Sumatra: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Septaguruh (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
(485 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Kegunaan lain|Sumatra (disambiguasi)}}
{{Infobox Islands
|name = Sumatra
|
|
|image_map = LocationSumatra.svg
|native_name =<br><span style="font-weight:normal;">'''سومترا'''</span> ([[Abjad Jawi|Jawi]]) <!-- silakan ditambahkan aksara lainnya di Pulau Sumatra, Jawi merupakan aksara bukan hanya digunakan oleh orang-orang Suku Melayu di Sepanjang Pantai Timur Sumatra dan Melayu Pesisir Barat, dan Melayu Daratan lainnya tapi juga sebagai bahasa budaya dan agama di sebahagian suku-suku non Melayu tetapi merupakan bagian dari rumpun Melayu seperti Suku Aceh dan Suku Minang -->
|native_name_link =
|location = [[Asia Tenggara]]
|coordinates = {{coor dm|0|00|N|102|00|E|region:ID_type:isle_scale:10000000}}
|archipelago = [[Kepulauan Sunda Besar]]
|area_km2= 473.481
|rank= ke-6
|highest_mount = [[Gunung Kerinci]]
|elevation_m= 3.805
|country = {{flagcountry|Indonesia}}
|country_admin_divisions_title = Provinsi
|country_admin_divisions = {{flag|Aceh}}<br />{{flag|Sumatera Utara}}<br />{{flag|Sumatera Barat}}<br />{{flag|Riau}}<br />{{flag|Jambi}}<br />{{flag|Bengkulu}}<br />{{flag|Sumatera Selatan}}<br />{{flag|Kepulauan Bangka Belitung}}<br />{{flag|Lampung}}{{br}}{{flag|Kepulauan Riau}}
|country_largest_city = [[Berkas:Logo Kota Medan (Seal of Medan).svg|20px]] [[Kota Medan|Medan]]
|country_largest_city_population = 2.479.560 (2018)
|population
|population_as_of = 2018
|density_km2= 96
|ethnic_groups = [[Suku Melayu|Melayu]], [[Suku Batak|Batak]], [[Orang Minangkabau|Minangkabau]], [[Suku Aceh|Aceh]], [[Suku Lampung|Lampung]], [[Suku Nias|Nias]], [[Suku Karo|Karo]], [[Suku Rejang|Rejang]], [[Suku Komering|Komering]], [[Suku Gayo|Gayo]], dan lain-lain
|map_caption=Pulau Sumatra di Indonesia
|timezone=[[Waktu Indonesia Barat]] ([[UTC+07:00]])
}}
'''Sumatra'''
== Etimologi dan nama lain ==
Istilah ''Suwarnabhumi'' muncul pada [[prasasti]] di India, seperti [[Prasasti Nalanda]] di India (860 M) dan [[Prasasti Tanjore]] (1030 M) yang ditulis dalam [[bahasa Sanskerta]] yang menceritakan perjalanan utusan [[Kerajaan Chola]] ke Sumatra.<ref name=":2" /> Nama-nama ini juga sudah tertulis dalam naskah-naskah India sebelum Masehi. Naskah [[Buddha]] yang termasuk paling tua, Kitab [[Jātaka|Jataka]], menceritakan pelaut-pelaut [[India]] yang berasal dari beberapa daerah di India, seperti [[Sungai Gangga]], [[Benares]], [[Kerajaan Champa|Champa]] dan [[Vaishali (kota kuno)|Vaishali]] ke Suwarnabhumi.<ref>{{Cite book|last=Jain|first=Kailash Chand|date=1991|url=https://books.google.co.id/books?id=8-TxcO9dfrcC&pg=PA301&dq=Jataka+suvarnabhumi&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwiG1I_2sYyHAxXk8DgGHZNUD5oQ6AF6BAgGEAI|title=Lord Mahāvīra and His Times|publisher=Motilal Banarsidass Publ.|isbn=978-81-208-0805-8|pages=301|language=en|url-status=live}}</ref> Epos [[Ramayana]] juga memuat nama Sumatra sebagai ''Suvarna rupyaka dvipa'' yang memiliki makna lahan emas perak bersamaan dengan pulau Jawa sebagai [[Yawadwipa]]. <ref>{{Cite journal|last=Nair|first=T.P. Sankarankutty|date=2006|title=Indo Bali Relations in Pre-Modern Times a Peep into Bali's Life and Cultrue|url=https://www.jstor.org/stable/44148002|journal=Proceedings of the Indian History Congress|volume=67|pages=839–844|issn=2249-1937}}</ref>
Selain prasasti dan catatan India, prasasti di Indonesia juga memuat nama ini seperti pada [[Prasasti Amoghapasa]] yang ditulis pada tahun 1286 M yang mencatat Suvarṇabhūmi sebagai Sumatra dan Bhūmijāva sebagai [[Jawa]].<ref>{{Cite journal|last=Revire|first=Nicolas|date=2018|title=Facts and Fiction: The Myth of Suvaṇṇabhūmi Through the Thai and Burmese Looking Glass|url=https://www.cambridge.org/core/journals/trans-trans-regional-and-national-studies-of-southeast-asia/article/abs/facts-and-fiction-the-myth-of-suvannabhumi-through-the-thai-and-burmese-looking-glass/9D601B5088B2E11C3C40C55B97CDE7E0|journal=TRaNS: Trans-Regional and -National Studies of Southeast Asia|language=en|volume=6|issue=2|pages=167–205|doi=10.1017/trn.2018.8|issn=2051-364X}}</ref>Pada [[Prasasti Kuburajo]], [[Adityawarman]] menyebut dirinya sebagai ''kanakamedinindra'' atau raja tanah emas.<ref>{{Cite web|last=|date=2016-09-10|title=Prasasti Tinggalan Adityawarman, Kubu Rajo atau Kubur Rajo?