Ullath, Saparua Timur, Maluku Tengah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
TjBot (bicara | kontrib)
k bot kosmetik perubahan
 
(317 revisi perantara oleh 37 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{desaNegeri
|petanama = Ullath<br>''Beilohy Amalatu''<br>
|namafoto = UlathBaileu Ullath.jpg
|peta =
|provinsi = Maluku
|dati2 = Kabupaten
|nama dati2 = Maluku Tengah
|kecamatan = Saparua Timur
|raja = Hans Maurits Nikijuluw
|nama pemimpin = -
|kode pos = 97592<ref>[http://kodepos.whoip.org/saparua_maluku-tengah_maluku] Kode Pos Saparua</ref>
|luas = -
|luas = 6,80 km2{{sfn|BPS Kabupaten Maluku Tengah|2021|pp=7}}
|penduduk = -
|penduduk = 1.591 jiwa{{sfn|BPS Kabupaten Maluku Tengah|2021|pp=41}}
|kepadatan = -
|kepadatan = 234 jiwa/km2{{sfn|BPS Kabupaten Maluku Tengah|2021|pp=42}}
}}
'''Ullath''', kadang dieja sebagai '''Oelat''',{{sfn|Fred. Alex. Adolf Gregory, Jacob Swart|1853|pp=xxii}} '''Ulat''', atau '''Ulath''',<ref>[http://juliansoplanit.blogspot.com/2011/12/negeri-ullath.html Negeri Ullath]</ref> adalah salah satu dari 10 [[negeri]] yang termasuk ke dalam wilayah [[kecamatan]] [[Saparua Timur, Maluku Tengah|Saparua Timur]], [[Kabupaten Maluku Tengah|Maluku Tengah]], [[Maluku]], [[Indonesia]].{{sfn|BPS Kabupaten Maluku Tengah|2021|pp=8}} Sebelumnya, negeri ini termasuk dalam wilayah Kecamatan [[Saparua, Maluku Tengah|Saparua]], hingga pada tahun 2015 Saparua Timur dimekarkan menjadi kecamatan sendiri berdasarkan Perda Maluku Tengah Nomor 11 Tahun 2015.<ref>[http://www.siwalimanews.com/post/saparua_timur_resmi_jadi_kecamatan]{{Pranala mati|date=Mei 2021|bot=InternetArchiveBot|fix-attempted=yes}} Saparua Timur Resmi Jadi Kecamatan</ref> Berdasarkan data BPS, Ullath merupakan negeri pesisir dan secara pembangunan tergolong sebagai negeri swakarya.<ref>[Kecamatan Saparua Timur Dalam Angka 2018 Hlm. 22]</ref>
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Het raadhuis van Ullath TMnr 20000189.jpg|thumb|300px|[[Balai desa]] Ulath di tahun 1981]]
'''Ulath''' adalah [[desa]] di [[kecamatan]] [[Saparua, Maluku Tengah|Saparua]], [[Kabupaten Maluku Tengah|Maluku Tengah]], [[Maluku]], [[Indonesia]].
 
Sebagai sebuah negeri, Ullath dipimpin oleh seorang [[raja (gelar dari Maluku)|raja]] yang menempati kedudukan bukan hanya sebagai kepala pemerintahan, melainkan pula sebagai kepala adat. Jabatan raja di Ullath dipangku oleh fam atau matarumah Nikijuluw selaku ''matarumah parentah''.{{sfn|Dieter Bartels|2017|pp=534}}<ref>{{cite news|author=<!--not stated-->|url=http://www.beritamalukuonline.com/2013/11/matarumah-parentah-nikijuluw-tuding.html |title=Matarumah Parentah Nikijuluw Tuding Camat Saparua dan Pemkab Malteng Berkonspirasi |work=Berita Maluku Online|date=17 November 2013 |access-date=14 Mei 2022}}</ref> Raja Ullath saat ini adalah Hans Maurits Nikijuluw.
{{Saparua, Maluku Tengah}}
 
{{kelurahan-stub}}
== Etimologi ==
Nama negeri yang sekarang mulai dipakai tatkala penduduk memilih turun gunung. Gubernur Arnold de Vlamingh van Oudshoorn yang menjabat selama periode 1650-1660 memerintahkan penduduk di Ambon dan Lease untuk bermukim di pantai. Walaupun awalnya terjadi penolakan, perpindahan penduduk dari enam negeri lama (Italili, Amahatu, Soupake, Putimahu, Nokau, dan Yalesi) ke pantai tetap terjadi. Mereka bermukim di negeri yang baru yang terletak di antara Negeri Sirisori dan Ouw yang kala itu sering berperang.<ref>[https://www.kompasiana.com/adista/5a5cd847cbe5230aa376f492/italili-hingga-ullath-louhatta-jangan-dilupakan?page=all] Italili Hingga Ullath, Louhata Jangan Dilupa</ref> Negeri yang baru tersebut dinamai Ullath.
 
Berdasarkan cerita turun-temurun, nama Ullath didapat dari kata ''urat'' yang berarti jamur api.<ref>[https://www.ullath.com/geschiedenis/] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20190327095459/https://www.ullath.com/geschiedenis/|date=2019-03-27}} Geschiedenis Ullath</ref> Jamur api adalah sebutan bagi jamur yang dapat memancarkan cahaya saat hari gelap. Tercatat 71 dari 100.000 spesies jamur di seluruh dunia mampu menghasilkan cahaya.<ref>[https://nationalgeographic.grid.id/read/13297812/jamur-yang-bercahaya?page=all] Jamur yang Bercahaya</ref> Jamur api tumbuh liar secara berkelompok. Manusia biasa menggunakan jamur tersebut sebagai penerangan jika tidak memiliki penerangan lain. Cahayanya cukup untuk melihat sesuatu pada jarak pendek. Menurut tradisi, Ullath yang berada di pantai dibangun dalam kegelapan dalam tempo satu malam saja. Penduduk yang turun ke pantai menggunakan jamur api sebagai penerangan saat membangun negeri. Secara ajaib negeri yang baru sudah ada pada pagi hari dan pada siang hari, negeri sudah memiliki baileu dan rumah-rumah.<ref name="juliansoplanit.blogspot.com">[http://juliansoplanit.blogspot.com/2011/12/negeri-ullath.html] Negeri Ullath: Ullath Dulu, Kini, dan Esok</ref><ref>[https://www.paban.nl/index.php/13/ullath] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20161113221812/http://www.paban.nl/index.php/13/ullath|date=2016-11-13}} Geschiedenis Ullath</ref>
 
Satu kisah lagi bercerita bahwa Ullath dinamai demikian sebagai bentuk penghormatan terhadap Abdullah Nekaulu, moyang fam Nikijuluw sekaligus sebagai salah satu orang besar di Ullath. Abdullah disebut berasal dari tempat bernama Ullatho di Pulau Seram sebelah selatan.<ref name="juliansoplanit.blogspot.com"/> Ada pun lokasi berdirinya negeri yang baru di tepi pantai diberi nama Nual. Nama yang terinspirasi dari suku Nuaulu, suku asal Abdullah Nekaulu. Ullatho sendiri diyakini berada di sekitaran Sungai Nua.<ref name="juliansoplanit.blogspot.com"/>
 
Negeri Ullath yang berada di pantai diberi ''[[teun]]'' (gelar atau nama adat) '''Beilohy Amalatu'''. Kata ''beilohy'' berarti miring, sedangkan ''amalatu'' terdiri dari dua kata yakni ''ama'' yang berarti bapak atau negeri dan ''latu'' yang berarti raja.<ref name="juliansoplanit.blogspot.com"/> Gelar adat Beilohy Amalatu dapat diterjemahkan sebagai sebuah negeri di tanah yang miring dan dipimpin oleh seorang bapak yang bergelar tuan latu (raja). Ullath juga dikenal dengan nama Ama Leka-lekano yang berarti negeri yang bergoyang-goyang atau berpindah-pindah tempat.
 
