Buruan, Blahbatuh, Gianyar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 0 sources and tagging 2 as dead.) #IABot (v2.0.8
Angayubagia (bicara | kontrib)
 
(10 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 4:
|nama = Buruan
|peta =
|foto = Pura Dalem Kutri.jpg
|keterangan = Kori di Pura Dalem Kutri, salah satu pura di Buruan
|provinsi = Bali
|dati2 = Kabupaten
Baris 22 ⟶ 23:
|situs web = {{URL|http://desamandara.baliprov.go.id/desa-buruan-2/}}
}}
'''Buruan''' adalah salah satu [[desa]] yang berada di [[Blahbatuh, Gianyar|kecamatan Blahbatuh]], [[Kabupaten Gianyar]], provinsi [[Bali]], [[Indonesia]].<ref name="Permendagri-137-2017">{{cite web|url= https://archive.org/details/PermendagriNo.137Tahun2017 |title= Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan |publisher= Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia |access-date= 3 Oktober 2019 |archive-url= https://archive.org/details/PermendagriNo.137Tahun2017/mode/2up |archive-date= 29 Desember 2018}}</ref><ref name="Permendagri-72-2019">{{cite web|url= http://jdih.setjen.kemendagri.go.id/pm/Permendagri%20No%2072%20Th%202019+lampiran.pdf |title= Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan |archive-url= https://archive.org/details/permendagriindonesia722019 |archive-date= 25 Oktober 2019 |publisher= Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia |access-date= 15 Januari 2020}}</ref><ref name="Kepmendagri-050-145-2022">{{Cite web |last= Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia |date= 2022-02-14 |url= https://jdih.kpu.go.id/data/data_kepkpu/2022kpt274.pdf |title= Keputusan Menteri Dalam Negeri Indonesia Nomor 050-145 Tahun 2022 tentang Pemberian dan Pemutakhiran Kode, Data Wilayah Administrasi Pemerintahan dan Pulau tahun 2021 |publisher= Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia |archive-url= https://web.archive.org/web/20220807035020/https://jdih.kpu.go.id/data/data_kepkpu/2022kpt274.pdf |archive-date= 2022-08-07 |access-date= 2022-12-29 |dead-url= unfit }}</ref> Desa Buruan termasuk desa tua karena berdiri semenjak awal abad ke-11 Masehi dengan didirikannya Candi Bhurwan di hutan Kutri. Desa ini memiliki luas wilayah 4,21&nbsp;km² (421 Ha) dengan jumlah penduduk sebanyak 6.488 jiwa (Sensus BPS 2010).
 
'''Buruan''' adalah salah satu [[desa]] yang berada di [[Blahbatuh, Gianyar|kecamatan Blahbatuh]], [[Kabupaten Gianyar]], provinsi [[Bali]], [[Indonesia]].<ref name="Permendagri-137-2017">{{cite web|url= https://archive.org/details/PermendagriNo.137Tahun2017 |title= Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan |publisher= Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia |access-date= 3 Oktober 2019 |archive-url= https://archive.org/details/PermendagriNo.137Tahun2017/mode/2up |archive-date= 29 Desember 2018}}</ref> Desa Buruan memiliki luas wilayah 4,21 km² (421 Ha) dengan jumlah penduduk sebanyak 6.488 jiwa (Sensus BPS 2010).
 
== Sejarah Desa Adat ==
Pada awal abad ke-11, ''icaka warsa leng angapit lawang'' atau tahun caka 929, (''Leng'' artinya 9 (sembilan lubang), ''apit'' artinya dua, ''lawang'' artinya 9 (lawang berarti pintu atau dwara-dwara sanga)), atau pada tahun 1007 M, semenjak '''[[Mahendradatta|Sri Ratu Bali Pulina Sri Gunapria Darmapatmi]]''' wafat, abunya di''dharma''kan atau disemayamkan di Candi Bhurwan di hutan Kutri (''Datu Lumaheng Buruan''). Nama desa Buruan itu mengambil nama candi tersebut yaitu ''Bhurwan'' yang berasal dari [[Bahasa Sanskerta|bahasa sanskerta]] (''Bhur'' berarti tanah dan ''Wan'' berarti mulia atau suci). Karena perubahan pengucapan disesuaikan dengan kemampuan lafal orang Bali lama kelamaan menjadi ''Buruan''. Sebagai candi, raja Bali menempatkan [[''prajuru]]nya'' (pengurus) dan ''pengayah'' (pembantu) untuk mengurus candi Bhurwan tersebut yang kemudian bermukim di sana. Lama kelamaan menjadi sebuah pemukiman yang semula belum menetap meskipun hanya beberapa kubon saja.
 