|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/prasasti-tinggalan-adityawarman-kubu-rajo-atau-kubur-rajo/|website=Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat|language=en-US|access-date=2024-07-03}}</ref> Hal ini beriringan dengan pemindahan ibukota kerajaanya ke [[Sumatera Barat]] pada abad 14 yang saat itu dikenal memiliki [[Dataran Tinggi Minangkabau|dataran tinggi minangkabau]] yang kaya akan emas.<ref>{{Cite journal|last=Bennett|first=Anna T. N.|date=2009|title=Gold in early Southeast Asia|url=https://journals.openedition.org/archeosciences/2072|journal=ArcheoSciences. Revue d'archéométrie|language=en|issue=33|pages=99–107|doi=10.4000/archeosciences.2072|issn=1960-1360}}</ref>Dalam cerita rakyat Minangkabau seperti pada cerita [[Kaba Cindua Mato]] dengan istilah pulau emas dikenal dengan nama ''Pulau Ameh'' dalam [[Bahasa Minangkabau]].<ref>{{Cite book|last=Fitria|first=Putri|date=2023|url=https://books.google.co.id/books?id=a42tEAAAQBAJ&pg=PA200&dq=Cindua+Mato+Pulau+Ameh&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwj0rJuog4qHAxVG4zgGHftlDm4Q6AF6BAgMEAI|title=Kamus Sejarah dan Budaya Indonesia|publisher=Nuansa Cendekia|isbn=978-602-350-207-3|pages=200|language=id|url-status=live}}</ref>Selanjutnya dalam naskah [[Negarakertagama]] dari abad ke-14 juga kembali menyebut "Bumi Malayu" (Melayu) untuk pulau ini.
Seorang musafir dari [[Tiongkok]] yang bernama [[I-tsing]] (634-713) yang bertahun-tahun menetap di [[Sriwijaya]] (Palembang sekarang) pada abad ke-7, menyebut Sumatra dengan nama ''chin-chou'' yang berarti "negeri emas". Emas menjadi daya tarik para pendatang di pulau Sumatra.<ref name=":2">{{cite web|url=https://historia.id/kuno/articles/pulau-emas-di-barat-nusantara-6k4rr|title=Pulau Emas di Barat Nusantara|first=Risa|last=Herdahita Putri|website=historia.id|date=13 Mei 2018|accessdate=20 Juni 2023}}</ref>.
Para musafir Arab menyebut Sumatra dengan nama "Serendib" (tepatnya: "Suwarandib"), transliterasi dari nama Suwarnadwipa. Abu Raihan Al-Biruni, ahli geografi [[Persia]] yang mengunjungi Sriwijaya tahun 1030, mengatakan bahwa negeri Sriwijaya terletak di pulau Suwarandib. Namun ada juga orang yang mengidentifikasi Serendib dengan [[Srilangka]], yang tidak pernah disebut Suwarnadwipa.
Di kalangan bangsa [[Yunani]] purba, Sumatra sudah dikenal dengan nama ''Taprobana''. Nama ''Taprobana Insula'' telah dipakai oleh [[Klaudios Ptolemaios]], ahli geografi Yunani abad kedua Masehi, tepatnya tahun 165, ketika dia menguraikan daerah [[Asia Tenggara]] dalam karyanya ''Geographike Hyphegesis''. Ptolemaios menulis bahwa di pulau Taprobana terdapat negeri Barousai. Mungkin sekali negeri yang dimaksudkan adalah [[Barus, Tapanuli Tengah|Barus]] di pantai barat Sumatra, yang terkenal sejak zaman purba sebagai penghasil kapur barus.
Naskah Yunani tahun 70, [[Periplous tes Erythras Thalasses]], mengungkapkan bahwa Taprobana juga dijuluki chryse nesos, yang artinya ‘pulau emas’. Sejak zaman purba para pedagang dari daerah sekitar Laut Tengah sudah mendatangi [[Nusantara]], terutama Sumatra. Di samping mencari emas, mereka mencari [[kemenyan]] (''Styrax sumatrana'') dan [[kapur barus]] (''Dryobalanops aromatica'') yang saat itu hanya ada di Sumatra. Sebaliknya, para pedagang Nusantara pun sudah menjajakan
Dalam kitab umat [[Agama Yahudi|Yahudi]], Melakim (Raja-raja),
Banyak ahli sejarah yang berpendapat bahwa negeri [[Ophir]] itu terletak di Sumatra (Gunung Ophir di [[Kabupaten Pasaman Barat|Pasaman Barat]], [[
=== Samudra menjadi Sumatra ===
Kata yang pertama kali menyebutkan nama ''Sumatra'' berasal dari gelar seorang raja [[Sriwijaya]] ''[[Haji Sumatrabhumi]]'' ("Raja tanah Sumatra"),<ref name="MUNOZ 175">{{cite book|last=Munoz|title=Early Kingdoms|pages=175}}</ref> berdasarkan berita China ia mengirimkan utusan ke [[China]] pada tahun [[1017]]. Pendapat lain menyebutkan nama Sumatra berasal dari nama [[Kesultanan Samudera Pasai|Samudra]], kerajaan di Aceh pada [[Abad ke-13]] dan [[Abad ke-14]]. Para [[musafir]] Eropa sejak [[Abad ke-15]] menggunakan nama kerajaan itu untuk menyebut seluruh pulau. Sama halnya dengan pulau [[Kalimantan]] yang disebut ''[[Borneo]]'', dari nama [[Brunei Darussalam|Brunei]], daerah bagian utara pulau itu yang mula-mula didatangi orang Eropa. Demikian pula [[pulau Lombok]] tadinya bernama [[Selaparang]], sedangkan Lombok adalah nama daerah di pantai timur pulau Selaparang yang mula-mula disinggahi pelaut [[Portugis]].
