Kemerajaan dan kerajaan Allah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
 
(4 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 14:
"Mazmur kenaikan takhta" ({{Alkitab|Mazmur 45}}, {{Alkitab|Mazmur 93}}, {{Alkitab|Mazmur 96}}, {{Alkitab|Mazmur 97-99}}) menyediakan suatu latar bagi pandangan semacam ini dengan maklumat "TUHAN adalah Raja".<ref name=Image478>''Dictionary of Biblical Imagery'' oleh Leland Ryken, James C. Wilhoit dan Tremper Longman III (11 November 1998) {{ISBN|0830814515}} hlmn. 478–479</ref>
 
Baik nas {{Alkitab|1 Raja-Raja 22:19}}, {{Alkitab|Yesaya 6}}, {{Alkitab|Yehezkiel 1}}, maupun {{Alkitab|Daniel 7:9}} berbicara tentang [[takhta Tuhan|Takhta Allah]], kendati beberapa filsuf semisal [[Saadia Gaon|Rabi Sa'id bin Yusuf Ga'on]] dan [[Maimonides|Rabi Musa bin Maimun]] menafsirkan penyebutan "takhta" semacam itu sebagai kiasan.<ref name= "Bowker pp. Throne of God">{{cite encyclopedia |last=Bowker |first=John |title=Throne of God |encyclopedia=The concise Oxford dictionary of world religions |edition=2005 |year=2005 |publisher=Oxford University Press |isbn=0-19-861053-X |url=http://www.encyclopedia.com/doc/1O101-ThroneofGod.html}}</ref>
 
== Kesusastraan periode antarperjanjian ==
Baris 33:
Di dalam suratnya kepada jemaat di Roma, [[Paulus dari Tarsus|Rasul Paulus]] menyifatkan Kerajaan Allah dengan kalimat "Karena Kerajaan Allah bukanlah tentang makanan dan minuman, melainkan tentang kebenaran, damai sejahtera, dan sukacita dalam Roh Kudus."<ref>{{Alkitab|Roma 14:17}}</ref>
 
Kerajaan Allah (atau [[Kerajaan Sorga|Kerajaan Sorga]], yang mungkin sekali merupakan padanannya di dalam Injil Matius) adalah salah satu unsur utama ajaran [[Yesus]] di dalam [[Perjanjian Baru]].<ref name="France101"/> Dengan mengacuberpatokan kepada ajaran Perjanjian Lama, penyifatan hubungan Allah dengan manusia di dalam agama Kristen tidak dapat dilepaskan dari gagasan "Kemerajaan Allah".<ref name=Mercer490>''Mercer Dictionary of the Bible'' oleh Watson E. Mills, Edgar V. McKnight dan Roger A. Bullard (2001) {{ISBN|0865543739}} hlm. 490</ref><ref name=Image478/>
 
