Pelayaran Cheng Ho ke Samudra Barat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Patria lupa (bicara | kontrib)
Tag: halaman dengan galat kutipan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20240709)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot
 
(36 revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 130:
Pada tahun 1424, Cheng Ho berangkat dalam misi diplomatik ke Palembang.{{NoteTag|''Taizong Shilu'' mencatat bahwa pada tanggal 27 Februari 1424, Cheng Ho diutus ke Palembang. Sementara ''Xuanzong Shilu'' mencatat bahwa pada tanggal 17 September 1425, Zhang Funama diutus ke Palembang. ''Mingshi'' sepertinya menggabungkan kedua utusan tersebut menjadi satu. ({{Harvnb|Dreyer|2007|loc=96}})}}<ref>{{Harvp|Dreyer|2007|loc=95 & 136}}.</ref><ref name=ray87-162>{{Harvp|Ray|1987b|loc=162}}.</ref> Sementara itu, Zhu Gaozhi naik takhta sebagai [[Kaisar Hongxi]] pada 7 September 1424 setelah kematian ayahnya, Kaisar Yongle, pada 12 Agustus 1424.<ref name=dr7-1367>{{Harvp|Dreyer|2007|loc=136–137}}.</ref><ref name=du38-388/> Cheng kembali dari Palembang setelah kematian ini.<ref name=ray87-162/><ref>{{Harvp|Dreyer|2007|loc=95 & 136–137}}.</ref><ref name=du38-387/>
 
Kaisar Hongxi bermusuhan dengan pelayaran khazanah.<ref name=dre7-91/><ref>{{Harvp|Church|2004|loc=35}}.</ref> Pada tanggal 7 September 1424, dia menghentikan pelayaran khazanah lebih lanjut.<ref name=dr7-137>{{Harvp|Dreyer|2007|loc=137}}.</ref> Dia menyimpan armada khazanah, yang mempertahankan sebutan aslinya {{Transl|zh|Xiafan Guanjun}}, sebagai bagian dari garnisun Nanjing.<ref name=dr7-167>{{Harvp|Dreyer|2007|loc=167}}.</ref> Pada tanggal 24 Februari 1425, ia menunjuk Cheng sebagai pembela Nanjing dan memerintahkannya untuk melanjutkan komandonya atas armada khazanah untuk pertahanan kota.<ref name=dr7-13940>{{Harvp|Dreyer|2007|loc=139–140}}.</ref> [[Kaisar Hongxi]] meninggal pada tanggal 29 Mei 1425 dan digantikan oleh putranya sebagai [[Kaisar Xuande]].<ref name=dr139>{{Harvp|Dreyer|2007|loc=135 & 140–141139}}.</ref> Kaisar Xuande meninggalkan pengaturan ayahnya, sehingga armada tersebut tetap menjadi bagian dari institusi di Nanjing.<ref>{{Harvp|Dreyer|2007|loc=140–141}}.</ref>
 
Pada tanggal 25 Maret 1428, Kaisar Xuande memerintahkan Cheng dan yang lainnya untuk mengawasi perbaikan dan pembangunan kembali [[Kuil Bao'en Besar]] di Nanjing.<ref name=dr142>{{Harvp|Dreyer|2007|loc=142}}.</ref> Kuil itu selesai dibangun pada tahun 1431.<ref name=dr142/> Ada kemungkinan dana untuk membangunnya dialihkan dari pelayaran khazanah.<ref>{{Harvp|Dreyer|2007|loc=143}}.</ref>
Baris 201:
<!-- JARINGAN -->Pelayaran ini mengubah organisasi [[Jalur Sutra Maritim|jaringan maritim]], memanfaatkan dan menciptakan titik-titik simpul dan saluran-saluran di belakangnya, yang merestrukturisasi hubungan dan pertukaran internasional dan lintas budaya.<ref name =sen16-609-11-631-3/> Hal ini sangat berdampak karena tidak ada [[pemerintahan]] lain yang pernah menggunakan dominasi angkatan laut di seluruh sektor Samudera Hindia sebelum pelayaran ini.<ref>{{Harvp|Sen|2016 |loc=609}}.</ref> Chen (2019) menyatakan bahwa pembentukan hubungan upeti yang dilembagakan untuk saling menguntungkan, di mana pemerintah asing secara sukarela bekerja sama sesuai dengan kepentingan mereka sendiri, merupakan cara mendasar bagi Tiongkok untuk mencapai tujuan mereka.<ref>{{Harvp|Chen|2019|loc=14–15}}.</ref> Pelembagaan ini ditandai dengan, misalnya, pendirian depo resmi (官廠 ''guanchang'') sebagai pangkalan di luar negeri , yang melibatkan pejabat dan pedagang lokal dalam pengelolaan dan aktivitasnya.<ref>{{Harvp|Chen|2019|loc=29–32}}.</ref> Perdagangan skala besar terjadi di sini antara Tiongkok dan pemerintah lokal termasuk pemerintahan biasa masyarakat, yang membantu perkembangan negara-negara ini menjadi pusat perjalanan dan perdagangan maritim.<ref>{{Harvp|Chen|2019|loc=37}}.</ref> Ming Tiongkok mempromosikan titik-titik alternatif sebagai strategi untuk membangun kendali atas jaringan maritim.<ref name=se16-615/> Misalnya, keterlibatan Tiongkok merupakan faktor penting bagi pelabuhan seperti [[Malaka]] (di Asia Tenggara), [[Cochin]] (di Pesisir Malabar), dan [[Malindi]] (di Pesisir Swahili) untuk tumbuh sebagai pesaing utama pelabuhan-pelabuhan penting dan mapan lainnya.{{NoteTag|Pelabuhan-pelabuhan utama di wilayahnya masing-masing meliputi Palembang di Selat Malaka, Kalikut di pesisir Malabar, dan Mombasa di pesisir Malaka Pantai Swahili (Lihat {{Harvnb|Sen|2016}}).}}<ref>{{Harvp|Sen|2016|loc=620–621}}.</ref> Jaringan maritim termasuk pusat dan institusinya, dipromosikan selama pelayaran, bertahan dan meletakkan dasar bagi perjalanan maritim dan perdagangan di kemudian hari di wilayah tersebut.<ref>{{Harvp|Chen|2019|loc=36–42}}.</ref> Melalui pelayaran tersebut, Tiongkok Ming melakukan intervensi dengan urusan lokal negara-negara asing dan menguasai wilayah asing.<ref name=sen16-609-11-631-3/> Tiongkok mengangkat atau mendukung rezim lokal yang bersahabat, menangkap atau mengeksekusi saingan otoritas lokal, dan mengancam penduduk lokal yang bermusuhan. para penguasa agar patuh.<ref name=sen16-612-15/> Kemunculan armada harta karun Tiongkok menimbulkan dan meningkatkan persaingan di antara negara-negara yang saling bersaing dan bersaing, yang mencari aliansi dengan Ming.<ref name=sen16-612-15> {{Harvp|Sen|2016|loc=612–615}}.</ref>
 
