Astana Pajimatan Himagiri: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
→Nawu Enceh / ꦤꦮꦸꦄꦼꦚ꧀ꦕꦺꦃ: Penambahan Nama Huruf Jawa Nawu Enceh Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20240709)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot |
||
(3 revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan) | |||
Baris 69:
Area pemakaman di Astana Pajimatan Himagiri dibagi menjadi tiga kompleks utama; kompleks makam raja-raja Mataram berada di sisi utara paling atas, kompleks makam raja-raja Surakarta berada di sisi barat dan kompleks makam raja-raja Yogyakarta berada di sisi timur. Di kompleks makam raja-raja Mataram terdapat dua bagian yaitu Astana Kasultanagungan dan Astana Pakubuwanan. Di kompleks makam raja-raja Surakarta terdapat tiga bagian yaitu Astana Kaswargan, Astana Kapingsangan dan Astana Girimulya. Di kompleks makam raja-raja Yogyakarta terdapat tiga bagian yaitu Astana Kaswargan, Astana Besiyaran dan Astana Saptarengga.<ref name="chawari-2008"/>
Di area pemakaman ini juga terdapat lokasi makam seorang pengkhianat, bernama Tumenggung Endranata dengan makam di tiga bagian yang terpisah; di beberapa bagian dari ke-409 anak tangga, di sekitar Gapura Supit Urang dan di kolam sisi kanannya. Tumenggung Endranata sendiri disebut berkhianat karena membocorkan rencana [[penyerbuan di Batavia]].<ref>{{cite book|last=Moedjanto|first=G.|title=The Concept of Power in Javanese Culture|url=https://archive.org/details/conceptofpowerin0000moed|year=1986|publisher=Gadjah Mada University Press|location=Yogyakarta|pages=[https://archive.org/details/conceptofpowerin0000moed/page/220 220]|isbn=9789794200247|language=en}}</ref>
Berkaitan dengan Tumenggung Endranata, sejarawan de Graaf mendeskripsikannya sebagai seorang pengkhianat namun bukan dalam konteks penyerbuan Mataram di Batavia. Ia dihukum mati setelah selesainya pemberontakan Adipati Pragola II. Alasan dari penjatuhan hukuman mati tersebut karena janda Adipati Pragola II melapor kepada Sultan Agung bahwa Tumenggung Endranata sesungguhnya menjadi penghasut dalam konflik pemberontakan Adipati Pragola II.<ref name="graaf-1986"/>
Baris 107:
=== Makam raja-raja Mataram ===
Kompleks makam raja-raja [[Kesultanan Mataram|Mataram]] dibagi menjadi dua bagian yang terdiri dari:
==== Astana
▲* [[Sultan Agung dari Mataram|Sultan Agung Hanyakrakusuma]]
▲* Kanjeng Ratu Batang / Kanjeng Ratu Wetan (permaisuri Sultan Agung)
* [[Amangkurat II|Sri Susuhunan Amangkurat II]]
* [[Amangkurat III|Sri Susuhunan Amangkurat III]]
==== Astana Pakubuwanan ====
* [[Pakubuwana I|Sri Susuhunan Pakubuwana I]]
* [[Amangkurat IV|Sri Susuhunan Amangkurat IV]]
Baris 122 ⟶ 119:
=== Makam raja-raja Surakarta ===
Kompleks makam raja-raja [[Kesunanan Surakarta|Surakarta]] dibagi menjadi tiga bagian yang terdiri dari:
==== Astana
* [[Pakubuwana III|Sri Susuhunan Pakubuwana III]]
* [[Pakubuwana IV|Sri Susuhunan Pakubuwana IV]]
* [[Pakubuwana V|Sri Susuhunan Pakubuwana V]]
==== Astana Kapingsangan Surakarta ====
* [[Pakubuwana VI|Sri Susuhunan Pakubuwana VI]]
* [[Pakubuwana VII|Sri Susuhunan Pakubuwana VII]]
* [[Pakubuwana VIII|Sri Susuhunan Pakubuwana VIII]]
* [[Pakubuwana IX|Sri Susuhunan Pakubuwana IX]]
==== Astana Girimulya Surakarta ====
* [[Pakubuwana X|Sri Susuhunan Pakubuwana X]]
* [[Pakubuwana XI|Sri Susuhunan Pakubuwana XI]]
Baris 140 ⟶ 135:
=== Makam raja-raja Yogyakarta ===
Kompleks makam raja-raja [[Kesultanan Yogyakarta|Yogyakarta]] dibagi menjadi tiga bagian yang terdiri dari:
==== Astana
* [[Hamengkubuwana I|Sri Sultan Hamengkubuwana I]]
* [[Hamengkubuwana III|Sri Sultan Hamengkubuwana III]]
==== Astana Besiyaran Yogyakarta ====
* [[Hamengkubuwana IV|Sri Sultan Hamengkubuwana IV]]
Baris 156 ⟶ 150:
Terdapat tiga tradisi yang biasa dilakukan di Astana Pajimatan Himagiri di antaranya adalah ''Nawu Enceh'', Kirab Budaya ''Ngarak Siwur'', dan ''Nyadran''.<ref name="purwadi-2005">{{cite book|author=Purwadi|title=Upacara Tradisional Jawa: Menggali Untaian Kearifan Lokal|year=2005|publisher=Pustaka Pelajar|location=Yogyakarta|pages=253|isbn=9793721863}}</ref> Prosesi masing-masing tradisi tersebut adalah sebagai berikut:
=== Nawu Enceh
''Nawu Enceh'' adalah upacara menguras air gentong dengan tujuan membersihkan gentong yang ada di depan makam Sultan Agung. Tradisi ini dilakukan pada setiap bulan [[Sura]] pada hari [[Jumat]] [[Kliwon]].<ref name="purwadi-2005"/> Acara tersebut dimulai dengan pembacaan doa oleh juru kunci makam. Doa dipanjatkan kepada [[Allah]] untuk para leluhur yang telah meninggal dunia.<ref name="hari-2017">{{cite journal|last=Haribowo|first=Yandhika|title=The Symbolic Meaning of Carnival Culture in Imogiri|journal=Bening|volume=6|issue=1|date=2017|pages=8}}</ref>
Baris 203 ⟶ 196:
[[Kategori:Bangunan bersejarah di Bantul]]
[[Kategori:Makam di Yogyakarta]]
[[Kategori:Makam di Indonesia]]
|