Deuterokanonika: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ign christian (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20240709)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot
 
(42 revisi perantara oleh 18 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Perjanjian Lama|expanded=deutero}}
{{Topik Alkitab}}
 
Kitab-kitab '''deuterokanonikaDeuterokanonika''' ({{lang-enefn|deuterocanonical}})''Deuterokanonika'' adalahsecara suatu[[harfiah]] istilahberarti yangkriteria, digunakanaturan, sejakatau abadasas ke-16kedua.}} dalamadalah istilah yang dipakai [[Gereja Katolik Roma]] dan Gereja-Gereja [[KekristenanKristen Timur]] untuksejak mendeskripsikanabad berbagaike-16 sebagai sebutan bagi kitab-kitab dan bagian-bagian tertentu dari Kitab Suci (Alkitab) [[Perjanjian Lama]] Kristen yang bukantidak merupakanmenjadi bagian dari [[Alkitab Ibrani]] saat ini. Istilah ini digunakan sebagaiuntuk pembedamembedakan dengankitab-kitab dan bagian-bagian tertentu tersebut dari kitab-kitab [[protokanonika]], yakni kitab-kitab yang manamenjadi terdapatbagian dalamdari Alkitab Ibrani tersebut. Perbedaan ini sebelumnya menimbulkan perdebatan dalam [[Gereja perdana]] sehubungan dengan apakah kitab-kitab tersebut dapat digolongkan sebagai naskah-naskah [[Kanon Alkitab|kanonik]]. Istilah deuterokanonika digunakan sebagai suatu alasan kemudahan oleh [[Gereja Tewahedo Ortodoks Ethiopia]] dan Gereja lainnya untuk merujuk pada kitab-kitab Perjanjian Lama mereka yang bukan merupakan bagian dari [[Teks Masoret]].
 
Kitab-kitab deuterokanonik tersebutDeuterokanonika dianggap kanonik oleh kalangan [[Gereja Katolik|Katolik]], [[Gereja Ortodoks Timur]], [[Gereja Ortodoks Oriental]], dan [[Gereja daridi Timur]] (termasuk [[Gereja Asiria dari Timur|Gereja Asyur di Timur]]), tetapi tidak dianggap kanoniknonkanonik oleh kebanyakan kalangangereja dalam rumpun besar [[Protestanisme|Kristen Protestan]]. Kata ''deuterokanonika'' sendiri berasal dari [[bahasa Yunani]] yang kira-kira berarti "termasuk kanon kedua".
 
PenggunaanIstilah awal''deuterokanonika'' darimula-mula istilahdipakai tersebutuntuk membedakan [[kitab suci|kitab-kitab suci]] initersebut dari kitab-kitab yang dianggap ''[[apokrif|non-kanoniknonkanonik]]'', dan dari kitab yang dianggap ''[[protokanonik]]''., Namuntetapi beberapa versi [[Alkitab]] memasukkan naskahkitab-kitab yang berasal baik dari deuterokanonikaDeuterokanonika maupun kitab-kitab non-kanoniknonkanonik ke dalam satu bagian tertentutersendiri yang disebut "[[Apokrifa]]". Pengaturan demikiansemacam ini dapat menyebabkan terjadinya penyamaan keduadua istilah yang berbeda ("deuterokanonikdeuterokanonika" dan "apokrifapokrip"), karena istilah "deuterokanonikdeuterokanonika" tidak berarti "non-kanoniknonkanonik" (atau "apokrifapokrip").
 
== Sejarah ==
{{utama|Perkembangan kanon Perjanjian Lama}}
Deuterokanonika adalah suatu istilah yang dicetuskan tahun [[1566]] oleh [[Sixtus dari Siena]], seorang [[teolog]] yang melakukan konversi ke [[Gereja Katolik|Katolik]] dari [[Yudaisme]], untuk mendeskripsikan teks-teks kitab suci [[Perjanjian Lama]] yang dipandang kanonik oleh Gereja Katolik, namun tidak termasuk dalam [[Alkitab Ibrani]] yang sekarang, dan termasuk juga beberapa kitab yang pernah diabaikan oleh beberapa pendaftar kanon awal, terutama di [[Kekristenan Timur|Timur]].<ref name="isbe">{{en}} [http://www.bible-history.com/isbe/C/CANON+OF+THE+OLD+TESTAMENT%2C+II/ Canon of the Old Testament, II, ''International Standard Bible Encyclopedia'', 1915]</ref><ref name="cathenOT">{{cite Catholic Encyclopedia|wstitle=Canon of the Old Testament}}</ref><ref>Umumnya yang sering dikutip adalah (1) [[Melito dari Sardis]], yang pergi ke timur, ke [[Palestina]], dan menuliskan kanon yang ia lihat dipakai di [[sinagoga]], seperti tercatat dalam ''[[Sejarah Gereja (Eusebius)|Sejarah Gereja]]'' 4.26.13-14 karya [[Eusebius]], (2) [[Athanasius]] dari Aleksandria, (3) [[Konsili Laodikia]], (4) [[Hieronimus]] yang tinggal di [[Betlehem]].</ref>
 
Penerimaannya di antara jemaat [[Gereja perdana]] menyebar luas, walaupun tidak universal, dan Alkitab Gereja perdana selalu menyertakan, dengan berbagai tingkat pengakuan, kitab-kitab yang sekarang disebut ''deuterokanonika''.<ref>{{en}} J.N.D. Kelly, "Early Christian Doctrines", p.53</ref> Beberapa mengatakan bahwa kanonisitas kitab-kitab tersebut nampaknya tidak pernah diperdebatkan dalam Gereja sampai mendapat tentangan dari kalangan [[Yahudi]] setelah tahun 100 Masehi,<ref>{{en}} Stuart G. Hall, "Doctrine and Practice in the Early Church", p.28</ref> terkadang merujuk pada [[Konsili Yamnia]] (suatu [[konsili]] yang berupa dugaan, teori). Konsili-konsili regional di [[Kekristenan Barat|Barat]] mengumumkan kanon-kanon resmi yang mencakup kitab-kitab tersebut pada awal [[Kekristenan_di_abad_ke-4#Penetapan_kitab_suci|abad ke-4]] dan 5.<ref name="cathenOT"/><ref>Misalnya [[Konsili Kartago]], [[Konsili Roma]], ''[[Decretum Gelasianum]]''</ref>
 
Di Yerusalem terjadi suatu pembaharuan, atau setidaknya suatu peninggalan, dari gagasan-gagasan kaum Yahudi, yakni suatu kecenderungan adanya ketidaksukaan terhadap kitab-kitab 'deutero' tersebut. [[Santo]] [[Sirilus dari Yerusalem]] menegaskan hak Gereja untuk menetapkan Kanon Alkitab, namun menempatkan kitab-kitab tersebut dalam daftar apokrifa dan melarang semua kitab yang tidak dibacakan dalam gereja untuk dibaca secara pribadi. Sementara di [[Antiokhia]] dan [[Suriah]] masih lebih disukai. St. [[Epifanius dari Salamis]] ragu-ragu mengenai tingkatan kitab-kitab deutero. Ia menghormatinya, tetapi kitab-kitab tersebut dianggapnya tidak setara dengan kitab-kitab Ibrani. Di sisi lain, versi Oriental dan naskah Yunani yang berasal dari masa tersebut lebih liberal karena mencakup semua kitab deuterokanonika dan — dalam beberapa kasus — apokrifa tertentu.<ref name="cedc">{{en}} {{cite book|last1=Herbermann|first1=Charles George|title=The Catholic encyclopedia Volume 3|date=1913|pages=269, 272|url=http://books.google.com/books?id=9gIjAQAAIAAJ&pg=PP11&lpg=PP11&dq=The+Catholic+Encyclopedia:+An+International+Work+of+Reference+on+...,+Volume+3+edited+by+Charles+George+Herbermann&source=bl&ots=U8YFaKN8Sx&sig=4p5rlY8J7aqM0k2zxXlhkyxrwQE&hl=en&sa=X&ei=2CxYVO2NGNWzyATOo4CoAg&ved=0CFEQ6AEwBA#v=onepage&q=The%20Catholic%20Encyclopedia%3A%20An%20International%20Work%20of%20Reference%20on%20...%2C%20Volume%203%20edited%20by%20Charles%20George%20Herbermann&f=false|accessdate=4 November 2014}}</ref>
 
Dalam [[Gereja Latin]], sepanjang [[Abad Pertengahan]], terdapat bukti adanya keraguan mengenai posisi kitab-kitab deuterokanonika. Ada pihak yang menyukainya, ada pihak lain yang tidak menyukainya sehubungan dengan tingkatan kesucian dan otoritasnya. Dalam kebimbangan mengenai kedua hal tersebut, ada sejumlah penulis yang penghormatannya terhadap kitab-kitab ini lebih didasari pada beberapa kebingungan dibanding kedudukan sebenarnya dari semua kitab tersebut, dan di antara mereka adalah St. [[Thomas Aquinas]]. Ada sedikit yang mengakui secara tegas kanonisitas kitab-kitab itu. Posisi yang dominan di kalangan penulis abad pertengahan dari Barat pada hakikatnya merupakan sikap para [[Bapa Gereja]] Yunani itu. Penyebab utama fenomena ini di Barat mungkin merupakan pengaruh, baik secara langsung maupun tidak langsung, dari ''Prologus Galeatus'' karya St. Hieronimus yang nampak melemahkan kitab-kitab tersebut.<ref name="cedc"/>
 