Peralihan Samudra (nama kerajaan) menjadi Sumatra (nama pulau) menarik untuk ditelusuri. [[Odorico da Pordenone]] dalam kisah pelayarannya tahun 1318 menyebutkan bahwa dia berlayar ke timur dari Koromandel, India, selama 20 hari, lalu sampai di kerajaan Sumoltra. Ibnu Bathutah bercerita dalam kitab Rihlah ila l-Masyriq (Pengembaraan ke Timur) bahwa pada tahun 1345 dia singgah di kerajaan Samatrah. Pada abad berikutnya, nama negeri atau kerajaan di Aceh itu diambil alih oleh musafir-musafir lain untuk menyebutkan seluruh pulau.
Pada tahun [[1490]] Ibnu Majid membuat peta daerah sekitar Samudra Hindia dan di sana tertulis pulau "Samatrah". Peta Ibnu Majid ini disalin oleh Roteiro tahun [[1498]] dan muncullah nama "Camatarra". Peta buatan [[Amerigo Vespucci]] tahun [[1501]] mencantumkan nama "Samatara", sedangkan peta [[Masser]] tahun [[1506]] memunculkan nama "Samatra". [[Ruy d’Araujo]] tahun [[1510]] menyebut pulau itu "Camatra", dan [[Alfonso Albuquerque]] tahun [[1512]] menuliskannya "Camatora". [[Antonio Pigafetta]] tahun [[1521]] memakai nama yang agak ‘benar’: "Somatra". Tetapi sangat banyak catatan musafir lain yang lebih ‘kacau’ menuliskannya: "Samoterra", "Samotra", "Sumotra", bahkan "Zamatra" dan "Zamatora".
Catatan-catatan orang Belanda dan Inggris, sejak [[Jan Huygen van Linschoten]] dan Sir [[Francis Drake]] [[Abad ke-16]], selalu konsisten dalam penulisan Sumatra. Bentuk inilah yang menjadi baku, dan kemudian disesuaikan dengan lidah Indonesia: Sumatra
== Sejarah ==
Kerajaan maritim dan [[komersial]] [[Sriwijaya]] mengalami keruntuhan pada tahun 688 Hijriyah<ref name='sriwijayaempire'/>. Penyebutan Bupati di pergunakan untuk menyebut Raja Sriwijaya yang bernama Haji Yuwa Rajya Punku Syri Haridewa tertulis di [[Prasasti Hujung Langit]] Yuwaraja pada [[Abad ke-9]] Masehi, Sriwijaya berkembang di Indonesia<ref name='sriwijayaempire'/>. Kerajaan ini berasal dari [[Sumatera Selatan]] [[Batu Brak]] menguasai Selat [[Malaka]], kekuasaan Kedatuan Sriwijaya berlandaskan International Perdagangan [[Cina]] dan [[India]]<ref name='sriwijayaempire'/>. Para Raja Sriwijaya mendirikan biara-biara di Negapattam tenggara India. [[Chola]] kerajaan India yang pada [[Abad ke-10]] Masehi Sriwijaya berkembang menguasai sebagian besar pulau [[Jawa]]<ref name='sriwijayaempire'/>. Kedatuan Sriwijaya sebagai penghalang Kerajaan Chola India di jalur laut antara [[Asia Selatan]] dan Timur, pada tahun 1025 Kerajaan Chola merebut Kerajaan yang berada di [[Palembang]], menangkap raja dan seluruh anggota keluarganya termasuk pejabat-pejabat kerajaan, pembantu serta membawa hartanya, pada awal [[Abad ke-12]] Masehi Kedatuan Sriwijaya telah direduksi menjadi kerajaan dengan raja terahir seorang laki-laki bernama Ratu Sekerummong yang pada [[Abad ke-13]] M telah ditaklukkan ditumbangkan oleh keturunan dari Ratu Ngegalang Paksi tetesan darah, darah yang menetes dari Sultan Iskandar Zulkarnain<ref name='sriwijayaempire'/> "Sultan yang dipertuan" yakni Ampu Pernong, nyerupa, balunguh, berjalandiwai. Seorang bawahan Kerajaan [[Majapahit]] di Jawa segera mendominasi panggung [[Politik Indonesia]]<ref name='sriwijayaempire'>https://www.britannica.com/place/Srivijaya-empire</ref><ref>http://digilib.ubl.ac.id/index.php?p=show_detail&id=17297&keywords=</ref>, di daerah Jawa ketika konflik internal kerajaan Majapahit, berangsur-angsur turun kewibawaannya karena konflik tersebut, hal ini dimanfaatkan oleh keturunan raja-raja Majapahit untuk mendirikan kerajaan Islam di pulau jawa yaitu kerajaan Demak walaupun masih bersipat lokal. Kerajaan '''Haru,''' sebuah kerajaan [[Suku Karo|Karo]] yang pernah berdiri di wilayah pantai timur [[Sumatera Utara]] dan berkuasa pada kurun abad ke-13 sampai abad ke-16 Masehi. Pada masa jayanya kerajaan ini adalah kekuatan bahari yang cukup hebat, dan mampu mengendalikan kawasan bagian utara [[Selat Malaka]].