== Sejarah ==
=== Asal-Usul Penduduk ===
Sejarah menunjukkan bahwa penduduk Ullath berasal dari daerah yang berbeda-beda. Mereka datang dalam kurun waktu dan gelombang migrasi yang berlainan. Secara umum orang Ullath diakui berasal dari Pulau Seram, yang dikarenakan berbagai faktor, akhirnya mengadakan migrasi secara konstan ke pulau-pulau kecil di sebelah selatan. Migrasi mencari kediaman baru tersebut tercermin dari ungkapan ''maatita tomanusa'' yang berarti "mari kita mencari pulau". Ungkapan ''maatita'' dan ''tomanusa'' selanjutnya disematkan masing-masing kepada kelompok fam yang leluhurnya pertama kali datang ke negeri-negeri lama Ullath dan kelompok matarumah yang leluhurnya menyusul kemudian dan ikut mendiami negeri lama. Meskipun ''tomanusa'' termasuk pendatang, tetapi matarumah-matarumah ini terdapat di tiang baileu dan diakui pula sebagai ''ana negeri'', bukan orang dagang.
 
==== Sejarah hubungan gandong dengan Buano dan Oma ====
Kisah bahwa nenek moyang sebagian orang Ullath berasal dari Seram termaktub dalam cerita lisan mengenai sejarah terjadinya hubungan ''[[gandong]]'' antara Ullath dengan Negeri [[Pulau Buano|Buano]] dan [[Oma, Pulau Haruku, Maluku Tengah|Oma]].{{sfn|Marthin Ramstedt|2004|pp=130}} Menurut salah satu tuturan lisan, terdapat tiga orang beradik kakak yang berasal dari negeri legenda, [[Nunusaku]]. Mereka adalah [[Latukurandjina]], [[Latuputty]], dan [[Latuaren]].{{sfn|Marthin Ramstedt|2004|pp=130}} Ketiganya keluar dari Pulau Seram dan mendiami Pulau Buano untuk sementara waktu. Namun, dikarenakan kesulitan ekonomi, ketiganya tidak lagi dapat tinggal bersama. Oleh karena itu, mereka mengundi siapakah di antara mereka yang berhak tinggal dan menetap di Buano. Hasil undian (''putar onde'') memunculkan Latukurandjina, si sulung, sebagai pemenang yang berhak menempati Tanah Buano. Sebelum kedua adiknya berangkat meninggalkan pulau, mereka menanam serumpun pohon bambu serta sebuah pohon beringin atau banyan sebagai tanda persatuan.{{sfn|Marthin Ramstedt|2004|pp=130}}
 
Latuputty dan Latuaren dalam perjalanannya mencari negeri yang baru terpisah di tengah laut. Latuaren, si bungsu, akhirnya sampai ke wilayah yang di kemudian hari menjadi Ullath, di sebelah tenggara Pulau Saparua.{{sfn|Marthin Ramstedt|2004|pp=130}} Sementara Latuputty berlabuh di sebelah selatan Pulau Haruku dan bergabung bersama penduduk lain yang sudah ada di situ. Tempat ia berlabuh di kemudian hari berkembang menjadi Negeri Oma sebagaimana yang kita ketahui saat ini. Didera rasa rindu, Latuaren mencoba mencari Latuputty dengan berlayar ke Pulau Haruku. Setibanya di pantai Oma, ia disuguhi pisang dengan parang tertancap di atasnya oleh tuan rumah. Pisang dengan parang tertancap dianggap sebagai undangan untuk duel atau bertarung. Latuaren meladeni permintaan tuan rumah, dan keduanya bertarung hingga tidak ada yang menang atau pun kalah. Mereka menghentikan pertarungan dan saling menanyakan identitas masing-masing, hingga akhirnya Latuaren menyadari bahwa yang ia lawan adalah kakaknya sendiri. Sekian tahun tidak bertemu membuat mereka seperti tidak lagi saling kenal mengenal.{{sfn|Marthin Ramstedt|2004|pp=130}}
 
Latuaren memutuskan untuk tidak langsung pulang ke Ullath, melainkan beberapa bulan tinggal di Oma.{{sfn|Marthin Ramstedt|2004|pp=130}} Ketika Latuaren pulang ke Ullath, ia mengundang Latuputty agar suatu waktu menyempatkan bertandang ke Ullath. Latuputty pun berangkat dan berlabuh di muara sungai kecil di pantai Ullath.{{sfn|Marthin Ramstedt|2004|pp=130}} Ia menantikan saudaranya di sana, tidak jauh dari tempat ibu-ibu Ullath mencuci pakaian. Keberadaan Latuputty sebagai orang asing memicu kemarahan penduduk Ullath yang tidak senang bahwa ada orang yang mengintip perempuan mereka. Sebelum orang asing itu sempat dibunuh, Latuaren, si adik, muncul pada waktu yang tepat, dan menjelaskan kepada segenap penduduk Ullath bahwa orang asing itu adalah saudaranya. Entah bagaimana ceritanya, sejak Latuaren memperkenalkan saudaranya itu, segenap penduduk Ullath sepakat mengangkat hubungan ''gandong'' dengan Latuputty yang dianggap mewakili segenap penduduk Oma. Baik penduduk Ullath maupun Oma, nantinya juga mengangkat hubungan ''gandong'' dengan Buano melalui garis kekerabatan Latuaren dan Latuputty dengan Latukurandjina.{{sfn|Marthin Ramstedt|2004|pp=130}}
 
Di samping kisah tiga saudara yang berasal dari [[Nunusaku]], terdapat versi lain di Negeri Ullath yang menceritakan bahwa ada tiga moyang beradik kakak yang nanti membuat negeri itu berhubungan ''gandong'' dengan Buano dan Oma. Menurut versi yang satu ini, perjalanan ketiga moyang tidak dilakukan dari Nunusaku, melainkan dari [[Melaka]].{{sfn|Marthin Ramstedt|2004|pp=142}} Ada beberapa buah lagu kontemporer yang dibuat guna mengenang perjalanan dari Melaka ini. Salah satunya menunjukkan bahwa matarumah atau [[fam]] Nurlette di Buano, Pattinama di Oma, dan Siwabessy di Ullath sebagai keturunan dari tiga moyang beradik kakak. Namun, ada sumber yang menunjukkan bahwa fam Nurlette nenek moyangnya bukan berasal dari Melaka, melainkan dari Ternate.{{sfn|Dieter Bartels|2017|pp=476}} Ada pun Pattinama disebutkan nenek moyangnya memang berasal dari Melaka.{{sfn|Dieter Bartels|2017|pp=476}} Sementara, tidak ada sumber yang menunjukkan asal-usul moyang Siwabessy atau menyebutkan bahwa Siwabessy juga berasal dari Melaka.
 
==== Sejarah hubungan gandong dengan Iha dan Tuhaha ====
Cerita lain yang berkenaan dengan sejarah Negeri Ullath mengisahkan perjalanan tiga adik kakak dari Pulau Seram. Ketiganya konon bernama Kasim (Hasim), Tasim (Kasim), dan Abdullah Nekaulu.{{sfn|Dieter Bartels|2017|pp=534}} Ketiganya sampai di Saparua menggunakan ''arumbai''. Ada pula yang menyebutnya rakit atau ''gosepa''. Kasim turun di Putiori yang sekarang merupakan wilayah [[pertuanan|petuanan]] [[Itawaka, Saparua Timur, Maluku Tengah|Itawaka]]. Ia di kemudian hari menurunkan penduduk [[Iha, Saparua Timur, Maluku Tengah|Iha]] yang berfam Amahoru.{{sfn|Dieter Bartels|2017|pp=534}}{{efn|Namun, hal ini berkontradiksi karena pada sumber yang sama, disebutkan bahwa Amahoru memiliki leluhur dari Arab, yang dalam perjalanannya ke Maluku singgah terlebih dahulu di Buton dan Banda. Sementara itu, Kasim dan kedua adiknya berasal dari Nunusaku di suatu tempat di Pulau Seram. Lihat karangan Dieters Bartels (2017) yang berjudul ''Di Bawah Naungan Gunung Nunusaku: Muslim Kristen Hidup Berdampingan di Maluku Tengah, Jilid II: Sejarah'', diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia (KPG), hlm. 476.}} Tasim pergi ke Huhule, salah satu dari sembilan negeri lama [[Tuhaha, Saparua Timur, Maluku Tengah|Tuhaha]]. Ia menurunkan fam Aipassa yang merupakan raja Tuhaha sewaktu belum turun ke pantai. Sang adik bungsu, Abdullah Nekaulu sampai di Ullath dan menurunkan fam Nikijuluw yang memerintah sebagai raja Ullath hingga hari ini. Abdullah juga dianggap sebagai leluhur yang menurunkan fam Nengkeula di [[Kulur, Saparua, Maluku Tengah|Kulur]].{{sfn|Dieter Bartels|2017|pp=534}}
 