Sementara itu, "kitab-kitab protokanonika dari Perjanjian Lama sama seperti kitab-kitab dari Alkitab bangsa Ibrani, dan Perjanjian Lama yang diterima umat Protestan."<ref name="cedc"/>
 
=== Naskah Laut Mati ===
Fragmen-fragmen dari tiga kitab deuterokanonika didapati pada [[Naskah Laut Mati]] yang ditemukan di [[Qumran]], di samping beberapa salinan parsial dari ''[[Kitab Henokh|1 Henokh]]'' dan ''[[Kitab Yobel|Yobel]]'' dari deuterokanon Ethiopia. ''[[Sirakh]]'', dengan teks Ibrani telah diketahui berasal dari [[Geniza Kairo]], ditemukan dalam rupa dua gulungan naskah (2QSir atau 2Q18, 11QPs_a atau 11Q5) dalam [[bahasa Ibrani]]. Gulungan naskah Ibrani lainnya dari ''Sirakh'' ditemukan di [[Masada]] (MasSir).<ref name="Abegg">{{en}} {{cite book| last1 = Abegg| first1 = Martin| last2 = Flint| first2 = Peter| last3 = Ulrich| first3 = Eugene| title = The Dead Sea Scroll Bible| year = 1999| publisher = HarperOne| isbn = 978-0-06-060064-8 }}</ref>{{rp|597}} ''[[Kitab Tobit]]'' ditemukan di Qumran dalam empat gulungan yang ditulis dalam [[bahasa Aram]] dan satu gulungan dalam bahasa Ibrani.<ref name="Abegg"/>{{rp|636}} ''[[Surat Nabi Yeremia]]'' (atau ''[[Kitab Barukh|Barukh]]'' bab 6) ditemukan dalam gua 7 ([[papirus]] [[7Q5]]) dalam bahasa Yunani.<ref name="Abegg"/>{{rp|628}} Beberapa akademisi<ref>{{en}} Lena Cansdale 1997, ''Qumran and the Essenes'' p. 14 ff. mengutip Rengstorf 1963, Golb 1980, dan beberapa lainnya, serta penentang teori ini.</ref> baru-baru ini memiliki teori bahwa perpustakaan Qumran tidak sepenuhnya merupakan koleksi dari Qumran, tetapi mungkin memasukkan koleksi dari perpustakaan [[Bait Allah (Yerusalem)]], yang kemungkinan telah disembunyikan di gua-gua untuk diamankan pada saat itu ketika Bait tersebut dihancurkan bangsa Romawi pada tahun 70.
 
=== Pengaruh Septuaginta ===
Sebagian besar kutipan Perjanjian Lama dalam [[Perjanjian Baru]] diambil dari [[Septuaginta]] [[bahasa Yunani Koine|Yunani Koine]] (LXX), yang mana mencakup kitab-kitab deuterokanonika maupun [[apokrif]]a dan keduanya secara kolektif disebut "''anagignoskomena''" ({{lang-gr|ἀναγιγνωσκόμενα}}) —yang berarti hal-hal untuk dibaca atau "bacaan yang bermanfaat".<ref>{{en}} Prof. [[Petros Vassiliadis]] [http://users.auth.gr/~pv/inspiration.htm mendefinisikan karya tersebut demikian].</ref> Tidak ada dua [[kodeks]] Septuaginta yang mengandung apokrifa yang sama,<ref>{{en}} {{cite book|last1=Ellis|first1=E. E.|title=The Old Testament in Early Christianity|date=1992|publisher=Baker|page=34|url=http://books.google.com/books?id=978VyfpZy7YC&pg=PA78&lpg=PA78&dq=E.+E.+Ellis,+The+Old+Testament+in+Early+Christianity&source=bl&ots=CMlV4Q6Q1o&sig=1zzfQTJNlIz6x77q-Zn-gEIYKKw&hl=en&sa=X&ei=WiBYVOLZMMj2yQTQooL4BQ&ved=0CCkQ6AEwAQ#v=onepage&q=E.%20E.%20Ellis%2C%20The%20Old%20Testament%20in%20Early%20Christianity&f=false|accessdate=4 November 2014}}</ref> dan ketiga [[naskah]] paling awal dari LXX memperlihatkan ketidakpastian mengenai kitab-kitab mana yang membentuk secara lengkap daftar Apokrifa tersebut. [[Kodeks Vaticanus]] (B) tidak mengandung 1—4 [[Kitab Makabe|Makabe]] tetapi mencakup [[1 Esdras]], sedangkan [[Kodeks Sinaiticus]] (Aleph) mengabaikan [[Kitab Barukh|Barukh]], tetapi mencakup [[4 Makabe]].<ref>{{en}} {{cite book|last1=Archer|first1=Gleason, L|title=A Survey of Old Testament Introduction|publisher=Moody Press|location=Chicago, IL, USA|page=75|url=http://www.provethebible.net/T2-Integ/B-1101.htm|accessdate=4 November 2014}}</ref>
 
[[Kodeks Alexandrinus]] mencakup LXX; sedangkan naskah Mazmur Yunani dari abad ke-5 mengandung tiga 'mazmur' Perjanjian Baru: [[Magnificat]], [[Kidung Zakharia]], [[Kidung Simeon]] dari narasi kelahiran [[Yesus]] menurut [[Lukas]], dan akhir dari [[himne]] tersebut yang mana diawali dengan 'Kemuliaan'.<ref>{{en}} {{cite book|last1=Hengel|first1=Martin|title=The Septuagint as Christian Scripture|date=2004|publisher=Baker|pages=58–59|url=http://books.google.com/books?id=LUmGZ0NiweAC&printsec=frontcover&dq=%28Martin+Hengel,+The+Septuagint+as+Christian+Scripture&hl=en&sa=X&ei=pCVYVLDvC9i0yATRz4CwAg&ved=0CB8Q6AEwAA#v=onepage&q=wishes%20to%20be%20a%20Christian%20book&f=false}}</ref> Beckwith menyatakan bahwa naskah seperti Kodeks Alexandrinus tidak digunakan pada abad pertama era Kekristenan, dan meyakini bahwa kodeks Septuaginta yang lengkap itu, yang mulai muncul pada abad ke-4, seluruhnya berasal dari Kekristenan.<ref>{{en}} {{cite book|last1=Beckwith|first1=Roger|title=The Old Testament Canon of the New Testament Church|date=1986|publisher=Eerdmans|location=Grand Rapids, MI, USA|page=382}}</ref>
 
Beberapa kitab deuterokanonika diduga aslinya ditulis dalam [[bahasa Ibrani]], tetapi naskah asli tersebut telah lama hilang. Namun temuan-temuan [[arkeologis]] kemudian menemukan beberapa naskah asli di antara [[Naskah Laut Mati]]. Septuaginta secara luas diterima dan digunakan oleh [[Yudaisme Helenistik|orang-orang Yahudi berbahasa Yunani]] pada abad pertama Masehi, bahkan di [[Provinsi Yudea]] — yang mana merupakan wilayah Romawi — dan oleh karena itu secara alami menjadi naskah yang paling luas digunakan oleh umat Kristiani awal (pada umumnya menggunakan bahasa Yunani).
 
Beberapa kalangan memiliki pandangan bahwa [[Ibrani 11]]:35, dalam Perjanjian Baru, merujuk suatu peristiwa yang tercatat dalam salah satu kitab deuterokanonika ([[2 Makabe]]).<ref>{{en}} [[Jimmy Akin|James Akin]], [http://www.ewtn.com/library/ANSWERS/DEUTEROS.htm Defending the Deuterocanonicals]</ref> Penulis Perjanjian Baru yang lain juga mengutip literatur yang akrab bagi para pembacanya saat itu tetapi tidak termasuk dalam Perjanjian Lama atau kitab-kitab deuterokanonika. Sebagai contoh, [[Paulus dari Tarsus|Paulus]] mengutip para filsuf dan penulis Yunani; penulis surat Ibrani tersebut merujuk tradisi lisan yang berbicara mengenai seorang nabi Perjanjian Lama yang digergaji dalam Ibrani 11:37, dua ayat setelah ayat yang merujuk pada 2 Makabe.
 