Pada ''icaka Leng Panca Nawa'' (tahun caka 959), di sebelah timur Buruan ini berdiri pesraman seorang pendeta yang bernama ''Empu Kidul''. Asramanya didirikan pada ''Ceruk'' (lekukan atau gua) sehingga tempat ini sampai sekarang dikenal bernama desa ''Celuk''.
Baris 32:
Pada abad ke 14 M, sewaktu [[Gajah Mada]] menyerang [[kerajaan Bedahulu]], beliau menyusun rencana (siasat) di padukuhan dukuh Dangka (''kedangkan'') di sebelah barat Buruan yang lazim disebut ''Kedangan''.
 
Pada abad ke 16 M, I Gusti Ngurah Jelantik pindah dari [[Gelgel, Klungkung, Klungkung|Gelgel]] ke [[Tojan, Klungkung, Klungkung|Tojan]], diantar oleh [[Kerajaan Buleleng#I Gusti Anglurah Panji Sakti|Ki Gusti Panji Sakti dari Den Bukit]] dengan mengendarai [[gajah]]. Selama beberapa hari, Ki Gusti Panji Sakti berada di daerah Tojan untuk mengisi waktu menghibur diri. Ki Gusti Panji Sakti bersama I Gusti Ngurah Jelantik kemudian memutuskan berburu di lokasi perburuan yang berada di dekat Candi Bhurwan. Binatang yang diburunya adalah binatang kecil seperti ''kelesih'' (trenggiling), landak dan biawak yang banyak terdapat di tempat itu. TempatDi berburusebelah ituselatan amattempat indah sekali dan di sebelah selatannyaberburu terdapat kumpulan pohonpepohonan mangga (''getes'') yang menghutan. Karena itu, tempat ini juga diberi nama Buruan. Sedangkan Gajahgajah Ki Gusti Panji Sakti digembalakan di sebelah barat tempat berburu ini yang diberi nama ''Angon Liman''. ''Angon'' berarti mengembala dan ''Liman'' berarti Gajah. Lama-kelamaan lebih dikenal dengan nama ''Bangunliman''.
 
Melalui proses yang panjang, terjadilah pemukiman dengan pola menetap. Karena penduduk semakin banyak dan tempat memenuhi kebutuhan hidup sudah ada serta terdorong oleh persamaan nasib dan penderitaan berdirilah ''pekraman'' yang berangsur-angsur mempunyai pura ''parahyangan'' (kahyangan tiga). Pekuburannya terletak di sebelah selatan Pura Dalem Buruan. Kemudian, terjadi lagi perpindahan penduduk dari [[Bedulu, Blahbatuh, Gianyar|desa Bedahulu]] (penyungsung [[Pura Samuan Tiga]]) bermukim disebelah selatan desa. Disana mendirikan pemujaan berbentuk [[Lingga (arca)|Lingga]] dan Yoni, Ratu Panji dan lain-lain. Ditempat mendirikan pemujaan prahyangan itu ada pohon ''embacang'' (pakel) yang besar. Sehingga parhyangan itu disebut '''Pura Penataran Batan Pakel'''. Sedangkan wilayah pemukiman penyungsungnya disebut '''Hyang Angga Yoni''' atau Yangloni.
 
Beberapa puluhPuluhan tahun kemudian, saat keturunan I Gusti Ngurah Jelantik sudah menetap di Blahbatuh dan memegang kekuasaan, beliauia berunding dengan Ida I Dewa Pemayun didari Puri Agung Blahbatuh untuk meminta salah seorang putranya memimpin desa Buruan (sebagai Kepala Desa (''pacek''- Kepala Desa), maka disetujuilah salah seorang putranya menjadi pacek di Buruan yang kemudian disebut sebagai ''I Dewa Buruan saha iringan panjak'' dari Blahbatuh dan tombak pusaka ''luk telu''. Mulailah pekraman itu ditata lebih baik untuk memperkuat kedudukan I Gusti Ngurah Jelantik disebelah utara dibentuklah prajurit yang disebut ''bekelan'' yaitu:
* ''Bekelan Teruna'' (pasukan tempur pelopor) diberi bagian tanah ''awinih sibak'' (kurang lebih 25 are).
* ''Bekelan Senapang'' (pasukan bedil) diberi tanah ''awinih tenah'' (kurang lebih 36 are).
* ''Bekelan Manca'' (pengawal) diberi tanah ''awinih tenah''.
 
Dengan demikian, mulailah ''pekraman'' itu ditata dengan tertib serta pembagian tanah dikelompokkan menjadi [[subak]]. Karena tata pemukiman semakin baik dengan jalan dan lorongnya, maka [[setra]] (kuburan disebelah selatan Pura Dalem Buruan) dipandang kurang tepat letaknya, kemudian dipindahkan ke sebelah timur.
 
Semakin lama menjalani proses, pekraman itu semakin baik termasuk penataan pura. Merajapati yang semula terletak di lokasi Pura Dalem, dipindahkan sesuai dengan fungsinya yaitu di setra Buruan, sedangkan pejenengan bekas mrajapati itu disebut Ratu Sekar Pule. Demikianlah proses menuju pembaharuan sesuai dengan perkembangan zaman berjalan terus. Sampai dengan zaman pemerintahan Belanda masih tetap disebut Krama Desa (desa pekraman). Hanya bedanya sudah mulai tampak perbedaan tampuk pimpinan, ada ''kelian'' yang mengurus dinas dan ''Bendesa '' yang mengurus urusan adat.
 
