Van Heiden Tot Christen: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
→Terminologi: Menambahkan Tag Artikel utama Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan) | |||
Baris 2:
[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Leerlingen van een zendingsschool in Poso Celebes TMnr 10000810.jpg|thumb|Anak-anak para pendatang toraja to lampu membaur dengan suku bare'e mohammadisme di [[Watu Mpogaa|sekolah misi]] di poso-tojo]]
'''''Van Heiden Tot Christen'''''<ref>VAN HEIDEN TOT CHRISTEN, [https://opacperpus.sonobudoyo.com/index.php?p=show_detail&id=12735&keywords=].</ref> (''Keluar
Di wilayah Sulawesi bagian [[Kabupaten Poso|Poso]] dan [[Kabupaten Tojo Una-Una|Tojo]], dahulunya ada istilah Toraja diciptakan [[Hindia Belanda|Belanda]] untuk menamakan [[Suku Bare'e]] (Bare'e-Stammen ; Alfouren) yang masih beragama Lamoa (Tuhan PueMpalaburu), tetapi masih sangat banyak juga [[Suku Bare'e]] yang beragama Lamoa yang ikut [[Suku Bare'e]] yang ber[[agama Islam]] (Mohammadisme) karena Suku Bare'e tersebut tidak cocok dengan gaya hidup orang [[Hindia Belanda|Belanda]] yang berkulit putih dan berambut kuning, dan Alfouren yang mau ikut [[Hindia Belanda|Belanda]] inilah yang disebut dengan istilah Toraja.
Alfouren yang diistilahkan [[Hindia Belanda|Belanda]] dengan istilah ''Toradja'' tersebut harus meninggalkan kebiasaan dari suku lama mereka yaitu Suku Bare'e (''Bare'e-Stammen''), karena [[Suku Bare'e]] telah banyak yang ber[[agama Islam]] sehingga bagi pihak [[Hindia Belanda|Belanda]] kemudian mengistilahkan "Van Heiden tot Christen"<ref>Van Heiden tot Christen, dari agama suku masuk agama kristen ''[https://opacperpus.sonobudoyo.com/index.php?p=show_detail&id=12735&keywords=]", Diakses 31 Mei 2023.''</ref>
untuk penduduk asli suatu wilayah yang wilayahnya dinamakan Belanda dengan nama [[Grup Poso-Tojo]] yang memiliki nama lain Toraja Poso-Tojo, atau Toraja Timur (Toradja Bare'e) dengan [[Suku Bare'e]] sebagai suku asli pemilik wilayah tersebut, dan istilah "Van Heiden tot Christen" sudah sangat dikenal di wilayah [[Grup Poso-Tojo]], dan orang Toradja (istilah bagi orang Bare'e yang bukan ber[[agama Islam]]) ini kemudian diberi makanan, tempat tinggal, pendidikan, dan pengajaran [[Agama Kristen]].
Beberapa puluh tahun setelah perilisan, buku ini dikutip oleh berbagai [[penulis]] dan [[peneliti]] seperti [[H.C. Raven]], [[Walter Kaudern]], [[John Sidel]], [[Greg Acciaioli]], [[David Henley (peneliti)|David Henley]], [[Lorraine Aragon]] dan masih banyak peneliti lain sebagai salah satu sumber rujukan dalam penulisan tentang [[Suku Bare'e]] untuk studi mereka.
{{sfn|Kaudern|1925|p=45}}{{sfn|Kaudern|1925|p=420}} {{sfn|Raven|1926|p=10}}
==Sejarah==
Tahun 1888 adalah awal gerakan misionaris di
Awal gerakan misionaris terjadi pada tahun 1888
Pada tahun 1892, NZG kemudian mengirimkan misionaris bernama [[Albertus Christiaan Kruyt]], yang ditempatkan di Wilayah [[Grup Poso-Tojo]], dan menemukan 3 batu yang tersisa yang ternyata bernama [[Watu Mpogaa]]<ref>De Bare'e-Sprekende de Toradja in midden celebess jilid 1 halaman 6, ''[https://www.delpher.nl/nl/boeken/view?identifier=MMKB18A%3A025970000%3A00005&query=De%20toradja%20in%20midden&coll=boeken&fbclid=IwAR0btDEc-nfhXcnKUEPlg1yLbv6y1IjYSvjKygXULMLSyXkTVFvwEqVp918]", Diakses 28 Mei 2023.''</ref> dibekas sisa Desa Pamona di tepi [[Danau Poso]] (Rano Poso/ To Rano).