Sebagian besar pemakaian kata Yunani ''basileya'' (kerajaan) di dalam Perjanjian Baru terkait dengan Kerajaan Allah (atau Kerajaan Surga).<ref>''Theology for the Community of God'' oleh Stanley J. Grenz (2000) {{ISBN|0802847552}} hlm. 473</ref> Matius agaknya menggunakan istilah "[[surga]]" lantaran [[Umat Kristen Yahudi|ajaran agama Yahudi yang melatarbelakangi sidang pembacanya]] mewajibkan pembatasan terhadap penyebutan [[Nama Allah (Kekristenan)|Nama Allah]].<ref>''Matthew'' oleh David L. Turner (2008) {{ISBN|0801026849}} hlm. 41</ref> Meskipun demikian, Doktor [[Chuck Missler]] berpendapat bahwa Matius memang sengaja membedakan kerajaan surga dari kerajaan Allah. Ia mengemukakan bahwa "kebanyakan pengulas mengandaikan bahwa istilah-istilah tersebut bersinonim. Kendati demikian, Matius menggunakan frasa ''Kerajaan Surga'' sebanyak 33 kali, tetapi juga menggunakan frasa ''Kerajaan Allah'' sebanyak lima kali, malah menggunakannya di dalam ayat-ayat yang berdekatan, yang mengisyaratkan bahwa kedua istilah tersebut tidak sinonim: ia menggunakan istilah yang lebih denotatif."<ref>Missler, Chuck. ''A Kingdom Perspective'' http://www.khouse.org/articles/2013/1117/ {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20201020054310/https://www.khouse.org/articles/2013/1117/ |date=20 October 2020 }}</ref> Kerajaan Allah diterjemahkan ke dalam [[bahasa Latin]] menjadi ''Regnum Dei'', sementara Kerajaan Surga diterjemahkan menjadi ''Regnum caelorum''.<ref>''A Primer of Ecclesiastical Latin'' oleh John F. Collins (1985) {{ISBN|0813206677}} hlm. 176</ref>
Baris 59:
== Agama Baha'i ==
{{seealso|Kosmologi Bahá'í|l1=Kosmologi agama Baha'i}}
Istilah "kerajaan Allah" muncul di dalam risalah-risalah [[Baháʼí|agama Baha'i]], termasuk di dalam risalah-risalah [[Bahá'u'lláh|Baha'ullah]], pengasas agama Baháʼí, dan risalah-risalah anaknya, [[`Abdu'l-Bahá|Abdul Baha]].<ref name=BGems>{{cite book |author = Bahá'u'lláh |author-link = Bahá'u'lláh |year = 2002 |title = Gems of Divine Mysteries |publisher = Baháʼí World Centre |location = Haifa, Israel |isbn = 0-85398-975-3 |url = http://reference.bahai.org/en/t/b/GDM/ |page = 9 |access-date = 30 Oktober 2010 |archive-date = 6 Juni 2019 |archive-url = https://web.archive.org/web/20190606124511/http://reference.bahai.org/en/t/b/GDM/ |url-status = live }}</ref><ref>{{cite book |author = Bahá'u'lláh |author-link = Bahá'u'lláh |year = 1976 |title = Gleanings from the Writings of Bahá'u'lláh |publisher = Baháʼí Publishing Trust |location = Wilmette, Illinois |isbn = 0-87743-187-6 |url = https://archive.org/details/gleaningsfromwri0000baha_w8j0/page/86 |page = [https://archive.org/details/gleaningsfromwri0000baha_w8j0/page/86 86] }}</ref><ref>{{cite book |author = Bahá'u'lláh |author-link = Bahá'u'lláh |orig-year = 1873 |year = 1992 |title = The Kitáb-i-Aqdas: The Most Holy Book |publisher = Baháʼí Publishing Trust |location = Wilmette, Illinois |isbn = 0-85398-999-0 |url = http://reference.bahai.org/en/t/b/KA/ |access-date = 30 Oktober 2010 |archive-date = 14 Mei 2019 |archive-url = https://web.archive.org/web/20190514100418/http://reference.bahai.org/en/t/b/KA/ |url-status = live }}</ref><ref>{{cite book |last = `Abdu'l-Bahá |author-link = `Abdu'l-Bahá |year = 1908 |publication-date = 1990 |title = Some Answered Questions |publisher = Baháʼí Publishing Trust |place = Wilmette, Illinois |url = http://reference.bahai.org/en/t/ab/SAQ/ |isbn = 0-87743-162-0 |page = 58 |access-date = 30 Oktober 2010 |archive-date = 22 Mei 2019 |archive-url = https://web.archive.org/web/20190522140517/http://reference.bahai.org/en/t/ab/SAQ/ |url-status = live }}</ref> Di dalam [[ajaran agama Baháʼí|ajaran agama Baha'i]], kerajaan Allah dipahami sebagai keadaan sesosokdiri pribadi maupun sebagai keadaan dunia. Baha'ullah menyatakan bahwa kitab-kitab suci pegangan agama-agama yang ada di dunia ini menubuatkan kedatangan seorang juru selamat yang akan mendatangkan suatu [[Tatanan dunia baru (Baháʼí)|zaman kegemilangan bagi umat manusia]], yaitu kerajaan kerajaan Allah di muka bumi. Baha'ullah mendaku sebagai juru selamat tersebut, dan menyatkaan bahwa ajaran-ajarannyalah yang akan mewujudnyatakan kerajaan Allah di muka bumi. Ia juga mengajarkan bahwa nubuat-nubuat terkait akhir zaman dan kedatangan kerajaan Allah pada hakikatnya bersifat simbolis serta mengacu kepada peningkatan dan pembaharuan rohani.<ref name="momen">{{cite book | last = Momen | first = Moojan | year = 2004 | title = Holy People of the World: A Cross-cultural Encyclopedia | editor-first = Phyllis G. | editor-last = Jestice | publisher = ABC-CLIO | isbn = 1-57607-355-6 | chapter = Baha'i Faith and Holy People | place = Santa Barbara, CA}}</ref> Agama Baha'i juga mengajarkan bahwa pada saat umat beribadat dan berbakti kepada kemanusiaan, mereka menjadi lebih dekat kepada Allah dan berkembang secara rohani, sehingga dapat beroleh kehidupan kekal dan mesuk ke dalam kerajaan Allah selagi hayat masih dikandung badan.<ref>{{cite book | last = Smith | first = Peter | year = 2008 | title = An Introduction to the Baháʼí Faith | publisher = Cambridge University Press | place = Cambridge | isbn=978-0-521-86251-6 | pages = 118–119}}</ref>
 
== Baca juga ==