[[Flavius Yosefus]], seorang [[sejarawan]] Yahudi, mengatakan bahwa ada 22 kitab dalam kanon [[Alkitab Ibrani]],<ref>[[Yosefus]] dalam karyanya ''[[Melawan Apion]]'', I, 8 menulis: "Kami tidaklah memiliki 10.000 kitab, yang bersesuaian serta bertentangan satu sama lain, melainkan hanya dua puluh dua kitab yang berisi catatan-catatan sepanjang masa, dan diyakini benar keilahiannya." Ke-22 kitab tersebut membentuk kanon [[Alkitab Ibrani]].</ref> suatu tradisi Yahudi yang juga dilaporkan oleh [[Uskup]] [[Athanasius]]. Namun [[Kitab Barukh]] dan [[Surat Nabi Yeremia]] termasuk dalam daftar 22 kitab Perjanjian Lama Athanasius. Pada saat yang sama ia menyebutkan bahwa kitab-kitab tertentu lainnya (termasuk 5 kitab deuterokanonika, [[Didache]], dan [[Gembala Hermas]]) walaupun tidak termasuk kanon Perjanjian Baru, "ditetapkan oleh para [[Bapa Gereja]] untuk dibaca". Ia sepenuhnya mengabaikan apa yang ia sebut "tulisan-tulisan apokrif".<ref>{{en}} [http://www.ccel.org/ccel/schaff/npnf204.xxv.iii.iii.xxv.html Athanasius of Alexandria, Excerpt from Letter 39]</ref>
 
== Dalam Gereja Katolik ==
{{lihat pula|Kitab Suci Katolik}}
Dalam [[Gereja Katolik]], "pernyataan mengenai [[Kanon Alkitab|Kanon]] yang pertama kali diberlakukan secara efektif dan [[infalibilitas|infalibel]]"<ref name="canonOT">{{en}} [http://www.newadvent.org/cathen/03267a.htm Canon of the Old Testament], ''Catholic Encyclopedia''</ref> adalah yang ditetapkan oleh [[Konsili Trente]].<ref>{{en}} [http://history.hanover.edu/texts/trent/ct04.html Council of Trent, Session 4, 8 April 1546].</ref> Di antara kalangan minoritas, di [[Trento]], yang tidak setuju dengan dimasukkannya kitab-kitab deuterokanonika dalam Kanon adalah [[Kardinal]] [[Girolamo Seripando]] dan [[Thomas Cajetan]] —yang menjadi penentang [[Martin Luther]] di [[Augsburg]].<ref>{{en}} Hubert Jedin, ''Papal Legate At The Council Of Trent'' (St Louis: B. Herder Book Co., 1947), pp. 270–1, 278.</ref><ref>Komentar atas semua Kitab Sejarah Otentik dari Perjanjian Lama, '' In ult. Cap.'', Esther.</ref><ref>{{en}} [http://aomin.org/aoblog/index.php?itemid=1877 Bill Webster Responds to Gary Michuta, Part III]</ref> Bagaimanapun Konsili Trente sesungguhnya mengkonfirmasi pernyataan-pernyataan dari berbagai konsili regional sebelumnya yang memiliki otoritas di bawah [[konsili ekumenis]], misalnya [[Sinode Hippo]] tahun [[393]] dan [[Konsili Kartago]] tahun [[397]].<ref name="canonOT"/> Beberapa waktu kemudian (pada abad ke-15), [[Konsili Florence]] mengajarkan bahwa kitab-kitab ini merupakan inspirasi [[illahi]], namun "secara resmi tidak lolos kanonisitasnya."<ref name="canonOT"/><ref>{{en}} [http://www.papalencyclicals.net/Councils/ecum17.htm Council of Florence, Session 11, 4 February 1442]</ref>
 
[[Philip Schaff]] mengatakan bahwa "Konsili Hippo pada tahun 393, dan Konsili Kartago yang ketiga (yang keenam menurut perhitungan lain) pada tahun 397, di bawah pengaruh Agustinus yang manahadir menghadiridalam keduanya, menetapkan kanon Kitab Suci Katolik, termasuk Apokrifa Perjanjian Lama, ... Bagaimanapun keputusan ini tunduk pada ratifikasi gereja seberang lautan (Roma); dan persetujuan dari [[Tahta Roma]] yang diterimanya pada masa [[Innosensius I]] dan [[Gelasius I]] (414 M) mengulangi daftar kitab-kitab biblika yang sama. Kanon ini tetap tak terganggu sampai abad ke-16, dan disetujui oleh [[Konsili Trente]] pada sesi keempat."<ref>{{en}} {{citation |chapter-url=http://www.ccel.org/s/schaff/history/3_ch09.htm |title=History of the Christian Church |chapter=Chapter IX. Theological Controversies, and Development of the Ecumenical Orthodoxy |author=Philip Schaff |publisher=CCEL}}</ref>
Menurut seorang blogger, Bill Webster, terdapat kontroversi tentang makna dari kelalaian Konsili Trente dalam hal versi Septuaginta dari [[1 Esdras]] yang mungkin telah disahkan dalam Konsili Kartago.<ref>{{en}} [http://www.aomin.org/aoblog/index.php/2007/03/30/bill-webster-responds-to-gary-michuta-part-ii/ Alpha & Omega Ministries Apologetics Blog, ''Bill Webster Responds to Gary Michuta, Part II'']</ref> Ia mengatakan bahwa ada kerancuan dalam [[Esdras#Konvensi_penamaan|penamaan kitab-kitab Esdras]] karena ''Kanon Hippo''<ref>{{en}} [http://www.ccel.org/ccel/schaff/npnf214.xv.iv.iv.xxv.html Schaff's ''Seven Ecumenical Councils'': The Canons of the CCXVII Blessed Fathers who assembled at Carthage: Canon XXIV]</ref> memuat dua kitab Esdras sehingga hal ini menurutnya dapat berarti 1 Esdras dan [[Ezra–Nehemia]] seperti dalam Septuaginta, atau [[Kitab Ezra|Ezra]] dan [[Kitab Nehemia|Nehemia]] seperti dalam [[Vulgata]]. Namun demikian, Agustinus dari Hippo menjelaskan hubungan antara kedua kitab Ezra/Esdras dan pemisahannya dengan [[Kitab Tawarikh]] (beberapa bab termasuk dalam 1 Esdras di Septuaginta): "... dan kedua kitab Ezra, yang mana pada akhirnya terlihat lebih seperti suatu sekuel sejarah umum yang berkelanjutan, yang mengakhiri Kitab Raja-raja dan Tawarikh."<ref>Augustine of Hippo. ''On Christian Doctrine''. Book II, Chapter 8.</ref>
 
Dalam [[GerejaKonsili KatolikTrente]], "pernyataanpada mengenaitahun [[Kanon1546 Alkitab|Kanon]]mendukung yangkeputusan pertamakonsili-konsili kalisebelumnya diberlakukanmengenai secarakitab-kitab efektifapa dansaja yang [[infalibilitas|infalibel]]"termasuk dalam kanon.<ref name="canonOT">{{en}} [http://www.newadvent.org/cathen/03267a.htm Canon of the Old Testament], ''Catholic Encyclopedia''</ref> adalah yang ditetapkan oleh [[Konsili Trente]].<ref>{{en}} [http://history.hanover.edu/texts/trent/ct04.html Council of Trent, Session 4, 8 April 1546].</ref> DiMayoritas antarapeserta kalangan minoritas,konsili di [[Trento|Trente]] mendukung keputusan ini, tetapi terdapat minoritas peserta yang tidak setuju dengan kitab-kitab yang diterima dalam kanon. Di antara kalangan minoritas yang tidak setuju dengan dimasukkannya kitab-kitab deuterokanonika dalam Kanon adalah [[Kardinal]] [[Girolamo Seripando]] dan [[Thomas Cajetan]] —yang menjadi penentang [[Martin Luther]] di [[Augsburg]].<ref>{{en}} Hubert Jedin, ''Papal Legate At The Council Of Trent'' (St Louis: B. Herder Book Co., 1947), pp. 270–1, 278.</ref><ref>Komentar atas semua Kitab Sejarah Otentik dari Perjanjian Lama, '' In ult. Cap.'', Esther.</ref><ref>{{en}} [http://aomin.org/aoblog/index.php?itemid=1877 Bill Webster Responds to Gary Michuta, Part III]</ref> BagaimanapunPara Bapa Konsili Trente sesungguhnya mengkonfirmasi pernyataan-pernyataan dari berbagai konsili regional sebelumnya yang memilikijuga otoritasmemasukkan dikitab-kitab bawahdeuterokanonika [[konsilike ekumenis]]dalam kanon, misalnya [[Sinode Hippo]] tahun [[393]] dan [[Konsili Kartago]] tahun [[397]].<ref name="canonOT"/> Beberapa waktu kemudian (pada abad ke-15), [[Konsili Florence]] mengajarkan bahwa kitab-kitab ini merupakan inspirasi [[illahi]], namun "secara resmi tidak lolos kanonisitasnya."<ref name="canonOT"/><ref>{{en}} [http://www.papalencyclicals.net/Councils/ecum17.htm Council of Florence, Session 11, 4 February 1442]</ref>
[[Philip Schaff]] mengatakan bahwa "Konsili Hippo pada tahun 393, dan Konsili Kartago yang ketiga (yang keenam menurut perhitungan lain) pada tahun 397, di bawah pengaruh Agustinus yang mana menghadiri keduanya, menetapkan kanon Kitab Suci Katolik, termasuk Apokrifa Perjanjian Lama, ... Bagaimanapun keputusan ini tunduk pada ratifikasi gereja seberang lautan (Roma); dan persetujuan dari [[Tahta Roma]] yang diterimanya pada masa [[Innosensius I]] dan [[Gelasius I]] (414 M) mengulangi daftar kitab-kitab biblika yang sama. Kanon ini tetap tak terganggu sampai abad ke-16, dan disetujui oleh [[Konsili Trente]] pada sesi keempat."<ref>{{en}} {{citation |chapter-url=http://www.ccel.org/s/schaff/history/3_ch09.htm |title=History of the Christian Church |chapter=Chapter IX. Theological Controversies, and Development of the Ecumenical Orthodoxy |author=Philip Schaff |publisher=CCEL}}</ref>
 