Suku Bare'e atau bahasa Belandanya BARE'E-STAMMEN (De Bare'e-Sprekende jilid 1 halaman 119)<ref>De Bare'e-Sprekende de Toradja in midden celebes jilid 1 halaman 119, ''[https://www.delpher.nl/nl/boeken/view?identifier=MMKB18A%3A025970000%3A00005&query=De%20toradja%20in%20midden&coll=boeken&fbclid=IwAR0btDEc-nfhXcnKUEPlg1yLbv6y1IjYSvjKygXULMLSyXkTVFvwEqVp918]", Diakses 28 Mei 2023.''</ref> yang pada waktu itu sudah banyak yang ber[[agama Islam]] yang disebut [[Hindia Belanda|Belanda]] dengan nama Mohammadisme, dan sebagian kecil [[Kabupaten Poso|Orang Poso]] masih beragama [[Lamoa]] (Langit), cara [[Hindia Belanda|Belanda]] mengidentifikasikan suku asli (alfouren) yang disebut [[Hindia Belanda|Belanda]] dengan istilah Toradja yaitu Orang Toraja tersebut berpenampilan seperti Gelandangan yang berbeda penampilannya dengan [[Suku Bare'e]] yang memakai [[Inodo|inodo]], dan [[Suku Bare'e]]
(Bare'e-Stammen) merupakan Suku Asli di wilayah [[Grup Poso-Tojo]].
Kemudian orang-orang yang berpenampilan seperti
Setelah mempelajari Watu Mpoga'a<ref>DATA CAGAR BUDAYA DI SULAWESI TENGAH (per Des 2014) ''[http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbgorontalo/data-cagar-budaya-di-sulawesi-tengah-per-des-2014/]", Diakses 28 Mei 2023.''</ref>,
==Keagamaan==
MONANGU BUAJA BELANDA, dan ''Kerajaan Todjo melestarikan budaya suku bare'e (selalu membawa Lobo) '', [https://www.delpher.nl/nl/boeken/view?identifier=MMKB24:072383000:00001&query=Posso&coll=boeken&rowid=1], Diakses 3 Juli 2023.</ref>
dan dari Blok Poso stretch dimanfaatkan oleh Misionaris Belanda dengan mengadakan suatu gerakan yang disebut Monangu Buaja<ref>"POSSO" HALAMAN 151:
MONANGU BUAJA (krokodilzwemmen), menyatakan semua toraja (toradja) desa pamona Watu Mpoga'a berasal dari wotu, luwu timur. [https://www.delpher.nl/nl/boeken/view?identifier=MMKB24:072383000:00001&query=Posso&coll=boeken&rowid=1].</ref> (krokodilzwemmen).
Baris 48 ⟶ 41:
[[Bugis]] dan To Luwu adalah masyarakat yang pertama kali menolak penyebutan Toraja untuk [[Umat Kristen]] di [[Sulawesi Selatan]], dan hal tersebut diakui oleh Makkole dan Maddika Luwu saat itu, dan juga karena wilayah yang dihuni [[Suku Toraja]] adalah wilayah [[Kerajaan Luwu]] yang mana wilayah kerajaan Luwu mulai dari Selatan, Pitumpanua ke utara [[Kerajaan Mori|Morowali]]<ref>KEDATUAN LUWU WILAYAHNYA HANYA SAMPAI MOROWALI, KABUPATEN POSO, SULAWESI TENGAH. [https://portal.luwukab.go.id/blog/page/sejarah].</ref>, dan dari Tenggara Kolaka (Mengkongga) sampai ke seluruh wilayah [[Suku Toraja|Tana Toraja]], oleh karena itu To Luwu menolak terhadap istilah Toraja (Toradja) untuk penyebutan [[Umat Kristen]] di [[Sulawesi Selatan]].
