Ali bin Abi Thalib: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(19 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{redirect|Ali}}
{{Infobox royalty
Baris 19 ⟶ 17:
| birth_date = {{circa|600}} M
| birth_place = [[Makkah]], [[Hijaz]], [[Jazirah Arab]]
| death_date = {{circa|28 Januari 661
| death_place = [[Kufah]], [[Kekhalifahan Rasyidin]]
| burial_place = Dipercaya telah dimakamkan di [[Makam Imam Ali]], [[Najaf]], [[Irak]]<br />{{coord|31.996111|44.314167|display=inline}}
Baris 37 ⟶ 35:
| embed=yes
| ism= ʿAlī
| nasab= ''ʿAlī bin Abī Ṭālib bin
| kunya= ''Abul Ḥasan''}}
}}
{{Ali}}
'''Ali bin Abi Thalib''' ({{lang-ar|عَلِيّ بْن أَبِي طَالِب|translit=ʿAlī bin Abī Ṭālib}}; {{circa|600–661}}) adalah sepupu sekaligus menantu dari [[nabi Islam]] [[Muhammad]] dan penerusnya, sebagai
Ali memainkan peran penting di tahun-tahun awal [[Islam]] ketika [[Muslim]] dianiaya dengan kejam di [[Makkah]]. Setelah imigrasi ({{Transl|ar|[[hijrah]]}}) ke [[Madinah]] pada tahun 622, Muhammad mengawinkan putrinya, [[Fatimah az-Zahra|Fatimah]] kepada Ali dan bersumpah persaudaraan dengannya. Ali menjabat sebagai sekretaris dan wakil Muhammad pada periode ini, dan merupakan salah satu pembawa bendera pasukan Islam. Banyak ucapan Muhammad yang memuji Ali, yang paling kontroversial diucapkan pada tahun 632 di [[Ghadir Khum]], "Barangsiapa yang menganggap aku sebagai {{Transl|ar|[[mawla]]}}, Maka Ali adalah {{transl|ar|mawla}} pula untuknya." Penafsiran kata [[polisemi]] [[Arab]] {{Transl|ar|mawla}} masih diperdebatkan: Bagi [[Syiah|Muslim Syiah]], Muhammad memberikan Ali otoritas agama dan politiknya, sementara [[Sunni|Muslim Sunni]] memandang hal ini hanya sebagai pernyataan persahabatan dan hubungan baik. Ketika Muhammad meninggal pada tahun yang sama, sekelompok Muslim mengadakan pertemuan tanpa kehadiran Ali dan menunjuk [[Abu Bakar ash-Shiddiq]] ({{reign|632|634}}) sebagai khalifah baru mereka. Ali kemudian melepaskan klaimnya atas kepemimpinan dan mengundurkan diri dari kehidupan publik pada masa pemerintahan Abu Bakar dan penggantinya, [[Umar bin Khattab]] ({{Reign|634|644}}). Meskipun nasihatnya kadang-kadang diminta, konflik antara Ali dan dua khalifah pertama ditandai dengan penolakannya untuk mengikuti praktik mereka. Penolakan ini membuat Ali kehilangan peluangnya untuk menjadi khalifah hingga akhirnya jabatan khalifah jatuh ke tangan [[Utsman bin Affan]] ({{Reign|644|656}}), yang kemudian ditunjuk untuk menggantikan Umar oleh dewan pemilihan. Ali juga sangat kritis terhadap Utsman, yang banyak dituduh melakukan nepotisme dan korupsi. Namun Ali juga berulang kali menjadi penengah antara khalifah dan para pemberontak tingkat provinsi yang marah atas kebijakan kontroversial khalifah.
