Kota Tua Kalianget: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Faiqnur (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(6 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Woonhuizen mogelijk op het terrein van een zoutwinningsonderneming bij Kalianget Madoera TMnr 60048737.jpg|thumbjmpl|250px| Perumahan Karyawan Pabrik Garam Kalianget lengkap dengan taman-taman yang luas pada halaman rumahnya tahun 1914-1925]]Kota Tua Kalianget merupakan salah satu kota modern pertama di Pulau Madura, Kota ini di bangun Pada masa VOC dan diteruskan oleh pemerintahan Hindia Belanda.
Kalianget di kembangkan menjadi kota dikarenakan letaknya yang sangat strategis dan merupakan bandar pelabuhan tersibuk di selat Madura.
[[Pelabuhan]] tertua di Sumenep adalah pelabuhan Kertasada, lataknya sekitar 10  km dari pusat kota Sumenep. Ketika Sumenep jatuh ke tangan VOC pada tahun 1705, VOC mulai membangun sebuah benteng yang terletak di [[Kalianget]] barat, namun dikarenakan posisinya yang kurang strategis dan berbatasan langsung dengan laut selat Madura, Benteng tersebut urung dibangun, maka oleh masyarakat sekitar daerah tersebut dikenal dengan nama "Loji Kantang" .
 
kongsi dagang tersebut tak kehilangan akal, akhirnya pihak VOC pun membangun [[Benteng]] di daerah Kalimo'ok dikarenakan lokasinya yang cenderung tinggi dari lingkungan sekitar. Benteng tersebut dibangun pada tahun 1785. Seiring dengan dibangunnya daerah pertahanan tersebut, pemukiman-pemukiman orang Eropa mulai menyebar di daerah Marengan dan Pabean, hal tersebut bisa kita lihat pada model [[Arsitektur|arsitekturalarsitektur]]al bangunannya yang cenderung terpengaruh kebudayaan [[Indische Vereeniging|indisch]]. Kebudayaan Indisch di Indonesia berkembang pada abad 17-18.
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Woonhuizen mogelijk op het terrein van een zoutwinningsonderneming bij Kalianget Madoera TMnr 60048737.jpg|thumb|250px| Perumahan Karyawan Pabrik Garam Kalianget lengkap dengan taman-taman yang luas pada halaman rumahnya tahun 1914-1925]]Kota Tua Kalianget merupakan salah satu kota modern pertama di Pulau Madura, Kota ini di bangun Pada masa VOC dan diteruskan oleh pemerintahan Hindia Belanda.
Kalianget di kembangkan menjadi kota dikarenakan letaknya yang sangat strategis dan merupakan bandar pelabuhan tersibuk di selat Madura.
[[Pelabuhan]] tertua di Sumenep adalah pelabuhan Kertasada, lataknya sekitar 10 km dari pusat kota Sumenep. Ketika Sumenep jatuh ke tangan VOC pada tahun 1705, VOC mulai membangun sebuah benteng yang terletak di [[Kalianget]] barat, namun dikarenakan posisinya yang kurang strategis dan berbatasan langsung dengan laut selat Madura, Benteng tersebut urung dibangun, maka oleh masyarakat sekitar daerah tersebut dikenal dengan nama "Loji Kantang" .
 
Setelah kongsi dagang [[VOC]] dibubarkan, maka Pemerintah Hindia Belanda mengambil alih kekuasaan dari kongsi dagang tersebut dalam berbagai hal termasuk juga dalam pengelolaan lahan Pegaraman yang ada di Sumenep. Untuk memperkuat posisi ekonomi dan politik pemerintah [[Hindia- Belanda]] di Sumenep, maka pada tahun 1899, pihak pemerintah membangun Pabrik Garam Briket Modern, pertama di Indonesia. Disinilah berbagai fasilitas pendukung industri tersebut dibangun, tak hanya bangunan pabrik, fasilitas Listrik yang terpusat di Gedung Sentral, Lapangan Tenis, Kolam renang, [[Bioskop]], Taman Kota, hingga pemukiman bagi pegawai dan karyawan mulai tersebar di kawasan ini. hal ini sebagai bukti bahwa pemerintah Hindia - Belanda kala itu dengan kuatnya memonopoli hasil garam yang ada di Madura.
kongsi dagang tersebut tak kehilangan akal, akhirnya pihak VOC pun membangun [[Benteng]] di daerah Kalimo'ok dikarenakan lokasinya yang cenderung tinggi dari lingkungan sekitar. Benteng tersebut dibangun pada tahun 1785. Seiring dengan dibangunnya daerah pertahanan tersebut, pemukiman-pemukiman orang Eropa mulai menyebar di daerah Marengan dan Pabean, hal tersebut bisa kita lihat pada model [[Arsitektur|arsitektural]] bangunannya yang cenderung terpengaruh kebudayaan [[Indische Vereeniging|indisch]]. Kebudayaan Indisch di Indonesia berkembang pada abad 17-18.
 
Setelah kongsi dagang [[VOC]] dibubarkan, maka Pemerintah Hindia Belanda mengambil alih kekuasaan dari kongsi dagang tersebut dalam berbagai hal termasuk juga dalam pengelolaan lahan Pegaraman yang ada di Sumenep. Untuk memperkuat posisi ekonomi dan politik pemerintah [[Hindia-Belanda]] di Sumenep, maka pada tahun 1899, pihak pemerintah membangun Pabrik Garam Briket Modern, pertama di Indonesia. Disinilah berbagai fasilitas pendukung industri tersebut dibangun, tak hanya bangunan pabrik, fasilitas Listrik yang terpusat di Gedung Sentral, Lapangan Tenis, Kolam renang, [[Bioskop]], Taman Kota, hingga pemukiman bagi pegawai dan karyawan mulai tersebar di kawasan ini. hal ini sebagai bukti bahwa pemerintah Hindia - Belanda kala itu dengan kuatnya memonopoli hasil garam yang ada di Madura.
 
Tak hanya itu, sebagai sarana pendukung pendistribusian hasil garam, fasilitas transportasi berupa [[trem uap]], dan pelabuhan juga di sediakan di kawasan ini.
Baris 21 ⟶ 20:
* COLLECTIE TROPENMUSEUM | wikipedia commons
* Songennep Tempo Doeloe | facebook
* Zulkarnaen, Iskandar. 2003. Sejarah Sumenep. Sumenep: Dinas Pariwisata dan kebudayaan kabupaten Sumenep.
* Adurrahchman, Drs.1971.Sejarah Madura Selajang Pandang. Sumenep
* Werdisastra.Raden.1996. Babad Sumenep garoeda Buana Indah.
* Huub de Jonge.1989.Madura dalam empat zaman: pedagang, perkembangan ekonomi, dan Islam : suatu studi antropologi ekonomi. PT. Gramedia.
 
{{Topik Sumenep}}
 
[[Kategori:WisataKota SumenepTua]]
[[Kategori:KotaTempat Tuawisata di Kabupaten Sumenep]]
[[Kategori:KabupatenKalianget, Sumenep]]