Teks-teks Kitab Suci deuterokanonika Katolik adalah:
* [[Tobit]]
* [[Kitab Yudit|Yudit]]
* [[Kitab_EsterKitab Ester#Tambahan-tambahan_pada_Kitab_Estertambahan pada Kitab Ester|Tambahan Ester]] ([[Kitab Ester|Ester]] [[Vulgata]] 10:4-16:24)<ref>Lihat pula [http://www.nccbuscc.org/nab/bible/index.htm#esther Esther] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20000815062938/http://www.nccbuscc.org/nab/bible/index.htm#esther |date=2000-08-15 }} dalam [[New American Bible]].</ref>
* [[Kitab Kebijaksanaan|Kebijaksanaan]] (disebut juga Kebijaksanaan Salomo)
* [[Kitab Yesus bin Sirakh|Sirakh]], juga disebut Putera Sirakh atau Eklesiastikus
* [[Kitab Barukh|Barukh]], termasuk di dalamnya [[Surat Nabi Yeremia]] ([[Kitab Yeremia#Versi_SeptuagintaVersi Septuaginta|Tambahan Yeremia dalam Septuaginta]])<ref>{{en}} ''An Introduction to the Old Testament in Greek'', [[Henry Barclay Swete]], Cambridge University Press, 1914, Jilid II, Bab III, [http://rosetta.reltech.org/cgi-bin/Ebind2html/TC/SweteIntro?seq=288 bagian 6]{{Pranala mati|date=Januari 2021|bot=InternetArchiveBot|fix-attempted=yes}}, "Barukh dan Surat Yeremia dipandang Gereja sebagai sambungan dari kitab Yeremia, sama seperti Susana dan Baal sebagai sambungan Kitab Daniel. Barukh dan Surat Yeremia terdapat dalam daftar yang meniadakan kitab-kitab non-kanonik; kedua kitab ini disebut 'Yeremia' (Iren. v. 35. I, Tert. scorp. 8, ''[[Paedagogus]]'' [[Klemens dari Aleksandria]] i. 10, ''Testimonia'' [[Siprianus]] ii. 6); bersama dengan [[Kitab Ratapan]], kedua kitab ini membentuk semacam trilogi pelengkap bagi nubuatnya."; [http://www.bible-researcher.com/trent1.html Kanon Trente] secara spesifik menyebut "Ieremias cum Baruch" (Yeremia serta Barukh).</ref>
* [[Tambahan-tambahan pada Kitab Daniel|Tambahan Daniel]]:
** [[Doa Azarya dan Lagu Pujian Ketiga Pemuda]] ([[Kitab Daniel|Daniel]] Vulgata 3:24-90)
Baris 55 ⟶ 29:
* [[2 Makabe]]
 
=== PengaruhLatar Vulgatabelakang sejarah ===
{{utama|Perkembangan kanon Perjanjian Lama}}
[[Hieronimus]] dalam [[Vulgata#Prolog-prolog|prolog-prolog Vulgata]]<ref>{{la}} [http://www.thelatinlibrary.com/bible/prologi.shtml ''Prolog-prolog St. Hieronimus'', naskah Latin]</ref> menguraikan suatu kanon tanpa kitab-kitab deuterokanonika, mungkin selain [[Kitab Barukh]]. Dalam ''Prolog-prolog'', Hieronimus menyebutkan semua karya deuterokanonika dan apokrif sebagai kitab-kitab apokrif atau "tidak terdapat dalam kanon" kecuali kitab ''Doa Manasye'' dan ''Barukh''. Dia menyebutkan kitab ''Barukh'' dalam [http://www.bombaxo.com/blog/?p=233 ''Prolog Kitab Yeremia''] dan memberi catatan bahwa kitab itu tidak dibaca maupun dimiliki umat Ibrani, namun tidak secara eksplisit menyebutnya apokrif atau "tidak terdapat dalam kanon".<ref>Karena beberapa pendahulu memasukkan Barukh sebagai bagian dari Yeremia, maka dapat dipahami bahwa Hieronimus menganggap Barukh sebagai bagian dari kitab Yeremia pada saat menyebutkan satu per satu kitab-kitab kanon dalam ''Prologus Galeatus''nya.</ref> Beberapa kalangan menganggap bahwa status yang lebih rendah dikenakan pada kitab-kitab deuterokanonika oleh pihak otoritas seperti Hieronimus karena konsepsi kanonisitas yang terlalu kaku, suatu kitab agar dapat memperoleh martabat tertinggi ini harus diterima oleh semua kalangan, tidak ada kesangsian seturut sejarah kuno Yahudi, dan terlebih lagi tidak hanya diadaptasikan untuk kemajuan rohani, tetapi juga untuk "penegasan doktrin Gereja".<ref name="canonOT"/>
Deuterokanonika adalah suatu istilah yang dicetuskan tahun [[1566]] oleh [[Sixtus dari Siena]], seorang [[teolog]] yang melakukan konversi ke [[Gereja Katolik|Katolik]] dari [[Yudaisme]], untuk mendeskripsikan teks-teks kitab suci [[Perjanjian Lama]] yang dipandang kanonik oleh Gereja Katolik, namuntetapi tidak termasuk dalam [[Alkitab Ibrani]] yang sekarang, dan termasuk juga beberapa kitab yang pernah diabaikan oleh beberapa pendaftar kanon awal, terutama di [[Kekristenan Timur|Timur]].<ref name="isbe">{{en}} [http://www.bible-history.com/isbe/C/CANON+OF+THE+OLD+TESTAMENT%2C+II/ Canon of the Old Testament, II, ''International Standard Bible Encyclopedia'', 1915] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20151004100637/http://www.bible-history.com/isbe/C/CANON+OF+THE+OLD+TESTAMENT%2C+II/ |date=2015-10-04 }}</ref><ref name="cathenOT">{{cite Catholic Encyclopedia|wstitle=Canon of the Old Testament}}</ref><ref>Umumnya yang sering dikutip adalah (1) [[Melito dari Sardis]], yang pergi ke timur, ke [[Palestina]], dan menuliskan kanon yang ia lihat dipakai di [[sinagogasinagoge]], seperti tercatat dalam ''[[Sejarah Gereja (Eusebius)|Sejarah Gereja]]'' 4.26.13-14 karya [[Eusebius]], (2) [[Athanasius]] dari Aleksandria, (3) [[Konsili Laodikia]], (4) [[Hieronimus]] yang tinggal di [[Betlehem]].</ref>
 
Penerimaannya di antara jemaat [[Gereja perdana]] menyebar luas, walaupun tidak universal, dan Alkitab Gereja perdana selalu menyertakan, dengan berbagai tingkat pengakuan, kitab-kitab yang sekarang disebut ''deuterokanonika''.<ref>{{en}} J.N.D. Kelly, "Early Christian Doctrines", p.53</ref> Beberapa mengatakan bahwa kanonisitas kitab-kitab tersebut nampaknyatampaknya tidak pernah diperdebatkan dalam Gereja sampai mendapat tentangan dari kalangan [[Yahudi]] setelah tahun 100 Masehi,<ref>{{en}} Stuart G. Hall, "Doctrine and Practice in the Early Church", p.28</ref> terkadang merujuk pada [[Konsili Yamnia]] (suatu [[konsili]] yang berupa dugaan, teori). Konsili-konsili regional di [[Kekristenan Barat|Barat]] mengumumkan kanon-kanon resmi yang mencakup kitab-kitab tersebut pada awal [[Kekristenan_di_abad_keKekristenan pada abad ke-4#Penetapan_kitab_suciPenetapan kitab suci|abad ke-4]] dan 5.<ref name="cathenOT"/><ref>Misalnya [[Konsili Kartago]], [[Konsili Roma]], ''[[Decretum Gelasianum]]''</ref>
 
Di Yerusalem terjadi suatu pembaharuan, atau setidaknya suatu peninggalan, dari gagasan-gagasan kaum Yahudi, yakni suatu kecenderungan adanya ketidaksukaan terhadap kitab-kitab 'deutero' tersebut. [[Santo]] [[Sirilus dari Yerusalem]] menegaskan hak Gereja untuk menetapkan Kanon Alkitab, namuntetapi menempatkan kitab-kitab tersebut dalam daftar apokrifa dan melarang semua kitab yang tidak dibacakan dalam gereja untuk dibaca secara pribadi. Sementara di [[Antiokhia]] dan [[Suriah]] masih lebih disukai. St. [[Epifanius dari Salamis]] ragu-ragu mengenai tingkatan kitab-kitab deutero. Ia menghormatinya, tetapi kitab-kitab tersebut dianggapnya tidak setara dengan kitab-kitab Ibrani. Di sisi lain, versi Oriental dan naskah Yunani yang berasal dari masa tersebut lebih liberal karena mencakup semua kitab deuterokanonika dan — dalam beberapa kasus — apokrifa tertentu.<ref name="cedc">{{en}} {{cite book|last1=Herbermann|first1=Charles George|title=The Catholic encyclopedia Volume 3|date=1913|pages=269, 272|url=httphttps://books.google.com/books?id=9gIjAQAAIAAJ&pg=PP11&lpg=PP11&dq=The+Catholic+Encyclopedia:+An+International+Work+of+Reference+on+...,+Volume+3+edited+by+Charles+George+Herbermann&source=bl&ots=U8YFaKN8Sx&sig=4p5rlY8J7aqM0k2zxXlhkyxrwQE&hl=en&sa=X&ei=2CxYVO2NGNWzyATOo4CoAg&ved=0CFEQ6AEwBA#v=onepage&q=The%20Catholic%20Encyclopedia%3A%20An%20International%20Work%20of%20Reference%20on%20...%2C%20Volume%203%20edited%20by%20Charles%20George%20Herbermann&f=false|accessdate=4 November 2014}}</ref>
 
