Meme internet: Perbedaan antara revisi

'''Meme Internet''' (baca '''mim''', '''mémé''')<ref name = 'KBBIDmeme'>

Sebuah meme Internet mungkin tetap sama atau mungkin berkembang dari waktu ke waktu, secara kebetulan atau melalui komentar, imitasi, parodi, atau dengan memasukkan akun berita tentang dirinya sendiri. Meme internet menyebar secara onlinedaring melalui pengaruh seperti budaya populer. Selain itu, meme dapat dijadikan bahan lelucon dalam komunitas onlinedaring seperti [[Twitter]], [[Tumblr]], Facebook, [[YouTube]], dan [[Reddit]].<ref>{{Cite journal|last=Miltner|first=Kate M.|date=2014-08-01|title=“There’s no place for lulz on LOLCats”: The role of genre, gender, and group identity in the interpretation and enjoyment of an Internet meme|url=https://journals.uic.edu/ojs/index.php/fm/article/view/5391|journal=First Monday|language=en|doi=10.5210/fm.v19i8.5391|issn=1396-0466}}</ref> Hal ini mengacu pada meme dalam kelompok yang mengomunikasikan pengetahuan budaya eksklusif yang tidak diketahui pengguna umum. Dalam meme internet umum, ada dasar untuk relevansi budaya dalam teks dan citra tertentu yang terkait dengan meme. Pada tingkat makro, meme internet harus dikodekan dan didekodekan.<ref>{{Cite book|last=Phillips|first=Whitney|last2=Milner|first2=Ryan M.|date=2017|url=https://doi.org/10.1057/978-1-137-47290-8_13|title=Decoding Memes: Barthes’ Punctum, Feminist Standpoint Theory, and the Political Significance of #YesAllWomen|location=London|publisher=Palgrave Macmillan UK|isbn=978-1-137-47290-8|editor-last=Harrington|editor-first=Stephen|series=Palgrave Entertainment Industries|pages=195–211|language=en|doi=10.1057/978-1-137-47290-8_13}}</ref> Dalam prosesnya, meme memunculkan metrik studium dan punctum. Punctum adalah afiliasi estetika untuk sepotong citra, sehingga menimbulkan reaksi yang merupakan pengaruh gambar. Dalam memanfaatkan pengaruh sebagai bahasa visual, meme internet menciptakan budaya kepentingan referensial yang tak terucapkan. Dengan menggunakan pengetahuan budaya eksplisit, meme internet memberikan pengaruh sebagai komunikasi yang muncul. Studium adalah aspek menghibur dari meme internet. Dengan kombinasi studium dan punctum memetrics, individu memahami dan menyebarkan meme dari signifikansi budaya mereka ke jenis meme.<ref>{{Cite book|last=Harrington|first=Stephen|date=2017-08-14|url=https://books.google.co.id/books?id=s_wwDwAAQBAJ&pg=PA205&lpg=PA205&dq=studium+and+punctum+memetrics&source=bl&ots=KvPSwDaivQ&sig=ACfU3U0zYAEEjXVYZA9vwzhSxBUjCn4wCQ&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwijpZ7N2tP0AhUD4HMBHfTSBlYQ6AF6BAg6EAM#v=onepage&q=studium%20and%20punctum%20memetrics&f=false|title=Entertainment Values: How do we Assess Entertainment and Why does it Matter?|publisher=Springer|isbn=978-1-137-47290-8|pages=202|language=en|url-status=live}}</ref>

Akibatnya, sebuah meme internet juga dapat dengan cepat menjadi 'tidak modis', kehilangan kualitas humornya bagi khalayak tertentu, bahkan seringkali oleh penciptanya. Meme internet biasanya terbentuk dari beberapa interaksi sosial, referensi budaya pop, atau situasi yang sering dihadapi orang. Pertumbuhan dan dampaknya yang cepat telah menarik perhatian peneliti dan industri.<ref>{{Cite journal|last=Kempe|first=David|last2=et al|date=2003|title=Maximizing the Spread of Influence through a Social Network|url=http://www.cs.cmu.edu/~aladdin/workshops/wsa/papers/spread.pdf|journal=Int. Conf. on Knowledge Discovery and Data Mining. ACM Press.|doi=10.1145/956750.956769}}</ref> Secara akademis, para peneliti memodelkan bagaimana mereka berevolusi dan memprediksi meme mana yang akan bertahan dan menyebar ke seluruh Web. Fenomena meme viral adalah pengalaman pengguna ke pengguna yang mewakili budaya partisipatif di platform onlinedaring.<ref>{{Cite journal|last=Handayani|first=Fitrie|last2=et al|date=2016|title=THE USE OF MEME AS A REPRESENTATION OF PUBLIC OPINION IN SOCIAL MEDIA: A CASE STUDY OF MEME ABOUT BEKASI IN PATH AND TWITTER|url=https://media.neliti.com/media/publications/166854-EN-the-use-of-meme-as-a-representation-of-p.pdf|journal=Humaniora|volume=7|issue=3|pages=333-339|doi=10.21512/humaniora.v7i3.3587}}</ref>