Tripitaka Pali: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
M. Adiputra (bicara | kontrib) k Menghapus Kategori:Kitab Suci Buddhisme; Menambah Kategori:Kitab Buddhis menggunakan HotCat |
||
(19 revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{tentang|Tripitaka aliran [[Theravāda]]|penjelasan secara umum|Tripitaka}}▼
[[Berkas:Tipitaka2.jpg|
{{PaliCanon|all}}▼
{{Buddhisme Theravada|kitab}}
{{Buddhisme|kitab}}
'''Tripitaka Pāli''', dikenal juga sebagai '''Kanon Pāli''', '''Pāḷi''', atau '''Tipiṭaka''' ([[Bahasa Pali|bahasa Pāli]]), adalah versi standar [[Tripitaka]] yang diakui oleh [[Buddhisme|agama Buddha]] aliran [[Theravada|Theravāda]]
▲{{tentang|Tripitaka aliran [[Theravāda]]|penjelasan secara umum|Tripitaka}}
▲'''Tripitaka Pāli''', dikenal juga sebagai '''Kanon Pāli''' atau '''Tipiṭaka''', adalah versi [[Tripitaka]] yang diakui oleh [[agama Buddha]] aliran [[Theravada|Theravāda]] yang dilestarikan dalam [[bahasa Pāli]].<ref>Gombrich, ''Theravada Buddhism'', 2nd edn, Routledge, London, 2006, page 3</ref> Kumpulan ini merupakan satu-satunya [[kanon]] terlengkap yang masih tersedia sejak masa [[Mazhab-mazhab Buddhis awal|Buddhis awal]], dan merupakan teks Buddhis yang dikodifikasi pertama kali.<ref>Harvey, ''Introduction to Buddhism'', Cambridge University Press, 1990, page 3.</ref> Kumpulan ini disusun di [[India Utara]] dan dipertahankan secara lisan hingga dikodifikasi selama [[Konsili Buddhis Keempat]] yang berlangsung di [[Sri Lanka]] pada tahun [[29|29 Masehi]], kurang lebih 454 tahun setelah wafatnya [[Buddha Gautama]].<ref>If the language of the Pāli canon is north Indian in origin, and without substantial [[Sinhala language|Sinhalese]] additions, it is likely that the canon was composed somewhere in north India before its introduction to Sri Lanka. (''How old is the Sutta Pitaka?'', Alexander Wynne, St. Johns' College, 2003)</ref><ref>''Encyclopedia of Religion'', Macmillan, New York, sv Councils, Buddhist</ref><ref>A.K. Warder, ''Indian Buddhism'', 3rd edn, page 307. American Asiatic Association, Asia Society, ''Asia: Journal of the American Asiatic Association'', p724.</ref> Kanon Pāli pertama kali dicetak dengan [[mesin cetak]] pada abad ke-19.<ref>Bechert & Gombrich, The World of Buddhism, Thames & Hudson, 1984, page 293</ref>
Sebagaimana struktur [[Tipiṭaka]], Kanon Pāli dibagi menjadi tiga kategori umum yang biasa disebut sebagai ''piṭaka'' (<small>[[Bahasa Pali|Pāli]]</small> ''{{IAST|piṭaka}}'', yang berarti "keranjang").<ref>Gombrich, hal. 4</ref>
Baris 11:
# [[Abhidhamma Pitaka|'''Abhidhamma Piṭaka''']] ("Keranjang Dhamma Luhur") berisi penjelasan [[Dhamma]] secara kebenaran luhur dalam bahasa Pāli.