Dalam [[Gereja Latin]], sepanjang [[Abad Pertengahan]], terdapat bukti adanya keraguan mengenai posisi kitab-kitab deuterokanonika. Ada pihak yang menyukainya, ada pihak lain yang tidak menyukainya sehubungan dengan tingkatan kesucian dan otoritasnya. Dalam kebimbangan mengenai kedua hal tersebut, ada sejumlah penulis yang penghormatannya terhadap kitab-kitab ini lebih didasari pada beberapa kebingungan dibanding kedudukan sebenarnya dari semua kitab tersebut, dan di antara mereka adalah St. [[Thomas Aquinas]]. Ada sedikit yang mengakui secara tegas kanonisitas kitab-kitab itu. Posisi yang dominan di kalangan penulis abad pertengahan dari Barat pada hakikatnya merupakan sikap para [[Bapa Gereja]] Yunani itu. Penyebab utama fenomena ini di Barat mungkin merupakan pengaruh, baik secara langsung maupun tidak langsung, dari ''Prologus Galeatus'' karya St. Hieronimus yang nampaktampak melemahkan kitab-kitab tersebut.<ref name="cedc"/>
 
Sementara itu, "kitab-kitab protokanonika dari Perjanjian Lama sama seperti kitab-kitab dari Alkitab bangsa Ibrani, dan Perjanjian Lama yang diterima umat Protestan."<ref name="cedc"/>
 
=== Naskah Laut Mati ===
Fragmen-fragmen dari tiga kitab deuterokanonika didapati pada [[Naskah Laut Mati]] yang ditemukan di [[Qumran]], di samping beberapa salinan parsial dari ''[[Kitab Henokh|1 Henokh]]'' dan ''[[Kitab Yobel|Yobel]]'' dari deuterokanon Ethiopia. ''[[Sirakh]]'', dengan teks Ibrani telah diketahui berasal dari [[Geniza Kairo]], ditemukan dalam rupa dua gulungan naskah (2QSir atau 2Q18, 11QPs_a atau 11Q5) dalam [[bahasa Ibrani]]. Gulungan naskah Ibrani lainnya dari ''Sirakh'' ditemukan di [[Masada]] (MasSir).<ref name="Abegg">{{en}} {{cite book| last1 = Abegg| first1 = Martin| last2 = Flint| first2 = Peter| last3 = Ulrich| first3 = Eugene| title = The Dead Sea Scroll Bible|url = https://archive.org/details/deadseascrollsbi00mart|year = 1999| publisher = HarperOne| isbn = 978-0-06-060064-8 }}</ref>{{rp|597}} ''[[Kitab Tobit]]'' ditemukan di Qumran dalam empat gulungan yang ditulis dalam [[bahasa Aram]] dan satu gulungan dalam bahasa Ibrani.<ref name="Abegg"/>{{rp|636}} ''[[Surat Nabi Yeremia]]'' (atau ''[[Kitab Barukh|Barukh]]'' bab 6) ditemukan dalam gua 7 ([[papirus]] [[7Q5]]) dalam bahasa Yunani.<ref name="Abegg"/>{{rp|628}} Beberapa akademisi<ref>{{en}} Lena Cansdale 1997, ''Qumran and the Essenes'' p. 14 ff. mengutip Rengstorf 1963, Golb 1980, dan beberapa lainnya, serta penentang teori ini.</ref> baru-baru ini memiliki teori bahwa perpustakaan Qumran tidak sepenuhnya merupakan koleksi dari Qumran, tetapi mungkin memasukkan koleksi dari perpustakaan [[Bait AllahTuhan (Yerusalem)]], yang kemungkinan telah disembunyikan di gua-gua untuk diamankan pada saat itu ketika Bait tersebut dihancurkan bangsa Romawi pada tahun 70.
 
=== Pengaruh Septuaginta ===
Sebagian besar kutipan Perjanjian Lama dalam [[Perjanjian Baru]] diambil dari [[Septuaginta]] [[bahasa Yunani Koine|Yunani Koine]] (LXX), yang mana mencakup kitab-kitab deuterokanonika maupun [[apokrif]]a dan keduanya secara kolektif disebut "''anagignoskomena''" ({{lang-gr|ἀναγιγνωσκόμενα}}) —yang berarti—artinya hal-hal untuk dibaca atau "bacaan yang bermanfaat".<ref>{{en}} Prof. [[Petros Vassiliadis]] [http://users.auth.gr/~pv/inspiration.htm mendefinisikan karya tersebut demikian].</ref> Tidak ada dua [[kodeks]] Septuaginta yang mengandung apokrifa yang sama,<ref>{{en}} {{cite book|last1=Ellis|first1=E. E.|title=The Old Testament in Early Christianity|date=1992|publisher=Baker|page=34|url=httphttps://books.google.com/books?id=978VyfpZy7YC&pg=PA78&lpg=PA78&dq=E.+E.+Ellis,+The+Old+Testament+in+Early+Christianity&source=bl&ots=CMlV4Q6Q1o&sig=1zzfQTJNlIz6x77q-Zn-gEIYKKw&hl=en&sa=X&ei=WiBYVOLZMMj2yQTQooL4BQ&ved=0CCkQ6AEwAQ#v=onepage&q=E.%20E.%20Ellis%2C%20The%20Old%20Testament%20in%20Early%20Christianity&f=false|accessdate=4 November 2014}}</ref> dan ketiga [[naskah]] paling awal dari LXX memperlihatkan ketidakpastian mengenai kitab-kitab mana yang membentuk secara lengkap daftar Apokrifa tersebut. [[Kodeks Vaticanus]] (B) tidak mengandung 1—4 [[Kitab Makabe|Makabe]] tetapi mencakup [[1 Esdras]], sedangkan [[Kodeks Sinaiticus]] (Aleph) mengabaikan [[Kitab Barukh|Barukh]], tetapi mencakup [[4 Makabe]].<ref>{{en}} {{cite book|last1=Archer|first1=Gleason, L|title=A Survey of Old Testament Introduction|publisher=Moody Press|location=Chicago, IL, USA|page=75|url=http://www.provethebible.net/T2-Integ/B-1101.htm|accessdate=4 November 2014}}</ref>
 
[[Kodeks Alexandrinus]] mencakup LXX; sedangkan naskah Mazmur Yunani dari abad ke-5 mengandung tiga 'mazmur' Perjanjian Baru: [[Magnificat]], [[Kidung Zakharia]], [[Kidung Simeon]] dari narasi kelahiran [[Yesus]] menurut [[Lukas]], dan akhir dari [[himne]] tersebut yang mana diawali dengan 'Kemuliaan'.<ref>{{en}} {{cite book|last1=Hengel|first1=Martin|title=The Septuagint as Christian Scripture|date=2004|publisher=Baker|pages=58–59|url=httphttps://books.google.com/books?id=LUmGZ0NiweAC&printsec=frontcover&dq=%28Martin+Hengel,+The+Septuagint+as+Christian+Scripture&hl=en&sa=X&ei=pCVYVLDvC9i0yATRz4CwAg&ved=0CB8Q6AEwAA#v=onepage&q=wishes%20to%20be%20a%20Christian%20book&f=false}}</ref> Beckwith menyatakan bahwa naskah seperti Kodeks Alexandrinus tidak digunakan pada abad pertama era Kekristenan, dan meyakini bahwa kodeks Septuaginta yang lengkap itu, yang mulai muncul pada abad ke-4, seluruhnya berasal dari Kekristenan.<ref>{{en}} {{cite book|last1=Beckwith|first1=Roger|title=The Old Testament Canon of the New Testament Church|date=1986|publisher=Eerdmans|location=Grand Rapids, MI, USA|page=382}}</ref>
 
Beberapa kitab deuterokanonika diduga aslinya ditulis dalam [[bahasa Ibrani]], tetapi naskah asli tersebut telah lama hilang. Namun temuanTemuan-temuan [[arkeologis]] kemudian menemukan beberapa dari naskah aslitersebut, tertulis dalam bahasa Ibrani, di antara [[Naskah Laut Mati]]. Septuaginta secara luas diterima dan digunakan oleh [[Yudaisme Helenistik|orang-orang Yahudi berbahasa Yunani]] pada abad pertama Masehi, bahkan di [[Provinsi Yudea]]—yang — yang mana merupakanadalah wilayah Romawi — danRomawi—dan oleh karena itu secara alami menjadi naskah yang paling luas digunakan oleh umat Kristiani awal (pada umumnya menggunakan bahasa Yunani).
 
Beberapa kalangan memiliki pandangan bahwa [[Ibrani 11]]:35, dalam Perjanjian Baru, merujuk suatu peristiwa yang tercatat dalam salah satu kitab deuterokanonika ([[2 Makabe]]).<ref name=Akin/> Sebagai contoh, penulis Surat Ibrani tersebut menyebut tradisi lisan{{Citation needed|date=Maret 2016}} yang berbicara mengenai seorang nabi Perjanjian Lama yang digergaji dalam Ibrani 11:37, dua ayat setelah ayat yang merujuk pada 2 Makabe. Penulis Perjanjian Baru lainnya seperti [[Paulus dari Tarsus|Paulus]] juga menyebut ataupun mengutip literatur<ref>{{cite book|last1=Copan|first1=Paul|last2=Litwak|first2=Kenneth D.|title=The Gospel in the Marketplace of Ideas Paulþs Mars Hill Experience for Our Pluralistic World.|url=https://archive.org/details/gospelinmarketpl0000copa|date=2014|publisher=Intervarsity Pr|isbn=978-0830840434|page=[https://archive.org/details/gospelinmarketpl0000copa/page/131 131]}}</ref> yang akrab bagi para pembacanya saat itu tetapi tidak termasuk dalam protokanon ataupun deuterokanon Perjanjian Lama.
 
