Pertempuran Jamal: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Menambahkan kata Rasulullah shalallahu alaihi wasallam serta tanda ( ) Tag: Dikembalikan VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
→Pertempuran: Sumber tulisan tidak dapat diakses Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan) | |||
Baris 42:
== Latar Belakang ==
Semenjak awal kematian
Di saat masih hidup, Muhammad, beberapa saat setelah berhasil menaklukkan Khaibar, berniat untuk mengusir orang-orang kafir yang tersisa di sana, namun orang-orang Khaibar pun memohon agar mereka diperbolehkan untuk tetap tinggal dan mengurus [[Kebun|kebun-kebun]] mereka dengan ganti separuh [[Hasil usaha tani|hasil panen-]]<nowiki/>nya akan diberikan untuk Muhammad. Muhammad pun setuju dan mereka dibiarkan tinggal.<ref>{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 3152 - One-fifth of Booty to the Cause of Allah (Khumus) - كتاب فرض الخمس - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:3152|website=sunnah.com|access-date=2022-07-24|archive-date=2023-09-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20230916231321/https://sunnah.com/bukhari:3152|dead-url=no}}</ref> Mendengar adanya pertumpahan darah yang terjadi di Khaibar, orang-orang kafir di Fadak pun ketakutan dan bersegera mendatangi Muhammad, mengajukan bahwa mereka akan memberikannya juga separuh dari hasil panen mereka sebagai ganti mereka tidak diserang dan diusir dari kampung halaman mereka. Muhammad pun sepakat dan pemasukan tersebut eksklusif hanya untuk Muhammad seorang.<ref>{{Cite book|last=al-Tabari|first=Muhammad ibn Jarir|url=https://archive.org/details/TabariVolume08/page/n153/mode/2up?view=theater|title=The History of al-Tabari, vol. 8|pages=129|url-status=live}}</ref>
Baris 78:
Zubair, seorang prajurit yang berpengalaman, hengkang tak lama setelah pertempuran dimulai.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|p=170}}. {{Harvtxt|Hazleton|2009|p=118}}. {{Harvtxt|Abbas|2021|p=140}}. {{Harvtxt|Veccia Vaglieri|2021b}}</ref> Madelung dan Veccia Vaglieri berpendapat bahwa sepertinya ada kebimbangan yang serius di dalam hati Zubair tentang keadilan perjuangan Aisyah yang menyebabkan Zubair membelot.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|p=171}}. {{Harvtxt|Veccia Vaglieri|2021b}}. {{Harvtxt|Rogerson|2006|p=296}}</ref> Al-Ahnaf bin Qays, seorang pemimpin Bani Sa'd yang tetap berada di pinggir pertempuran, mengetahui tentang membelotnya Zubair.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|pp=170, 171}}. {{Harvtxt|Rogerson|2006|p=295}}. {{Harvtxt|Veccia Vaglieri|2021b}}</ref> Bin Qays kemudian mengirim anak buahnya untuk memburu dan membunuh Zubair, kemungkinan besar karena tindakan tidak terhormat Zubair yang meninggalkan rekan-rekannya sesama Muslim di belakang dalam perang saudara di mana dia ikut bertanggung jawab.<ref name=":63">{{Harvtxt|Madelung|1997|pp=170, 171}}. {{Harvtxt|Rogerson|2006|p=296}}. {{Harvtxt|Veccia Vaglieri|2021b}}</ref>
Dengan kematian Thalhah dan Zubair, nasib pertempuran telah tersegel meskipun Aisyah menolak untuk meninggalkan medan perang.{{Sfn|Veccia Vaglieri|2012b}}{{Sfn|Madelung|1997|p=172}}{{Sfn|Bahramian|2015}} Satu per satu, prajurit Aisyah melangkah untuk memimpin pasukan unta, dan satu per satu, mereka terbunuh. Dengan tidak adanya pertempuran lagi yang dapat dipertarungkan, pihak Ali dilaporkan memohon kepada pihak Aisyah untuk menyerah. Pembantaian terhadap anak buah Aisyah berhenti hanya ketika pasukan Ali berhasil membunuh untanya Aisyah dan menangkap Aisyah, yang oleh Muhammad diberi gelar [[Istri-istri Muhammad|Ummul Mukminin]] (Ibu dari orang-orang beriman).<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|pp=172, 173}}. {{Harvtxt|Hazleton|2009|pp=118-121}}. {{Harvtxt|Abbas|2021|p=140}}. {{Harvtxt|Rogerson|2006|pp=296, 297}}. {{Harvtxt|Veccia Vaglieri|2021b}}</ref> Puisi-puisi yang selamat tentang pertempuran tersebut menggambarkan tragedi itu:<ref>{{Harvtxt|Hazleton|2009|p=119}}</ref>
|