<!-- GLOBALISASI -->Hubungan anak sungai yang dipromosikan selama pelayaran menunjukkan kecenderungan ke arah interkoneksi lintas kawasan dan [[globalisasi]] awal di Asia dan Afrika.<ref>{{Harvp|Chen|2019|loc=41– 42}}.</ref> Pelayaran tersebut menghasilkan [[integrasi regional]] di Samudra Barat dan peningkatan [[Mobilitas|sirkulasi internasional]] manusia, gagasan, dan barang.<ref name=sen16-609-11 -631-3/> Ini menyediakan platform untuk wacana [[Kosmopolitanisme|kosmopolitan]], yang berlangsung di lokasi seperti kapal armada harta karun Tiongkok, ibu kota Tiongkok Nanjing dan Beijing, dan resepsi perjamuan yang diselenggarakan oleh Ming pengadilan untuk perwakilan asing.<ref name=sen16-609-11-631-3/> Orang-orang dari berbagai negara berkumpul, berinteraksi, dan melakukan perjalanan bersama saat armada berlayar dari dan ke Tiongkok.<ref name=sen16-609-11-631-3>{{Harvp|Sen|2016|loc=609–611 & 631–633}}.</ref> Untuk pertama kalinya dalam sejarah, seperti yang ditekankan Sen (2016), wilayah maritim dari Tiongkok hingga Afrika berada di bawah dominasi satu kekuatan kekaisaran, yang memungkinkan terciptanya ruang kosmopolitan.<ref>{{Harvp|Sen|2016|loc=611}}.</ref>
 
<!-- IDEOLOGI, POLITIK -->Tujuan lain dari ekspedisi Tiongkok adalah mempertahankan kendali politik dan ideologi di seluruh kawasan.<ref name=sch19/> Dalam hal ini, negara-negara lain perlu mengakui bahwa Tiongkok adalah kekuatan hegemonik di wilayah tersebut, tidak menimbulkan masalah dengan penduduk sekitar, dan menerima sistem anak sungai demi kepentingan mereka sendiri.<ref name=sch19>{{Harvp|Schottenhammer|2019|loc=7–10}}.</ref> Penguasa asing dipaksa untuk mengakui keunggulan moral dan budaya yang melekat pada Tiongkok, sebuah kewajiban yang diungkapkan dengan memberi penghormatan dan memberikan penghormatan di hadapan istana Ming.<ref name=finl92-2356/> Orang Tiongkok bermaksud membudayakan banyak orang asing dengan membawa mereka tunduk secara formal pada tatanan dunia Tiongkok Ming yang lebih besar.<ref name=finl92-2356>{{Harvp|Finlay|1992|loc=235–236}}.</ref> Aspek budaya dari pelayaran tersebut muncul dalam prasasti Liujiagang, yang menyatakan bahwa "orang-orang asing yang menolak perubahan pengaruh (genghua) [[budaya Tiongkok]] dan tidak sopan, kami tangkap hidup-hidup, dan perampok yang melakukan kekerasan dan penjarahan, kami ex-<!-- sic -- > dihentikandiakhiri. Oleh karena itu, jalur laut dimurnikan dan ditenangkan dan penduduk asli dapat melakukan aktivitas mereka dengansecara tenangdiam-diam."<ref>{{Harvp|Ray|1987a|loc=70 }}.</ref>
 
<!-- DIPLOMATIK -->Hubungan diplomatik didasarkan pada perdagangan maritim yang saling menguntungkan dan kehadiran kekuatan angkatan laut militeristik Tiongkok di perairan asing.<ref name=wang98-320-1>{{Harvp|Wang|1998| loc=320–321}}.</ref> Pertama, keunggulan angkatan laut Tiongkok merupakan faktor penting dalam interaksi ini, yaitu karena tidak disarankan mengambil risiko tindakan hukuman dari armada Tiongkok.<ref name=sen16-631-3/> Armada, sebagaimana dijelaskan oleh Mills (1970), adalah "instrumen agresi dan dominasi politik."<ref name=mil70-1/> Armada ini memunculkan perwujudan kekuatan dan kekayaan Tiongkok yang membuat negeri asing kagum di bawah hegemoni Tiongkok.<ref name=drey07-61>{{Harvp|Dreyer|2007|loc=61}}.</ref><ref>{{Harvp|Mills|1970|loc=1 & 3}}.</ref> Ini adalah diwujudkan dengan mengibarkan bendera Ming dan membangun kehadiran militer di sepanjang jalur perdagangan maritim.<ref name=dr7-79>{{Harvp|Dreyer|2007|loc=79}}.</ref> Kedua, sifatnya yang bermanfaat dan menguntungkan dari perusahaan maritim Tiongkok untuk negara-negara asing menjadi faktor pendorong untuk mematuhinya.<ref name=wang98-320-1/> Meskipun armada Tiongkok menunjukkan kekuatan militer melalui kapal perang dan kekuatan militer mereka yang besar, Tiongkok sering mengirimkan skuadron yang lebih kecil yang terdiri dari beberapa kapal menuju negara asing untuk menjalin hubungan upeti terutama melalui peluang perdagangan.<ref>{{Harvp|Chen|2019|loc=19}}.</ref>
 
Sebuah teori, yang dianggap sangat tidak mungkin, menyatakan bahwa pelayaran tersebut dimulai untuk mencari [[Kaisar Jianwen]] yang digulingkan].<ref name=ch98-232>{{Harvp|Chan|1998|loc=232}}.</ref> <ref name=chu8-2354/><ref name=drey07-60-1>{{Harvp|Dreyer|2007|loc=60–61}}.</ref> Pencarian ini disebutkan sebagai alasan pelayaran di karya berikutnya, {{Transliterasi|zh|Mingshi}}.<ref name=chu8-2354/><ref>{{Harvp|Ray|1987a|loc=68}}.</ref> Maksud yang dinyatakan dari Kaisar Yongle yang menemukan Kaisar Jianwen yang digulingkan, menurut Wang (1998), mungkin tidak lebih dari sekadar pembenaran publik atas pelayaran tersebut dalam menghadapi kebijakan yang melarang aksi militer di luar negeri sejak pemerintahan Hongwu.<ref name=wang98-320 -1/> Teori lain yang tidak mungkin terjadi adalah bahwa pelayaran tersebut merupakan respons terhadap [[Kekaisaran Timurid|negara Timurid]] di bawah pemerintahan [[Timur|Tamerlane]], kekuatan lain di Asia dan musuh Ming Tiongkok.<ref name=drey07-60-1/> Ming Cina tidak tertandingi oleh Timurid setelah kematian Tamerlane pada tahun 1405, karena penguasa Timurid yang baru [[Shahrukh Mirza|Shahrukh]] (memerintah. 1405–1447) menormalisasi hubungan diplomatik dengan Tiongkok dan sibuk menjaga persatuan negaranya.<ref name=drey07-60-1/> Kedua teori tersebut tidak diterima karena tidak memiliki dukungan bukti dalam sumber sejarah kontemporer.<ref name=drey07-60-1/>
 
=== Kebijakan dan administrasi ===
[[Berkas:XuanzongXia of MingYuanji.jpg|thumb|LukisanPejabat sipil [[KaisarXia XuandeYuanji]], berasalseperti dariyang Dinastidigambarkan Mingdalam (''[[MuseumSancai Istana NasionalTuhui]])'', diterbitkan pada tahun 1609]]
 