[[Flavius Yosefus]], seorang [[sejarawan]] Yahudi, mengatakan bahwa ada 22 kitab dalam kanon [[Alkitab Ibrani]],<ref>[[Yosefus]] dalam karyanya ''[[Melawan Apion]]'', I, 8 menulis: "Kami tidaklah memiliki 10.000 kitab, yang bersesuaian serta bertentangan satu sama lain, melainkan hanya dua puluh dua kitab yang berisi catatan-catatan sepanjang masa, dan diyakini benar keilahiannya." Ke-22 kitab tersebut membentuk kanon [[Alkitab Ibrani]].</ref> suatu tradisi Yahudi yang juga dilaporkan oleh [[Uskup]] [[Athanasius]]. Namun [[Kitab Barukh]] dan [[Surat Nabi Yeremia]] termasuk dalam daftar 22 kitab Perjanjian Lama Athanasius. Pada saat yang sama ia menyebutkan bahwa kitab-kitab tertentu lainnya (termasuk 5 kitab deuterokanonika, [[Didache]], dan [[Gembala Hermas]]) walaupun tidak termasuk kanon Perjanjian Baru, "ditetapkan oleh para [[Bapa Gereja]] untuk dibaca". Ia sepenuhnya mengabaikan apa yang ia sebut "tulisan-tulisan apokrif".<ref>{{en}} [http://www.ccel.org/ccel/schaff/npnf204.xxv.iii.iii.xxv.html Athanasius of Alexandria, Excerpt from Letter 39]</ref>
 
=== Pengaruh Hieronimus ===
[[Hieronimus]] dalam [[Vulgata#Prolog-prolog|prolog-prolog Vulgata]]<ref>{{la}} [http://www.thelatinlibrary.com/bible/prologi.shtml ''Prolog-prolog St. Hieronimus'', naskah Latin]</ref> menguraikan suatu kanon tanpa kitab-kitab deuterokanonika, mungkin selain [[Kitab Barukh]]. Dalam ''Prolog-prolog'', Hieronimus menyebutkan semua karya deuterokanonika dan apokrif sebagai kitab-kitab apokrif atau "tidak terdapat dalam kanon" kecuali kitab ''Doa Manasye'' dan ''Barukh''. Dia menyebutkan kitab ''Barukh'' dalam [http://www.bombaxo.com/blog/?p=233 ''Prolog Kitab Yeremia''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20131231002043/http://www.bombaxo.com/blog/?p=233 |date=2013-12-31 }} dan memberi catatan bahwa kitab itu tidak dibaca maupun dimiliki umat Ibrani, namuntetapi tidak secara eksplisit menyebutnya apokrif atau "tidak terdapat dalam kanon".<ref>Karena beberapa pendahulu memasukkan Barukh sebagai bagian dari Yeremia, maka dapat dipahami bahwa Hieronimus menganggap Barukh sebagai bagian dari kitab Yeremia pada saat menyebutkan satu per satu kitab-kitab kanon dalam ''Prologus Galeatus''nya.</ref> Beberapa kalangan menganggap bahwa status yang lebih rendah dikenakan pada kitab-kitab deuterokanonika oleh pihak otoritas seperti Hieronimus karena konsepsi kanonisitas yang terlalu kaku, suatu kitab agar dapat memperoleh martabat tertinggi ini harus diterima oleh semua kalangan, tidak ada kesangsian seturut sejarah kuno Yahudi, dan terlebih lagi tidak hanya diadaptasikan untuk kemajuan rohani, tetapi juga untuk "penegasan doktrin Gereja".<ref name="canonOT"/>
 
Bagaimanapun pada akhirnya Hieronimus memasukkan kitab-kitab deuterokanonika serta apokrif ke dalam [[Vulgata]]. Ia mereferensikan dan mengutip beberapa di antaranya sebagai Kitab Suci sekalipun ia menyebut kitab-kitab tersebut "tidak terdapat dalam kanon". Michael Barber menegaskan bahwa, meskipun Hieronimus pernah curiga terhadap "apokifa" tersebut, ia kemudian memandangnya sebagai Kitab Suci. Barber berpendapat bahwa hal ini jelas terlihat dari surat-surat yang ditulis Hieronimus; ia mengutip surat Hieronimus kepada [[Eustochium]], di mana Hieronimus mengutip [[Sirakh]] 13:2.<ref>{{en}} {{cite web |first= Michael |last=Barber |url=http://www.thesacredpage.com/2006/03/loose-canons-development-of-old_06.html |title=Loose Canons: The Development of the Old Testament (Part 2) |date=2006-03-06 |accessdate=2007-08-01 |archive-date=2009-12-07 |archive-url=https://web.archive.org/web/20091207064640/http://www.thesacredpage.com/2006/03/loose-canons-development-of-old_06.html |dead-url=yes }}</ref> Di bagian lainnya Hieronimus tampaknya juga merujuk [[Kitab Barukh|Barukh]], [[Susana (Kitab Daniel)|Kisah Susana]], dan [[Kitab Kebijaksanaan Salomo|Kebijaksanaan]] sebagai kitab suci.<ref>Hieronimus, kepada Paulinus, Surat 58 (395 M), dalam NPNF2, VI:119.: "Saudaraku terkasih, jangan menilai diriku dengan usiaku. Rambut beruban bukanlah pengertian (kebijaksanaan); pengertianlah yang sama baiknya seperti uban. Setidaknya hal itu yang dikatakan Salomo: '''"pengertian orang adalah uban.’''' [Kebijaksanaan 4:9]" Memang ketika Musa memilih tujuh puluh tua-tua, ia diperintahkan untuk mengambil dari antara mereka yang adalah para tetua dan memilih mereka bukan karena alasan usia tetapi karena kebijaksanaan mereka [Bilangan 11:16]. Dan, sebagai seorang pemuda, Daniel menghakimi orang-orang tua dan dalam bunga usia muda mengutuk ketiadaan tarak dalam usia lanjut [Daniel 13:55-59, atau Kisah Susana dan 55–59]"</ref><ref>Hieronimus, kepada Oceanus, Surat 77:4 (399 M), dalam NPNF2, VI:159.:"Aku akan mengutip kata-kata pemazmur: 'korban sembelihan kepada AllahTuhan ialah jiwa yang hancur,' [Mazmur 51:19] dan dari Yehezkiel 'Aku lebih suka pertobatan seorang pendosa daripada kematiannya,' [Yehezkiel 18:23] dan dari '''Barukh, 'Bangkitlah, hai Yerusalem,’''' [Barukh 5:5] dan banyak pernyataan lainnya yang dihasilkan oleh sangkakala para Nabi."</ref><ref>Hieronimus, Surat 51, 6, 7, NPNF2, VI:87-8: "Sebab dalam Kitab Kebijaksanaan, yang mana bertuliskan namanya, Salomo mengatakan: '''"AllahTuhan telah menciptakan manusia untuk kebakaan, dan dijadikan-Nya gambar hakekathakikat-Nya sendiri.'''" [Kebijaksanaan 2:23]...Sebagai ganti tiga bukti dari '''Kitab Suci''' yang kamu katakan akan memuaskanmu jika aku bisa memberikannya, lihatlah aku telah memberikan tujuh kepadamu."</ref>
 
Dalam prolognya untuk [[Kitab Yudit]], tanpa menggunakan kata kanon, ia menyebutkan bahwa Kitab Yudit dianggap sebagai Kitab Suci oleh [[Konsili Nicea Pertama]].<ref>{{en}} [http://www.bombaxo.com/blog/?p=224 Prolog Hieronimus untuk kitab Yudit] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20131208131926/http://www.bombaxo.com/blog/?p=224 |date=2013-12-08 }}</ref> Dalam balasannya kepada Rufinus, Hieronimus menegaskan bahwa ia selarassetuju dengan pilihan Gereja mengenaisehubungan dengan versi dari bagian-bagian deuterokanonika [[Kitab Daniel]] yang digunakan, yang manakendati kaum Yahudi pada masa itu tidak menyertakannya:
 
:[[Dosa (Kristen)|Dosa]] apakah yang telah kuperbuat jikalau aku mengikuti penilaian gereja-gereja? Namun saat aku mengulangi apa yang dikatakan orang-orang Yahudi tentang [[Susana (Kitab Daniel)|Kisah Susana]] dan [[Doa Azarya dan Lagu Pujian Ketiga Pemuda|Lagu Pujian KetikaKetiga Pemuda]], serta kisah [[Dewa Bel dan Naga Babel]], yang mana tidak terdapat dalam [[Alkitab Ibrani]], siapa yang membuat ini menjadi suatu dakwaan terhadapku sesungguhnya membuktikan dirinya sendiri adalah seorang bodoh dan pemfitnah. Karena aku bukan menjelaskan apa yang kupikirkan, tetapi apa yang biasa mereka katakan saat menentang kita. (''Terhadap Rufinus'', II:33, [[402]] Masehi)<ref name=Schaff27102>{{en}} {{citation |chapter-url=http://www.newadvent.org/fathers/27102.htm |chapter=Apology Against Rufinus (Book II) |title=Nicene and Post-Nicene Fathers, Second Series |volume=3 |author=Jerome |editor=Philip Schaff, Henry Wace |location=Buffalo, NY |publisher=Christian Literature Publishing Co. (retrieved from New Advent) |edition=1892}}</ref>
 