Setelah [[Pembunuhan Utsman|pembunuhan]] Utsman pada tahun 656, Ali terpilih sebagai khalifah di Madinah. Dia segera menghadapi dua pemberontakan terpisah, kedua pemberontakan ini ditujukan untuk membalas kematian Utsman dan menuntut khalifah untuk menangkap pembunuhnya. Pemberontakan pertama dimulai oleh tiga serangkai [[Thalhah bin Ubaidillah
Dalam [[budaya Islam|budaya Muslim]], Tempat Ali dikatakan berada di urutan kedua setelah Muhammad. Ali dihormati karena keberaniannya, kejujurannya, pengabdiannya yang teguh pada Islam, kemurahan hati, dan perlakuan setara terhadap semua Muslim. Bagi para pengagumnya, ia telah menjadi pola dasar Islam yang tidak korup dan kesatriaan pra-Islam. Muslim Sunni menganggapnya sebagai ''[[Khulafaur Rasyidin]]'' ({{lit|Khalifah yang mendapat petunjuk}}) terakhir, sementara Muslim Syiah menghormatinya sebagai [[Dua Belas Imam|Imam]] pertama mereka, yaitu penerus agama dan politik yang sah bagi Muhammad. [[Makam Imam Ali|Makam Ali]] di [[Najaf]], Irak, adalah tujuan utama ziarah Syiah. Warisan Ali kini dikumpulkan dan dipelajari dalam berbagai buku, yang paling terkenal di antaranya adalah {{Transl|ar|[[Nahjul Balaghah]]}}.<!--JANGAN menambahkan kutipan pada pembuka, kecuali untuk materi yang kemungkinan besar akan ditentang, per [[MOS:LEADCITE]] ([[:en:Wikipedia:Manual of Style/Lead section#Citations)]]. PINDAHKAN kutipan yang tidak diperlukan ke badan artikel.-->
Baris 131 ⟶ 129:
{{Utama|Masa pemerintahan Ali}}
===
{{Main|Pelantikan Ali sebagai khalifah}}
[[File:The swearing of allegiance to Ali at Kufa after the murder of Osman. A dark-skinned youth, possibly Belal, holds Ali's double-bladed sword, Zulfikar. From a manuscript of Maktel-i Ali Resul by Lami'i Celebi, late 16th century or early 17th century.jpg|thumb|Ali menerima janji setia, dari naskah {{Transliteration|ar|Maktel-i Ali resul}}, tertanggal akhir abad keenam belas atau awal abad ketujuh belas.]]
Baris 229 ⟶ 227:
Bani Ali juga dianiaya di bawah [[Kekhalifahan Abbasiyah|Abbasiyah]], yang menggulingkan Bani Umayyah pada tahun 750.{{Sfn|Daftary|2014}}{{Sfn|Momen|1985|p=71}} Beberapa kelompok dari Bani Ali kemudian memberontak,{{Sfn|Lewis|2012}} sementara beberapa lainnya mendirikan dinasti regional di daerah terpencil.{{Sfn|Daftary|2014}}{{Sfn|Donner|1999|p=26}} Secara khusus, melalui pemenjaraan atau pengawasan, Bani Abbasiyah menyingkirkan para imam Syiah Imamiyah dari kehidupan publik,{{Sfn|Sachedina|1981|p=25}}{{Sfn|Dakake|2007|p=211}} selama periode ini, Bani Abbasiyah dianggap bertanggung jawab atas kematian para imam.{{Sfn|Pierce|2016|p=44}}{{Sfn|Momen|1985|p=44}} Imamiyah Arus Utama adalah pendahulu dari [[Syiah Dua Belas Imam]],{{Sfn|McHugo|2017|p=107}} yang percaya bahwa imam kedua belas dan terakhir mereka, [[Muhammad al-Mahdi]], lahir sekitar tahun 868,{{Sfn|Momen|1985|p=161}} namun disembunyikan dari publik pada tahun 874 karena takut akan penganiayaan. Dia dipercaya tetap gaib atas kehendak Tuhan sampai kemunculannya kembali di akhir zaman untuk memberantas ketidakadilan dan kejahatan.{{Sfn|Amir-Moezzi|1998}}{{Sfn|McHugo|2017|p=108}} Satu-satunya perpecahan bersejarah di kalangan Imamah terjadi ketika imam keenam mereka, [[Ja'far ash-Shadiq]], meninggal pada tahun 765.{{Sfn|Daftary|2014}}{{Sfn|McHugo|2017|p=107}} Beberapa orang mengeklaim bahwa penggantinya yang ditunjuk adalah [[Isma'il bin Ja'far|Isma'il]], putra ash-Shadiq yang telah meninggal sebelum ash-Shadiq. Ini adalah awal dari terbentuknya Syiah [[Isma'iliyah]],{{Sfn|Daftary|2014}} yang kemudian berhasil meraih kesuksesan politik pada pergantian abad kesepuluh,{{Sfn|Haider|2014|p=92}} dan mendirikan [[Kekhalifahan Fatimiyah]] di Mesir dan [[Qaramitah]] di [[Arabia Timur|Bahrain]].{{Sfn|Daftary|2007|pp=2, 110, 128}}
==
[[File:Bab al-Nasr in 2017, photo by Hatem Moushir 26.jpg|thumb|Pedang dan perisai Ali diukir di Bab al-Nasr, Kairo.]]