Di istana Ming, pejabat sipil adalah faksi yang menentang pelayaran.<ref name=finl92-229/><ref name=dr7-168/><ref name=du38-398-9/> Mereka mengutuk ekspedisi sebagai pemborosan dan berlebih-lebihan,<ref name=du38-398-9/><ref name=ch4-34-35/> tetapi Kaisar Yongle tidak peduli dengan biaya perjalanan dan bertekad untuk melakukannya.<ref>{{Harvp|Dreyer|2007|loc=62 & 122}}.</ref> Sebaliknya, kasim berdiri di kepala armada khazanah dan ekspedisi.<ref name=fin8-338/><ref name=fair49-140/><ref name=dr7-168>{{Harvp|Dreyer|2007|loc=168}}.</ref><ref name=du38-398-9/> Secara tradisional, pejabat sipil adalah lawan politik faksi kasim<ref name=fin8-338/><ref name=dr7-168/><ref name=du38-398-9/> dan militer yang mengawaki armada.<ref name=dr7-168/> Kerugian politik dan institusional dalam sistem negara ini berkontribusi pada oposisi yang melekat pada para birokrat ini terhadap pelayaran.<ref name=dr7-168/><ref name=du38-398-9>{{Harvp|Duyvendak|1939|loc=398–399}}.</ref><ref name=finl92-231>{{Harvp|Finlay|1992|loc=231}}.</ref> Selain itu, pejabat sipil mengkritik pengeluaran negara yang disebabkan oleh pembangunan armada, tetapi kaisar bertekad untuk mewujudkan pembentukannya.<ref name=drey07-4950/> Proyek-proyek konstruksi pada kenyataannya biasanya menjadi domain para kasim.<ref name=drey07-50/> Kasim ditugaskan untuk mengawasi pembangunan armada, sementara militer ditugaskan untuk melaksanakannya.<ref name=drey07-4950/> Atas dasar budaya, para pejabat sipil memusuhi pelayaran, karena perdagangan dan perolehan barang asing asing bertentangan dengan [[Konfusianisme|Ideologi Konfusianisme]] mereka.<ref name=du38-398-9/><ref name=ch4-34-35>{{Harvp|Church|2004|loc=34–35}}.</ref><ref>{{Harvp|Dreyer|2007|loc=35 & 168}}.</ref><ref name="Finlay 2008 loc=341">{{Harvp|Finlay|2008|loc=341}}.</ref> Pelaksanaan ekspedisi-ekspedisi ini hanya dapat dilakukan selama para kasim mempertahankan dukungan kekaisaran.<ref name=fair49-140/><ref name=d7-35>{{Harvp|Dreyer|2007|loc=35}}.</ref>
 
[[Kaisar Hongwu]] memprakarsai [[haijin]], larangan perdagangan maritim swasta, pada tahun 1371.<ref>{{Harvp|Schottenhammer|2021|loc=131}}.</ref> Ia mewaspadai konsekuensi politik dan sosial yang dapat ditimbulkan oleh perdagangan maritim,<ref>{{Harvp|Dreyer|2007|loc=40}}.</ref><ref>{{Harvp|Finlay|2008|loc=340–341}}.</ref> makajadi iadia berusaha untuk menahannya dengan [[Haijin|melarang perdagangan maritim swasta]].<ref name=drey7-62>{{Harvp|Dreyer|2007|loc=62}}.</ref><ref name=fi8-335/> Kebijakan ini berlanjut hingga pemerintahan Yongle.<ref name=drey7-62/><ref name=fi8-335>{{Harvp|Finlay|2008|loc=335}}.</ref><ref name=ch19-2930>{{Harvp|Chen|2019|loc=29–30}}.</ref> Selain itu, Kaisar Yongle bertujuan untuk mengkonsolidasikan kontrol kekaisaran atas perdagangan maritim, menghentikan kriminalitas dan kekacauan pesisir, menyediakan lapangan kerja bagi pelaut dan pengusaha, mengekspor produk Tiongkok ke pasar luar negeri, mengimpor barang yang diinginkan untuk konsumen Tiongkok, memperluas sistem upeti, dan menampilkan keagungan kekaisaran ke laut.<ref>{{Harvp|Finlay|2008|loc=336 & 339}}.</ref> Dia secara terbatas mereformasi sistem anak sungai dan mendorong pembukaan perdagangan luar negeri yang dikelola negara, yang mengakibatkan pemulihan pengawasan maritim di [[Guangzhou]], [[Quanzhou]], dan [[Ningbo]], perluasan anak sungai hubungan melalui langkah-langkah seperti pembebasan pajak untuk kegiatan perdagangan swasta oleh utusan asing, dan pelayaran harta karun yang dipimpin oleh Cheng Ho.<ref>{{Harvp|Chen|2019|loc=24 & 29–30}}.</ref> Pelayaran berfungsi sebagai komisi perdagangan dalam upaya pemerintah untuk mengatur perdagangan maritim dengan membangun monopoli kekaisaran di atasnya dan memasukkannya ke dalam sistem upeti.<ref name=fin8-336>{{Harvp|Finlay|2008|loc=336}}.</ref>] Dreyer (2007) menyatakan bahwa tampaknya ada gagasan tentang kebijakan luar negeri yang terdiri dari perdagangan luar negeri yang diperluas yang didukung oleh kehadiran angkatan laut militer yang besar dan penanaman kepentingan bersama dengan sekutu lokal.<ref name=drey07-61/>
 
Minat kaisar dalam pelayaran adalah yang tertinggi selama periode yang mencakup tiga pelayaran pertama, tetapi ia menjadi lebih sibuk dengan [[Kampanye Kaisar Muda melawan Mongol|kampanye militer ofensif melawan Mongol]] setelah mendirikan ibu kota di [[Beijing]].<ref name=drey07-49>{{Harvp|Dreyer|2007|loc=49}}.</ref> Pada pelayaran keempat, ia menunjukkan minat pada perluasan perdagangan dan aktivitas diplomatik ke Asia Barat.<ref name=r87a-78-9/> Oleh karena itu, Tiongkok mencari dan mempekerjakan penerjemah bahasa Persia danatau Arab, seperti [[Ma Huan]] (馬歡) dan Guo Chongli (郭崇礼), untuk menemani armada.<ref name=r87a-78-9>{{Harvp|Ray|1987a|loc=78–79}}.</ref> Setelah ibu kota dipindahkan dari [[Nanjing]] ke Beijing, bagian selatan dan laut kurang mendapat perhatian dari kaisar dan pejabat.<ref name=drey07-76>{{Harvp|Dreyer|2007|loc=76}}.</ref> [[Kaisar Hongxi]] ingin mengembalikan relokasi ibu kota pendahulunya, tetapi dia meninggal pada 29 Mei 1425 sebelum dia dapat melakukannya.<ref name=dr7-13940/><ref>{{Harvp|Chan|1998|loc=282–283}}.</ref> Ia digantikan oleh [[Kaisar Xuande]] yang tetap tinggal di Beijing.<ref>{{Harvp|Dreyer|2007|loc=135 & 140–141}}.</ref> Dreyer (2007) menyatakan bahwa prospek pelayaran akan lebih baik jika ibu kota dipindahkan kembali ke Nanjing, karena istana akan berada di dekat lokasi pelayaran dimulai dan galangan kapal Longjiang tempat sebagian besar kapal dibangun.<ref name=dr7-169/>
 
MenteriKaisar KeuanganHongxi [[Xiamemerintahkan Yuanji]]penghentian adalahpelayaran lawanpada vokaltanggal dari7 pelayaranSeptember 1424, hari kenaikan khazanahtakhtanya.<ref name=du38-388/><ref name=d7-xy>{{Harvp|DreyerDuyvendak|20071939|loc=122 & 137 & 168388}}.</ref> Dia secara pribadi menentang perusahaan maritim.<ref>{{Harvp|Chan|1998|loc name=275}}.<dre7-91/ref> Dia Kaisarmemiliki Hongxihubungan jugabaik sangatdengan menentangpejabat pelayaransipil khazanahsenior, sepanjangkarena masadia pemerintahannyatelah bekerja dengan baik dengan mereka ketika dia menjabat sebagai bupati ketika ayahnya pergi untuk kampanye militer melawan bangsa Mongol atau untuk transformasi Beijing.<ref name=dre7-91dr137/> SetelahDia menerimasering nasihatmemihak Xia,para kaisarpejabat memerintahkanketika penghentianmereka pelayaranmenentang khazanahinisiatif padaayahnya.<ref 7name=dr137>{{Harvp|Dreyer|2007|loc=137} September}.</ref> 1424Secara khusus, hariMenteri kenaikanKeuangan takhta[[Xia Yuanji]] (夏原吉) sangat menentang pelayaran tersebut.<ref name=du38-388/><ref name=d7-xy>{{Harvp|DuyvendakDreyer|19392007|loc=388122 & 137 & 168}}.</ref><ref>{{Harvp|Chan|1998|loc=275}}.</ref> Sebaliknya, Kaisar Xuande menentang jenderal pendapat pengadilan umum ketika iadia memerintahkan pelayaran ketujuh.<ref name=ch8-302>{{Harvp|Chan|1998|loc=302}}.</ref> Kaisar iniDia mengandalkan kasim selamapada pemerintahannya, sementaramasa Kaisar Hongxi mengandalkan pejabat sipilpemerintahannya.<ref>{{Harvp|Dreyer|2007|loc name=137 & 139}}.<dr139/ref>
 