Penolakan atas istilah Toraja inilah yang membuat ragu masyarakat [[Sulawesi]] pada saat terjadi gerakkan Monangu Buaya oleh Kerajaan Luwu, karena bunyi dari Monangu Buaya adalah sangat bertentangan dengan penolakan istilah Toraja (Toradja) yang terjadi di [[Sulawesi Selatan]] dan [[Sulawesi Tengah]], karena bunyi dari Monangu Buaya (Monangu Buaja) adalah "Semua [[Suku Toraja]] (Toradja-Stammen) dan [[Umat Kristen]] di [[Grup Poso-Tojo|Tana Poso]] harus mendukung semua Budaya [[Kerajaan Luwu|Luwu]] termasuk Monangu Buaya", dan itu sangat tidak mungkin terjadi dimana sedang terjadi salah paham dan "pengusiran" antara pihak masyarakat [[Kerajaan Luwu|Sulawesi Selatan]] yang menentang istilah Toraja ciptaan misionaris Belanda dan [[Watu Mpogaa|Budaya Luwu Monangu Buaya]] yang didukung misionaris Belanda dengan kata lain sedang terjadi permusuhan antara masyarakat [[Sulawesi Selatan]] dengan pihak misionaris Belanda
MONANGU BUAJA (krokodilzwemmen), menyatakan ''Monangu buaya yaitu budaya ciptaan Misionaris Belanda dengan meminjam nama dari Kerajaan Luwu'' , [https://www.delpher.nl/nl/boeken/view?identifier=MMKB24:072383000:00001&query=Posso&coll=boeken&rowid=1], Diakses 30 Juni 2023.</ref> adalah bukan dari [[Kedatuan Luwu|Kerajaan Luwu]] tetapi Monangu Buaya adalah ciptaan misionaris [[Hindia Belanda]]. Terbukti dari Monangu Buaya mengutip ayat dari Alkitab [[Injil]] yaitu " dengan melihat kepada Tokoh Alkitab [[Injil]] yaitu "sejarah kematian [[Lazarus]]" yang menceritakan bahwa Baju Adat [[Inodo]] bukan bajunya umat kristen yang diwakili tokoh [[Lazarus]]".<ref>"POSSO" LIHAT & DOWNLOAD HALAMAN 151:
MONANGU BUAJA (krokodilzwemmen), kematian Lazarus yang berbaju apa adanya (To Lampu) berbeda dengan Baju Mewah atau Baju [[Inodo]] yang milik dari [[Suku Bare'e]] (Bare'e-Stammen), [https://www.delpher.nl/nl/boeken/view?identifier=MMKB24:072383000:00001&query=Posso&coll=boeken&rowid=1].</ref>
===Monangu Buaya===
Baris 66 ⟶ 59:
Maka penduduk asli atau ALFOUREN di wilayah [[Grup Poso-Tojo]] dibagi 2 Kelompok yaitu :
1. Bare’e, atau Suku Bare'e<ref>De Bare'e-Sprekende de Toradja in midden celebes jilid 1 halaman 119, De Namen of Stamenners ''[https://www.delpher.nl/nl/boeken/view?identifier=MMKB18A%3A025970000%3A00005&query=De%20toradja%20in%20midden&coll=boeken&fbclid=IwAR0btDEc-nfhXcnKUEPlg1yLbv6y1IjYSvjKygXULMLSyXkTVFvwEqVp918]", Diakses 28 Mei 2023.''</ref> (Bare’e-Stammen) yang beragama Islam (Mohammadisme), dan Suku Bare'e yang masih beragama Lamoa (Bertuhan PueMpalaburu), dan
2. Toraja (Toradja)<ref>De Bare'e-Sprekende de Toradja in midden celebes jilid 1 halaman 5, Vairspriding Toradja poso-Todjo Groupen ''[https://www.delpher.nl/nl/boeken/view?identifier=MMKB18A%3A025970000%3A00005&query=De%20toradja%20in%20midden&coll=boeken&fbclid=IwAR0btDEc-nfhXcnKUEPlg1yLbv6y1IjYSvjKygXULMLSyXkTVFvwEqVp918]", Diakses 28 Mei 2023.''</ref> yang Orang-orangnya diambil dari Suku Bare'e (Bare'e-Stammen) yang beragama Lamoa, dan Alfouren yang mau ikut Belanda inilah yang disebut Toraja, sehingga bagi pihak Belanda kemudian mengistilahkan “Van Heiden tot Christen”, yang semua Toraja tersebut berasal dari wilayah wotu, luwu, yang sekarang wilayah dari [[Kabupaten Luwu Timur]], yang dijelaskan dalam buku "De Bare'e-Sprekende de Toradja in midden celebes" jilid 1 halaman 5, sub.bab Vairspriding Toradja poso-Todjo Groupen<ref>Vairspriding Toradja poso-Todjo Groupen ''[https://www.delpher.nl/nl/boeken/view?identifier=MMKB18A%3A025970000%3A00005&query=De%20toradja%20in%20midden&coll=boeken&fbclid=IwAR0btDEc-nfhXcnKUEPlg1yLbv6y1IjYSvjKygXULMLSyXkTVFvwEqVp918]", Diakses 28 Mei 2023.''</ref>.
