijk]].<ref>[https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbmaluku/sejarah-benteng-beverwijk-dan-nieuw-selandia-di-maluku/ Sejarah Benteng Beverwijk dan Nieuw Selandia Di Maluku]</ref> Benteng Beverwijk menjadi salah satu objek vital di Nusalaut yang direbut oleh pasukan Pattimura dalam perang melawan Belanda.
 
== Geografi dan iklim ==
Sila terletak di daerah pesisir dengan ketinggian rata-rata 50 m.dpl.<ref>[Kecamatan Nusalaut Dalam Angka 2018 Hlm. 8]</ref> Berada di tepi [[Selat Komuhatanyo]] yang merupakan bagian dari [[Laut Banda]], Sila dipengaruhi oleh iklim tropis laut dan iklim musim.
 
== Adat dan budaya ==
Baris 51:
# Wattimena
 
=== Hubungan sosial ===
Sila terikat hubungan ''gandong'' dengan beberapa negeri yang ada di [[Pulau Ambon]], Haruku, [[Pulau Saparua|Saparua]], dan [[Pulau Seram|Seram]]. Total terdapat tujuh [[Negeri (Maluku Tengah)|negeri]] dalam persekutuan gandong yang biasa dikenal sebagaidengan akronim '''Silatupatih''', singkatankependekan dari Sila, Asilulu, Laimu, Tulehu, Paperu, Tial, dan Hulaliu.<ref name="Pelantikan">{{cite news |author=Tanita Pattiasina |date=24 November 2022 |title=Abdul Kadir Welemuly Dikukuhkan Sebagai Raja Negeri Laimu |editor-last= Wattimena |editor-first= Fandi |url=https://ambon.tribunnews.com/2022/11/24/abdul-kadir-welemuly-dikukuhkan-sebagai-raja-negeri-laimu |work=Tribun Ambon |location=Ambon |access-date=27 Juni 2024}}</ref> <ref>[https://bekasiguide.com/2019/06/26/forum-silatupatih-dorong-m-arifin-elly-nahkodai-knpi-maluku-tengah/ Forum Silatupatih Dorong M. Arifin Elly Nahkodai KNPI Maluku Tengah]</ref> Di antara tujuh negeri Tulehu, Asilulu, Laimu, dan Tial beragama [[Islam]], sedangkan empattiga yang lain memeluk agam [[Kristen Protestan]]. Selain itu, Sila menjalin hubungan [[pela]] dengan [[Makariki, Amahai, Maluku Tengah|Makariki]] sebagai pela keras dan [[Laha, Teluk Ambon, Ambon|Laha]] yang jenis hubungannya tidak diketahui.<ref>[http://www.nunusaku.com/pdfs/PelaList.pdf (Tentative) List of Pela Relationships Involving Villages in the Pasisir Region of the Central Moluccas]</ref> Hubungan Sila dengan kedua negeri pela boleh dikatakan tidak akrab.
 
Sila memiliki hubungan yang baik dengan negeri-negeri lain di Nusalaut. Hubungan dengan Leinitu misalnya, kedua negeri beribadah di gereja yang sama --GPM Ebenhaezer yang terletak di Negeri Sila. Dalam tatanan adat di [[Nusalaut, Maluku Tengah|Nusalaut]], Sila, Akoon, Leinitu, Abubu, dan Nalahia adalah bawahan dari Negeri Titawaai dan Ameth. Raja Titawaai dan Ameth bergelar sebagai tuan ''latu'', sementara raja Sila dan empat negeri yang lain bergelar sebagai tuan ''patti'' (patih). Seperti halnya seluruh negeri di Pulau Nusalaut, memiliki ikatan ''gandong'' dengan seluruh desa/negeri di [[Pulau Ambalau]].
 
== Referensi ==