Setelah 1433, pejabat sipil berhasil menghentikan ekspedisi maritim berikutnya.<ref name=finl92-231/> Kapal dibiarkan membusuk dan kayunya dijual untuk bahan bakar di Nanjing.<ref name=finl92-231/> Para pelaut ditugaskan kembali untuk memuat gandum di tongkang-tongkang [[Terusan Besar (Tiongkok)|Terusan Besar]] dan untuk membangun mausoleum kaisar.<ref name=finl92-231/> Setelah pelayaran, kaisar Ming berikutnya akan menolak kebijakan Kaisar Yongle yang membawa perdagangan maritim ke dalam struktur sistem upeti.<ref name=fin8-338/> Kebijakan anti-perdagangan konservatif pemerintah Tiongkok akan berkontribusi pada kebangkitan perdagangan swasta, yang menyebabkan muncul dan bertumbuhnya jaringan multinasional yang dipimpin keluarga.<ref>{{Harvp|Zheng|2014|loc=54}}.</ref>
 
=== Personel dan organisasi ===
Baris 250 ⟶ 248:
Sebelum pelayaran, terjadi gejolak di sekitar laut dekat pantai Tiongkok dan wilayah maritim Asia Tenggara yang jauh, yang ditandai dengan pembajakan, banditisme, perdagangan budak, dan kegiatan terlarang lainnya.<ref name=lev96-889/> Armada khazanah memiliki sejumlah besar kapal perang untuk melindungi kargo berharga mereka dan untuk mengamankan rute maritim.<ref name=lev96-889>{{Harvp|Levathes|1996|loc=88–89}}.</ref> Mereka mendirikan kehadiran militer Tiongkok yang substansial di sekitar [[Laut Tiongkok Selatan]] dan kota-kota perdagangan di India selatan.<ref name=drey7-64/> Tahap awal pelayaran secara khusus ditandai dengan tujuan yang sangat militeristik, karena Tiongkok menstabilkan jalur laut dari entitas yang bermusuhan serta memperkuat posisi mereka sendiri dan mempertahankan status mereka di wilayah tersebut.<ref>{{Harvp|Ray|1987a|loc=71–72}}.</ref> Meskipun Cheng Ho berlayar melintasi lautan dengan kekuatan militer yang lebih besar dan lebih kuat daripada kekuatan lokal mana pun, tidak ada bukti tertulis dalam sumber-sumber sejarah bahwa ada upaya paksa mereka untuk menguasai perdagangan maritim di wilayah Laut Tiongkok Selatan dan Samudera Hindia.<ref name=drey7-65/> Dreyer (2007) menambahkan bahwa armada besar Tiongkok akan tetap menjadi "penampakan yang menakutkan" ketika berada dalam jangkauan yang terlihat di sepanjang garis pantai negara-negara asing, membuat negara mana pun tunduk hanya dengan melihatnya saja.<ref>{{Harvp|Dreyer|2007|loc=29}}.</ref> Dari perjalanan keempat dan seterusnya, armada khazanah berkelana lebih jauh dari tujuan akhir mereka yang biasa di Kalikut ke negeri-negeri di luar yang tidak akan menimbulkan permusuhan langsung.<ref name=dre7-73>{{Harvp|Dreyer|2007|loc=73}}.</ref>
 
Armada tersebut menyerang dan mengalahkan [[Pertempuran Palembang (1407)|Armada bajak laut Chen Zuyi di Palembang]], [[Perang Ming–Kotte|Pasukan Alakeshvara di Ceylon]], dan pasukan Sekandar di Samudera, membawa keamanan dan stabilitas rute maritim melalui kontrol Tiongkok.<ref>{{Harvp|Dreyer|2007|loc=31 & 79}}.</ref> Aktor-aktor ini dipandang sebagai ancaman bermusuhan di wilayah mereka dan pertempuran berfungsi sebagai pengingat kekuatan luar biasa Tiongkok Ming ke negara-negara di sepanjang rute maritim.<ref name=dr7-79/> [[Selat Malaka]], khususnya, merupakan penghubung penting yang strategis dengan Samudera Hindia, sehingga kendali atas wilayah ini sangat penting bagi Tiongkok untuk menjadikan diri mereka sebagai kekuatan tertinggi di maritim Asia dan untuk mengembangkan hubungan perdagangan dengan negara-negara di seluruh dunia. Samudera Hindia.<ref>{{Harvp|Schottenhammer|2021|loc=163}}.</ref> Di sini, armada berperang melawan bajak laut di [[Palembang]], Aru (di utara [[Semudera]]), dan Kapas (dekat [[Klang (kota)|Klang]] saat ini) untuk mengkonsolidasikan wilayah tersebut.<ref>{{Harvp|Schottenhammer|2021|loc=146 & 150–152}}.</ref>
 
Di [[Malaka]], Tiongkok secara aktif berusaha untukberupaya mengembangkan pusat komersial dan basis operasi untuk pelayaran ke [[Samudera Hindia]].<ref name=se16-615/> Malaka merupakan wilayah yang relatif tidak signifikan, bahkan tidak memenuhi syarat sebagai pemerintahan sebelum pelayaran menurut Ma Huan dan Fei Xin, dan merupakan wilayah bawahan [[Siam]].<ref name=se16-615>{{Harvp|Sen|2016|loc=615 }}.</ref> Pada tahun 1405, istana Ming mengirimmengutus ChengZheng dengan sebuah lempengantablet batu yang mengambilmenghiasi alih GunungPegunungan Barat Malaka sertadan perintah kekaisaran yang mengangkatmeningkatkan status pelabuhan menjadi sebuah negara.<ref name=se16-615/> TiongkokOrang Cina juga mendirikan depotdepo pemerintah ({{Lang|zh|官廠}}) sebagai benteng pertahanan bagi tentaraprajurit mereka.<ref name=se16-615/> Depot ini berfungsi sebagai fasilitas penyimpanan saat armada melakukan perjalanan dan berkumpul dari tujuan lain di dalamnya wilayah maritim.<ref name=ta49/> Ma melaporkan bahwa Siam tidak berani menyerang Malaka setelahnya.<ref name=se16-615/> Para penguasa Malaka, seperti Raja [[Parameswara (raja)|Paramesvara]] pada tahun 1411, membayarakan upetimemberikan penghormatan kepada kaisar Tiongkok secara langsung.<ref name=se16-615/> Pada tahun 1431, ketika seorang perwakilan Malaka mengeluh bahwa Siam menghalangi misi upeti ke istana Ming, Kaisar Xuande mengirimmengutus ChengZheng dengan membawa pesan ancaman untukkarena raja Siam yang mengatakan, "Anda, Raja harus menghormati perintah saya, kembangkanmembina hubungan baik dengan tetangga Anda, periksamemeriksa dan instruksikanmemberikan instruksi kepada bawahan Anda dan jangantidak bertindak sembronosembarangan atau agresif."<ref name=se16-615/>
Di pantai Malabar, [[Kalikut]] dan [[Kochi]] berada dalam persaingan yang ketat, sehingga Ming memutuskan untuk campur tangan dengan memberikan status khusus kepada Kochi dan penguasanya {{Transl|zh|Keyili}} ({{Lang|zh|可亦里}}).<ref name=sen16-616-7/> Untuk pelayaran kelima, Cheng diinstruksikan untuk menganugerahkan segel kepada {{Transl|zh|Keyili}} dari Kochi dan [[Feoffment|menamai]] sebuah gunung di kerajaannya sebagai {{Transl|zh|Zhenguo Zhi Shan}} ({{Lang-zh|c=鎮國之山|l=Gunung Yang Melindungi Negara|labels=no}}).<ref name=sen16-616-7/> Dia mengirimkan sebuah tablet batu, bertuliskan proklamasi yang disusun oleh Kaisar Yongle, kepada Kochi.<ref name=sen16-616-7/> Selama Kochi tetap berada di bawah perlindungan Tiongkok Ming, [[Zamorin dari Kalikut]] tidak dapat menyerang Kochi dan konflik militer dapat dihindari.<ref name=sen16-616-7/> Akibatnya, penghentian pelayaran khazanah Ming diikuti oleh invasi Kochi oleh Zamorin dari Kalikut.<ref name=sen16-616-7>{{Harvp|Sen|2016|loc=616–617}}.</ref>
 
