Anti-korupsi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rang Djambak (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Add 2 books for Wikipedia:Pemastian (20240709)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot
 
(3 revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 4:
 
== Sejarah ==
[[Undang-undang Hammurabi]] (c. 1754 SM), [[Horemheb|Dekrit Besar Horemheb]] (c. 1300 SM), dan [[Arthasastra]] (abad ke-2 SM)<ref>{{cite book |last=Olivelle |first=Patrick |title=King, Governance, and Law in Ancient India: Kauṭilya's Arthaśāstra |url=https://archive.org/details/kinggovernancela0000kaua |year=2013 |publisher=Oxford University Press |location=Oxford UK |isbn=978-0-19-989182-5 |pages=30–31[https://archive.org/details/kinggovernancela0000kaua/page/30 30]–31 |language=en }}</ref> adalah beberapa bukti tertulis paling awal mengenai upaya antikorupsi. Semua teks awal tersebut mengutuk suap untuk mempengaruhi keputusan pegawai negeri, khususnya di sektor peradilan.<ref>Bacio Terracino (2012), p. 28</ref> Pada masa [[Kekaisaran Romawi]], korupsi juga dicegah, seperti melalui dekrit yang dikeluarkan Kaisar [[Konstantinus Agung|Konstantinus I]] pada tahun 331.<ref>{{cite book |last=Noonan |first=John T. |author-link=John T. Noonan Jr. |title=Bribes |page=[https://archive.org/details/bribes00noon/page/90 90] |publisher=Macmillan |place=New York |year=1984 |isbn=0-02-922880-8 |language=en |url-access=registration |url=https://archive.org/details/bribes00noon/page/90 }}</ref>
 
Pada zaman dahulu, prinsip moral berdasarkan keyakinan agama adalah hal yang lumrah, karena beberapa agama besar, seperti [[Buddhisme|Budha]], [[Kekristenan|Kristen]], [[Agama Hindu|Hindu]], [[Islam]], [[Yahudi (agama)|Yudaisme]], [[Sikhisme]], dan [[Taoisme]] mengutuk perilaku korup dalam teks agamanya masing-masing.<ref>Bacio Terracino (2012), p. 29</ref> Sikap hukum dan moral yang dijelaskan secara eksklusif menangani penyuapan namun tidak memperhatikan aspek lain yang dianggap korupsi di abad ke-21. Penggelapan, [[kronisme]], [[nepotisme]], dan strategi lain untuk mendapatkan aset publik oleh pemegang jabatan belum dikonstruksikan sebagai tindakan yang melanggar hukum atau tidak bermoral, karena posisi kekuasaan dianggap sebagai milik pribadi dan bukan fungsi yang dipercayakan. Dengan mempopulerkan konsep [[kepentingan umum]] dan berkembangnya birokrasi yang profesional pada abad ke-19, kantor-kantor dianggap sebagai perwalian dan bukan milik pemegang jabatan, sehingga menimbulkan undang-undang yang menentang dan menimbulkan persepsi negatif terhadap bentuk-bentuk korupsi tambahan tersebut.<ref>Bacio Terracino (2012), p. 30</ref> Khususnya dalam diplomasi dan untuk tujuan perdagangan internasional, korupsi tetap menjadi fenomena kehidupan politik dan ekonomi yang diterima secara umum sepanjang abad ke-19 dan sebagian besar abad ke-20.<ref>''Confronting Corruption'', p. 9</ref>
Baris 11:
Dalam peraturan perundang-undangan nasional dan internasional, terdapat undang-undang yang ditafsirkan ditujukan untuk memberantas korupsi. Undang-undang tersebut dapat berasal dari resolusi organisasi internasional, yang dilaksanakan oleh pemerintah nasional, yang meratifikasi resolusi tersebut atau dikeluarkan langsung oleh legislatif nasional masing-masing.
 
Undang-undang anti korupsi dilatarbelakangi oleh alasan-alasan serupa yang secara umum melatarbelakangi keberadaan [[hukum pidana]], karena undang-undang tersebut di satu sisi dianggap memberikan keadilan dengan meminta pertanggungjawaban individu atas kesalahannya, keadilan dapat dicapai dengan memberikan sanksi kepada individu yang melakukan korupsi, dan calon pelaku kejahatan dapat dicegah dengan memperlihatkan kepada mereka konsekuensi dari potensi tindakan mereka.<ref>{{cite book |last1=Miller |first1=Seumas |last2=Roberst |first2=Peter |last3=Spence |first3=Edward |title=Corruption and Anti-Corruption: An Applied Philosophical Approach |url=https://archive.org/details/corruptionantico0000mill |date=2005 |lccn=2004002505 |isbn=978-0-13-061795-8 |publisher=Pearson/Prentice Hall |page=[https://archive.org/details/corruptionantico0000mill/page/128 128] }}</ref>
 
== Referensi ==
{{Reflist}}
 
== Bibliografi ==
* {{cite book |last=Bacio Terracino |first= Julio |title=The international legal framework against corruption : states' obligations to prevent and repress corruption |year=2012 |publisher=Intersentia |isbn=978-1-78068-092-7 |oclc=810879652 |language=en }}
* {{cite book |last=Rose |first=Cecily |year=2015 |title=International Anti-Corruption Norms |publisher=Oxford University Press |isbn=978-0-19-873721-6 |oclc=908334497}}
* {{cite book |year=2016 |editor-first=Alexey |editor-last=Stukalo |title=OSCE Handbook on Combating Corruption |location=Vienna |publisher=[[Organization for Security and Co-operation in Europe]] |url=https://www.osce.org/secretariat/232761 |isbn=978-92-9234-192-3 |oclc=964654700}}
* {{cite book |last1=Heimann |first1=Fritz |last2=Pieth |first2=Mark |year=2018 |orig-year=2017 |title=Confronting Corruption |publisher=Oxford University Press |isbn=978-0-19-045833-1 |oclc=965154105}}
* {{Cite journal | doi=10.1080/00220388.2020.1849622 | journal=Journal of Development Studies| volume=57| pages=1373–1396| year=2021| last1=Diwan| first1=Ishac| last2=Haidar| first2=Jamal Ibrahim|url=https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/00220388.2020.1849622|title=Political Connections Reduce Job Creation: Firm-level Evidence from Lebanon| issue=8| s2cid=229717871}}
 
[[Kategori:Langkah-langkah anti-korupsi]]