Isi dari Vinaya
==
Tripitaka Pāli dibagi dalam tiga bagian sebagai berikut:
Pada awalnya, Kanon digambarkan oleh Buddhis [[Theravada]] sebagai Perkataan sang Buddha (Buddhavacana), walau hal ini bukan semata-mata ditujukan kepada artian harafiah, terlebih hal ini mencakup ajaran yang dilakukan oleh para pengikutnya.<ref>Gombrich, hal. 20</ref>▼
Interpretasi umum Theravādin ([[Mahavihāra]]) mengenai Kanon Pali diberikan dalam sekumpulan [[Atthakatha|komentar]] yang mencakup hampir seluruh Kanon, dihimpun oleh [[Buddhaghosa]] (sekitar abad ke-4 - ke-5 Masehi) dan para bhikkhu setelahnya, khususnya berdasarkan pada karya-karya lebih awal yang kini telah punah. [[Subkomentar, Theravada|Subkomentar]] (komentar akan komentar) dituliskan sesudahnya, memberikan komentar akan Kanon dan komentarnya. Interpretasi Theravada dirangkum dalam [[Vishuddhimagga]] yang dibuat oleh Buddhaghosa.<ref>Gombrich, pages 153-4</ref>▼
* [[Abhidhamma Pitaka|Abhidhamma Piṭaka]]▼
Keterangan lebih lanjut diberikan
Pendapat resmi yang diberikan oleh juru bicara [[Dewan Sasana Buddha]] dari [[Myanmar]]:<ref>Morgan, ''Path of the Buddha'', Ronald Press, New York, 1956, pages v, 71</ref> Kanon berisikan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk menunjukkan jalan menuju [[nirwana|nibbāna]]; komentar dan sub-komentar terkadang mengandung banyak permasalahan spekulatif, tetapi tetap pada pengajarannya dan sering kali memberikan penggambaran yang mencerahkan. Di Sri Lanka dan [[Thailand]], Buddhisme "resmi" sebagian besar mengadopsi interpretasi dari pelajar-pelajar dunia barat.<ref>''Journal of the International Association of Buddhist Studies'', volume 28 (part 2), page 302</ref>▼
=== Vinaya Piṭaka ===
Walau Kanon telah ada dalam bentuk tulisan selama dua milenium, sifat lisan awalnya masih belum dilupakan pada praktik Buddhis dalam lingkup tradisi: penghafalan dan resitasi menjadi hal yang wajar. Naskah yang paling sering dibaca adalah [[Paritta]]. Bahkan umat umum biasanya paling tidak menghafal beberapa naskah pendek dan membacanya dengan teratur; hal ini dianggap sebagai bentuk meditasi, paling tidak bila ia mengerti makna sesungguhnya. Bhikkhu / Bhikkhuni tentu diharapkan untuk mengetahui lebih banyak (lihat [[Dhammapada]] dibawah sebagai contoh). Seorang bhikkhu Myanmar bernama Vicittasara bahkan belajar menghafalkan seluruh Kanon untuk [[Sidang Agung agama Buddha keenam|Sidang agung keenam]] (menurut perhitungan Theravada).<ref>Mendelson, ''Sangha and State in Burma'', Cornell University Press, Ithaca, New York, 1975, page 266</ref> Mendeklamasikannya dalam bahasa Pali sebagai bahasa ritual.<ref>''Encyclopedia of Language and Linguistics'', 2nd edn, volume 9, Elsevier, Amsterdam/Oxford, 2006</ref>▼
* [[
* [[
Hubungan antara naskah-naskah dan agama Buddha sebagaimana keberadaannya antara bhikkhu dan pengikut awam, seperti dengan kebanyakan tradisi agama lainnya, adalah problematikal: bukti-bukti menyarankan bahwa sebagian dari Kanon saja yang pernah dinikmati oleh lingkungan luas, dan bahwa karya-karya non-Kanon digunakan lebih luas lagi; keterangan beragam dari satu tempat dengan lainnya.<ref>''Journal of the Pali Text Society'', volume XV, pages 103f</ref> Dr. [[Rupert Gethin]] menyarankan bahwa seluruh sejarah Buddhis dapat dilihat sebagai sebuah dampak pelaksanaan dari naskah-naskah awal.<ref>Gethin, ''Foundations of Buddhism'', Oxford University Press, 1998, page 43</ref>▼
* [[
* [[Majjhima
* [[
* [[Anguttara Nikaya|Aṅguttara Nikāya]] (
* [[Khuddaka Nikāya]] ("Kumpulan Kecil"), berisi kumpulan karya lainnya dalam bentuk prosa maupun ayat-ayat. Pengelompokan ini awalnya dimaksudkan untuk koleksi-koleksi pendek, kebanyakan berupa syair, yang tidak dapat dikelompokkan dalam empat ''nikāya'' utama. Seiring berjalannya waktu, koleksi tersebut berkembang. Alhasil, Khuddaka menjadi bagian terbesar dari ''nikāya'' Sutta Piṭaka.