Di pantai Malabar, [[KalikutCalicut]] dan [[KochiCochin]] berada dalam persaingan yang ketat, sehingga Ming memutuskan untuk campur tangan dengan memberikan status khusus kepada KochiCochin dan penguasanya {{TranslTransliterasi|zh|Keyili}} ({{Lang |zh|可亦里}}).<ref name=sen16-616-7/> Untuk pelayaran kelima, ChengZheng diinstruksikandiperintahkan untuk menganugerahkanmemberikan segel kepadapada {{TranslTransliterasi|zh|Keyili}} dari KochiCochin dan [[Feoffment|menamaienfeoff]] sebuah gunung di kerajaannya sebagai {{TranslTransliterasi|zh|Zhenguo Zhi Shan}} ({{Lang-zh|c=鎮國之山|l=Gunung Yang Melindungi Negara|labels=no}}).<ref name=sen16-616-7/> Dia mengirimkan sebuah tablet batu, bertuliskan proklamasi yang disusun oleh Kaisar Yongle, kepadake KochiCochin.<ref name=sen16-616-7/> Selama KochiCochin tetap berada di bawah perlindungan Tiongkok Ming Tiongkok, [[Zamorin dari Kalikut]] tidak dapat menyerang KochiCochin dan konflik militer dapat dihindaridicegah.<ref name=sen16-616-7/> Akibatnya, penghentian pelayaran khazanah Ming diikuti oleh invasi Kochike Cochin oleh Zamorin dari Kalikut.<ref name=sen16-616-7>{{Harvp|Sen|2016|loc=616–617}}.</ref>
Di [[Malaka]], Tiongkok secara aktif berusaha untuk mengembangkan pusat komersial dan basis operasi untuk pelayaran ke [[Samudera Hindia]].<ref name=se16-615/> Malaka merupakan wilayah yang relatif tidak signifikan, bahkan tidak memenuhi syarat sebagai pemerintahan sebelum pelayaran menurut Ma Huan dan Fei Xin, dan merupakan wilayah bawahan [[Siam]].<ref name=se16-615>{{Harvp|Sen|2016|loc=615}}.</ref> Pada tahun 1405, istana Ming mengirim Cheng dengan sebuah lempengan batu yang mengambil alih Gunung Barat Malaka serta perintah kekaisaran yang mengangkat status pelabuhan menjadi sebuah negara.<ref name=se16-615/> Tiongkok juga mendirikan depot pemerintah ({{Lang|zh|官廠}}) sebagai benteng pertahanan bagi tentara mereka.<ref name=se16-615/> Depot berfungsi sebagai fasilitas penyimpanan saat armada melakukan perjalanan dan berkumpul dari tujuan lain di wilayah maritim.<ref name=ta49/> Ma melaporkan bahwa Siam tidak berani menyerang Malaka setelahnya.<ref name=se16-615/> Para penguasa Malaka, seperti Raja [[Parameswara]] pada tahun 1411, membayar upeti kepada kaisar Tiongkok secara langsung.<ref name=se16-615/> Pada tahun 1431, ketika seorang perwakilan Malaka mengeluh bahwa Siam menghalangi misi upeti ke istana Ming, Kaisar Xuande mengirim Cheng membawa pesan ancaman untuk raja Siam yang mengatakan, "Anda, harus menghormati perintah saya, kembangkan hubungan baik dengan tetangga Anda, periksa dan instruksikan bawahan Anda dan jangan bertindak sembrono atau agresif."<ref name=se16-615/>
 
===Diplomasi dan perdagangan===
Baris 261 ⟶ 259:
[[File:Room 95-6753.JPG|thumb|Barang [[porselen]] , mirip dengan termos porselen era Yongle ini, sering disajikan sebagai barang dagangan selama ekspedisi ([[Museum Britania]])]]
 
Komoditas yang dibawa oleh armada kapal meliputi tiga kategori utama: hadiah untuk diberikan kepada penguasa, barang untuk pertukaran barang atau pembayaran barang dengan harga tetap dengan tarif rendah (misalnya emas, perak, koin tembaga, dan uang kertas), dan barang yang dimonopoli Tiongkok (misalnya ''musk'', keramik, dan sutra).<ref name=r87a-com/> Dikatakan bahwa terkadang ada begitu banyak barang Tiongkok yang dibongkar ke pelabuhan India sehingga perlu berbulan-bulan untuk menentukan harga semuanya.<ref name=br98-616>{{Harvp|Brook|1998|loc=616}}.</ref><ref name=ra87-158/> Pada gilirannya, Cheng Ho kembali ke Tiongkok dengan berbagai jenis barang upeti, seperti [[perak]], rempah-rempah, [[cendana|kayu cendana]], batu mulia, [[gading]], [[kayu hitam]], [[kamper]], [[timah]], kulit rusa, [[karang]], bulu burung [[cekakak]], kulit kura-kura, [[getah]] dan [[resin]], cula badak, kayu sapan dan ''[[safflower]]'' (untuk pewarna dan obat-obatan), kain katun India, dan [[ambergris]] (untuk parfum).<ref name=fin8-337/> Kapal-kapal itu bahkan membawa kembali binatang-binatang eksotis, seperti burung unta, gajah, dan jerapah.<ref name=fin8-337/> Impor dari pelayaran tersebut menyediakan sejumlah besar barang ekonomi yang memicu [[Industri Tiongkok|industri Tiongkok sendiri]].<ref name= ra87-158>{{Harvp|Ray|1987b|loc=158}}.</ref> Misalnya, ada begitu banyak [[biru kobalt|kobalt oksida]] dari Persia sehingga industri [[porselen]] di [[Jingdezhen]] memiliki persediaan berlimpah selama beberapa dekade setelah pelayaran.<ref name=fin8-337/> Armada juga kembali dengan lada hitam dalam jumlah besar sehingga kemewahan yang dulu mahal menjadi komoditas umum di masyarakat Tiongkok.<ref name=fin8-337/><ref>{{Harvp|Sen|2016|loc=623}}.</ref> Sementara itu, ekspor skala besar selama pelayaran mendorong berkembangnya industri Tiongkok dan membuka pasar luar negeri mereka.<ref>{{Harvp|Chen|2019|loc=21}}.</ref>
 