Iha, Tuhaha, dan Ullath adalah tiga negeri adik kakak atau ''gandong'' layaknya Ullath dengan Buano dan Oma. Akan tetapi perjalanan sejarah menyebabkan rasa persaudaraan antara orang Ullath dengan Iha dan Tuhaha memudar. Hal itu berkaitan dengan Perang Iha antara Kerajaan Iha dengan VOC. Dalam perang itu, Ullath dan Tuhaha yang telah memeluk agama Kristen memihak Belanda memerangi Kerajaan Iha, saudara mereka yang beragama Islam. Dalam rangka memerangi Iha, sebagian orang Ullath pergi untuk selama-lamanya. Rombongan ini membawa perintah untuk pergi dan menjaga (mengepung). Dalam bahasa Tana disebut sebagai ''Titawaka''. Dari istilah inilah Negeri [[Itawaka, Saparua Timur, Maluku Tengah|Itawaka]] yang didirikan oleh orang-orang Ullath mengambil namanya. Meskipun telah terjadi perselisihan di antara adik kakak, ketiganya tetap saling mengakui bahwa mereka bersaudara. Bahkan di perbatasan antarnegeri tersebut terdapat sebuah rakit atau arumbai yang sengaja diletakkan sebagai lambang persaudaraan dan perjalanan nenek moyang dari tempat yang jauh ke Saparua.{{sfn|Dieter Bartels|2017|pp=535}}
 
=== Penerimaan Injil dan aliansi dengan Portugis ===
Ullath disebut memiliki aliansi dan hubungan yang baik dengan [[Portugis]]. Bahkan sejak tahun 1546 negeri ini telah dikristenkan dan dibina menjadi jemaat Katolik oleh [[Fransiskus Xaverius]]. Apabila memang benar demikian, Ullath tak hanya menjadi negeri pertama yang menerima [[Injil]] di [[Saparua]], melainkan pula yang pertama diinjilkan di Lease. Sumber yang lain memberikan tahun 1564.{{sfn|Dieter Bartels|2017|pp=569}}
 
Pada tahun 1572 negeri di tenggara Saparua ini diserang oleh Kerajaan Ternate yang dikomandoi oleh Rubobongi. Ullath bertahan dan memberikan perlawanan dengan sengit. Negeri yang awalnya berada dalam mode bertahan tersebut makin bersemangat dan meluap-meluap keinginan berperangnya tatkala dibantu oleh Portugis yang menjadi sekutu mereka. Ullath mengadakan serangan balasan dan berhasil mengalahkan pasukan [[Ternate]]. Beberapa tentara Ternate dipenggal kepalanya untuk dijadikan bukti yang menguatkan aliansi antara Ullath dan Portugis.{{sfn|Dieter Bartels|2017|pp=570}}
 
Portugis dan Ullath menyerang Ihamahu, salah satu musuh bebuyutan Ullath yang terletak di [[Hatawano]].{{sfn|Koninklijk Instituut voor de Taal-, Land- en Volkenkunde van Nederlandsch-Indië|1880|pp=452}} Meskipun Ihamahu adalah keturunan dari Kerajaan Iha yang merupakan saudara dari Negeri Ullath dan sama-sama beragama Kristen, hal itu tidak menyurutkan ketegangan di antara mereka. Penyerangan terhadap [[Ihamahu, Saparua Timur, Maluku Tengah|Ihamahu]] dilakukan dua kali. Semuanya tidak berhasil. Bahkan dalam usaha penyerangan kedua, Ullath dan Portugis dipukul mundur. Ihamahu mendapat dukungan dari [[Booi, Saparua, Maluku Tengah|Booi]] dan [[Sirisori Amalatu, Saparua Timur, Maluku Tengah|Sirisori Amalatu]]. Koalisi ketiga negeri kemudian berhasil mengepung Ullath dan memaksa terjadi kapitulasi, yang berujung pada mundurnya Portugis dari Saparua ke Ambon.{{sfn|Dieter Bartels|2017|pp=572}}
 
=== Keterlibatan Ullath dalam Perang Pattimura ===
Jazirah tenggara Pulau Saparua, khususnya Ouw dan Ullath, adalah salah satu front tempur terpenting dalam [[Perang Pattimura]].<ref name="Natgeo Indonesia">{{cite web |url=https://nationalgeographic.grid.id/read/131644113/kisah-perjuangan-martha-christina-tiahahu-srikandi-dari-tanah-maluku?page=all |title=Kisah Perjuangan Martha Christina Tiahahu, Srikandi dari Tanah Maluku |website=National Geographic Indonesia|date=22 Februari 2019 |access-date=4 Juni 2022}}</ref> [[Martha Christina Tiahahu]] bersama penduduk setempat memberikan perlawanan sengit terhadap pasukan Belanda. Namun, kekuatan yang tidak seimbang menyebabkan pasukan Belanda mengambil alih jalannya perang. Akibatnya [[Ouw, Saparua Timur, Maluku Tengah|Ouw]] dan Ullath diporak-porandakan oleh Belanda pada 12 Oktober 1817.<ref name="Natgeo Indonesia"/>
 
Beberapa nama penduduk Ullath yang tercatat sebagai penjahat dan pemberontak oleh Belanda dalam Perang Pattimura, antara lain sebagai berikut:<ref>[http://negerisaparua.blogspot.com/2016/12/para-pejuang-itu-invisible-man_16.html Orang Negeri Saparua dan Perang Pattimura]</ref>
# Anthonie Sapulette, dihukum pada tahun 1818.
# Christian Toumahuw, diasingkan ke Jawa Timur tahun 1818.
# Johannes Siwabessy, diasingkan ke Jawa Timur tahun 1818, pada tahun 1823 dipindahkan ke Cianjur dan pada tahun 1827 dibebaskan.
 
=== Kerusuhan Maluku 1999-2000 ===
Dalam kerusuhan Maluku 1999-2000, Ullath bersama Sirisori Amalatu dan Ouw yang beragama Kristen terlibat bentrokan bernuansa SARA (suku, agama, dan ras) dengan Sirisori Islam. Salah satu bentrokan yang cukup besar terjadi pada 24 Oktober 2000 pada pukul 03.00 WIT. Penduduk negeri yang saling berperang menggunakan bom rakitan, senjata rakitan, granat, dan mortir.<ref>[https://www.ullath.com/contact/nu29] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20200925174225/https://www.ullath.com/contact/nu29|date=2020-09-25}} Kerusuhan SARA Masih Bergolak di Saparua</ref>
 
Bentrokan antara Ullath, Ouw, dan Sirisori Amalatu di satu sisi melawan Sirisori Islam di sisi yang lain telah terjadi sejak tahun 1999. Salah satu penyebab pertikaian antarnegeri tersebut adalah isu perusakan dan penebangan pohon cengkih. Baik penduduk Ullath maupun Sirisori Islam sama-sama mengaku bahwa kebun cengkih mereka dirusak.
 
=== Saat Ini ===
Pada 2 Maret 2014 negeri ini memulai proyek pengerjaan gereja darurat sebagai tempat ibadah alternatif. Hal ini berkaitan dengan agenda reniovasi [[GPM Ullath]] yang diselenggarakan mulai 3 Maret 2014. Pada 9 Mei, penduduk keturunan Ullath di perantauan pulang kampung untuk mengadakan upacara [[Tutup Baileu]].<ref name="paban.nl">[https://www.paban.nl/index.php/32/activiteiten-in-ullath] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20200806010800/https://www.paban.nl/index.php/32/activiteiten-in-ullath|date=2020-08-06}} Activiteiten in Ullath</ref>
 
Tim penari [[cakalele]] dari Ullath juga akan memimpin iring-iringan yang pembawa obor peringatan hari Pattimura tahun 2014. Posisi ini biasanya dipegang oleh tim cakalele dari [[Tuhaha, Saparua Timur, Maluku Tengah|Tuhaha]].<ref name="paban.nl"/>
 
== Negeri Lama ==
Masyarakat Ullath pada awalnya tidak mendiami daerah pesisir melainkan membangun permukiman-permukiman di pegunungan. Permukiman tersebut yang dikenal dengan sebutan ''amano'', ''uku'', atau ''hena'' yang sering diterjemahkan sebagai negeri lama.
 
