[[Berkas:Wilkins Micawber from David Copperfield by Frank Reynolds.jpg|thumb|right|""Pendapatan tahunan dua puluh pound; pengeluaran tahunan dua puluh enam pound, —inilah kesengsaraan."— [[Wilkins Micawber]]]]
Boros adalah penggunaan harta benda atau sesuatu yang berguna secara berlebihan.
'''Pemborosan''' yaitu keadaan menghabiskan lebih banyak [[uang]] (atau sumber daya lain) diluar kemampuan, kebutuhan, atau daya dukungnya. Hal ini adalah masalah umum ketika [[Kredit (keuangan)|kredit]] mudah tersedia. Istilah ''overspending'' juga digunakan untuk proyek investasi ketika pembayaran melebihi biaya yang dihitung sebenarnya.<ref>{{Citation|title=Overcoming Overspending: A Winning Plan for Spenders and Their Partners|author=Olivia Mellan|isbn=0-8027-7495-4|url=https://books.google.com/books?id=oDMLHAAACAAJ&q=overspending|year=1997|publisher=Walker & Co}}</ref>
==Sebab==
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) boros adalah berlebih-lebihan dalam pemakaian uang, barang, dan sebagainya. <ref>{{Cite web|url=https://kbbi.web.id/boros|title=Arti kata boros - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online|website=kbbi.web.id|access-date=2020-03-07}}</ref>
Beberapa bentuk pengeluaran berlebihan adalah salah satu bentuk perilaku adiktif karena ketergantungan psikologis.<ref>{{citation|title=Pathological Spending as a Form of Psychological Dependence|author=Max M. Glatt, Christoper Cook|journal=Addiction|volume=82|issue=11|pages=1257–1258|date=November 1987|doi=10.1111/j.1360-0443.1987.tb00424.x|pmid=3480742}}</ref> Para penderita ketergantungan ini akan menghabiskan uang untuk meringankan masalah-masalah lain dalam hidup mereka seperti [[kecemasan]] atau [[Stres]]. Orang lain mungkin mengeluarkan uang terlalu banyak untuk mengesankan rekan mereka, misalnya, dengan mengambil tagihan untuk makan di restoran.<ref>{{citation|url=https://books.google.com/books?id=77ns6ogV8qoC|page=75|title=Coping with infuriating, mean, critical people|author=Nina W. Brown|year=2006|isbn=978-0-275-98984-2|publisher=Greenwood Publishing Group}}</ref>
==Kredit==
Adapun pendapat para ulama tentang boros sebagai berikut:
Sumber kredit seperti [[kartu kredit]] memungkinkan pengeluaran berlebihan dengan memungkinkan konsumen membelanjakan di luar pendapatan mereka. Konselor keuangan menyarankan konsumen yang berhutang untuk menghindari membeli barang secara kredit dan bahkan menggunting kartu kredit mereka.<ref name=WP>{{citation|url=https://www.washingtonpost.com/wp-dyn/content/article/2008/07/19/AR2008071901733.html?hpid=topnews|title=Calling on Gospel to Call Off Debt|work=Washington Post|date=July 20, 2008|author=Ovetta Wiggins}}</ref>
==Distribusi==
Ibnul Jauzi berkata bahwa yang dimaksud boros ada dua pendapat di kalangan para ulama:
Analisis [[pengeluaran konsumen]] menunjukkan bahwa 40% rumah tangga AS mengeluarkan terlalu banyak uang pada tahun 1990.<ref name=poush>{{citation|url=http://hec.osu.edu/people/shanna/bae.pdf|title=Patterns of Overspending in U.S. Households|author=MiKyeong Bae, Sherman Hanna, Suzanne Lindamood|journal=Financial Counseling and Planning|year=1993|access-date=2008-07-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20061108050138/http://hec.osu.edu/people/shanna/bae.pdf|archive-date=2006-11-08|url-status=dead}}</ref> Orang yang berpendidikan lebih cenderung untuk mengeluarkan uang lebih banyak daripada orang yang kurang berpendidikan.<ref name=poush/>
Pada bulan April 2008, hutang konsumen di AS, tidak termasuk hipotek, mencapai total $ 2,56 triliun - lebih dari $ 8.000 per orang.<ref name=WP/>
Boros berarti menginfakkan harta bukan pada jalan yang benar.