Pelayaran khazanah mengembangkan ekonomi Ming<ref>T'ien (1981). Dikutip dalam {{Harvp|Finlay|2008|loc=337}}.</ref> dan merangsang perdagangan maritim yang menguntungkan.<ref>{{Harvp|Mills|1970|loc=3–4}}.</ref><ref>{{Harvp|Sen|2016|loc=621}}.</ref> Ekspedisi berkembang menjadi perusahaan perdagangan maritim, Tiongkok mulai berdagang dan memasok komoditas yang bukan berasal dari Tiongkok.<ref name= r87a-com/> Hal ini menyoroti karakter komersial dari pelayaran, di sana Tiongkok memperluas keuntungan yang sudah besar dari perdagangan mereka.<ref name=r87a-com>{{Harvp|Ray|1987a|loc=81–85}} .</ref> Dampak ekspedisi pada perdagangan ada di berbagai tingkatan: ia membentuk kontrol kekaisaran atas jaringan komersial swasta lokal, memperluas hubungan upeti dan dengan demikian membawa perdagangan di bawah pengawasan negara, transaksi yang diawasi pengadilan di pelabuhan asing dan dengan demikian menghasilkan pendapatan yang substansial bagi kedua belah pihak, dan peningkatan produksi dan sirkulasi komoditas di seluruh wilayah.<ref name=se16-624-6>{{Harvp|Sen|2016|loc=624–626}}.</ref> Pelayaran tersebut menyebabkan kejutan pasokan yang tiba-tiba di pasar Eurasia, di mana eksploitasi maritim Tiongkok di Asia menyebabkan gangguan impor ke Eropa dengan lonjakan harga yang tiba-tiba pada awal abad ke-15.<ref>{{Harvp|O 'Rourke|Williamson|2009|loc=661–663}}.</ref>
Baris 276 ⟶ 274:
Selama semua pelayaran, armada berangkat dari Sumatera untuk berlayar ke barat melintasi Samudra Hindia.<ref name=drey07-69>{{Harvp|Dreyer|2007|loc=69}}.</ref> Sumatera Utara adalah wilayah penting untuk berlabuh dan berkumpul armada sebelum mereka melanjutkan melalui Samudra Hindia ke Ceylon dan India selatan.<ref name=dr7-77/> Lokasinya lebih penting bagi armada daripada kekayaan atau produknya.<ref name=dr7-153/> Ma Huan menulis bahwa [[Semudera]] adalah rute utama ke Samudra Barat<ref>{{Harvp|Dreyer|2007|loc=44}}.</ref> dan mencirikannya sebagai pelabuhan pertemuan terpenting untuk Samudra Barat.<ref name="dr7-77" /> Perjalanan dari Sumatra ke Ceylon memakan waktu sekitar dua hingga empat minggu tanpa melihat daratan.<ref name=dr7-30/> Bagian pertama Ceylon yang terlihat setelah keberangkatan dari Sumatera adalah [[Namunukula|Namanakuli]] (atau Gunung Parrot Parrot), gunung paling timur (ketinggian 6.680 kaki dan jarak 45 mil dari pantai).<ref name=drey07-69/> Dua atau tiga hari setelah penampakannya, armada khazanah menyesuaikan arah mereka untuk berlayar ke selatan [[Dondra Head]] di Ceylon.<ref name=drey07-69/> Setelah waktu yang cukup lama di laut sejak meninggalkan Sumatera, armada tiba di sebuah pelabuhan di Ceylon, biasanya di [[Beruwala]] dan terkadang di [[Galle]].<ref>{{Harvp|Dreyer|2007|loc=69–70}}.</ref> Tiongkok lebih menyukai Beruwala daripada Galle, meskipun mereka telah membuat pelabuhan di kedua lokasi tersebut.<ref name=dre7-71/> Ma mencirikan Beruwala sebagai "dermaga negara Ceylon".<ref name=dre7-71>{{Harvp|Dreyer|2007|loc=71}}.</ref>
 
[[Kalikut]] merupakan tujuan utama selama pelayaran dan juga berfungsi sebagai tempat transit ke tujuan lebih jauh ke barat pada pelayaran selanjutnya.<ref>{{Harvp|Ming|2019|loc=104–113}}.</ref> Tiongkok Ming memiliki hubungan baik dengan KalicutKalikut, yang berharga ketika mereka mencoba untuk memperluas sistem upeti ke negara bagian di sekitar Samudra Hindia.<ref name=drey07-61/> Ma menggambarkan Kalikut sebagai "negara besar di Samudra Barat" dan memiliki tanggapan positif terhadap peraturan perdagangan dan perhatian otoritas Kalikut terhadap bobot dan pengukuran.<ref name=drey7-54/><ref name="dr7-77" /> Fei Xin menggambarkan Kalikut sebagai "pelabuhan besar" negara-negara Samudra Barat.<ref name=dr7-155/>
 
=== Navigasi ===
Baris 282 ⟶ 280:
 
Selama pelayaran, armada memperoleh dan mengumpulkan sejumlah besar data navigasi.<ref name=br98-616-7/> Data secara khusus dicatat oleh petugas astrologi dan empat astrolognya.<ref name=mi70-239-0>{{Harvp|Mills|1970|loc=239–240}}.</ref> Data navigasi diproses menjadi berbagai jenis grafik oleh kantor kartografi,<ref name=br98-616-7>{{Harvp|Brook|1998|loc=616–617}}.</ref><ref name=mi70-239-0/> yang terdiri dari petugas astrologi, empat astrolog, dan juru tulis mereka.<ref name=mi70-239-0/> Data ini memberikan komandan ekspedisi dengan grafik navigasi yang diperlukan untuk perjalanan mereka.<ref name=br98-616-7/> Banyak salinan peta ekspedisi disimpan di [[Kementerian Perang (kekaisaran Tiongkok)|Kementerian Perang]].<ref name=br98-616-7/> Data navigasi tambahan mungkin juga disediakan oleh pelaut lokal, catatan Arab, catatan India, dan catatan Tiongkok lainnya.<ref name=mi70-239-0/>
 
Navigator dan pilot armada dikenal sebagai ''huozhang'' (火長) atau, jika mereka orang asing, sebagai ''fanhuozhang'' (番火長).<ref name=liu7785>{{Harvp|Liu| 2019|loc=77–85}}.</ref> Mereka menggunakan instrumen seperti kompas.<ref name=liu7785/> ''fanhuozhang'' dan ''huozhang'' serta yang lainnya dicatat dalam ''Ming Shilu'', sehubungan dengan penghargaan yang diberikan kepada awak kapal atas partisipasinya dalam pertempuran di Palembang dan Ceylon serta pertemuan permusuhan antara kapal yang kembali dipimpin oleh kasim Zhang Qian (張謙) dan bajak laut Jepang—yang menyebabkan a kekalahan telak—dekat Jinxiang di Zhejiang.<ref name=liu7785/>
 