** [[Khuddakapāṭha]] ("Petikan Pendek"), berisi sembilan teks pendek. Teks-teks di dalamnya dikumpulkan sebagai dasar kurikulum pembelajaran bagi para ''sāmaṇera'' dan ''sāmaṇerī''. Kemungkinan disusun di Sri Lanka, tetapi teks-teksnya bersumber dari berbagai teks dalam ''nikāya'' Sutta Piṭaka lainnya.
** [[Dhammapada]] ("Bait Kebenaran"), berisi 423 syair yang disusun berdasarkan tema-tema yang mengesankan. Kitab ini berisi teks Buddhisme awal yang paling banyak dibaca dan diterjemahkan ke banyak bahasa.
** [[Udāna]] ("Seruan Luhur"), berisi 80 diskursus pendek dalam bentuk prosa dan syair campuran. Isi kitab ini berbentuk narasi prosa sederhana, yang berfungsi untuk merumuskan seruan-seruan luhur, biasanya dalam bentuk syair.
** [[Itivuttaka]] ("Sedemikian Dikatakan"), berisi 112 diskursus pendek berupa campuran prosa dan syair, disusun dalam gaya Aṅguttara dengan kumpulan berangka menaik, dari satu hingga empat. Di antara teks-teks Buddhis, kesintasan teks ini tidak dikaitkan kepada Saṅgha, tetapi kepada seorang ''upāsikā'' bernama Khujjuttarā.
** [[Suttanipāta]] ("Koleksi Diskursus"), berisi 74 teks yang sebagian besarnya berukuran pendek dalam bentuk syair atau campuran prosa dan syair, disusun dalam 5 bab. Bagian ini mencakup beberapa teks yang paling digemari dalam Buddhisme populer, seperti Ratana, Maṅgala, dan Mettā Sutta, yang dikenali oleh semua umat aliran Theravāda dan didaraskan sebagai bacaan yang melindungi dan membangkitkan semangat dalam upacara-upacara yang penuh berkah.
** [[Vimānavatthu]] ("Cerita Wisma"), berisi 85 cerita berupa syair yang menggambarkan buah-buah surgawi dari perbuatan baik, terutama perbuatan bederma kepada Buddha atau Saṅgha.
** [[Petavatthu]] ("Cerita Hantu"), berisi 51 cerita berupa syair yang menggambarkan kelahiran-kembali sebagai hantu kelaparan sebagai akibat dari perbuatan buruk.
** [[Theragāthā]] ("Syair Thera"), berisi kumpulan 1288 syair oleh 264 bhikkhu senior yang hidup pada masa Sang Buddha, atau dalam beberapa kasus, beberapa waktu setelahnya. Bagian ini mencakup perayaan kebahagiaan atas pencapaian kebebasan (Nibbāna) dan kehidupan kepetapaan meditatif di hutan.
** [[Therīgāthā]] ("Syair Therī"), berisi kumpulan 524 syair oleh 73 ''bhikkhunī'' senior yang hidup pada masa Sang Buddha, atau dalam beberapa kasus, beberapa waktu setelahnya.
** [[Apadāna]] ("Legenda")
*** Therāpadāna ("Legenda Thera"), berisi 563 cerita berbentuk syair yang menceritakan berbagai perbuatan pada kehidupan masa lampau dari para ''bhikkhu'' senior.
*** Therīapadāna ("Legenda Therī"), berisi 40 cerita berbentuk syair yang menceritakan berbagai perbuatan pada saat kehidupan masa lampau dari para ''bhikkhunī'' senior.
** [[Buddhavaṁsa]] ("Wangsa Buddha"), berisi teks renungan berupa syair yang merinci kehidupan 24 Sammāsambuddha masa lalu dan prediksi kecerahan Buddha Gotama.