Ullath memiliki enam negeri lama, yakni sebagai berikut.
 
=== Negeri Italili ===
Italili adalah satu dari negeri lama Ullath dan berperan sebagai negeri induk atau negeri utama. Nama Italili menurut adat orang Ullath bermakna guntur kilat karena pada masa awal pendiriannya dilakukan saat terjadi guntur dan kilat. Italili berbatasan dengan tanah petuanan dari [[Tuhaha, Saparua Timur, Maluku Tengah|Tuhaha]] dan [[Itawaka, Saparua Timur, Maluku Tengah|Itawaka]]. Pada masa lalu juga berbatasan dengan petuanan [[Kerajaan Iha]] yang runtuh dan tanahnya dibagi-bagi pasca kekalahan dalam [[Perang Iha]]. Fam yang mendiami Italili adalah Pattipeilohy atau raja Beilohy (Ullath) yang berkedudukan sebagai raja di gunung.
 
=== Negeri Amahatu ===
Amahatu secara bahasa bermakna negeri yang didirikan di tempat berbatu. Fam yang mendiami Amahatu adalah Sapulette. Fam ini sampai sekarang memiliki tanah dati atau dusun yang luas dibanding fam-fam lain. Selain itu, Abdullah Nekaulu yang merupakan moyang fam Nikijuluw bergabung dengan fam Sapulette dan tinggal di Amahatu. Amahatu adalah negeri lama yang paling tua dan paling luas wilayahnya. Posisi Amahatu berada di ketinggian dan dikelilingi oleh jurang-jurang sehingga menyulitkan serangan dari pihak musuh.
 
=== Negeri Soupake ===
Soupake adalah salah satu negeri lama Ullath dan dianggap yang sebagai yang paling keramat. Nama Soupake bermakna tempat berpakaian. Tempat berpakaian ini kemudian diartikan sebagai negeri yang didiami oleh orang-orang besar dengan jubah atau pakaian kebesaran seperti kapitan dan malesi-nya serta mauweng. Soupake tidak terlalu luas. Negeri ini didiami oleh fam Pattimanuwae (Patty)
 
=== Negeri Yalesi ===
Yalesi adalah salah satu negeri lama Ullath dan wilayahnya sangat kecil. Diduga sebagai negeri lama yang paling muda dan paling akhir dibangun. Yalesi secara bahasa berarti sisa.
 
=== Negeri Nokau ===
Nama Nokau berasal dari kata ''no'' yang berarti enam dan ''kaul'' yang berarti ipar. Nokau diduga didirikan oleh orang-orang yang masih berkeluarga dan beripar satu sama lain.
 
=== Negeri Putimahu ===
Putimahu adalah salah satu negeri lama Ullath. Tanahnya berupa kapur dan bekas karang sehingga tampak memutih. Putimahu disebut kurang subur dibanding negeri-negeri lama yang lain.
 
== Kondisi Wilayah ==
=== Batas-batas ===
* Sebelah utara berbatasan dengan [[pertuanan (Maluku)|pertuanan]] Tuhaha dan pertuanan laut Negeri [[Itawaka, Saparua Timur, Maluku Tengah|Itawaka]].{{sfn|Irene Novaczek|2017|pp=96}}
* Sebelah timur berbatasan dengan [[Laut Banda]].
* Sebelah selatan berbatasan dengan Negeri [[Ouw, Saparua Timur, Maluku Tengah|Ouw]].
* Sebelah barat berbatasan dengan [[Teluk Saparua]], Negeri [[Sirisori Islam, Saparua Timur, Maluku Tengah|Sirisori Islam]], dan pertuanan Negeri [[Tuhaha, Saparua Timur, Maluku Tengah|Tuhaha]].<ref>[http://beinusaamalatu.blogspot.com/2013/06/profil-negeri-tuhaha_25.html] Letak Geografis dan Astronomis Negeri Tuhaha</ref>
 
=== Hidrologi ===
Negeri Ullath dialiri beberapa sungai kecil. Salah satunya adalah Air Hoktoini yang dimanfaatkan untuk MCK.
 
=== Topografi ===
Ullath adalah negeri pesisir.<ref>[Kecamatan Saparua Timur Dalam Angka 2018 Hlm. 10]</ref> Wilayah permukiman negeri menghadap langsung ke [[Teluk Saparua]].<ref>{{cite magazine |author=<!--Staff writer(s); no by-line.--> |title=Negeri Seribu Tangga |url=https://www.majalahlaras.com/the-articles/negeri-seribu-tangga |magazine=Majalah Laras |location= |publisher= |date=3 Juni 2015 |access-date=16 Mei 2022}}</ref> Pesisir Negeri Ullath kaya dengan ''bia lola'', sejenis kerang yang menjadi sumber protein hewani andalan di Saparua. Negeri ini terletak pada ketinggian yang bervariasi antara 0-400 meter di atas permukaan laut.
 
== Kelembagaan ==
[[Berkas:BaileoUllath.jpg|256px|jmpl|ka|Baileu atau Balai adat negeri Ullath]]
=== Susunan Pemerintahan Adat ===
Negeri Ullath memiliki sistem pemerintahan sendiri sebagaimana halnya negeri-negeri adat lain di wilayah [[Maluku]]. Sistem pemerintahan di Ullath adalah dualisme antara pemerintahan sipil Republik Indonesia dan pemerintahan adat. Keduanya terkoneksi pada sosok raja yang berperan sebagai kepala negeri dan setingkat dengan kepala desa. Berikut ini adalah susunan pemerintahan di negeri Ullath:
==== Raja ====
Fam atau marga pemangku jabatan raja atau kepala negeri (semacam kepala desa) di negeri Ullath adalah Latu Nekaulu yang dikenal sebagai fam Nikijuluw. Fam Nikijuluw mengambil alih jabatan raja atau kepala negeri dari tangan fam Pattipeilohy pada tahun 1670 dikarenakan sebuah masalah yaitu perjanjian damai Ullath dengan VOC.
 
Fam Nikijuluw berkuasa sejak orang Ullath turun ke Nual atau negeri baru di pantai dan meninggalkan negeri lama di gunung. Fam ini dijuluki sebagai raja pantai. Raja Ullath saat ini adalah Raja Abraham Willem Nikijuluw. Sebelum pemangku jabatan raja diserahkan pada fam Nikijuluw(Latu Nekaulu), pemangku jabatan raja adalah fam Pattipeilohy. Fam Pattipeilohy adalah raja di gunung karena memerintah negeri-negeri lama yang berada di pegunungan. Pattipeilohy menolak perintah Belanda untuk membangun negeri di pesisir pantai. Untuk mencegah perpecahan, Pattipeilohy membiarkan masyarakat Ullath turun ke pantai dan menyerahkan jabatan raja kepada Nikijuluw, fam yang merupakan keturunan langsung dari Abdullah Nekaulu, salah satu orang yang masyhur namanya di Ullath.
 
Nama Pattipeilohy sendiri berarti raja Beilohy atau raja Ullath. ''Patti'' berarti Patih atau raja, ''Beilohy'' berarti Ullath. Bila raja pantai merupakan julukan fam Nikijuluw, maka julukan fam Pattipeilohy adalah kebalikannya yaitu raja gunung.
 
