Bahasa Arab Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Elijah Mahoebessy (bicara | kontrib)
Penggunaan: Juga banyak orang keturunan Arab di Ambon
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Elijah Mahoebessy (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(32 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 3:
| nativename = ''Bahasa Arab Lokal''<br>العربية الاندونيسية
| pronunciation =
| ethnicity = [[Arab-Indonesia]] (umumnya)<br>[[Santri]] (formal)
| states = {{flag|Indonesia}} (daerah pemukiman keturunan Arab dan pesantren)
| image = [[File:Orang Arab di Talise 1920. Koleksi Het Geheugen van Nederland.jpg|ka|jmpl|Penutur bahasa Arab di [[Talise, Mantikulore, Palu|Talise]], 1920.]]
| speakers = 60.000 ([[Sensus Penduduk Indonesia 2010|2010]])<ref name="CS2010">{{cite web|first1=Aris|last1=Ananta|first2=Evi Nurvidya|last2=Arifin|first3=M. Sairi|last3=Hasbullah|first4=Nur Budi|last4=Handayani|first5=Agus|last5=Pramono|url=https://books.google.co.id/books/about/Demography_of_Indonesia_s_Ethnicity.html?hl=id&id=crKfCgAAQBAJ&redir_esc=y|title=Demography of Indonesia's Ethnicity (Table 4.38 The 145 Ethnic Groups: Indonesia, 2010)|publisher=[[Institute of Southeast Asian Studies]]|date=14 Juli 2015|access-date=29 Agustus 2022|language=en}}</ref>
| speakers =
| map = Indonesian Arabic map.png
| date =
| mapcaption = Lokasi penggunaan bahasa Arab Indonesia pada enklave dilambangkan dengan lingkaran biru; terutama terdapat di [[Jawa]] bagian timur.
| ref =
| familycolor = Afro-Asiatik
| fam2 = [[Bahasa Semit|Semit]]
| fam3 = [[Bahasa Semit TengahBarat|Semit TengahBarat]]
| fam4 = [[Bahasa ArabSemit Tengah|ArabSemit Tengah]]
| fam5 = [[Bahasa Arab|Arab]]
| fam6 = [[Bahasa Arab Semenanjung|Semenanjung]]
| fam7 = [[Bahasa Arab Yaman|Yaman]]
| fam8 = [[Bahasa Arab Hadhrami|Hadhrami]]
| minority = [[Indonesia]]
| script = [[Abjad Arab]]
Baris 19 ⟶ 23:
| glottorefname =
| notice = IPA
| status_konservasi = NA
}}
 
'''Bahasa Arab Indonesia''' ({{lang-ar|العربية الاندونيسية}}) adalah [[bahasa Arab|varietas bahasa Arab]] yang dituturkan di [[Indonesia]]. Bahasa Arab di Indonesia umumnyaterutama dituturkan oleh keturunan [[Arab-Indonesia|Arab]] dan kaum [[santri]] yang mempelajari bahasa Arab di tempat pendidikan Islam atau [[pesantren]]. Bahasa ini umumnya memiliki selingan kata dari [[Daftar bahasa di Indonesia|bahasa daerah di Indonesia]] dalam pengunaannya, sesuai dengan wilayah dimana bahasa ini dituturkan.
 
==Sejarah==
DilihatJika dariditinjau perspektifberdasarkan aspek sejarah, [[Bahasa Arab|bahasa]] dan [[budaya Arab]] telah dikenal sejak masuknya [[Islam]] ke [[NusantaraKepulauan Melayu]], ituyang artinya jauh sebelum [[kemerdekaan Indonesia]], bahasa Arab sudah mulai dikenal oleh [[Pribumi Indonesia|masyarakat pribumi]]. HubunganJika ditelusuri hubungan antara bahasa Arab dan Islam di NusantaraIndonesia, inimaka jikabudaya ditelusuri, kulturdan bahasa Arab sangatmempunyai berpengaruhpengaruh yang besar terhadap kehidupan masyarakat dan kulturbudaya [[Islam Nusantara]] (Islam Indonesia), misalnya dari segi bahasa yang digunakan masyarakat sehari-hari oleh masyarakat, dimana bahasa Arab merupakan salah satu unsur asing yang cukup banyak menyumbangkan kosakata pada [[Daftar bahasa di Indonesia|bahasa-bahasa asli di Indonesia]], termasuk [[bahasa Indonesia]].<ref name="FITK UIN Malang">{{Cite web|last=adminfitk|date=2020-01-07|title=Bahasa Arab di Indonesia|url=https://fitk.uin-malang.ac.id/bahasa-arab-di-indonesia/|website=FITK|language=en-US|access-date=2023-11-22}}</ref>
 