Sering dipuji karena kesalehan dan keberaniannya, Ali berjuang untuk menegakkan keyakinannya, namun juga bermurah hati dalam kemenangan, bahkan mempertaruhkan kemarahan beberapa pendukungnya untuk mencegah perbudakan perempuan.{{Sfn|Steigerwald|2004}}{{Sfn|Momen|1985|p=25}}{{sfn|Madelung|1997|pp=309–310}}{{sfn|Momen|1985|p=25}}{{Sfn|Shah-Kazemi|2019|p=72}}{{Sfn|Veccia Vaglieri|2012a}} Dia juga menunjukkan kesedihannya, menangisi orang mati, dan dilaporkan mendoakan musuh-musuhnya.{{sfn|Veccia Vaglieri|2012a}} Namun Ali juga dikritik karena idealisme dan ketidakfleksibelan politiknya,{{Sfn|Veccia Vaglieri|2012a}}{{Sfn|Madelung|1997|p=|pp=149–50}} karena kebijakan egaliter dan keadilannya yang ketat membuat banyak orang tidak setuju.{{Sfn|Ayoub|2014|p=134}}{{Sfn|Tabatabai|1975|p=44}} Namun, sejarawan Muslim mencatat bahwa sifat-sifat ini juga terdapat dalam diri Muhammad,{{Sfn|Tabatabai|1975|p=46}}{{Sfn|Shah-Kazemi|2019|p=89}} yang telah termaktub dalam Al-Qur'an.{{Sfn|Tabatabai|1975|p=|pp=46, 64}} Bagaimanapun juga, sifat-sifat Ali ini, yang berakar pada keyakinan agamanya, berkontribusi pada citranya di mata para pengikutnya saat ini sebagai teladan kebajikan Islam, terutama menyangkut masalah keadilan.{{sfn|Veccia Vaglieri|2012a}}{{Sfn|Madelung|1997|p=310}}{{Sfn|Ayoub|2014|p=134}}{{sfn|Shah-Kazemi|2015b}} Ali juga dipandang sebagai model utama patriotisme Islam ({{Transl|ar|[[futuwah]]}}).{{Sfn|Shah-Kazemi|2007|p=189n1}}{{Sfn|Glassé|2001|p=41}}{{Sfn|Momen|1985|p=90}}
Ali dianggap oleh para pengikutnya sebagai teladan dalam perbuatan kebaikan yang esensial, khususnya dalam hal keadilan.{{sfn|Haj Manouchehri|2022}} Namun, catatan sejarah tentangnya sering kali memihak. Hal ini mungkin karena konflik-konflik awal Muslim yang melibatkan Ali telah diabadikan selama berabad-abad dalam tulisan-tulisan yang sektarian.{{sfn|Veccia Vaglieri|1960|p=385}} Misalnya, secara pribadi, Ali digambarkan dalam beberapa sumber Sunni sebagai sosok yang botak, bertubuh kekar, berkaki pendek, berbahu lebar, badannya berbulu, berjanggut putih panjang, dan mengalami radang mata.{{Sfn|Veccia Vaglieri|1960}} Sementara itu, catatan Syiah tentang penampilan Ali sangat berbeda dan mungkin lebih cocok dengan reputasinya sebagai seorang pejuang ulung.{{sfn|Abbas|2021|p=63}} Ia juga kerap tampil positif dalam karya seni Syiah dan Sufi.{{sfn|Haj Manouchehri|2022}} Dalam beberapa sumber Sunni, Ali juga ditampilkan sebagai orang yang kasar, keras, dan tidak ramah;{{sfn|Veccia Vaglieri|1960}} sedangkan sumber-sumber Syiah menggambarkan Ali sebagai orang yang murah hati, lemah lembut, dan ceria,{{sfn|Glassé|2001|p=41}}{{sfn|Haj Manouchehri|2022}} sampai-sampai propaganda pada perang Suriah tampaknya menuduhnya bersikap sembrono.{{Sfn|Shah-Kazemi|2022|p=105}} Sumber-sumber Syiah dan Sufi juga penuh dengan kisah-kisah tentang tindakan kebaikannya, terutama kepada orang miskin.{{Sfn|Shah-Kazemi|2022|p=|pp=35{{ndash}}36}} Kualitas-kualitas penting dalam diri seorang panglima, yang dijelaskan dalam sebuah surat tentang Ali, mungkin merupakan potret dirinya yang paling baik: tidak mudah marah, senang memaafkan, baik hati terhadap yang lemah, dan keras terhadap yang kuat.{{Sfn|Shah-Kazemi|2022|p=104}} Sahabat Ali, [[Sa'sa'ah bin Suhan|Sa'sa'a ibn Suhan]], diriwayatkan menggambarkannya sebagai berikut.▼