** [[Cariyāpiṭaka]] ("Keranjang Perilaku"), berisi berisi sistemisasi awal dari konsep Bodhisatta dan Jalan-Nya menuju kecerahan. Di dalamnya juga disampaikan 34 cerita kehidupan lampau, setiap cerita menggambarkan ''[[Kesempurnaan (Buddhisme)|pāramī]]'' yang disempurnakan oleh Bodhisatta.
** [[Jātaka]] ("Kisah Kelahiran"), berisi koleksi 547 pasang syair yang menyampaikan cerita kelahiran lampau Buddha. Bagian ini mencakup syair yang disusun dalam gaya berangka seperti Aṅguttara.
** [[Niddesa]] ("Eksposisi"), berisi komentar tentang beberapa bagian Sutta Nipāta.
*** Mahāniddesa ("Eksposisi Besar"), merupakan setengah bagian dari Niddesa.
*** Cūḷaniddesa ("Eksposisi Kecil"), merupakan setengah bagian dari Niddesa.
** [[Paṭisambhidāmagga]] ("Jalan Pembedaan"), berisi sebuah penjelasan mendalam kritis tingkat lanjut berbentuk 30 bab tentang praktik Buddhis, yang oleh komentar-komentar Pāli dikaitkan dengan murid Buddha, yaitu Sāriputta.
** [[Nettippakarana]] ("Panduan"), berisi penjelasan mendalam sistematis yang dimaksudkan sebagai panduan untuk membaca dan menginterpretasikan teks-teks dalam empat ''nikāya''.
** [[Peṭakopadesa]] ("Ilustrasi Keranjang"), berisi penjelasan mendalam sistematis yang dimaksudkan untuk memberikan panduan dalam membaca dan menafsirkan teks-teks dalam empat ''nikāya''.
** [[Milindapañha]] ("Pertanyaan Milinda"), berisi serangkaian diskusi tentang poin-poin Dhamma antara Bhikkhu Nāgasena dan Raja Yunani yang dikenal dalam bahasa Pāli dengan nama Milinda.
===
* [[Dhammasangani|Dhammasaṅgaṇī]],
* [[Vibhanga|Vibhaṅga]], berisi analisis tentang18 topik dengan beragam metode
* [[Dhatukatha|Dhātukathā]],
* [[Puggalapannatti|Puggalapaññatti]],
* [[Kathavatthu|Kathāvatthu]]
* [[Yamaka]],
* [[Patthana|Paṭṭhāna]],
▲* [[Sutta Pitaka]] atau Suttanta Pitaka
▲* [[Abhidhamma Pitaka]]
== Dalam tradisi ==
▲Keterangan lebih lanjut diberikan dibawah. Untuk informasi lebih lengkap, lihat referensi standari literatur Pali.<ref>Norman, ''Pali Literature'', Otto Harrassowitz, Wiesbaden, 1983; Hinüber, halaman 24-26</ref>
{{noref}}{{rapikan}}
▲Pada awalnya, Kanon digambarkan oleh Buddhis [[Theravada]] sebagai Perkataan sang Buddha (Buddhavacana), walau hal ini bukan semata-mata ditujukan kepada artian
▲Interpretasi umum Theravādin ([[Mahavihāra]]) mengenai Kanon Pali diberikan dalam sekumpulan [[Atthakatha|komentar]] yang mencakup hampir seluruh Kanon, dihimpun oleh [[Buddhaghosa]] (sekitar abad ke-4 - ke-5 Masehi) dan para bhikkhu setelahnya, khususnya berdasarkan pada karya-karya lebih awal yang kini telah punah. [[Subkomentar, Theravada|Subkomentar]] (komentar akan komentar) dituliskan sesudahnya, memberikan komentar akan Kanon dan komentarnya. Interpretasi Theravada dirangkum dalam [[Vishuddhimagga]] yang dibuat oleh Buddhaghosa.<ref>Gombrich, pages 153-4</ref>
▲=== Vinaya Pitaka ===
▲{{PaliCanon}}
▲Kategori pertama, ''[[Vinaya Pitaka]]'', cenderung lebih mengandung peraturan-peraturan ''[[sangha]]'', untuk [[bhikkhu]] dan [[bhikkhuni]]. Peraturan ini didahului dengan cerita-cerita bagaimana Buddha mengumpulkan mereka, dan diikuti dengan penjelasan dan analisis. Menurut cerita, peraturan-peraturan ini dirancang secara tambahan ketika Buddha menjumpai permasalahan perilaku atau perselisihan antara para pengikutnya. Pitaka ini dapat dibagi menjadi tiga bagian:
▲* [[Suttavibhanga]] ({{IAST|-vibhaṅga}}) Komentar akan [[Patimokkha]], sebuah peraturan mendasar bagi bhikkhu dan bhikkhu yang tidak secara langsung tercakup dalam Kanon. Peraturan untuk bhikkhu dikemukakan di awal, diikuti dengan peraturan untuk para bhikkhuni bila belum dicantumkan sebelumnya.