==== Marinyo ====
Di Ullath terdapat jabatan adat yang bernama '''Marinyo'''. Asal kata marinyo adalah '''mourinho''' yang diserap dari [[Bahasa Portugis]]. Marinyo berkedudukan sebagai juru bicara raja. Sebagai juru bicara, marinyo menyampaikan pesan dan titah raja kepada rakyatnya dan pun menyambungkan lidah raja kepada raja negeri lain. Tugas maeinyo antara lain mengumpulkan warga atau anak negeri ketika akan diadakan acara adat dan atau keadaan darurat. Marinyo mengumpulkan anak negeri dengan membunyikan kentongan besar di baileu dan meniup tahuri alias kulit kerang yang mirip terompet. Istilah bagi panggilan berkumpul disebut sebagai ''tabaos''. Pemangku jabatan marinyo di Ullath adalah fam Telehala.
 
==== Kewang ====
Kewang bertugas sebagai polisi adat yang secara khusus bertugas untuk melakukan perlindungan dan konservasi terhadap sumber daya alam di suatu negeri, baik di petuanan darat maupun di petuanan laut, melalui tradisi yang disebut [[sasi]]. Jabatan kepala [[kewang]] di Ullath dipegang oleh fam Pattipeilohy.{{sfn|Rosmin Tutupoho|1991|pp=53}}
 
=== Saniri Negeri ===
Seperti negeri-negeri lain di [[Maluku]] pada umumnya dan negeri-negeri lain di [[Ambon]], [[Haruku]], [[Saparua]], Nusalaut dan [[Seram]] khususnya, '''Ullath''' mempunyai badan legislatif semacam parlemennya tersendiri yang mengurusi perkara pemerintahan sekaligus adat dalam negeri. Badan legislatif negeri ini dikenal sebagai ''Saniri Negeri''. Saniri negeri memiliki anggota berupa 1 orang perwakilan dari setiap fam-fam atau marga-marga asli di negeri yang bersangkutan (dalam hal ini Ullath) atau perwakllan dari fam-fam menetap (pendatang) yang sudah memiliki dan memakan hak fam atau marga asli seperti fam Matheos, Matulessy dan Picauli.
 
=== Soa ===
[[Berkas:Tiang Fam Pattipeilohy.jpg|kiri|jmpl|100px|Tiang fam Pattipeilohy di Baileu Ullath]]
[[Berkas:Tiang Fam Toisuta.jpg|kiri|jmpl|100px|Tiang fam Toisuta di Baileu Ullath]]
[[Berkas:Tiang Fam Maail.jpg|kiri|jmpl|100px|Tiang fam Maail di Baileu Ullath]]
[[Berkas:Tiang Fam Hakamoly.jpg|kiri|jmpl|100px|Tiang fam Hakamoly di Baileu Ullath]]
 
[[Soa]] adalah sebuah kelompok dengan asas persekutuan genealogis-teritorial, yang di dalamnya terdapat beberapa matarumah. Matarumah dalam sebuah soa memiliki kesamaan dan pertalian sejarah. Berikut soa yang ada di Ullath serta fam yang memegang jabatan sebagai kepala soa.
 
==== Soa Hatulessy ====
* Lawalata
* Maail
* Lusikooy
* Patty (Pattimanawae)
* [[Siwabessy]] (Pesisamalo), berkedudukan sebagai kepala soa Hatulessy{{sfn|Rosmin Tutupoho|1991|pp=22}}
 
==== Soa Italili ====
* Manuputty
* [[Pattipeilohy]] (Salayakapatty), berkedudukan sebagai kepala soa Italili{{sfn|Rosmin Tutupoho|1991|pp=22}}
* [[Supusepa]]
 
==== Soa Putimahu ====
* Litaay
* Manukiley
* Toumahuw (Newotolu), berkedudukan sebagai kepala soa Putimahu{{sfn|Rosmin Tutupoho|1991|pp=22}}
 
==== Soa Raja ====
* [[Latul]] (Latumutuane)
* Manuputty
* Matheos
* Parinusa
* [[Pical]], berkedudukan sebagai kepala soa Raja{{sfn|Rosmin Tutupoho|1991|pp=22}}
 
==== Soa Tomalela ====
* Johannes
* Paais
* Manuhutu
* [[Sapulette]]
* Telehala (Parinusalatu), berkedudukan sebagai kepala soa Tomalela{{sfn|Rosmin Tutupoho|1991|pp=22}}
 
==== Soa Soulisa ====
* Ahuluheluw
* Toisuta (Lilihuapelu), berkedudukan sebagai kepala soa Soulisa{{sfn|Rosmin Tutupoho|1991|pp=22}}
 
== Demografi ==
=== Jumlah Penduduk ===
Catatan mengenai jumlah penduduk di Ullath pertama kali muncul pada masa kolonial. Pada tahun 1854, dilaporkan bahwa penduduk Negeri Ullath berjumlah 698 jiwa. Data tahun 1985 menunjukkan penduduk negeri ini terdiri dari 979 jiwa penduduk laki-laki dan 944 jiwa penduduk perempuan, sehingga total populasi mencapai 1.923 jiwa.{{sfn|T. JA. Uneputty, Usman Thalib, M. Nanlohy, B. Berhitu, A. Batkunda|1985|pp=34}} Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Maluku Tengah tahun 2020, Ullath memiliki populasi sebesar 1.591 jiwa.{{sfn|BPS Kabupaten Maluku Tengah|2021|pp=41}} Data tahun 2020 menunjukkan pengurangan jumlah penduduk yang cukup signifikan dengan data tahun 1985. Antara 1985 dan 2020, Ullath mengalami penyusutan penduduk hingga 338 jiwa. Dengan luas sekitar 6,80 km2, negeri ini memiliki kepadatan penduduk sebesar 234/km2.{{sfn|BPS Kabupaten Maluku Tengah|2021|pp=42}}
 
=== Mata Pencaharian ===
Sebagian besar masyarakat Ullath bermatapencaharian sebagai petani atau pekebun. Dari 395 KK yang ada, 356 di antaranya merupakan keluarga petani. Jumlah ini mencakup 11,22% keluarga petani di Kecamatan Saparua Timur. Tanaman yang menjadi primadona adalah cengkih dan kelapa. Saat ini tidak diketahui berapa banyak pohon cengkih dan kelapa yang tumbuh di Negeri Ullath. Namun, catatan tahun 1854 menunjukkan bahwa di negeri ini terdapat 6.894 pohon cengkih dan 3.517 pohon kelapa. Sebagian kecil masyarakat Ullath berprofesi sebagai nelayan, buruh, pekerjaan serabutan, dan PNS.
 
=== Pendidikan ===
Terdapat tiga SD di Ullath yang meliputi SD Inpres Ullath, SD Negeri 1 Ullath, dan SD Negeri 2 Ullath.<ref>[http://referensi.data.kemdikbud.go.id/index61.php?kode=210124&level=3] Daftar Satuan Pendidikan Perlu Konfirmasi Per Kec. Saparua Timur di Data Referensi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.</ref> Di negeri ini belum ada SMP dan SMA/SMK.
 
=== Agama ===
[[Berkas:GeredjaUllath.jpg|kiri|256px|jmpl|Gereja Protestan Maluku, Jemaat Ullath-Syaloom]]
Ullath digolongkan sebagai negeri Kristen.{{sfn|Ireen Novaczek|2001|pp=246}}<ref>{{Cite book
| last =
| first =
| authorlink =
| author2=
| title = Model Capacity Building Kelembagaan Pemerintah dan Masyarakat untuk Pengelolaan Konflik di Maluku
| publisher = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
| year = 2008
| page = 1
| isbn = }}</ref> Penduduk aslinya memeluk [[Kristen Protestan]] dengan [[Gereja Protestan Maluku]] sebagai gerejanya. Gereja yang ada di negeri Ullath yaitu [[GPM Ullath]] Taman Hoea.
 
Negeri ini dikenal dalam catatan sejarah kekristenan di [[Maluku]] sebagai negeri pertama di Pulau Saparua yang menerima [[Injil]]. Penduduk Ullath mulai memeluk Katolik pada tahun 1564.{{sfn|Dieter Bartels|2017|pp=569}} Walaupun beberapa laporan menyebut bahwa Ullath sudah dikristenkan sejak 1546 oleh [[Fransiskus Xaverius]]. Jemaat Katolik di negeri ini pada akhirnya beralih menjadi jemaat Protestan sebelum pecah Perang Iha tahun 1653.{{sfn|Dieter Bartels|2017|pp=535}} Perang tersebut berakhir dengan kemenangan di pihak Belanda. Terbentuknya jemaat Protestan di Ullath diikuti dengan pembentukan jemaat di Tuhaha dan [[Booi, Saparua, Maluku Tengah|Booi]].
 