Dengan demikian Hieronimus mengakui prinsip yang digunakan untuk menetapkan kanon —yaitu penilaian [[Magisterium|Gereja]], bukan penilaiannya sendiri atau punataupun penilaian orang-orang Yahudi; meskipun, mengenai terjemahan Kitab Daniel dalam bahasa Yunani, ia bertanya-tanya mengapa harus menggunakan versi dari seorang penerjemah yang dianggapnya sebagai [[bidat]] dan [[yudaiser]] ([[Theodotion]]).<ref name=Schaff27102/>
 
[[Vulgata]] juga penting sebagai tolok ukur kanon berkaitan dengan bagian mana saja, dari suatu kitab, yang dipandang kanonik. Ketika [[Konsili Trente]] menyusun daftar kitab-kitab yang termasuk dalam kanon, konsili ini memandang kitab-kitab tersebut memenuhi syarat "secara keseluruhan beserta semua bagiannya, sebagaimana kitab-kitab tersebut telah biasa dibacakan dalam Gereja Katolik, dan sebagaimana terdapat dalam edisi Vulgata Latin Kuno".<ref>{{en}}{{la}} [http://www.bible-researcher.com/trent1.html Kanon-kanon dan dekritdekret-dekritdekret Konsili Trente, Sesi keempat], 1546</ref> DekritDekret ini sedikit diklarifikasi oleh [[Paus Pius XI]] pada tanggal 2 Juni 1927, yang mengizinkan adanya perdebatan terbuka atas [[Comma Johanneum]], dan lebih lanjut dijelaskan oleh [[Paus Pius XII]] dalam ''[[Divino afflante Spiritu]]''.
 
== Dalam Kekristenan Ortodoks ==
Di luar [[Gereja Katolik Roma]], istilah "deuterokanonika" kadang-kadang digunakan sebagai analogi untuk menyebut kitab-kitab yang dimasukkan dalam [[Perjanjian Lama]] oleh [[Gereja Ortodoks Timur]] dan [[Gereja Ortodoks Oriental]], namuntetapi tidak menjadi bagian dari [[Tanakh]] [[Yahudi]], atau punataupun [[Perjanjian Lama]] [[Protestan]]. Di kalangan Ortodoks, istilah ini diartikan bahwa kitab-kitab tersebut disusun secara terpisah dari kanon utama, seperti yang dijelaskan dalam [[2 Esdras]], di mana [[Esdras]] memerintahkan untuk menyimpan kitab-kitab tertentu secara terpisah dan tersembunyi.
 
=== Ortodoksi Timur ===
{{see also|Alkitab Ortodoks Yunani / Timur}}
Dalam tradisinya, [[Gereja Ortodoks Timur]] memasukkan semua kitab dari [[Septuaginta]] ke dalam Perjanjian Lama mereka. Kalangan Yunani menggunakan kata "''Anagignoskomena''" (Ἀναγιγνωσκόμενα "dapat dibaca, layak untuk dibaca") untuk mendeskripsikan kitab-kitab Septuaginta Yunani yang tidak terdapat dalam [[Tanakh]] Ibrani. Para [[teolog]] Ortodoks menggunakan istilah "deuterokanonika" dalam arti yang tidak sama dengan penggunaan dalam Katolik Roma. Dalam KekristenanKatolik OrtodoksRoma, deuterokanonika berarti bahwa suatu kitab adalah bagian dari himpunan Perjanjian Lama (dibaca selama ibadat) namun otoritasnya sekunder. Dengan kata lain, deutero (kedua) diterapkan pada otoritas atau kuasa bersaksi; sedangkan dalam KatolikGereja RomaOrtodoks Timur, deutero diterapkan pada kronologi (dari kenyataan bahwa kitab-kitab ini dikonfirmasi kemudian), bukan otoritas.<ref>{{en}} [http://www.orthodoxanswers.org/answer/39/ Orthodox Answer To a Question About Apocrypha, Canon, Deuterocanonical – Answer #39] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120314205050/http://www.orthodoxanswers.org/answer/39/ |date=2012-03-14 }}</ref>
 
Kitab-kitab Perjanjian Lama Ortodoks Timur mencakup seluruh [[Deuterokanonika#Dalam_Gereja_KatolikDalam Gereja Katolik|kitab deuterokanonika yang tercantum di atas]], ditambah [[Kitab 3 Makabe]] dan [[1 Esdras]] (juga terdapat dalam [[Vulgata#Vulgata_ClementinaVulgata Clementina|Vulgata Clementina]]), sedangkan [[Kitab Barukh]] terpisah dari [[Surat Nabi Yeremia]]. Sehingga secara keseluruhan menjadi 49 kitab Perjanjian Lama, sementara kanon Protestan adalah 39 kitab.<ref name = "Kimbrough">{{en}} {{cite book| author = S. T. Kimbrough| title = Orthodox And Wesleyan Scriptual Understanding And Practice| url = httphttps://books.google.com/?id=q-vhwjamOioC&pg=PA23| year = 2005| publisher = St Vladimir's Seminary Press| isbn = 978-0-88141-301-4| page = 23 }}</ref>
 
Seperti halnya kitab-kitab deuterokanonika Katolik Roma, naskah-naskah tersebut diintegrasikan dengan keseluruhan Perjanjian lama, bukannya dicetak dalam bagian terpisah.
 
Naskah lainnya yang dicetak dalam Kitab Suci Ortodoks dianggap memiliki nilai tertentu (seperti tambahan [[Mazmur 151]], dan [[Doa Manasye]]) atau disertakan sebagai suatu lampiran (seperti [[Kitab 4 Makabe|4 Makabe]] pada umat Yunani, dan [[2 Esdras]] pada umat Slavia).<ref name=Kimbrough/>
 
=== Ortodoksi Ethiopia ===
Dalam Alkitab [[Bahasa Amharik|Amharik]] yang dipergunakan dalam [[Gereja Ortodoks Ethiopia]] (salah satu [[Gereja Ortodoks Oriental]]), kitab-kitab Perjanjian Lama yang tetap dipandang kanonik, meski tidak berlaku di semua Gereja lainnya, seringkalisering kali digabungkan dalam suatu bagian terpisah berjudul ''"Deeyutrokanoneekal"'' (ዲዩትሮካኖኒካል) —yang mana merupakanadalah kata yang sama dengan "Deuterokanonika". Deuterokanon Ortodoks Ethiopia, selain [[Deuterokanonika#Dalam_Gereja_KatolikDalam Gereja Katolik|daftar standar di atas]], bersamaan dengan kitab-kitab [[Esdras]] dan ''[[Doa Manasye|Doa Minasse]]'', juga memasukkan beberapa kitab yang hanya dianggap kanonik oleh Gereja Ethiopia tersebut, termasuk ''Henok'' ([[Kitab Henokh|1 Henokh]]), ''Kufale'' ([[Kitab Yobel|Yobel]]) dan 1, 2, 3, [[Makabian]] (yang terkadang secara keliru dianggap sebagai "[[Kitab Makabe]]").
 
== Dalam YahudiKomuni Anglikan ==
Ada tumpang tindih antara bagian [[apokrifa]] dalam [[Alkitab Versi Raja James|Alkitab King James]] yang asli tahun 1611 dengan deuterokanon Katolik, tetapi keduanya berbeda. Bagian apokrifa [[Alkitab Versi Raja James|Alkitab King James]] 1611, selain kitab-kitab deuterokanonika, meliputi pula tiga kitab berikut ini, yang mana tidak dinyatakan kanonik oleh [[Konsili Trente]]:
{{utama|Perkembangan kanon Alkitab Ibrani}}
[[Yudaisme]] dan sebagian besar versi Alkitab [[Protestan]] tidak memasukkan kitab-kitab deuterokanonika ke dalamnya. Pada umumnya diyakini bahwa Yudaisme secara resmi mengeluarkan kitab-kitab deuterokanonika dan naskah-naskah tambahan berbahasa Yunani yang tercantum di artikel ini dari Kitab Suci mereka pada [[Konsili Yamnia]] ({{circa}} 70–90 Masehi), namun pernyataan ini juga diperdebatkan.<ref>{{en}} Albert C. Sundberg, Jr., [http://department.monm.edu/classics/Speel_Festschrift/sundbergJr.htm "The Old Testament of the Early Church" Revisited 1997]</ref>
 
== Dalam Kekristenan yang berasal dari Reformasi Protestan ==
=== Anglikan ===
Ada tumpang tindih antara bagian [[apokrifa]] dalam [[Alkitab Versi Raja James|Alkitab King James]] yang asli tahun 1611 dengan deuterokanon Katolik, tetapi keduanya berbeda. Bagian apokrifa [[Alkitab Versi Raja James|Alkitab King James]] 1611, selain kitab-kitab deuterokanonika, meliputi pula tiga kitab berikut ini, yang mana tidak dinyatakan kanonik oleh [[Konsili Trente]]:
* [[1 Esdras]] (3 Esdras dalam [[Vulgata]])
* [[2 Esdras]] (4 Esdras dalam Vulgata)
* [[Doa Manasye]]
 
Ketiga kitab tersebut sendiri merupakan bagian apokrifa dari [[Vulgata#Vulgata_ClementinaVulgata Clementina|Vulgata Clementina]], di mana ketiganya secara spesifik disebut "di luar rangkaian kanon". [[Alkitab Douay-Rheims]] tahun 1609 memasukkan ketiga kitab ini dalam sebuah lampiran, namuntetapi ketiganya sudah tidak dimasukkan dalam terjemahan Alkitab Katolik sekarang ini ke dalam bahasa Inggris maupun Indonesia. Ketiga kitab ini, bersamaan dengan kitab-kitab deuterokanonika, terdapat dalam bagian [[apokrif]] berbagai Alkitab Protestan.
 