▲* [[Khandhaka]] Peraturan lain yang dikelompokkan berdasarkan topik dalam 22 bab.
▲* [[Parivara]] (parivāra) Analisis mengenai peraturan-peraturan dari berbagai sudut pandang.
▲Pendapat resmi yang diberikan oleh juru bicara [[Dewan Sasana Buddha]] dari [[Myanmar]]:<ref>Morgan, ''Path of the Buddha'', Ronald Press, New York, 1956, pages v, 71</ref> Kanon berisikan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk menunjukkan jalan menuju [[nirwana|nibbāna]]; komentar dan sub-komentar terkadang mengandung banyak permasalahan spekulatif, tetapi tetap pada pengajarannya dan sering kali memberikan penggambaran yang mencerahkan. Di Sri Lanka dan [[Thailand]], Buddhisme "resmi" sebagian besar mengadopsi interpretasi dari pelajar-pelajar dunia barat.<ref>''Journal of the International Association of Buddhist Studies'', volume 28 (part 2), page 302</ref>
▲=== Sutta Pitaka ===
▲Kategori kedua adalah ''[[Sutta Pitaka]]'' (secara harafiah berarti "keranjang untaian", atau "ucapan baik"; <small>Sanskerta</small>: ''[[Sutra Pitaka]]'', mengikuti arti sebelumnya) yang umumnya berisikan pengajaran Buddha. Sutta Pitaka memiliki 5 bagian, atau [[nikaya]]:
▲* [[Digha Nikaya]] (dīghanikāya) 34 ceramah panjang.<ref>{{en}} Harvey, ''Introduction to Buddhism'', appendix</ref> Joy Manné berpendapat<ref name="ReferenceA">{{en}} ''Journal of the Pali Text Society'', volume XV</ref> bahwa buku ini secara khusus ditujukan mengajak beralih kepercayaan, dengan jumlah debat yang banyak dan materi pengabdian.
▲* [[Majjhima Nikaya]] 152 ceramah ukuran-sedang.<ref name="Harvey, appendix">{{en}} Harvey, appendix</ref> Manné berpendapat<ref name="ReferenceA"/> bahwa buku ini khususnya ditujukan untuk memberikan dasar yang kuat dalam pengajaran kepada para penganut baru, dengan jumlah khotbah dan konsultasi yang banyak.
▲* [[Samyutta Nikaya]] ({{IAST|saṃyutta-}}) Ribuan ceramah pendek yang dikelompokkan menjadi limapuluhan kelompok berdasarkan subyek, tokoh dll. [[Bhikkhu Bodhi]], dalam terjemahannya, mengatakan bahwa nikaya ini memiliki penjelasan yang lebih terperinci akan ajaran-ajaran.
▲* [[Anguttara Nikaya]] ({{IAST|aṅguttara-}}) ribuan ceramah pendek yang disusun menurut nomor dari satu hingga nomor sebelas. Kumpulan ini memiliki pengajaran yang lebih mendasar untuk masyarakat umum dibandingkan dengan ketiga kitab sebelumnya.