=== Matarumah ===
Matarumah atau fam yang berdiam di Ullath terdiri dari matarumah-matarumah asli maupun pendatang. Matarumah asli negeri dikenal dengan istilah ''ana negeri'', sedangkan matarumah yang datang dari negeri yang lain dan turun temurun menetap di Ullath disebut ''orang dagang''.
 
==== Matarumah Asli ====
Matarumah asli atau disebut pula ''ana negeri'', adalah matarumah yang merupakan keturunan para penghuni negeri lama Ullath sebelum turun ke pantai. Mereka terdiri dari dua kelompok, yaitu kelompok ''maatita'' dan ''tomanusa''.{{sfn|T. JA. Uneputty, Usman Thalib, M. Nanlohy, B. Berhitu, A. Batkunda|1985|pp=175}} Berikut matarumah asli dari Ullath.
# Hakamoly (Hakamoli)
# Latul (Latumutuane)
# Lawalata
# Lekasila
# Lilihua
# Litaay
# Lusikooy
# Maail
# Manukiley
# Nikijuluw (Latu Nekaulu)
# Pattipeilohy
# Patty
# Pical
# Sahetapy
# [[Sapulette]]
# [[Siwabessy]] (Pesisamalo)
# Soulisabessy
# [[Supusepa]]
# Telehala (Parinusalatu)
# Toisuta (Lilihuapelu)
# Toumahuw (Newotolu)
# Tulalesia
 
Dari 23 matarumah asli Ullath, ada enam yang telah punah atau dinyatakan hilang. Matarumah yang dimaksud adalah Hakamoly (Hakamoli), Lekasila, Lilihua, Sahetapy, Soulisabessy, dan Tulalesia.{{sfn|Rosmin Tutupoho|1991|pp=22}} Meskipun dinyatakan punah dan hilang di Ullath, fam Sahetapy masih ada dan bermukim di negeri-negeri lain seperti [[Itawaka, Saparua Timur, Maluku Tengah|Itawaka]], Makariki, atau Ouw.<ref>{{cite web |title=Familienamen uit Itawaka|url=https://www.atlas-maluku.nl/?regio=2430&eiland=15&kampong=580 |website=Atlas Maluku |access-date=3 Juni 2022}}</ref><ref>{{cite web |title=Familienamen uit Ouw|url=https://www.atlas-maluku.nl/?entry=locatie&regio=2430&eiland=15&familie_id=0&kampong=621 |website=Atlas Maluku |access-date=3 Juni 2022}}</ref> Khususnya di Itawaka, matarumah Sahetapy adalah pemegang jabatan kepala Soa Iha.<ref>{{cite news |author=<!--not stated--> |title=Usai Dilantik Sebagai KPN Itawaka, Wilhellem Wattimena Dikukuhkan Secara Adat |url=https://malteng.liputan.co.id/amp_read/usai-dilantik-sebagai-kpn-itawaka-wilhellem-wattimena-dikukuhkan-secara-adat-196 |work=Liputan Malteng |date=26 Februari 2021 |access-date=3 Juni 2022}}</ref> Fam Sahetapy di [[Makariki, Amahai, Maluku Tengah|Makariki]] berasal dari Ullath.<ref>{{cite web |url=https://makariki.nl/16-Pela.html |title=De pela's van Makariki |author=<!--Not stated--> |date=<!--Not stated--> |website= |publisher=Pusaka Huinelo |access-date=29 Mei 2024 |quote=In de streektaal van Makariki, heet het sluiten van een pela=keras verbond HUWAË PELA en dat is wat ze precies drie keer hebben gedaan.}}</ref>
 
==== Matarumah Pendatang ====
Matarumah pendatang di Ullath disebut pula sebagai ''orang dagang''. Mereka adalah keturunan dari matarumah dari negeri lain yang sudah lama tinggal menetap di Ullath. Berikut matarumah pendatang di Ullath.
# Ahuluheluw
# Latuharhary
# Latumaerissa
# Latumahina
# Latumalea
# Loupatty
# Lumalesil
# Manuhutu
# Manuoutty
# Matheos
# [[Matulessy]]<ref>{{cite news |last=Leurima |first=Abdullah |editor-last=Sekewael |editor-first=Philip |title=Keluarga Besar Matulessy Siap Gelar Mubes |url=https://rri.co.id/ambon/daerah/1451590/keluarga-besar-matulessy-siap-gelar-mubes?utm_source=news_main&utm_medium=internal_link&utm_campaign=General%20Campaign |work=RRI Ambon |date=11 Mei 2022 |access-date=16 Mei 2022 |archive-date=2022-05-16 |archive-url=https://web.archive.org/web/20220516042400/https://rri.co.id/ambon/daerah/1451590/keluarga-besar-matulessy-siap-gelar-mubes?utm_source=news_main&utm_medium=internal_link&utm_campaign=General%20Campaign |dead-url=yes }}</ref>
# Molle
# Paaijs
# Parinussa
# Pattirua
# Picauli
# Pieter
# Siahaya
 
== Budaya ==
=== Bahasa Daerah ===
Ullath memiliki bahasa daerah yang sama dengan negeri-negeri lain di jazirah Lease yang meliputi [[Saparua]], [[Haruku]], [[Nusalaut]] dan [[Ambon]]. Bahasa daerah itu disebut sebagai ''[[bahasa tana]]''. ''Bahasa tana'' bisa diartikan sebagai 'bahasa tanah', karena ''bahasa tana'' adalah bahasa yang telah berakar ribuan tahun di tanah Maluku terutama Lease.
 
Tiap-tiap negeri di Lease pastinya mengenal bahasa Tana namun memiliki perbedaan dialek yang tidak begitu kentara. Bahasa Tana dialek Ullath adalah satu di antara berpuluh-puluh jenis dialek bahasa Tana yang ada di Lease. Bahasa Tana dialek Ullath dikenal luas sebagai bahasa '''Sou Tuni''' atau '''Soa Tuni'''.
 
== Hubungan Sosial ==
[[Berkas:Oma E.jpg|256px|jmpl|Negeri Oma di pesisir selatan Pulau Haruku adalah salah satu negeri yang terikat ''gandong'' dengan Negeri Ullath]]
[[Berkas:Buano.jpg|256px|jmpl|Negeri Buano (''Nusa Puan''), adalah salah satu negeri yang terikat ''gandong'' dengan Negeri Ullath]]
 
=== Hubungan dengan negeri-negeri tetangga ===
==== Ullath-Ouw ====
Ullath bertetangga dekat sekali dengan Ouw. Kedua negeri sama-sama beragama Kristen Protestan. Namun, sepanjang sejarah, keduanya kerap bersengketa mengenai tanah, yang disebabkan oleh penyerobotan. Ada kalanya anak Negeri Ullath yang menyerobot tanah orang Ouw, atau sebaliknya. Persengketaan tanah memunculkan konflik antarnegeri bertetangga yang cukup sengit, dan terjadi secara berkepanjangan selama puluhan tahun.{{sfn|Syahmunir A.M.|2004|PP=62}}{{sfn|Sri Yanuarti|2005|pp=68}} Namun, secara umum saat ini hubungan antara orang Ullath dengan Ouw berlangsung harmonis dan cukup baik.
 