Perkembangan bahasa Arab terjadi disebabkan karena singgahnyakedatangan para pedagang Arab dan [[bangsaBangsa Persia|Persia]] di Indonesia dalam kurunjangka waktu yang panjanglama. Diketahui bahwa bahasa dan [[sastra Arab]] diperkirakan telah ada di Nusantara iniIndonesia sejak awal abad ke-7 7–8hingga ke-8 MasehiM dan mulai berkembang pesat pada abad ke-9 9–12hingga Masehike-12 M, dimana (teori ini didukung dan disepakati oleh [[Buya Hamka|Hamka]], Van[[Jacob Cornelis van Leur|van Leur]], dan [[T.W. Arnod)Arnold]].<ref name="FITK UIN Malang"/>
 
==Penggunaan==
[[File:Indonesia provinces blank map-AR.png|thumb|Peta [[provinsi di Indonesia]] abad ke-21 dengan nama dalam bahasa Arab.]]
Bahasa Arab yang dituturkan di Indonesia umumnya digunakan oleh orang keturunan Arab dan kaum santri, terutama didasarkan pada [[bahasa Arab Hadhrami]] yang dibawa oleh para pedagang Arab yang berasal dari [[Hadramaut]], Yaman.<ref>{{Cite web|url=http://wc.rootsweb.ancestry.com/cgi-bin/igm.cgi?op=GET&db=naqobatul&id=I016|title=RootsWeb's WorldConnect Project: Naqobatul Asyrof Al-Kubro|website=wc.rootsweb.ancestry.com|access-date=2017-04-18}}</ref><ref>{{cite web|url=https://www.neliti.com/publications/266483/metode-pembelajaran-bahasa-asing-arab-di-pondok-pesantren-modern|title=Metode Pembelajaran Bahasa Asing Arab di Pondok Pesantren Modern|website=www.neliti.com|access-date=9 Juli 2024|language=id}}</ref> Bahasa ini memiliki keunikan, yaitu percampuran kosakata dalam [[bahasa Arab]] dan [[bahasa Indonesia]] serta bahasa daerah lainnya, hal ini tentunya berbeda dengan [[Bahasa Arab Baku Modern|bahasa Arab standar]] yang digunakan oleh ekspatriat Arab abad ke-21. Bahasa ini umumnya digunakan di tempat pendidikan Islam atau [[pesantren]] dan kampung-kampung yang dihuni oleh orang-orang keturunan Arab atau disebut [[Kampung Arab]].<ref>{{Cite journal|last=Suroiyah|first=Evi Nurus|last2=Zakiyah|first2=Dewi Anisatuz|date=2021-06-07|title=Perkembangan Bahasa Arab di Indonesia|url=https://ejournal.iaiskjmalang.ac.id/index.php/muhad/article/view/302|journal=Muhadasah: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab|language=en|volume=3|issue=1|pages=60–69|doi=10.51339/muhad.v3i1.302|issn=2721-9488}}</ref><ref>{{Cite web|date=2020-12-29|title=Bahasa Arab Berperan Besar dalam Pengembangan Bahasa Indonesia|url=https://www.unpad.ac.id/2020/12/bahasa-arab-berperan-besar-dalam-pengembangan-bahasa-indonesia/|website=Universitas Padjadjaran|language=id-ID|access-date=2023-11-22}}</ref>
 
Bahasa Arab di Indonesia umumnya dituturkan oleh keturunan Arab di [[Bogor]] ([[Empang, Bogor Selatan, Bogor|Empang]] dan [[Cisarua, Bogor|Cisarua]]), [[Surabaya]] ([[Ampel]]), [[Bangkalan]] ([[Kamal, Bangkalan|Kamal]]), [[Jakarta]] ([[Pekojan, Tambora, Jakarta Barat|Pekojan]]), [[Gresik]], [[Pekalongan]], [[Kediri]], [[Kabupaten Pasuruan|Pasuruan]] ([[Bangil]]), [[Bondowoso]], [[Banjarmasin]], [[Palembang]], [[Kota Palu|Palu]] ([[Talise, Mantikulore, Palu|Talise]]), [[Kota Ambon|Ambon]], serta daerahwilayah pemukimandengan populasi keturunan Arab yang cukup signifikan lainnya di Indonesia.<ref>{{Cite journal|last=Indraswara|first=Mohammad Sahid|last2=Hardiman|first2=Gagoek|last3=Rukayah|first3=Siti|last4=Firmandhani|first4=Satriya W.|date=2022-04-13|title=Karakteristik Kampung Arab di pesisir dan pedalaman (Kasus : Kampung Arab Pekojan, Pasar Kliwon Surakarta dan Sugihwaras Pekalongan)|url=http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/psa/article/view/19767|journal=Jurnal Planologi|language=en|volume=19|issue=1|pages=1–18|doi=10.30659/jpsa.v19i1.19767|issn=2615-5257}}</ref> Jumlah penuturnya saat ini kurang lebih separuh dari keturunan Arab atau bahkan mungkin tidak sebanyak itu, Jumlah ini belum termasuk kaum santri yang menggunakannya sebagai [[bahasa formal]], jika berdasarkan perhitungan kasar, kira-kira bahasa ini memiliki sekitar 60.000 penutur pada tahun [[Sensus Penduduk Indonesia 2010|2010]].<ref name="CS2010"/> Daripada mempertahankan bahasa Arabnya, generasi muda biasanya lebih memilih menggunakan [[Bahasa dagang dan kreol Melayu|bahasa kreol berbasis Melayu]], dimana mereka sebenarnya mempunyai peran yang cukup besar dalam menyumbangkan kosakata bahasa Arab mereka, tetapi kemudian diubah sesuai dengan pengucapan lokal, contoh besarnya adalah [[bahasa Betawi]], dimana mayoritas keturunan Arab di area perkotaan [[Jakarta]] saat ini menggunakan bahasa ini.<ref>{{cite journal|url=https://www.academia.edu/61389887/Kebudayaan_Masyarakat_Keturunan_Arab_Di_Jakarta_Studi_Kasus_di_Kampung_Arab_Condet|title=Kebudayaan Masyarakat Keturunan Arab Di Jakarta, Studi Kasus di Kampung Arab Condet|year=2021|access-date=10 Juli 2024|language=id|first=Lina Aulia|last=Rahman|format=PDF|journal=Program Studi Magister Kajian Timur Tengah dan Islam|location=[[Jakarta]], Indonesia|publisher=[[Universitas Indonesia]]}}</ref>
 