==Faktor risiko==
Boros berarti penyalahgunaan dan bentuk membuang-buang harta. Abu ‘Ubaidah berkata, “Mubazzir (orang yang boros) adalah orang yang menyalahgunakan, merusak dan menghambur-hamburkan harta.” (Zaadul Masiir, 5: 27-28)
Faktor-faktor yang menyebabkan pengeluaran berlebih meliputi:
* Berpenghasilan rendah.<ref name=poush/>
* Tingkat aset yang rendah.<ref name=poush/>
* Tingkat pengeluaran yang serupa dengan non-overspenders dengan pendapatan yang lebih rendah.<ref name=poush/>
* Biaya medis, dan pengeluaran lain yang lebih tinggi.<ref name=poush/>
==Tabungan==
Ibnu Katsir juga mengatakan, “Disebut saudara setan karena orang yang boros dan menghambur-hamburkan harta akan mengantarkan pada meninggalkan ketaatan pada Allah dan terjerumus dalam maksiat.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 8: 475)
[[Tabungan]] dapat mencegah pengeluaran berlebih karena memberikan cadangan untuk keadaan darurat yang tidak terduga seperti biaya pengobatan dan hilangnya pendapatan karena sakit.<ref name=poush/>
==Dampak==
Dalam tafsir Jalalain disebutkan bahwa orang yang boros, mereka telah mengikuti jalan setan sehingga disebut dalam ayat mereka adalah saudara setan. (Tafsir Al Jalalain, 294)
[[Kebangkrutan]] adalah akibat serius dari pemborosan dan pengeluaran berlebihan. Pada tahun 1991, 0,9% rumah tangga AS dinyatakan bangkrut.<ref name=poush/>
==Dalam Sejarah==
Terkadang kita tidak menyadari bahwa, kita juga termasuk orang boros, karena orang boros Menggunakan harta hanya untuk kebutuhan sesaat yang tidak jelas apa manfaatnya. Boros juga bisa disebabkan karena menyepelehkan masalah kecil yang dilakukan setiap hari. Contonya membeli permen dengan uang receh yang dilakukan setiap hari, padahal itu hanyalah masalah kecil, tetapi karena dilakukan setiap hari maka terjadilah pemborosan.
Kaisar Romawi memiliki sedikit akses ke kredit. Harta karun dibangun oleh Kaisar yang bijaksana atau kikir seperti [[Hadrian]] dan [[Tiberius]] dan kemudian dihilangkan oleh kaisar boros seperti [[Nero]], [[Caligula]] dan [[Commodus]]. Ketika perbendaharaan menipis, itu paling sering diisi kembali oleh [[larangan]] dan [[Penyitaan | perampasan]] kekayaan warga kaya. Pengeluaran berlebihan yang menghabiskan perbendaharaan sebagian besar disebabkan oleh upaya untuk membeli popularitas melalui pemberian, hadiah, dan hiburan mewah.<ref>{{citation|title=Money and Government in the Roman Empire|author=Richard Duncan-Jones|url=https://books.google.com/books?id=bI338ayHqXIC|isbn=0-521-64829-7|year=1994|publisher=Cambridge University Press}}{{Pranala mati|date=Juni 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
==Pemerintahan==
'''Ciri-Ciri orang boros'''
[[Demokratis|Pemerintah demokratis]] umumnya mengeluarkan uang berlebihan karena tekanan politik dan tingkat kelayakan kredit yang tinggi yang memungkinkan mereka meminjam uang dalam jumlah besar. Pengeluaran berlebih seperti itu lebih tinggi ketika distrik legislatif memiliki tingkat pendapatan dan masalah yang bervariasi karena semua distrik dikenai pajak untuk memberikan manfaat bagi beberapa distrik dan ini berhasil secara politik. Seorang eksekutif pusat yang kuat seperti walikota yang kuat dengan hak veto dapat mengimbangi kecenderungan ini.<ref>{{citation|url=http://ideas.repec.org/p/wbk/wbrwps/2192.html|title=Districts, spillovers, and government overspending|author=Baqir, Reza|publisher=World Bank|date=30 September 1999}}</ref>
==Referensi==
Terdapat 7 ciri-ciri orang boros sebagai berikut:
{{reflist}}
[[Kategori:Ekonomi]]
1. Sering gunakan kartu kredit
[[Kategori:Pemborosan]]
Berfikirlah dua kali sebelum anda menggesek kartu kredit. Orang kadang lupa bahwa menggunakan kartu kredit sama artinya dengan mengambil pinjaman. "Tidak ada masalah jika anda menggunakan kartu kredit. Namun bila menggeseknya tiap membeli kopi atau sandwich, itu artinya anda melakukan pengeluaran terlalu banyak. Gunakan uang tunai atau debit untuk hal-hal yang demikian," saran Tiffany.
2. Pembelanjaan berulang
Apabila anda membeli satu barang hingga dua kali atau lebih, bisa jadi anda termasuk sebagai orang yang boros. "Anda membeli sesuatu tanpa ingat bahwa di rumah sudah memilikinya. Membeli sesuatu lalu melupakannya adalah tanda anda orang yang tidak cermat dalam berbelanja," kata wanita yang mengelola blog The Budgetnista itu.
3. Tidak punya rencana anggaran
Rencana anggaran bukan berarti aturan super ketat yang mengikat. Anda hanya harus tentukan berapa besar anggaran untuk belanja kebutuhan pokok dan berapa anggaran untuk bersenang-senang. "Melakukan pembelian sesuka hati menandakan anda adalah orang yang terlalu banyak pengeluaran," tegas Tiffany. Ia menyarankan setiap orang sebaiknya punya dua rekening bank. Rekening pertama untuk investasi dan tabungan sedangkan rekening lain adalah anggaran pengeluaran.