Tetapi perkembangannya Suku Bare'e yang beragama Lamoa lebih banyak yang ikut dengan [[Orang Tojo|Suku Bare'e]] yang ber[[agama islam]] karena belum terbiasa dengan kebiasaan hidup Orang-orang Belanda yang berkulit putih dan bermata biru.
Baris 77 ⟶ 70:
Dan pada awalnya, Kruyt, seperti para pendahulunya di bidang misi lainnya, mencoba untuk "membuktikan" bahwa [[roh]]-roh dan kekuatan yang ditakuti dan disembah oleh orang Toraja itu tidak nyata, dan tidak ada. Tetapi orang-orang tidak menerima pendapat "[[ilmiah]]"-nya. Kruyt memutuskan untuk memahami sikap mereka dan berhenti menyerang agama mereka secara langsung. Sebaliknya, ia berpendapat bahwa Tuhan dengan pesan yang dia bawa bersamanya adalah lebih kuat daripada [[Lamoa|dewa lokal dan roh]]. Ini adalah tingkat berdebat yang bisa dimengerti orang. Dan melihat banyaknya cara berladang [[Suku Bare'e]] dengan memakai [[Momparilangka|wurake (dukun)]], pemerintah [[Hindia Belanda]] kemudian melarang semua sistem berladangnya suku bare'e tersebut dan menganggap mereka sebagai [[Suku Bare'e|Suku Kafir (Van Heiden)]], apalagi budaya padungku dan wurake adalah termasuk budaya [[Kerajaan Tojo|poso-tojo]] bukan budaya [[Kerajaan Luwu|luwu]], yang mana semua [[Suku Toraja]] dan umat kristen di [[Kerajaan Tojo|poso-tojo]] harus mendukung semua budaya [[Kerajaan Luwu|luwu]]<ref>"POSSO",page 151:
, ''ingatlah Lazarus dan harus mendukung semua budaya luwu '' , [https://www.delpher.nl/nl/boeken/view?identifier=MMKB24:072383000:00001&query=Posso&coll=boeken&rowid=1]</ref>. [[Lamoa|Budaya padungku dan wurake]] jauh berbeda dengan [[Tari Moraego]] yang diperbolehkan oleh [[Umat Kristen]] Belanda sampai ke wilayah pantai barat sulawesi, dan sudah pasti [[Tari Moraego]] asalnya dari [[Suku Bare'e]] yang semuanya sudah beragama Islam sejak tahun 1770, dan yang sekarang ini PueMpalaburu (Tuhan Pemilik Langit dan Bumi) setelah [[Suku Bare'e]] ber[[agama Islam]] dikenal dengan nama [[Allah]].<ref>AGAMA KAFIR, ditulis oleh N. Adriani dan A.C. Kruyt''[https://www.delpher.nl/nl/boeken/view?identifier=MMKB31:038848000:00005&query=Adriani+De+bare%27e-sprekende+&page=10&coll=boeken&rowid=9]".''</ref>
==Referensi==
|