<ref name="Archaeology Highlands of Sumatra-Aru">{{Cite book|date=2009|url=https://books.google.com/books?id=MusYBwAAQBAJ&q=Aru+Kingdom&pg=PA110|title=From Distant Tales: Archaeology and Ethnohistory in the Highlands of Sumatra|location=Newcastle upon Tyne|publisher=Cambridge Scholars Publishing|isbn=978-1-4438-0497-4|editor-last=Bonatz|editor-first=Dominik|editor-last2=Miksic|editor-first2=John|editor2-link=John N. Miksic|editor-last3=Neidel|editor-first3=J. David}}</ref>
Kemudian bermunculan pula kerajaan-kerajaan Islam lainnya dari pulau Sumatra<ref name='makalahislam'/>. Tertinggi bahkan bisa menkerucut menjadi Piramida kerajaan yang berdiri pada abad ke-7 Hijriyah tanggal 29 Rajab tahun 688 Mujarrad rasulullah sallallahu alayhi wasallam di [[Lampung]] sebagai kekhususan satuan wilayah administrasi pemerintahan. Sedangkan pada tahun 1601 nusantara di jajah oleh kerajaan Belanda yang datang ke Indonesia<ref name='makalahislam'/>.
== Penduduk ==
Secara umum, pesisir timur pulau Sumatra didiami oleh [[bangsa Melayu]], yang terbagi ke dalam beberapa suku/subsuku. Suku-suku besar lainnya selain suku Melayu ialah [[Suku Batak|Batak]], [[Orang Minangkabau|Minangkabau]], [[Suku Aceh|Aceh]], [[Suku Lampung|Lampung]], [[Suku Karo|Karo]], [[Suku Nias|Nias]], [[Suku Rejang|Rejang]], [[Suku Komering|Komering]], [[Suku Gayo|Gayo]], [[Suku Enggano|Enggano]], [[Suku Mentawai|Mentawai]], [[Suku Devayan|Devayan]] dan suku-suku lainnya. Di wilayah pesisir Sumatra dan di beberapa kota-kota besar seperti [[Medan]], [[Batam]],[[Pekan Baru]], [[Palembang]] dan [[Bandar Lampung]], banyak bermukim etnis pendatang seperti [[Suku Jawa|Jawa]], [[Suku Banjar|Banjar]], [[Suku Sunda|Sunda]], [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]] dan [[India-Indonesia|India]]. Mata pencaharian penduduk Sumatra sebagian besar sebagai petani, nelayan, dan pedagang.
Penduduk Sumatra mayoritas beragama [[Islam]] dan sebagian merupakan penganut ajaran Kristen [[Protestan]] maupun [[Katolik]], terutama di wilayah [[Tapanuli]] dan Toba-Samosir termasuk sebagian wilayah lainya di [[Sumatera Utara]]. Di wilayah perkotaan, seperti [[Medan]], [[Pekanbaru]], [[Batam]], [[Pangkal Pinang]], [[Palembang]], dan [[Bandar Lampung]] dijumpai beberapa penganut [[Buddha]] dan [[Konghucu]] utamanya dianut oleh orang-orang Tionghoa.
Berikut adalah 8 suku bangsa terbesar yang ada di Sumatera menurut sensus BPS 2010 (termasuk Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Nias, Mentawai, Simeulue dan pulau-pulau di sekitarnya)<ref>{{Cite web|title=Badan Pusat Statistik|url=https://www.bps.go.id/publication/2012/05/23/55eca38b7fe0830834605b35/kewarganegaraan-suku-bangsa-agama-dan-bahasa-sehari-hari-penduduk-indonesia.html|website=www.bps.go.id|access-date=2021-12-19}}</ref>
{| class="wikitable"
!No
!Suku Bangsa
!Jumlah
|-
|1
|[[Suku Jawa]]
|15.247.921
|-
|2
|[[Suku Melayu]] (Riau,Jambi,Palembang dan Melayu asal Sumatera Lain)
|10.719.172
|-
|3
|[[Suku Batak]]
|7.302.330
|-
|4
|[[Suku Minangkabau]]
|5.812.489
|-
|5
|Suku Asal Aceh
|3.991.883
|-
|6
|[[Suku Sunda]]
|1.231.888
|-
|7
|Suku Asal Lampung
|1.109.601
|-
|8
|[[Suku Nias]]
|1.021.267
|}
== Transportasi ==
Kota-kota di pulau Sumatra dihubungkan oleh empat ruas jalan lintas, yakni lintas tengah, lintas timur, lintas barat dan lintas pantai timur yang melintang dari barat laut - tenggara Sumatra. Selain itu terdapat pula ruas jalan yang melintang dari barat - timur, seperti ruas Bengkulu - [[Palembang]], Padang - Jambi, serta Padang - Dumai - Medan.
Di beberapa bagian pulau Sumatra, kereta api merupakan sarana transportasi alternatif. Di bagian selatan, jalur kereta api bermula dari [[Pelabuhan Panjang]] ([[Lampung]]) hingga [[Lubuk Linggau]] dan [[Palembang]] ([[Sumatera Selatan]]). Di tengah pulau Sumatra, jalur kereta api hanya terdapat di [[Sumatera Barat]]. Jalur ini menghubungkan antara kota [[Padang]] dengan [[Sawah Lunto]] dan kota Padang dengan kota [[Pariaman]]. Semasa kolonial Belanda hingga tahun [[2001]], jalur Padang - Sawah Lunto dipergunakan untuk pengangkutan batu bara. Tetapi semenjak cadangan batu bara di Ombilin mulai menipis, maka jalur ini tidak berfungsi lagi. Sejak akhir tahun [[2006]], pemerintah provinsi Sumatera Barat, kembali mengaktifkan jalur ini sebagai jalur kereta wisata.