[[Peta Mao Kun]] menggambarkan rute yang diambil oleh armada khazanah Tiongkok selama pelayaran.<ref>{{Harvp|Mills|1970|loc=239}}.</ref><ref name=mi-coast/> Dikumpulkan dalam ''[[Wubei Zhi]]'', disusun oleh Mao Yuanyi.<ref name=chu8-2355-6/> Peta menggambarkan berbagai lokasi geografis dari Nanjing ke Hormuz serta pantai Afrika Timur, dengan rute yang diilustrasikan oleh garis putus-putus.<ref name=chu8-2355-6/> Mills (1954) memberi tanggal arah peta sekitar tahun 1422, karena ia percaya bahwa data navigasi dikumpulkan selama ekspedisi antara tahun 1421 dan 1422.<ref name=mi-coast>{{Harvp|Mills|1954|loc=153–155}}.</ref> Arah dinyatakan dengan titik [[kompas]] dan jarak dalam [[sistem jam tangan|arloji]], dengan referensi ke teknik navigasi (seperti [[pemeruman]] untuk menghindari perairan dangkal) dan astronomi (terutama di sepanjang rute utara-selatan Afrika, di sana garis lintang ditentukan oleh ketinggian konstelasi relatif terhadap cakrawala).<ref name=chu8-2355-6/> Peta Mao Kun dilengkapi dengan empat diagram bintang yang digunakan untuk menentukan posisi kapal dalam kaitannya dengan bintang dan konstelasi pada bagian tertentu dari rute maritim.<ref name=chu8-2355-6>{{Harvp|Church|2008|loc=2355–2356}}.</ref>
Baris 299:
}}
 
[[BerkasFile:TributeGall GiraffeTrilingual with AttendantInscription.jpg|thumb|''Tribute[[Prasasti GiraffeTiga withBahasa Attendant'',Galle]] menggambarkanmenampilkan seekorpujian jerapahdan persembahan yang dipersembahkan oleh utusanorang BengaliTionghoa keterhadap istanatiga Mingagama lokal di Ceylon ([[Philadelphia Museum ofNasional ArtKolombo]])]]
 
Keyakinan awak armada Tiongkok berpusat di sekitar Tianfei , "Putri Surgawi" yang merupakan dewi para pelaut dan awak.<ref name=dr7-148>{{Harvp|Dreyer|2007|loc=148}}.</ref> Prasasti Liujiagang dan Changle menunjukkan bahwa kehidupan Cheng Ho sebagian besar ditentukan oleh perjalanan khazanah dan bahwa pengabdiannya kepada [[Mazu (dewi)|Tianfei]] adalah keyakinan dominan yang dia pegang.<ref name=dr7-150/> Kedua prasasti itu menghormati dan memperingati dewi Tianfei.<ref>{{Harvp|Dreyer|2007|loc=51–52 & 148}}.</ref> Cheng dan rekan-rekannya mendirikan prasasti ini di kuil Tianfei di Liujiagang pada 14 Maret 1431 dan Changle antara 5 Desember 1431 dan 3 Januari 1432.<ref>{{Harvp|Duyvendak|1939|loc=342–343}}.</ref> Prasasti ini merujuk pada awak yang menyaksikan [[Api Santa Elmo|api St. Elmo]] selama badai berbahaya dan menafsirkannya sebagai tanda perlindungan ilahi oleh Tianfei.<ref>{{Harvp|Dreyer|2007|loc=148 & 191–199}}.</ref> Prasasti Liujiagang dan Changle dianggap sebagai batu nisan dari pelayaran khazanah Ming.<ref name=dr7-135>{{Harvp|Dreyer|2007|loc=135}}.</ref>
 
Di Galle, Ceylon, Cheng membuat [[Prasasti Tiga Bahasa Galle|prasasti tiga bahasa]] tertanggal 15 Februari 1409.{{NoteTag|Tanggal 15 Februari 1409 kemungkinan merujuk pada saat prasasti tiga bahasa didirikan di Galle, mengindikasikan bahwa prasasti tersebut didirikan pada perjalanan pulang dari pelayaran kedua ({{Harvnb|Dreyer|2007|loc=66}}). Jika tidak, prasasti tersebut mungkin telah disiapkan di Tiongkok dan didirikan antara tahun 1410 saat armada tiba di Galle hingga tahun 1411 saat pelayaran ketiga ({{Harvnb|Dreyer|2007|loc=72}}). {{Harvtxt|Duyvendak|1939|loc=369}} menyatakan bahwa prasasti pasti telah disiapkan di Tiongkok pada tanggal 15 Februari 1409 dan didirikan saat pelayaran ketiga (1409–1411), karena ia berpendapat bahwa tanggal 15 Februari 1409 terhubung dengan tanggal konferensi kehormatan untuk dua dewa, yakni Tianfei (天妃) pada tanggal 21 Januari 1409 dan Nanhaishen (南海神) pada tanggal 15 Februari 1409.}}<ref name=drey7-66/><ref name=ne71-galle>{{Harvp|Needham|1971|loc=522–533}}.</ref> Prasasti itu dalam tiga bahasa, di bagian Tiongkok memuji Sang [[Buddha]], bagian Tamil memuji dewa lokal Tenavarai Nayanar (inkarnasi [[Wisnu]]), dan bagian Persia memuji [[Allah]].<ref name=ne71-galle/> Setiap bagian berisi daftar persembahan yang serupa, seperti 1.000 keping emas, 5.000 keping perak, 100 gulung sutra, 2.500 kati minyak wangi, dan berbagai ornamen perunggu.<ref name=dre7-71/><ref>{{Harvp|Needham|1971|loc=523}}.</ref> Seperti yang ditunjukkan oleh prasasti ini, Tiongkok menghormati tiga agama dominan di Ceylon.<ref name=dr7-148/><ref name=ne71-galle/><ref name=ming5-41>{{Harvp|Ming|2005|loc=41}}.</ref>
 
Pada tanggal 20 September 1414, utusan Bengali mempersembahkan seekor jerapah sebagai penghormatan atas nama Raja [[Saifuddin Hamza Shah|Saif Al-Din Hamzah Shah]] dari Benggala (memerintah 1410–1412) kepada Kaisar Yongle dari Tiongkok Ming.<ref>{{Harvp|Church|2004|loc=1–4 & 20–21}}.</ref> Jerapah diidentifikasi sebagai [[qilin]], tetapi kaisar tidak ingin pejabatnya mengirim [[Memorial takhta|memorials]] atas nama penampilannya yang menguntungkan selama masa pemerintahannya dan, seperti yang disarankan oleh Church (2004), mungkin tidak menganggapnya sebagai qilin.<ref>{{Harvp|Church|2004|loc=21–25}}.</ref>
 
[[Konfusianisme]] membentuk cara orang Tiongkok mendekati dunia luar selama perjalanan.<ref name=chang21/> Orang Tiongkok tidak melakukan Konfusianisasi di tempat-tempat yang mereka kunjungi, berbeda dengan orang Eropa yang melakukan Kristenisasi, karena sesuai dengan sifat sistem kepercayaan mereka.<ref name=chang21>{{Harvp|Chang|2021|loc=159–176}}.</ref> Dalam pandangan dunia politeistik Konfusianisme namun bersifat duniawi, kemanjuran moral dari beragam agama diakui, karena semua orang mempunyai akses terhadap prinsip-prinsip surgawi berdasarkan akal budi mereka, yang dinyatakan dalam pluralisme agama.<ref name=chang21/> Selain itu, penganut Konghucu percaya bahwa peradaban harus memupuk etos komunitarian mereka yang khas, yang akan mengarah pada keharmonisan dunia.<ref name=chang21/> Mereka menyadari bahwa masyarakat Konfusianisme memiliki keterbatasan spasial (yaitu, ikatan kekeluargaan dalam masyarakat menjadi lebih lemah jika jauh dari pusat) dan melihat [[Sifat manusia#Konfusianisme|sifat manusia]] sebagai sesuatu yang bersifat bawaan baik (sehingga umat manusia memiliki potensi moral yang melekat), yang mendasari penegasan kapasitas manusia untuk mematuhi prinsip-prinsip surgawi.<ref name=chang21/> Terakhir, dalam tradisi siklus Konfusianisme, sejarah dipandang sebagai siklus terbuka dengan pergantian periode keteraturan dan ketidakteraturan (berbeda dari tradisi linier yang ditandai dengan berakhirnya dunia), yang menanamkan kerangka berpikir yang tidak memihak.<ref name=chang21/>
 