Penggunaan kata apokrifa ([[Bahasa Yunani]]: tersembunyi) untuk naskah-naskah tersebut, meskipun tanpa maksud menghina, diartikan sebagian pihak bahwa tulisan-tulisan yang dipertanyakan tersebut tidak boleh dimasukkan ke dalam [[Kanon Alkitab]]. Klasifikasi ini mengelompokkan kitab-kitab tersebut bersama dengan kitab [[injil]] non-kanonik tertentu dan kitab-kitab [[apokrif]] [[Perjanjian Baru]] yang lain. ''Style Manual for the Society of Biblical Literature'' merekomendasikan penggunaan istilah "literatur deuterokanonika", bukannya "Apokrifa", dalam tulisan akademis.
 
[[39 Artikel Gereja Anglikan|39 Artikel]] dari [[Gereja Inggris]] mencantumkan bahwa kitab-kitab deuterokanonika cocok untuk dibaca sebagai "teladan hidup dan pengajaran tentang perilaku, tetapi tidak digunakan untuk menetapkan doktrin apa pun."<ref>{{en}} {{citation |url=https://www.churchofengland.org/prayer-worship/worship/book-of-common-prayer/articles-of-religion.aspx |title=Articles of Religion |publisher=The Church of England |chapter=VI |accessdate=2015-10-28 |archive-date=2015-03-16 |archive-url=https://web.archive.org/web/20150316110920/https://www.churchofengland.org/prayer-worship/worship/book-of-common-prayer/articles-of-religion.aspx |dead-url=yes }}</ref> [[Leksionari]] awal dari [[Gereja Anglikan]] (sebagaimana tercantum dalam [[Buku Doa Umum]] tahun 1662) mengandung bacaan-bacaan dari deuterokanonika, dan bagian-bagian darinya digunakan secara berkala dalam ibadat (misalnya [http://www.episcopalchurch.org/library/glossary/kyrie-pantokrator Kyrie Pantokrator] dan [[Benedicite]]).<ref>{{en}} {{cite book |last1=Thomas |first1=Owen C. |last2=Wondra |first2=Ellen K. |title=Introduction to Theology, 3rd Edition |url=https://archive.org/details/introductiontoth0000thom_t6n5|date=1 July 2002 |publisher=Church Publishing, Inc.|isbn=9780819218971 |page=[https://archive.org/details/introductiontoth0000thom_t6n5/page/56 56]}}</ref>
 
Bacaan-bacaan dari kitab deuterokanonika saat ini dimasukkan dalam sebagian besar leksionari modern dalam [[Komuni Anglikan]], berdasarkan pada ''[[Revised Common Lectionary]]'' (yang manayakni berdasarkan pada leksionari Katolik Roma paskapasca [[Konsili Vatikan II]]), kendati bacaan alternatifnya dari kitab protokanonik disediakan juga.<ref>{{en}} {{cite book |title=The Revised Common Lectionary |editor=Consultation On Common Texts |publisher=Augsburg Fortress |year=2012 |isbn=9781451438475 |url=https://books.google.co.id/books?id=lmg7UhF5rUEC |page=177,188}}</ref>
 
== Dalam Kekristenan yang berasal dari Reformasi Protestan ==
{{see also|Alkitab Protestan}}
=== Presbiterian ===
[[Pengakuan Iman Westminster]], sebuah dokumen [[Calvinis]] yang berperan sebagai suatu ringkasan sistematis untuk [[Gereja Skotlandia]] dan [[Gereja Presbiterian]] di seluruh dunia, hanya mengakui 66 kitab dari [[Kanon Alkitab#Kanon_berbagai_tradisi_KristenKanon berbagai tradisi Kristen|kanon Protestan]] sebagai Kitab Suci yang otentik. Dalam Bab I Pasal III dari Pengakuan Iman tersebut tertulis: "Kitab-kitab yang umumnya disebut Apokrifa, yang bukan merupakan ilham ilahi, bukanlah bagian dari Kanon Alkitab, dan karenanya, tidak memiliki otoritas dalam Gereja AllahTuhan, dan juga tidak boleh disetujui, atau dimanfaatkan, selain sebagai tulisan manusia biasa."<ref>{{en}} {{citation |url=http://www.ccel.org/ccel/schaff/creeds3.iv.xvii.ii.html |title=Westminster Confession of Faith |chapter=Chapter I, III |publisher=www.ccel.org}}</ref>
 
== Posisi Yahudi ==
== Deuterokanonika dan apokrifa Perjanjian Baru ==
{{utama|Perkembangan kanon Alkitab Ibrani}}
[[Yudaisme]] dan sebagian besar versi Alkitab [[Protestan]] tidak memasukkan kitab-kitab deuterokanonika ke dalamnya. Pada umumnya diyakini bahwa Yudaisme secara resmi mengeluarkan kitab-kitab deuterokanonika dan naskah-naskah tambahan berbahasa Yunani yang tercantum di artikel ini dari Kitab Suci mereka pada suatu [[Konsili Yamnia|konsili]] hipotetis di [[Yamnia]] ({{circa}} 70–90 Masehi), namuntetapi pernyataan ini juga diperdebatkan.<ref>{{en}} Albert C. Sundberg, Jr., [http://department.monm.edu/classics/Speel_Festschrift/sundbergJr.htm "The Old Testament of the Early Church" Revisited 1997]</ref>
 
== Deuterokanonika dan apokrifa Perjanjian Baru ==
{{utama|Antilegomena}}
{{lihat pula|Perkembangan kanon Perjanjian Baru}}
 
Istilah ''deuterokanonika'' kadang-kadang digunakan untuk menyebut [[antilegomena]] yang kanonik, yakni kitab-kitab [[Perjanjian Baru]] yang, seperti kitab-kitab deuterokanonika Perjanjian lama, tidak diterima secara universal oleh [[Gereja perdana]]. Kitab-kitab ini dapat saja disebut "deuterokanonika Perjanjian Baru",<ref name=Akin>{{en}} {{citation |url=https://www.ewtn.com/library/ANSWERS/DEUTEROS.HTM |title=Defending the Deuterocanonicals |author=James Akin |author-link=Jimmy Akin |publisher=[[EWTN]] |accessdate=2016-01-07 |archive-date=2019-07-16 |archive-url=https://web.archive.org/web/20190716045551/http://www.ewtn.com/library/ANSWERS/DEUTEROS.htm |dead-url=yes namun}}</ref> saat ini termasuk dalam ke-27 kitab [[Perjanjian Baru]] yang diakui oleh hampir semua umat [[Kristiani]]. Kitab-kitab deuterokanonika Perjanjian Baru adalah sebagai berikut:
 
* [[Surat kepada Orang Ibrani]]
Baris 124 ⟶ 127:
* [[Kanon Alkitab]]
* [[Pseudopigrafa]]
 
== Catatatan ==
{{Notelist}}
 
== Referensi ==
{{reflist|2}}
 
== Pranala luar ==
* {{en}} [http://www.newadvent.org/cathen/03267a.htm Kanon Perjanjian Lama] pada [http://www.newadvent.org/cathen/ Catholic Encyclopedia]
* {{en}} [http://www.ewtn.com/library/answers/deuteros.htm Membela Kitab-Kitab Deuterokanonika, oleh Jimmy Akin] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20190716045551/http://www.ewtn.com/library/answers/deuteros.htm |date=2019-07-16 }}
* {{en}} [http://www.godrules.net/articles/deutero.htm Deuterokanonika: Apakah Kitab Suci?]
* {{en}} [http://scripturecatholic.com/deuterocanon.html Penggunaan Deuterokanon dalam Perjanjian Baru]
* {{en}} [http://st-takla.org/pub_Deuterocanon/Deuterocanon-Apocrypha_El-Asfar_El-Kanoneya_El-Tanya__0-index.html Kitab-kitab deuterokanonika] - Naskah lengkap dari Situs Web Gereja Santa Takla Haymanot, Gereja Ortodoks Koptik (tersedia pula naskah lengkap dalam Bahasa Arab)
* {{en}} [http://www.christiancourier.com/archives/apocrypha.htm "Apokrifa: Diilhami Allah?"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080517004658/http://www.christiancourier.com/archives/apocrypha.htm |date=2008-05-17 }} dari christiancourier.com
 
== Referensi ==
{{reflist|2}}
 
{{Kitab-kitab Alkitab}}
{{Kitab suci}}
 
[[Kategori:Deuterokanonika| ]]