▲
== Nama dan gelar ==
Baris 241 ⟶ 239:
== Pandangan ==
{{Infobox saint|name=Ali|image=The first three Shiite Imams- Ali with his sons Hasan and Husayn, illustration from a Qajar manuscript, Iran, 1837-38 (gouache on paper).jpg|imagesize=150|alt=|caption=Ilustrasi guas Ali (tengah) dan putra-putranya, Hasan dan Husain
▲{{Infobox saint|name=Ali|image=The first three Shiite Imams- Ali with his sons Hasan and Husayn, illustration from a Qajar manuscript, Iran, 1837-38 (gouache on paper).jpg|imagesize=150|alt=|caption=Ilustrasi guas Ali (tengah) dan putra-putranya, Hasan dan Husain, 1838, oleh pelukis tak dikenal|titles={{Hlist|Khalifah|Imam}}|birth_date=|birth_place=|home_town=|residence=|death_date=|death_place=|feast_day=|venerated_in=[[Islam]]<br>[[Baháʼí]]<br>[[Druze]]<br>[[Yarsanisme]]|beatified_date=|beatified_place=|beatified_by=|canonized_date=|canonized_place=|canonized_by=|major_shrine=[[Makam Imam Ali]], [[Najaf]]|attributes=|patronage=|issues=|suppressed_date=|suppressed_by=|influences=|tradition=|influenced=|major_works=|birth_name=}}
=== Islam ===
Baris 251 ⟶ 248:
[[Berkas:Memorial_stone_Imam_Reza.jpg|thumb|Ayat {{Transliteration|ar|Walayah}}, mungkin pernyataan paling kontroversial dalam Al-Quran yang terkait dengan Ali, terukir di tepi batu peringatan ini, berasal dari era [[Kekaisaran Seljuk|Seljuk]].]]
Ali secara teratur mewakili Muhammad dalam misi yang umumnya dikaitkan dengan perintah Al-Qur'an.{{sfn|Lalani|2006}}{{sfn|Momen|1985|pp=11–12}} Misalnya, [[Ayat Walayah|ayat {{Transl|ar|Walayah}}]] ({{
==== Dalam literatus hadis ====
Baris 264 ⟶ 261:
[[File:Arabic caligraphic seal in Hagia Sophia.jpg|thumb|Kata 'Ali' dalam [[Kaligrafi Islam|Kaligrafi Arab]], tertulis di [[Hagia Sophia]], [[Turki]].]]
Dalam Islam Sunni, Ali dihormati sebagai sahabat dekat Muhammad,{{Sfn|Rauf|2007|p=201}} dan otoritas terkemuka dalam penafsiran Al-Qur'an dan hukum Islam,{{Sfn|Lalani|2006|p=28}}{{Sfn|Rauf|2007|p=202}} serta sumber hikmah dalam spiritualitas Sunni.{{Sfn|Shah-Kazemi|2007|p=134}} Ketika Muhammad meninggal pada tahun 632, Ali mengklaim kepemimpinannya, mungkin mengacu pada Ghadir Khum,{{Sfn|Momen|1985|pp=19{{ndash}}20}}{{Sfn|Amir-Moezzi|2014}} tapi dia akhirnya menerima pemerintahan dari tiga khalifah pertama demi kepentingan persatuan umat Islam.{{Sfn|Keaney|2021|p=136}} Ali digambarkan dalam sumber-sumber Sunni sebagai penasihat terpercaya tiga khalifah pertama,{{sfn|Afsaruddin|Nasr|2023}}{{sfn|Poonawala|1982}} sementara konflik mereka dengan Ali diminimalkan,{{Sfn|Jafri| 1979|p=45}}{{Sfn|Shah-Kazemi|2019|p=78}} sejalan dengan kecenderungan Sunni untuk menunjukkan kerukunan antar sahabat.{{Sfn|Shah-Kazemi|2019|p=78}}{{Sfn|Lucas|2004|p=255-84}}{{Sfn|Soufi|1997|p=120}} Sebagai [[Khulafaur Rasyidin|khalifah Rasyidin]] keempat dan terakhir, Ali memiliki status yang sangat tinggi dalam Islam Sunni, meskipun penghormatan doktrinal terhadap Ali ini merupakan perkembangan terkini, yang mungkin dimulai oleh ahli tradisi Sunni terkemuka, [[Ahmad bin Hanbal]].{{Sfn|Gleave|2008}} Hierarki tradisional Sunni menempatkan Ali di bawah ketiga pendahulunya dan di atas mereka yang berperang melawannya.{{Sfn|Gleave|2008}}{{Sfn|Crone|2005|p=135}}{{Sfn|Rauf|2007|p= 201}} Meskipun begitu, masih terdapat penafsiran ulang mengenai ucapan-ucapan kenabian yang secara eksplisit meninggikan Ali di atas semua sahabat.{{Sfn|Gleave|2008}}