==Kesalahan pengucapan==
Terungkap bahwa penggunaan bahasa Arab cukup banyak dipengaruhi oleh [[sintaksis]] dalam [[bahasa Indonesia]], khususnya pada kalangan santri di pesantren. Frasa seperti ''lâ mâdza-mâdza'' لا ماذا ماذا (tidak apa-apa) atau ''maujûd-maujûd faqath'' موجود موجود فقط (ada-ada saja) merupakan beberapa contoh kesalahan pengucapan sintaksis bahasa Arab di pesantren yang kemudian mengakibatkan terjadinya [[reduplikasi]] kata. Sebenarnya jika dilihat kata demi kata dalam bahasa Indonesia, contoh ini tidaklah salah, namun jika digabungkan menjadi kurang tepat dan tidak bisa dipahami, bahkan tidak dapat ditemukan dalam ragam bahasa Arab lainnya, karena ungkapan tersebut tidak ada dalam bahasa mereka. Ungkapan yang benar dalam [[Bahasa Arab Baku Modern|bahasa Arab standar]] untuk ungkapan 'tidak apa-apa' adalah ''lâ ba’sa'' لا بأس atau bisa juga ''laisa musykilah'' ليس مشكلة. Sedangkan ungkapan 'ada-ada saja' pada dasarnya menunjukkan tanggapan terhadap sesuatu yang dianggap lelucon atau sesuatu yang tidak lazim, kemudian bisa diterjemahkan ke dalam bahasa Arab standar menjadi ''laqad mazahta'' لقد مزحت (bercanda saja kamu) atau bisa juga menjadi ''hâdzaâ sya’un jadîd'' هذا شيء جديد (ini sesuatu yang baru).<ref name="umy">{{cite journal|url=https://mahadali.umy.ac.id/pengaruh-bahasa-arab-dan-penggunaanya-di-indonesia/|title=Pengaruh Bahasa Arab dan Penggunaanya di Indonesia|publisher=[[Universitas Muhammadiyah Yogyakarta]]|language=id|access-date=10 Juli 2024|date=|location=[[Kabupaten Bantul|Bantul]], Indonesia|journal=Ma'had Ali bin Abi Thalib|first=M.|last=Iqbal}}</ref>
 
Ketidaktepatan penggunaan ungkapan seperti ini pada variasi bahasa Arab ini tentu saja karena dipengaruhi oleh bahasa Indonesia, atau lebih tepatnya dipengaruhi oleh [[Bahasa gaul Indonesia|bahasa Indonesia yang digunakan sehari-hari]]. Penyebab lainnya bisa jadi adalah kurangnya pemahaman mereka tentang [[Tata bahasa Arab|aturan-aturan dalam bahasa Arab]] dan pengetahuan tentangnya, atau bisa juga karena ungkapan seperti itu sudah menjadi hal yang lumrah dalam membentuk kalimat bahasa Arab di kalangan santri. Penutur asli variasi bahasa Arab lain mungkin mengatakan atau menganggap ini sebagai sebuah bahasa Arab dengan pengucapan dan tata bahasa yang buruk.<ref name="umy"/>
 
==Lihat juga==
{{Portal|Bahasa|Indonesia}}
*[[Arab-Indonesia]]
*[[Bahasa Arab Hadhrami]]
 
==Referensi==