Di utara Sumatra, jalur kereta api membentang dari kota [[Medan]] sampai ke kota [[Rantau Prapat]]. Pada jalur ini, kereta api dipergunakan sebagai sarana pengangkutan kelapa sawit dan penumpang.
Penerbangan internasional dilayani dari Banda Aceh ([[Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda]]), Medan ([[Bandar Udara Internasional Kuala Namu]]), Padang ([[Bandara Internasional Minangkabau]], Batam ([[Bandar Udara Internasional Hang Nadim]]), Tanjungpinang ([[Bandar Udara Internasional Raja Haji Fisabilillah]]) dan Palembang ([[Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II]]). Sedangkan pelabuhan kapal laut ada di Belawan (Medan), Teluk Bayur (Padang), Batam Centre (Batam), Bulang Linggi (Bintan), Sri Bintan Pura (Tanjungpinang) dan Bakauheni (Lampung).
== Ekonomi ==
Pulau Sumatra merupakan pulau yang kaya dengan hasil bumi. Dari lima provinsi kaya di Indonesia, tiga provinsi terdapat di pulau Sumatra, yaitu provinsi Aceh, Riau dan Sumatera Selatan. Hasil-hasil utama pulau Sumatra ialah kelapa [[sawit]], [[tembakau]], [[minyak bumi]], [[timah]], [[bauksit]], [[batu bara]] dan [[gas alam]]. Hasil-hasil bumi tersebut sebagian besar diolah oleh perusahaan-perusahaan asing.
Tempat-tempat penghasil barang tambang ialah:
* Arun (Aceh), menghasilkan gas alam.
* Pangkalan Brandan (Sumatera Utara), menghasilkan minyak bumi
* Duri, Dumai, dan Bengkalis (Riau), menghasilkan minyak bumi.
* Tanjung Enim (Sumatera Selatan), menghasilkan batu bara.
* Lahat (Sumatera Selatan), menghasilkan batu bara.
* Plaju dan [[Sungai Gerong]] (Sumatera Selatan), menghasilkan minyak bumi.
* Tanjungpinang (Kepulauan Riau), menghasilkan bauksit.
* Natuna dan Kepulauan Anambas (Kepulauan Riau), menghasilkan minyak bumi dan gas alam.
* Singkep (Kepulauan Riau), menghasilkan timah.
* Karimun (Kepulauan Riau), menghasilkan granit.
* Indarung (Sumatera Barat), menghasilkan semen.
* Sawahlunto (Sumatera Barat), menghasilkan batubara.
Beberapa kota di pulau Sumatra, juga merupakan kota perniagaan yang cukup penting. [[Medan]] kota terbesar di pulau Sumatra, merupakan kota perniagaan utama di pulau ini. Banyak perusahaan-perusahaan besar nasional yang berkantor pusat di sini.
Selain kota [[Medan]], kota-kota besar lain di pulau Sumatra adalah:
# [[Palembang]], [[Sumatera Selatan]]
# [[Bandar Lampung]], [[Lampung]]
# [[Pekanbaru]], [[Riau]]
# [[Batam]], [[Kepulauan Riau]]
# [[Padang]], [[Sumatera Barat]]
== Geografis ==
Pulau Sumatra terletak di bagian barat gugusan kepulauan [[Nusantara]]. Di sebelah utara berbatasan dengan [[Laut Andaman]], di timur dengan [[Selat Malaka]], di sebelah selatan dengan [[Selat Sunda]] dan di sebelah barat dengan [[Samudra Hindia]]. Di sebelah timur pulau, banyak dijumpai rawa yang dialiri oleh sungai-sungai besar yang bermuara di sana, antara lain [[Sungai Asahan|Asahan]] ([[Sumatera Utara]]), [[Sungai Siak]] ([[Riau]]), [[Sungai Kampar|Kampar]], [[Sungai Inderagiri|Inderagiri]] ([[Sumatera Barat]], Riau), [[Batang Hari]] (Sumatera Barat, [[Jambi]]), [[Sungai Musi|Musi]], [[Sungai Ogan|Ogan]], [[sungai Lematang|Lematang]], [[Sungai Komer
== Sejarah ==
Kerajaan maritim dan [[komersial]] [[Sriwijaya]] mengalami keruntuhan pada tahun 688 Hijriyah<ref name='sriwijayaempire'/>. Penyebutan Bupati di pergunakan untuk menyebut Raja Sriwijaya yang bernama Haji Yuwa Rajya Punku Syri Haridewa tertulis dalam [[Prasasti Hujung Langit]] Yuwaraja pada [[Abad ke-9]] Masehi, Sriwijaya berkembang di Indonesia<ref name='sriwijayaempire'/>. Kerajaan ini berasal dari [[Sumatera Selatan]] [[Batu Brak]] menguasai Selat [[Malaka]], kekuasaan Kedatuan Sriwijaya berlandaskan International Perdagangan [[Cina]] dan [[India]]<ref name='sriwijayaempire'/>. Para Raja Sriwijaya mendirikan biara-biara di Negapattam tenggara India. [[Chola]] kerajaan India yang pada [[Abad ke-10]] Masehi Sriwijaya berkembang menguasai sebagian besar pulau [[Jawa]]<ref name='sriwijayaempire'/>. Kedatuan Sriwijaya sebagai penghalang Kerajaan Chola India di jalur laut antara [[Asia Selatan]] dan Timur, pada tahun 1025 Kerajaan Chola merebut Kerajaan yang berada di [[Palembang]], menangkap raja dan seluruh anggota keluarganya termasuk pejabat-pejabat kerajaan, pembantu serta membawa hartanya, pada awal [[Abad ke-12]] Masehi Kedatuan