====
{{Main|Pandangan Syiah terhadap Ali}}
[[File:Shi'i_talismanic_piece.jpg|thumb|Ali
Ali
====
===
== Warisan ==
Baris 308 ⟶ 305:
===Karya lainnya===
{{Transliteration|ar|[[Du'a Kumail]]}} adalah kumpulan doa Syiah populer yang dikaitkan dengan Ali, yang disampaikan oleh temannya, [[Kumail bin Ziyad]].{{sfn|Gleave|2008}} Karya lain yang dikaitkan dengan Ali adalah {{Transl|ar|Kitab al-Diyat}} yang berisi tentang hukum Islam dan dikutip lengkap dalam kumpulan hadis Syiah {{Transl|ar|[[Man La Yahduruhu al-Faqih]]}}.{{sfn|Modarressi|2003|pp=12–13}} Keputusan hukum dan perintah eksekutif Ali pada masa kekhalifahannya juga telah dicatat.{{sfn|Modarressi|2003|p=17}} Karya-karya lain yang masih ada yang dikaitkan dengan Ali dikumpulkan dalam {{Transl|ar|[[Kitab al-Kafi]]}} dan sumber Syiah lainnya.{{sfn|Gleave|2008}}
===Historiografi===
{{See also|Historiografi Islam awal}}
Banyak yang telah ditulis tentang Ali dalam literatur Islam, nomor dua setelah Muhammad.{{sfn|Afsaruddin|Nasr|2023}} Namun, banyak dari materi ini diwarnai oleh bias positif atau negatif terhadap Ali.{{sfn|Afsaruddin|Nasr|2023}} [[sumber primer|Sumber utama]] tentang Ali adalah Alquran, hadis, dan [[Historiografi Islam awal|karya Islam awal]] lainnya,{{sfn|Afsaruddin|Nasr|2023}} yang paling terkenal adalah ''[[Kitab Sulaim bin Qais]]'' yang dikaitkan dengan sahabat Ali.{{sfn|Clarke|2005|p=59}} Karya-karya seperti itu pada awalnya cukup langka, namun hal ini berubah dengan diperkenalkannya kertas yang terjangkau pada periode Abbasiyah. Misalnya, setidaknya dua puluh satu monografi disusun tentang Pertempuran Siffin antara tahun 750 dan 950, tiga belas di antaranya ditulis oleh sejarawan awal [[Abu Mikhnaf]]. Sebagian besar monografi ini tidak ada kecuali melalui kutipan-kutipan pada koleksi-koleksi selanjutnya, seperti {{Transliteration|ar|[[Tarikh ath-Thabari]]}}.{{sfn|Robinson|2003|pp=27, 28, 34}} Selain banyak karya yang ditulis oleh umat Islam, [[sumber sekunder]] tentang Ali mencakup tulisan-tulisan [[Kristen Arab]], [[Hindu]], dan juga karya-karya sarjana Barat.{{sfn|Afsaruddin|Nasr|2023}} Ketika menulis tentang Ali, para cendekiawan Barat awal sering menganggap laporan-laporan yang dikumpulkan pada periode-periode selanjutnya adalah laporan palsu karena para penulisnya sering mengemukakan pandangan-pandangan partisan Sunni atau Syiah mereka sendiri. Misalnya, [[Leone Caetani|L. Caetani]] sering menolak laporan sejarah yang dikaitkan dengan Ibnu Abbas yang pro-Ali dan Aisyah yang anti-Ali. Caetani malah lebih memilih catatan yang dilaporkan tanpa [[isnad|{{transliterasi|ar|isnad}}]] oleh sejarawan awal seperti [[Ibnu Ishaq]]. Sebaliknya, [[Wilferd Madelung|W. Madelung]] berpendapat bahwa tendensiusnya sebuah laporan tidak berarti laporan tersebut dibuat-buat. Madelung malah menganjurkan otentikasi laporan sejarah berdasarkan kesesuaiannya dengan peristiwa dan tokoh lain.{{sfn|Madelung|1997|pp=xi, 19, 20}}
== Lihat pula ==
|