==== Ullath-Sirisori Islam ====
Sejak kerusuhan Maluku 1999-2000 selesai, Ullath memperbaiki hubungan dengan Sirisori Islam, negeri Islam satu-satunya di jazirah tenggara Saparua sekaligus salah satu musuh terbesar selama kerusuhan berlangsung. Ullath juga terlibat dalam mendorong perdamaian di antara dua negeri ''basudara'', Sirisori Amalatu dan Sirisori Islam. Salah satunya negeri ini menyumbangkan dua ekor sapi untuk hari raya kurban. Dagingnya dibagi-bagikan kepada yang membutuhkan.<ref>[https://www.gatra.com/detail/news/369556-Gereja-Louhata-Damai-Simbol%C2%A0Perekat-Nasrani-Islam]{{Pranala mati|date=Januari 2023|bot=InternetArchiveBot|fix-attempted=yes}} Gereja Louhata Damai, Simbol Perekat Nasrani-Islam</ref>
 
==== Ullath-Sirisori Amalatu ====
 
=== Hubungan ''pela'' ===
[[Berkas:Maket Pela.jpg|256px|jmpl|Modal hubungan ''pela gandong'' antara Negeri Buano-Oma-Ullath]]
Negeri Ullath mengikat hubungan [[pela]] dengan [[Wassu, Pulau Haruku, Maluku Tengah|Wassu]] (''Erihatu Samasuru'').<ref>{{cite website |url=http://ullath.com/pela.htm |title=Pela |archive-url=https://web.archive.org/web/20050226215240/http://ullath.com/pela.htm |archive-date=26 Februari 2005 |website= Ullath.com |quote=Ullath is pela met Boano, Oma en Wassu}}</ref> Baik Ullath maupun Wassu merupakan ''pela'' pertama bagi masing-masing negeri. Menurut tuturan di Negeri Wassu, salah seorang kapitan mereka yang bernama Kapitan Supele bertunangan dengan putri dari Sirisori Amalatu.<ref name="Wassu-Ullath"/> Ketika sang kapitan berada di Sirisori yang merupakan musuh bebuyutan Ullath, ia mendengar bahwa negeri itu sedang mempersiapkan serangan ke Ullath. Kapitan Supele kemudian berangkat ke Ullath dan berjumpa dengan seorang laki-laki yang nanti menjadi moyang fam [[Supusepa]], yang ia minta untuk mengantarkan dirinya berjumpa dengan Raja Ullath.<ref name="Wassu-Ullath"/>
 
Alkisah bertemulah ia dengan sang raja dan ia memberitahukan mengenai rencana penyerangan Sirisori. Dengan bocoran tersebut, pihak Ullath mempersiapkan diri dan mampu memukul mundur Sirisori.<ref name="Wassu-Ullath"/> Raja Ullath berterima kasih atas kebaikan hati dari Kapitan Supele. Sang raja bersama rakyat Negeri Ullath mengajak Kapitan Supele ke atas gunung di Amelhatu. Dipotonglah seekor ayam yang darahnya ditaruh dalam belanga yang berisi [[sageru]]. Sang Raja mewakili Ullath dan kapitan mewakili Wassu pun meminum campuran tersebut. Raja Ullath menyebutkan bahwa selama Gunung Amelhatu dan Gunung Amanhuhui di Wassu masih ada, makan persaudaraan Ullath dan Wassu akan terus ada. Pada kesempatan itu pula Raja Ullath mengangkat pela kepada pihak Wassu.<ref name="Wassu-Ullath"/>
 
Angkat pela oleh Negeri Ullath diterima oleh Kapitan Supele sebagai wakil dari Negeri Wassu. Sekembalinya ke Wassu, peristiwa-peristiwa yang menyebabkan orang Ullath mengangkat pela dengan Wassu pun diceritakan oleh sang kapitan. Ternyata masyarakat Wassu semuanya setuju, dikarenakan memang mereka belum memiliki pela sama sekali. Jadilah Ullath dan Wassu adalah pela yang pertama-tama bagi masing-masing negeri.<ref name="Wassu-Ullath">{{cite website |author=F. Timisela |url=https://faam-maluku-achternamen.webnode.nl/news/wassu-dan-ullath-sejarah-pela/ |title=Sejarah Pela Negeri Wassu dan Negeri Ullath |date=1 November 2015 |website=faam-maluku-achternamen.webnode.nl |access-date=15 Mei 2022}}</ref>
 
=== Hubungan ''gandong'' ===
Ada lima negeri yang tergolong sebagai negeri ''gandong'' bagi masyarakat Ullath. Kelimanya meliputi Buano (baik Buano Utara maupun Buano Selatan) dan Oma yang terbentuk dari kisah tiga moyang adik kakak Latukurandjina-Latuputty-Latuaren;{{sfn|Marthin Ramstedt|2004|pp=129}} [[Iha, Saparua Timur, Maluku Tengah|Iha]] dan [[Tuhaha, Saparua Timur, Maluku Tengah|Tuhaha]] yang terbentuk dari kisah tiga moyang Kasim-Tasim-Abdullah Nekaulu yang masing-masing menurunkan fam Amahoru, Aipassa, dan Nikijuluw;{{sfn|Dieter Bartels|2017|pp=534-535}} serta [[Itawaka, Saparua Timur, Maluku Tengah|Itawaka]] yang sebagian masyarakatnya merupakan orang-orang Ullath yang diperintahkan (''tita'') untuk menjaga wilayah bekas Kerajaan Iha di Hatawano (''waka''). Itawaka dalam hubungan dengan Iha, Tuhaha, dan Ullath dianggap sebagai ''bongso'' dan Ihamahu sejatinya masih memiliki hubungan darah dengan Iha, Tuhaha, Ullath.{{sfn|Dieter Bartels|2017|pp=535}}
 
== Kegiatan dan tradisi ==
[[Berkas:Kumpul Ana Cucu Beilohy Amalatu.jpg|256px|jmpl|Kumpul Ana Cucu Beilohy Amalatu-Ullath dalam rangka Natal Ullath se-dunia 2009]]
=== Tradisi Upu Latu ===
Ullath memiliki beberapa acara kegiatan yang masuk dalam agenda tahunan negeri seperti[[Tradisi Upu Latu]]<ref>[http://belseranchrist.blogspot.com/2012/10/beilohy-amalatu.html Upu Keluarga Pical] di [http://belseranchrist.blogspot.com]</ref> yang dilaksanakan oleh keluarga atau fam atau marga atau matarumah Pical sebagai bentuk pembayaran diyat (denda) atas kepemimpinan mereka di negeri Ullath entah sebagai kepala soa Raja ataupun sebagai pejabat sementara raja negeri.
 
=== Tradisi Makang Kalapa Sisi ===
Tradisi lain yang di lakukan di negeri Ullath yaitu tradisi makang kalapa sisi.<ref>[http://malukulease.blogspot.com/2010/08/ullath-tradisi-makang-kalapa-sisi.html Makang Kalapa Sisi] di [http://malukulease.blogspot.com]</ref> Memang makang kelapa sisi ("makan kelapa mentah" yaitu hanya di lepaskan dari tempurungnya tanpa di parut, dan di iris jadi potong-potongan kecil itulah yang di maksud dengan "kalapa sisi") semua orang juga pernah melakukan hal yang sama. Namun di negeri Ullath justru menjadi suatu tradisi.
 
Yang terlihat unik dari kebiasaan lainnya, di negeri Ullath hampir semua keluarga kalau makan di haruskan ada kalapa sisi di meja makan, walaupun jenis-jenis makanan yang tersedia sudah mengandung santan (dari kelapa), misalkan di sayur dan kuanya, atau masakan daging ikan jenis kare, dll. Dan menurut mereka makan dengan kelapa sisi telah menjadi kebutuhan, dan bukan sebatas keinginan saja sebagai pelengkap rasa. Memang, tradisi ini sangat mungkin ada juga di negeri-negeri lain di Maluku baru di buktikan bahwa cuma di negeri Ullath tradisi makang kalapa sisi ini benar-benar ada dan jadi tradisi.
 
