Gerakan perlawanan: Perbedaan antara revisi

'''Gerakan perlawanan''' adalah sebuah upaya terorganisir oleh beberapa bagian populasi sipil dari sebuah negara untuk menggulingkan pemerintah yang berdiri sah atau penjajah/pasukan pendudukan dan untuk menganggumengganggu stabilitas dan tatananketertiban sipilumum. Gerakan tersebut berupaya mewujudkan misinya melalui penggunaan [[perlawanan non-tanpa kekerasan]] (terkadang disebut [[perlawanan sipil]]), atau dengan menggunakan kekuatan, baik bersenjata maupun tak bersenjata. Dalam beberapa contoh, seperti halnya Norwegia pada masa [[Perang Dunia Kedua]], gerakan perlawanan dapat menggunakan cara kekerasan maupun tanpa kekerasan, biasanya beroperasi di bawah organisasi-organisasi yang berbeda dan juga bertindak di kawasan-kawasan atau masa-masa tertentu.<ref>On the relation between military and civil resistance in occupied Norway 1940–45, see Magne Skodvin, "Norwegian Non-violent Resistance during the German Occupation", in [[Adam Roberts (sarjana)|Adam Roberts]] (ed.), ''The Strategy of Civilian Defence: Non-violent Resistance to Aggression'', Faber, London, 1967, pp. 136–53. (Also published as ''Civilian Resistance as a National Defense'', Harrisburg, USA: Stackpole Books, 1968; and, with a new Introduction on "Czechoslovakia and Civilian Defence", as ''Civilian Resistance as a National Defence'', Harmondsworth, UK/Baltimore, USA: Penguin Books, 1969. ISBN 0-14-021080-6.)</ref>

* Ticehurst, Rupert. ''[http://www.icrc.org/Web/Eng/siteeng0.nsf/html/57JNHY The Martens Clause and the Laws of Armed Conflict] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070415003954/http://www.icrc.org/Web/Eng/siteeng0.nsf/html/57JNHY |date=2007-04-15 }}'' 30 April 1997, International Review of the Red Cross no 317, p.&nbsp;125-134. {{ISSN|1560-7755}}

[[Kategori:Gerakan pemberontakanperlawanan| ]]