Sriwijaya telah direduksi menjadi kerajaan dengan raja terahir seorang laki-laki bernama Ratu Sekerummong yang pada [[Abad ke-13]] M telah ditaklukkan ditumbangkan oleh keturunan dari Ratu Ngegalang Paksi tetesan darah, darah yang menetes dari Sultan Iskandar Zulkarnain<ref name='sriwijayaempire'/> "Sultan yang dipertuan" yakni Ampu Pernong, nyerupa, balunguh, berjalandiwai. Seorang bawahan Kerajaan [[Majapahit]] di Jawa segera mendominasi panggung [[Politik Indonesia]]<ref name='sriwijayaempire'>https://www.britannica.com/place/Srivijaya-empire</ref><ref>http://digilib.ubl.ac.id/index.php?p=show_detail&id=17297&keywords=</ref>, di daerah Jawa ketika konflik internal kerajaan Majapahit, berangsur-angsur turun kewibawaannya karena konflik tersebut, hal ini dimanfaatkan oleh keturunan raja-raja Majapahit untuk mendirikan kerajaan Islam di pulau jawa yaitu kerajaan Demak walaupun masih bersipat lokal. Kerajaan '''Haru,''' sebuah kerajaan [[Suku Karo|Karo]] yang pernah berdiri di wilayah pantai timur [[Sumatera Utara]] dan berkuasa pada kurun abad ke-13 sampai abad ke-16 Masehi. Pada masa jayanya kerajaan ini adalah kekuatan bahari yang cukup hebat, dan mampu mengendalikan kawasan bagian utara [[Selat Malaka]].
<ref name="Archaeology Highlands of Sumatra-Aru">{{Cite book|date=2009|url=https://books.google.com/books?id=MusYBwAAQBAJ&q=Aru+Kingdom&pg=PA110|title=From Distant Tales: Archaeology and Ethnohistory in the Highlands of Sumatra|location=Newcastle upon Tyne|publisher=Cambridge Scholars Publishing|isbn=978-1-4438-0497-4|editor-last=Bonatz|editor-first=Dominik|editor-last2=Miksic|editor-first2=John|editor2-link=John N. Miksic|editor-last3=Neidel|editor-first3=J. David}}</ref>
Kemudian bermunculan pula kerajaan-kerajaan Islam lainnya dari pulau Sumatra<ref name='makalahislam'/>. Tertinggi bahkan bisa menkerucut menjadi Piramida kerajaan yang berdiri pada abad ke-7 Hijriyah tanggal 29 Rajab tahun 688 Mujarrad rasulullah sallallahu alayhi wasallam di [[Lampung]] sebagai kekhususan satuan wilayah administrasi pemerintahan. Sedangkan pada tahun 1601 nusantara di jajah oleh kerajaan Belanda yang datang ke Indonesia<ref name='makalahislam'/>.
== Penduduk ==
Secara umum, pesisir timur pulau Sumatra didiami oleh [[bangsa Melayu]], yang terbagi ke dalam beberapa suku/subsuku. Suku-suku besar lainnya selain suku Melayu ialah [[Suku
Penduduk Sumatra mayoritas beragama [[Islam]] dan sebagian
Berikut adalah 8 suku bangsa terbesar yang ada di Sumatera menurut sensus BPS 2010 (termasuk Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Nias, Mentawai, Simeulue dan pulau-pulau di sekitarnya)<ref>{{Cite web|title=Badan Pusat Statistik|url=https://www.bps.go.id/publication/2012/05/23/55eca38b7fe0830834605b35/kewarganegaraan-suku-bangsa-agama-dan-bahasa-sehari-hari-penduduk-indonesia.html|website=www.bps.go.id|access-date=2021-12-19}}</ref>
{| class="wikitable"
!No
!Suku Bangsa
!Jumlah
|-
|1
|[[Suku Jawa]]
|15.239.275
|-
|2
|[[Suku Melayu]] (Riau,Jambi,Palembang,Suku Asal Sumatera Lain)
|12.308.609
|-
|3
|[[Suku Batak]]
|7.302.330
|-
|4
|[[Suku Minangkabau]]
|5.799.001
|-
|5
|Suku Asal Aceh
|3.991.883
|-
|6
|[[Suku Sunda]]
|1.231.888
|-
|7
|Suku Asal Lampung
|1.109.601
|-
|8
|[[Suku Nias]]
|1.021.267
|}
== Transportasi ==
Kota-kota di pulau Sumatra dihubungkan oleh empat ruas jalan lintas, yakni lintas tengah, lintas timur, lintas barat
Di beberapa bagian pulau Sumatra, kereta api merupakan sarana transportasi alternatif. Di bagian selatan, jalur kereta api bermula dari [[Pelabuhan Panjang
Di utara Sumatra, jalur kereta api membentang dari kota [[Medan]] sampai ke kota [[
Penerbangan internasional dilayani dari Banda Aceh ([[Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda]]), Medan ([[Bandar Udara Internasional Kuala Namu]]), Padang ([[Bandara Internasional Minangkabau]], Batam ([[Bandar Udara Internasional Hang Nadim]]), Tanjungpinang ([[Bandar Udara Internasional Raja Haji Fisabilillah]])
== Ekonomi ==
Pulau Sumatra merupakan pulau yang kaya dengan hasil bumi. Dari lima provinsi kaya di Indonesia, tiga provinsi terdapat di pulau Sumatra, yaitu provinsi Aceh, Riau dan
Tempat-tempat penghasil barang tambang ialah
* Arun (
* Pangkalan Brandan (
* Duri, Dumai, dan Bengkalis (Riau), menghasilkan minyak bumi.