4. Teman sering ajak shopping
Berbelanja bersama teman-teman memang menyenangkan. Namun, perhatikan seberapa sering anda melakukan aktivitas ini. Semakin sering teman-teman mengajak anda berbelanja atau nongkrong-nongkrong, semakin anda menjadi orang yang boros.
5. Tidak punya tabungan
Pastikan anda punya tabungan tak peduli berapapun jumlahnya. "Idealnya jumlah tabungan minimal setara dengan anggaran yang memungkinkan anda hidup dua sampai tiga bulan tanpa bekerja," jelas Tiffany.
6. Tidak menyisihkan uang pensiun
Tidak ada hal yang abadi selamanya termasuk kemampuan anda bekerja. Kelak ada saatnya anda berhenti bekerja dan menjalani masa pensiun. "Tugas anda di masa muda adalah menyiapkan diri agar di masa tua nanti anda tetap punya kemampuan finansial," ujar Tiffany.
7. Tak tahu mengapa uang habis
Ciri terakhir orang yang boros adalah selalu bertanya-tanya ke mana uang-uangnya dihabiskan. "Jika anda selalu bertanya pada diri sendiri mengapa uang anda habis dan tak tahu ke mana peruntukannya, berhati-hatilah. Itu menunjukkan anda punya gaya hidup boros," ungkap Tiffany.
'''Tips Hidup Tidak Boros'''
Hipu boros merupakan kesenangan sesaat yang tanpa kita sadari dapat merugikan. Oleh karena itu biasakan hidup hemat dengan beberapa tips berikut ini;
1 Membuat rekening khusus
Buatlah rekening tabungan khusus untuk menyisihkan sebagian penghasilan anda sebagai usaha untuk menghemat keuangan.
Cara ini cukup efektif anda terapkan jika dalam diri anda ada komitmen untuk berhemat dan usahakan untuk tidak mengotak atik rekening ini jika tidak ada kebutuhan mendesak yang harus dipenuhi.
2 Belanja sesuai yang di butuhkan
Berbelanja bulanan akan lebih baik jika anda rencanakan dengan matang sebelumnya. Karena jika tidak anda buat daftar pos pos belanjanya maka akan membuat anda semakin kalap untuk berbelanja.
Dengan merencanakan sebelumnya maka proses belanja akan lebih terstruktur dengan baik. Cara ini tentu akan menekan belanja anda, tanpa adanya daftar belanja tentu akan membuat anda kebingungan.
3 Tidak memaksakan gaya hidup
Tidak jarang orang berusaha bergaya tanpa memikirkan kemampuan finansialnya. Sehingga ini justru akan memperburuk keadaan anda.
Usahakan untuk bergaya sesuai dengan kemampuan yang anda miliki. Jangan ikut ikut dengan orang lain, barangkali mereka punya dana yang lebih sehingga mau belanja apapun tidak akan terasa.
Memaksakan diri sendiri sama halnya dengan menyiksa diri anda secara perlahan. Apa gunanya membeli barang mahal kalau tidak dimanfaatkan dengan sebaik baiknya, atau hanya dipakai pajangan di rumah saja.
4 Menghindari membeli barang yang nilainya mudah menyusut
Usahakan untuk menekan diri anda supaya tidak membeli barang barang yang mengalami penyusutan seperti halnya handphone yang dari waktu ke waktu selalu mengalami perkembangan.
Karena tidak jarang ketika melihat barang bagus seperti handphone mereka langsung membelinya dan tidak memikirkan kegunaannya padahal sebelumnya telah memiliki handphone yang juga tidak kalah canggihnya.
Hal hal semacam itu seringkali orang mengesampingkan fungsinya dan lebih tergiur untuk bergaya. Tidakkah justru itu malah akan memperburuk keadaan keuagan anda.
Bahkan tidak sedikit mereka sampai mengambil kredit demi mendapatkan barang yang mereka inginkan.
5 Mengerjakan pekerjaan rumah sendiri
Kegiatan kegiatan mandiri seperti halnya mencuci baju usahakan untuk melakukannya sendiri. Jangan mentang mentang sekarang sudah banyak jasa laundry, kemudian anda menjadi tergantung dengan jasanya.
Karena kebiasaan ini akan semakin menambah banyak jumlah pengeluaran anda. Hal hal kecil semacam itu jika dibiasakan untuk dilakukan oleh orang lain akan membuat diri anda semakin malas untuk beraktivitas selain juga menjadikan budget membengkak.
6 Jauhi hobi yang kurang bermanfaat
Hobi yang kurang bermanfaat seperti halnya memelihara burung yang hanya untuk koleksi saja justru akan semakin menambah banyak pengeluaran anda.
Akan beda halnya jika memelihara burung untuk diternak atau budidaya maka tentunya yang bertambah adalah uang untuk pemasukan anda.
Pikirkanlah hal ini baik baik, melakukan hobi itu boleh boleh saja akan tetapi lihatlah apa manfaatnya. Jangan sampai hanya untuk membuang buang uang belaka.
<br />
|