=== Natal Ullath se-dunia 2009 ===
Negeri Ullath melakukan sebuah gebrakan dengan acara yang besar pada 2009 dalam rangka merayakan '''Natal ACBAS Ullath Se-dunia 2009'''<ref>[http://www.antarasulut.com/print/12260/gubernur-maluku-hadiri-natal-warga-ulath-sedunia Natal Sedunia Ullath 2009] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110102225235/http://www.antarasulut.com/print/12260/gubernur-maluku-hadiri-natal-warga-ulath-sedunia |date=2011-01-02 }} di Antara Sulut</ref><ref>[http://www.youtube.com/watch?v=BhXpT9koR68 Video Natal Ullath 2009] Video Youtube</ref><ref>[http://www.youtube.com/watch?v=ki3S6x2ZvGY Video Pra-Natal Ullath 2009] Video Youtube</ref><ref>[http://www.siwalimanews.com/show.php?mode=artikel&id=3414&path=list-artikel.html Warga Ullath Se-dunia Pulang]{{Pranala mati|date=Mei 2021|bot=InternetArchiveBot|fix-attempted=yes}} di [http://www.siwalimanews.com]</ref> yang bertemakan ''Kumpul Ana Cucu Beilohy Amalatu 2009''
 
== Perkumpulan ==
Keturunan Ullath yang hidup di [[Belanda]] memiliki perkumpulan yang bernama sebagai PABAN, singkatan dari Persatuan Anak-Cucu Beilohy Amalatu di Nederland.<ref>{{cite news |author=<!--not stated--> |title=Geenstijl ziet rellen bij Driesprong, politie Breda niet |url=https://www.bredavandaag.nl/nieuws/politie/227697/geenstijl-ziet-rellen-bij-driesprong-politie-breda-niet |work=Breda Vandaag |date=8 Oktober 2012 |access-date=3 Juni 2022}}</ref> Selain PABAN, keturunan Ullath di perantauan seperti [[Kota Ambon]] juga memiliki organisasi perkumpulan yang bernama [[PERWABA]], singkatan dari Persekutuan Warga Beilohy Amalatu<ref>[http://perwaba-ambon.org/index.php/component/content/article/2-organisasi/5-selamat-datang Situs Resmi Perwaba Ambon] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160304224804/http://perwaba-ambon.org/index.php/component/content/article/2-organisasi/5-selamat-datang|date=2016-03-04}} di [http://perwaba-ambon.org] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140505074537/http://www.perwaba-ambon.org/|date=2014-05-05}}</ref>
 
== Tokoh terkenal ==
* [[Ellyas Pical]]
* [[Alexander Litaay]]
* [[Isaac Marcus Pattipeilohy]]
* [[Dr.Ir Viktor PH Nikijuluw Ms.c]]
* [[George Toisutta]]<ref>{{cite web| title=KASAD: TRADISI PELAGANDONG DI AMBON HARUS TERUS DIHIDUPKAN |url=https://tni.mil.id/view-17300-kasad-tradisi-pelagandong-diambon-harus-terus-dihidupkan.html |date=29 Desember 2009 |access-date=16 Mei 2022 |website=PUSPEN Markas Besar Tentara Nasional Indonesia}}</ref>
* [[Gerrit A. Siwabessy]]
* [[Giovanni van Bronckhorst]], keturunan
* [[Johannes Latuharhary]]
 
== Lihat Pula ==
* [[GPM Ullath]]
* [[Tradisi Upu Latu]]
 
== Catatan ==
{{notes}}
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
== Daftar pustaka ==
=== Buku ===
* {{cite book
|author= BPS Kabupaten Maluku Tengah
|date= September 2021
|title= Kecamatan Saparua Timur dalam Angka 2021
|url= https://malukutengahkab.bps.go.id/publication/2021/09/27/ac1947bcd4f63d9d0c2bcff3/kecamatan-saparua-timur-dalam-angka-2021.html
|location= Masohi
|publisher= BPS Kabupaten Maluku Tengah
|page= xxiv + 164
|ISSN=
|ref= harv}}
* {{Cite book
|author = Dieter Bartels
|authorlink =
|title = Di Bawah Naungan Gunung Nunusaku: Muslim Kristen Hidup Berdampingan di Maluku Tengah, Jilid II: Sejarah
|publisher = Kepustakaan Populer Gramedia (KPG)
|year = 2017
|page = 534-535, 569, 570, 572
|isbn = 9786024241513
|ref= harv}}
* {{cite book
|author1= Fred. Alex. Adolf Gregory
|author2= Jacob Swart
|date= 1853
|title= Zeemans gids voor de vaarwaters van Java, naar en door den Molukschen Archipel en terug
|url= https://www.google.co.id/books/edition/Zeemans_gids_voor_de_vaarwaters_van_Java/Y_ZRAAAAcAAJ?hl=en&gbpv=1
|location= Amsterdam
|publisher= Hulst van Keulen
|page= xxii
|ref= harv}}
* {{cite book
|author= Irene Novaczek
|date= 2001
|title= An Institutional Analysis of Sasi Laut in Maluku, Indonesia
|url= https://www.google.co.id/books/edition/An_Institutional_Analysis_of_Sasi_Laut_i/Kc3PWLWPyy0C?hl=en&gbpv=1&dq=tuhaha+ulath+iha&pg=PA96&printsec=frontcover
|location= Manila, Filipina
|publisher= ICLARM--The World Fish Center
|page= 96, 246
|ISBN= 9789832346012
|ref= harv}}
* {{cite book
|author= Koninklijk Instituut voor de Taal-, Land- en Volkenkunde van Nederlandsch-Indië
|date= 1880
|title= Bijdragen tot de taal-, land- en volkenkunde van Nederlandsch-Indië
|volume= 4
|url= https://www.google.co.id/books/edition/Bijdragen_tot_de_taal_land_en_volkenkund/VOgPAAAAYAAJ?hl=en&gbpv=1&dq=ulat+saparua&pg=PA452&printsec=frontcover
|location= Leiden
|publisher= [[Martinus Nijhoff Publishers]]
|page= 452
|ISBN= 9789832346012
|ref= harv}}
* {{cite book
|editor= Marthin Ramstedt
|author1= Tanja Hohe
|author2= Bert Remijsen
|date= 2004
|title= Hinduism in Modern Indonesia: A Minority Religion between Local, National, and Global Interests
|chapter= 9. Peacemaker for Religious Conflicts? The Value of Pela Relationships in Ambon
|url= https://books.google.co.id/books?id=-rBhGEN0RyYC&pg=PA130&lpg=PA130&dq=latuaren&source=bl&ots=7kldxoCSHB&sig=ACfU3U1YMtGBE1z8lui-hjVzXUXxQkjEKw&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwiSzra--tz3AhUWIbcAHYIjAJ4Q6AF6BAgUEAM#v=onepage&q=latuaren&f=false
|location= London
|publisher= RoutledgeCurzon
|page= 126-130
|ISBN= 0203987276
|ref= harv}}
* {{Cite book
| author = Rosmin Tutupoho
| authorlink =
| title = Pengendalian Sosial Tradisional Daerah Maluku
| publisher = Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi dan Pembinaan Nilai-Nilai Budaya
| year = 1991
| page = 22, 53
| isbn =
|ref= harv}}
* {{cite book
|author1= Sri Yuniarti
|author2= Josephine Rosa Marieta
|author3= Mardyanto Wahyu Tryatmoko
|date= 2005
|title= Konflik di Maluku & Maluku Utara: Strategi Penyelesaian Konflik Jangka Panjang
|url= https://www.google.co.id/books/edition/Konflik_di_Maluku_Maluku_Utara/hQxxAAAAMAAJ?hl=en&gbpv=1&bsq=ouw+ulath&dq=ouw+ulath&printsec=frontcover
|location= Jakarta
|publisher= [[Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia]]
|page= 68
|ISBN= 9789793673806
|ref= harv}}
* {{cite book
|author= Syahmunir A.M.
|date= 2004
|title= Eksistensi Tanah Ulayat dalam Perundang-undangan di Indonesia
|url= https://www.google.co.id/books/edition/Eksistensi_tanah_ulayat_dalam_perundang/iYObAAAAMAAJ?hl=en&gbpv=1&bsq=ouw+ulath&dq=ouw+ulath&printsec=frontcover
|location= Padang
|publisher= Pusat Pengkajian Islam dan Minangkabau
|page= 62
|ISBN= 9789793797182
|ref= harv}}
 
== Pranala luar ==
* [https://books.google.co.id/books?id=sS9lAAAACAAJ&dq=Tiga+Bersaudara:+drie+broers+en+een+belofte&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjphYi5yuziAhXDNY8KHQmlCKUQ6AEIKjAA Tiga Bersaudara: Drie broers en Een Belofte]
* [http://books.google.co.id/books/about/Dari_gunung_turun_ke_pantai.html?id=Ep4rAAAACAAJ&redir_esc=y Ullath, Dari Gunung Turun Ke Pantai]
 
{{Commonscat|Ulath}}
{{Saparua Timur, Maluku Tengah}}