* Tanjung Enim (
*
*
* Tanjungpinang (Kepulauan Riau), menghasilkan bauksit.
* Natuna dan Kepulauan Anambas (Kepulauan Riau), menghasilkan minyak bumi dan gas alam. * Singkep (Kepulauan Riau), menghasilkan timah.
* Karimun (Kepulauan Riau), menghasilkan granit.
* Indarung (
* Sawahlunto (
Beberapa kota di pulau Sumatra, juga merupakan kota perniagaan yang cukup penting. [[Medan]] kota terbesar di pulau Sumatra, merupakan kota perniagaan utama di pulau ini. Banyak perusahaan-perusahaan besar nasional yang berkantor pusat di sini.
# [[Palembang]], [[Sumatera Selatan]]
# [[Bandar Lampung]], [[Lampung]]
# [[Pekanbaru]], [[Riau]]
# [[Batam]], [[Kepulauan Riau]]
#
== Geografis ==
Pulau Sumatra terletak di bagian barat gugusan kepulauan [[Nusantara]]. Di sebelah utara berbatasan dengan [[
Di bagian barat pulau, terbentang [[pegunungan Bukit Barisan]] yang membujur dari barat laut ke arah tenggara dengan panjang lebih kurang 1500
=== Gunung-gunung di Sumatra yang berketinggian
{{utama|Daftar gunung di Sumatra}}
{{col|2}}
* [[Gunung Bandahara]], [[Aceh]] (3.030 m)
* [[Gunung Dempo]], [[
* [[Gunung Geureudong]], Aceh (2.885 m)
* [[Gunung Kerinci
* [[Gunung Leuser]], Aceh (3.172 m)
* [[Gunung Marapi]],
* [[Gunung Perkison]], Aceh (2.828 m)
* [[Gunung Singgalang]],
* [[Gunung Talamau]],
* [[Gunung Talang]],
{{EndDiv}}
== Administrasi ==
=== Provinsi ===
Pemerintahan di Sumatra dibagi menjadi 10 provinsi.
{| class="wikitable sortable"
! Provinsi
! Ibu kota
! Gubernur
! Luas Wilayah <br /> (km2)
! Populasi <br /> (2018)
! Kabupaten/ <br /> Kota
! Logo
! Peta
|-
| [[Aceh]]
| {{kota|Banda Aceh}}
| [[Achmad Marzuki]]
| align="center"|57.956
| align="center"|5.184.003
| align="center"|[[Daftar kabupaten dan kota di Aceh|23]]
| [[Berkas:Coat_of_arms_of_Aceh.svg|pus|50px]]
| [[Berkas:Locator_Aceh_final.png|150px]]
|-
| [[
| {{kota|Medan}}
| [[Edy Rahmayadi]]
| align="center"|72.981
| align="center"|14.753.286
| align="center"|[[Daftar kabupaten dan kota di Sumatera Utara|33]]
| [[Berkas:Coat_of_arms_of_North_Sumatra.svg|pus|50px]]
| [[Berkas:Locator_north_sumatra.png|150px]]
|-
| [[
| {{kota|Padang}}
| [[Mahyeldi Ansharullah]]
| align="center"|42.012
| align="center"|5.511.246
| align="center"|[[Daftar kabupaten dan kota di Sumatera Barat|19]]
| [[Berkas:Coat_of_arms_of_West_Sumatra.svg|pus|50px]]
| [[Berkas:Locator west sumatra.png|150px]]
|-
| [[Riau]]
| {{kota|Pekanbaru}}
| [[Syamsuar]]
| align="center"|87.024
| align="center"|6.013.651
| align="center"|[[Daftar kabupaten dan kota di Riau|12]]
| [[Berkas:Coat_of_arms_of_Riau.svg|pus|50px]]
| [[Berkas:Locator riau final.png|150px]]
|-
| [[Kepulauan Riau]]
| {{kota|Tanjung Pinang}}
| [[Ansar Ahmad (politikus Indonesia)|Ansar Ahmad]]
| align="center"|8.256
| align="center"|1.896.103
| align="center"|[[Daftar kabupaten dan kota di Kepulauan Riau|7]]
| [[Berkas:Coat of arms of Riau Islands.svg|pus|50px]]
| [[Berkas:Locator archriau.png|150px]]
|-
| [[Jambi]]
| {{kota|Jambi}}
| [[Al Haris]]
| align="center"|50.058
| align="center"|3.477.124
| align="center"|[[Daftar kabupaten dan kota di Jambi|11]]
| [[Berkas:Coat_of_arms_of_Jambi.svg|pus|50px]]
| [[Berkas:Locator_jambi.png|150px]]
|-
| [[Bengkulu]]
| {{kota|Bengkulu}}
| [[Rohidin Mersyah]]
| align="center"|19.919
| align="center"|1.975.845
| align="center"|[[Daftar kabupaten dan kota di Bengkulu|10]]
| [[Berkas:Coat of arms of Bengkulu.svg|pus|50px]]
| [[Berkas:Locator_bengkulu_final.png|150px]]
|-
| [[
| {{kota|Palembang}}
| [[Herman Deru]]
| align="center"|91.592
| align="center"|8.182.597
| align="center"|[[Daftar kabupaten dan kota di Sumatera Selatan|17]]
| [[Berkas:Coat_of_arms_of_South_Sumatra.svg|pus|50px]]
| [[Berkas:Locator_sumsel_final.png|150px]]
|-
| [[Kepulauan Bangka Belitung]]
| {{kota|Pangkal Pinang}}
| [[Erzaldi Rosman Djohan]]
| align="center"|16.424
| align="center"|1.349.121
| align="center"|[[Daftar kabupaten dan kota di Kepulauan Bangka Belitung|7]]
| [[Berkas:Coat_of_arms_of_Bangka_Belitung_Islands.svg|pus|50px]]
| [[Berkas:Locator_babel_final.png|150px]]
|-
| [[Lampung]]
| {{kota|Bandar Lampung}}
| [[Arinal Djunaidi]]
| align="center"|34.632
| align="center"|9.597.375
| align="center"|[[Daftar kabupaten dan kota di Lampung|15]]
| [[Berkas:Coat_of_arms_of_Lampung.svg|pus|50px]]
| [[Berkas:Locator_lampung_final.png|150px]]
|}
=== Kota besar ===
Berikut 15 kota besar di Sumatra berdasarkan jumlah populasi tahun [[2019]] ([[Kementerian Dalam Negeri|Kemendagri]]) .