▲Walau Kanon telah ada dalam bentuk tulisan selama dua milenium, sifat lisan awalnya masih belum dilupakan pada praktik Buddhis dalam lingkup tradisi: penghafalan dan resitasi menjadi hal yang wajar. Naskah yang paling sering dibaca adalah [[Paritta]]. Bahkan umat umum biasanya paling tidak menghafal beberapa naskah pendek dan membacanya dengan teratur; hal ini dianggap sebagai bentuk meditasi, paling tidak bila ia mengerti makna sesungguhnya. Bhikkhu / Bhikkhuni tentu diharapkan untuk mengetahui lebih banyak (lihat [[Dhammapada]] dibawah sebagai contoh). Seorang bhikkhu Myanmar bernama Vicittasara bahkan belajar menghafalkan seluruh Kanon untuk [[Sidang Agung agama Buddha keenam|Sidang agung keenam]] (menurut perhitungan Theravada).<ref>Mendelson, ''Sangha and State in Burma'', Cornell University Press, Ithaca, New York, 1975, page 266</ref> Mendeklamasikannya dalam bahasa Pali sebagai bahasa ritual.<ref>''Encyclopedia of Language and Linguistics'', 2nd edn, volume 9, Elsevier, Amsterdam/Oxford, 2006</ref>
▲Kategori ketiga, ''[[Abhidhamma Pitaka]]'' (secara harafiah berarti "melampaui dhamma", "dhamma tertinggi" atau "dhamma khusus", <small>Sanskerta</small>:''[[Abhidharma Pitaka]]''), adalah sekumpulan naskah yang membeirkan penjelasan filosofi sistematik akan alam pikiran, permasalahan dan waktu. Abhidhamma Pitaka memiliki tujuh buku:
▲* [[Dhammasangani]] ({{IAST|-saṅgaṇi}} atau {{IAST|-saṅgaṇī}}) Daftar, penjelasan dan klasifikasi mengenai dhamma
▲* [[Dhatukatha]] (dhātukathā) Menguraikan hubungan antar dua buku sebelumnya
▲* [[Puggalapannatti]] (-paññatti) Penjelasan akan tipe manusia, disusun berdasarkan nomor mulai dari satu-an hingga sepuluh-an
▲* [[Kathavatthu]] (kathā-) memiliki lebih dari 200 debat mengenai point-point pengajaran
▲* [[Yamaka]] Diperuntukkan kepada 10 topik akan sebuah prosedur mengenai pertanyaan lisan (seperti apakah X adalah Y? Apakah Y adalah X?)
▲* [[Patthana]] ({{IAST|paṭṭhāna}}) Analisis mengenai 24 jenis kondisi<ref>Harvey, page 83</ref>
▲Hubungan antara naskah-naskah dan agama Buddha sebagaimana keberadaannya antara bhikkhu dan pengikut awam, seperti dengan kebanyakan tradisi agama lainnya, adalah problematikal: bukti-bukti menyarankan bahwa sebagian dari Kanon saja yang pernah dinikmati oleh lingkungan luas, dan bahwa karya-karya non-Kanon digunakan lebih luas lagi; keterangan beragam dari satu tempat dengan lainnya.<ref>''Journal of the Pali Text Society'', volume XV, pages 103f</ref> Dr. [[Rupert Gethin]] menyarankan bahwa seluruh sejarah Buddhis dapat dilihat sebagai sebuah dampak pelaksanaan dari naskah-naskah awal.<ref>Gethin, ''Foundations of Buddhism'', Oxford University Press, 1998, page 43</ref>
▲Pada kedudukan awal menyatakan bahwa ''abhidhamma'' merujuk kepada pengajaran mutlak, sedangkan sutta diadaptasikan kepada para pendengar. Sebagian besar pelajar menggambarkan abhidhamma sebagai suatu usaha untuk mengatus pengajaran akan sutta-sutta: Harvey,<ref>Harvey, Introduction to Buddhism, Cambridge University Press, 1990, p 83</ref> Gethin.<ref>''Foundations'', page 44</ref> Cousins mengatakan bilamana sutta berpikir dalam bentuk urutan atau proses, abhidhamma berpikir dalam bentuk peristiwa atau keadaan yang lebih jelas.<ref>"Pali oral literature", page 7</ref> oleh Anney tesloyn
== Referensi ==
Baris 90 ⟶ 112:
{{Topik Buddhisme}}
[[Kategori:Kitab
[[Kategori:Theravada]]
[[Kategori:
|