SetelahSemakin masalama kemerdekaanmenjalani Indonesiaproses, barulahpekraman namaitu desasemakin adatbaik termasuk penataan pura. Merajapati yang semula terletak di lokasi Pura Dalem, dipindahkan sesuai dengan fungsinya yaitu di setra Buruan, sedangkan pejenengan bekas mrajapati itu menjadidisebut jelasRatu Sekar Pule. FungsiDemikianlah proses menuju pembaharuan sesuai dengan perkembangan zaman berjalan terus. Sampai dengan zaman pemerintahan Belanda masih tetap disebut Krama Desa (desa adatpekraman). danHanya bedanya sudah mulai tampak perbedaan tampuk pimpinan, ada ''kelian'' yang mengurus dinas dibedakandan dengan''Bendesa jelas'' yang mengurus urusan adat.<ref>{{cite web|url= http://mangayucute.blogspot.com/2015/08/sejarah-desa-adat-buruan.html |title= Sejarah Desa Adat Buruan |access-date= 2 Januari 2019}}</ref>
 
== Pemerintahan ==
Baris 68 ⟶ 66:
== Tempat terkenal ==
=== Pura Bukit Dharma Durga Kutri Gianyar ===
{{utama|Pura Bukit Dharma Durga Kutri}}
{{noref}}
Berdasarkan prasasti di berbagai wilayah di Bali yang menunjuk keberadaan pura ini, ''Pura Bukit Dharma Durga Kutri'' diperkirakan sudah berdiri sejak 835 caka. Pada saat itu, Pulau Bali diperintah oleh ''Raja [[Sri Kesari Warmadewa'']]. Lokasi pura berada di lingkungan Banjar Kutri, di samping jalan utama menuju Blahbatuh, Gianyar. Yang unik adalah pada bagian mandala utama terdapat bukit yang diselimuti hutan kecil. Pada puncaknya itulah distanakan arca ''Durga Mahisamardini Astabuja''.<ref>{{Cite web|date=2012-01-01|title=Mengenal Pura Bukit Dharma Durga Kutri Gianyar|url=https://balebengong.id/6704/|website=BaleBengong.id|language=en-US|access-date=2023-07-07}}</ref><ref>{{Cite web|last=Blahbatuh|first=Pesona|title=Sejarah Pura Bukit Dharma Durga Kutri - Article|url=https://www.pesonablahbatuh.com/article/sejarah-pura-bukit-dharma-durga-kutri|website=Pesona Blahbatuh|access-date=2023-07-07}}</ref>
{{utama|Pura Bukit Dharma Kutri}}
Berdasarkan prasasti di berbagai wilayah di Bali yang menunjuk keberadaan pura ini, ''Pura Bukit Dharma Durga Kutri'' diperkirakan sudah berdiri sejak 835 caka. Pada saat itu Bali diperintah oleh ''Raja Sri Kesari Warmadewa''. Lokasi pura berada di lingkungan Banjar Kutri, di samping jalan utama menuju Blahbatuh, Gianyar. Yang unik adalah pada bagian mandala utama terdapat bukit yang diselimuti hutan kecil. Pada puncaknya itulah distanakan arca ''Durga Mahisamardini Astabuja''.
 
Pura ini berawal dan berkembang sebagai sebuah kahyangan jagat dari pemerintahan ''[[Sri Kesari Warmadewa|Sri Kesari Warmadewa, Ugrasena, Tabanendra, Jayasingha, Mahadewi, Udayana]]''. Pada saat pemerintahan Udayana, beliau ditemani permaisuri ''[[Gunapriya Dharmapatni]]'' sehingga disebut sebagai raja sejoli. Beliau berkuasa sekitar abad ke 10 M. Kekuasaan kerajaan Bali pada saat itu hingga mencapai [[Timor Timur]]. Prasasti yang mendukung keberadaan pura ini adalah ''Prasasti Peguyangan'', ''Tengkulak'', ''Trunyan'', dan ''Prangsada''.
Baris 96 ⟶ 93:
{{reflist}}
 
=== Pranala luar ===
* {{id}} [https://gianyarkab.bps.go.id/publication.html BPS Kabupaten Gianyar]
* {{id}} [http://www.prodeskel.binapemdes.kemendagri.go.id/mpublik/ Prodeskel Binapemdes Kemendagri] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20220401173302/http://www.prodeskel.binapemdes.kemendagri.go.id/mpublik/ |date=2022-04-01 }}
* {{id}} [http://desamandara.baliprov.go.id/desa-buruan-2/ Situs Desa Buruan]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
{{Blahbatuh, Gianyar}}
{{Authority control}}
{{Desa-stub}}