{|
|-
!No.
!
!
!
!Tanggal peresmian
|-
|
|
|
|2.949.830
|{{start date and age|1590|7|1|df=yes}}
|-
|
|
|
|1.573.898
|{{start date and age|683|6|17|df=yes}}
|-
|
|
|
|1.192.941
|{{start date and age|1829|12|18|df=yes}}
|-
|
|[[Kota Bandar Lampung|Bandar Lampung]]
|
|1.176.677
|{{start date and age|1682|6|17|df=yes}}
|-
|
|[[Kota Pekanbaru|Pekanbaru]]
|
|1.074.989
|{{start date and age|1784|6|23|df=yes}}
|-
|
|
|
|887.675
|{{start date and age|1669|8|7|df=yes}}
|-
|
|
|
|610.854
|{{start date and age|1946|5|17|df=yes}}
|-
|
|
|
|366.435
|{{start date and age|1719|3|18|df=yes}}
|-
|
|
|
|
|{{start date and age|1999|4|20|df=yes}}
|-
|
|[[Kota Pematangsiantar|Pematangsiantar]]
|
|282.885
|{{start date and age|1871|4|24|df=yes}}
|-
|11
|[[Kota Binjai|Binjai]]
|[[Sumatera Utara]]
|282.415
|{{start date and age|1872|5|17|df=yes}}
|-
|12
|[[Kota Banda Aceh|Banda Aceh]]
|[[Aceh]]
|240.462
|{{start date and age|1205|4|22|df=yes}}
|-
|13
|[[Kota Lubuklinggau|Lubuklinggau]]
|[[Sumatera Selatan]]
|240,002
|{{start date and age|2001|6|21|df=yes}}
|-
|14
|[[Kota Metro]]<ref>{{Cite web|last=Bas|date=2020-10-26|title=Jumlah Penduduk Kota Metro 2020|url=https://dilut.com/jumlah-penduduk-kota-metro/|website=Dilut.com|language=en-US|access-date=2023-04-11}}</ref>
|[[Lampung]]
|167.400
|9 Juni 1937; 85 tahun lalu
|-
|15
|[[Kota Tanjungbalai|Tanjungbalai]]
|[[Sumatera Utara]]
|167.012
|{{start date and age|1620|12|27|df=yes}}
|}
=== Kota inti menurut jumlah penduduk ===
{| class="wikitable sortable"
|-
! Urutan || Kota !! Kawasan Metropolitan !! Sensus 2018<br>[[Badan Pusat Statistik|BPS]] !! Data 2018<br>[[Kementerian Dalam Negeri|Kemendagri]]
|-
| 1. || [[Medan]] || [[Mebidangro]] || 2.297.610 || 2.479.560
|-
| 2. || [[Palembang]]|| [[Patungraya Agung]] || 1.455.284 || 1.548.064
|-
| 3. || [[Batam]] || [[Batam–Bintan–Karimun|Batam Raya]]
| 1.329.773 || 1.192.808
|-
| 4. || [[Bandar Lampung]] || Balameka Pringtata || 881.801 || 1.166.761
|-
| 5. || [[Pekanbaru]] || [[Pekansikawan]] || 1.091.088 || 959.830
|-
| 6. || [[Padang]] || [[Kawasan Metropolitan Palapa|Palapa]] || 833.562 || 872.271
|}
== Bahasa ==
{{sect-stub}}
Baris 246 ⟶ 484:
== Lihat pula ==
* [[
* [[Daftar gunung di Sumatra]]
* [[Kerajaan-kerajaan di Sumatra]]
== Catatan ==
{{Notelist}}
== Referensi ==
<references />
== Pranala luar ==
* {{en}} [http://www.gutenberg.org/files/16768/16768-h/16768-h.htm
{{pulau utama Indonesia}}
{{Sumatra}}
{{Authority control}}
[[Kategori:Sumatra| ]]
[[Kategori:Kepulauan Sunda Besar]]
[[Kategori:Pulau di Indonesia]]
|