=== Penulisan sejarah ===
[[Berkas:YingYaiShengLan天妃灵应之记碑 01.jpg|thumb|HalamanPrasasti bertuliskan prasasti Changle dariyang salinandisusun ''Yingyaoleh Shenglan''Zheng karyaHe Madan Huanrekan-rekannya]]
[[Berkas:Yingya Shenglan (Jilu Huiban), first page.jpg|thumb|Halaman pertama ''[[Yingya Shenglan]]'' karya [[Ma Huan]], diterbitkan pada tahun 1451, sebagaimana dikumpulkan dalam Jilu Huibian'', diterbitkan pada tahun 1617 ([[Perpustakaan Harvard]])]]
 
Ada beberapa catatan kontemporer yang masih ada, termasuk ''[[Yingya Shenglan]]'' karyaseperti [[Ma Huan]] [瀛涯勝覽],{{NoteTag|Karya asli telah hilang, tetapi sejumlah salinan karya Ma Huan telah dipreservasi. Isi salinan-salinan tersebut agak berbeda, karena editornya berbeda-beda. Salinan tersebut antara lain ''Jilu Huibian'' [紀錄彙編] (1617), ''Guochao Diangu'' [國朝典故] (antara tahun 1451 dan 1644), ''Shengchao Yishi'' [勝朝遺事] (1824), dan "rifacimento" karya Zhang Sheng (1522). ({{Harvnb|Mills|1970|loc=37–40}})}} ''[[XingchaYingya Shenglan]]'' [{{Lang|zh|星槎勝覽}}] dari [[Fei Xin]], dan ''[[Xiyang Fanguo Zhi]]'' [{{Lang|zh|西洋番國志}}] dari [[Gong Zhen]].<ref>{{Harvp|Dreyer|2007|loc=6 & 219}}.</ref><ref>{{Harvp|Chan|1998|loc=792}}.</ref><ref>{{Harvp|Zheng|2014|loc=209–210}}.</ref><ref name=ming19-95>{{Harvp|Ming|2019|loc=95}}.</ref><ref>{{Harvp|Tsai|2001|loc=202}}.</ref> Ketiga karya ini merupakan laporan langsung yang penting, karena penulisnya secara pribadi mengambil bagian dalam ekspedisi tersebut.<ref name=ming19-95/> Ma menjabatbertugas sebagai juru bahasapenerjemah pada pelayaran harta karun keempat, keenam, dan ketujuh.<ref name=mi70-35/><ref name=d7-6-7>{{Harvp|Dreyer|2007|loc=6–7}}.</ref> Dia berkolaborasi dengan Guo Chongli, yang berpartisipasi dalam tiga ekspedisi, pada karyanya.<ref name=mi70-55>{{Harvp|Mills|1970|loc=55}}.</ref> Fei bertugas sebagai prajurit pada ekspedisi ketiga, kelima, dan ketujuh.<ref name=d7-6-7/><ref>{{Harvp|Mills|1970|loc=59}}.</ref> Gong menjabat sebagai sekretaris pribadi Cheng pada pelayaran ketujuh.<ref name=d7-6-7/><ref>{{Harvp|Mills|1970|loc=56}}.</ref> Ketiga sumber ini memberikan pengamatan terhadap kondisi politik, ekonomi, sosial, budaya, dan agama dari negeri-negeri yang dikunjungi selama pelayaran.<ref name=chu8-2356/> Selain itu, prasasti Liujiagang dan Changle oleh Cheng Ho dan rekan-rekannya dianggap sebagai catatan berharga.<ref>{{Harvp|Duyvendak|1939|loc=341–355}}.</ref> Prasasti yang memuat prasasti Liujiagang telah hilang, tetapi teks tersebut direproduksi dalam Wudu Wencui Xuji [吴都文粹续集] (Dinasti Ming) karya Qian Gu.<ref>{{Harvp|Ming|2005|loc=39}}.</ref>
 
''[[Ming Shilu]]'' [明實錄] menyediakan banyak informasi yang berkaitan dengan pelayaran khazanah,<ref name=d7-217-8/><ref name=chu8-2356/> khususnya pertukaran duta besar.<ref name=chu8-2356/> Karya ini dibagi menjadi beberapa bagian tentang pemerintahan kaisar Ming.<ref name=d7-217-8/> Cheng hidup selama masa pemerintahan lima kaisar Ming,<ref name=d7-217-8/> tetapi ia secara pribadi melayani tiga kaisar.<ref name=mi70-6>{{Harvp|Mills|1970|loc=6}}.</ref> Dia disebutkan dalam {{Transl|zh|Taizong Shilu}} pada masa pemerintahan Yongle, {{Transl|zh|Renzong Shilu}} pada masa pemerintahan Hongxi, dan {{Transl|zh|Xuanzong Shilu}} pada masa pemerintahan Xuande.<ref name=d7-217-8>{{Harvp|Dreyer|2007|loc=217–218}}.</ref> {{Transl|zh|Taizong Shilu}} menggabungkan pelayaran kedua dan ketiga menjadi satu ekspedisi.<ref name=mi70-8-9/><ref name=dr7-95>{{Harvp|Dreyer|2007|loc=95}}.</ref> Ini direproduksi oleh {{Transl|zh|Mingshi}}.<ref name="dr7-95" /><ref>{{Harvp|Duyvendak|1939|loc=355}}.</ref> Penggabungan kedua pelayaran ini menjadi satu pelayaran menyebabkan perjalanan Cheng di Palembang dari tahun 1424 hingga 1425{{NoteTag|{{Harvtxt|Duyvendak|1939|loc=387}} dan {{Harvtxt|Mills|1970|loc=8–9}} berkesimpulan bahwa perjalanan ke Palembang tidak pernah terjadi. Namun, {{Harvtxt|Dreyer|2007|loc=96}} menyatakan bahwa tidak dapat dibuktikan apakah perjalanan tersebut pernah terjadi atau tidak.}} salah ditafsirkan sebagai pelayaran keenam untuk memenuhi hitungan tujuh pelayaran.<ref name=du38-387>{{Harvp|Duyvendak|1939|loc=387}}.</ref><ref name=mi70-8-9/><ref name=dr7-95/> Namun, prasasti Liujiagang dan Changle membuat perbedaan yang jelas antara pelayaran kedua dan ketiga karena mereka dengan tepat menentukan tanggal pelayaran kedua dari tahun 1407 hingga 1409 dan pelayaran ketiga dari tahun 1409 hingga 1411.<ref name=mi70-8-9>{{Harvp|Mills|1970|loc=8–9}}.</ref><ref name=duy38-361>{{Harvp|Duyvendak|1939|loc=361}}.</ref><ref>{{Harvp|Dreyer|2007|loc=95 & 191–199}}</ref>
 
Sejumlah karya kemudianselanjutnya telahmemuat dilestarikankisah tentang pelayaran tersebut. CatatanIni dalamtermasuk ''[[Mingshi]]'' [明史] (1739),<ref danname=mi70-54/> Huang Xingzeng's {{TranslTransliteration|zh|Xiyang Chaogong Dianlu}} [{{Lang|zh|西洋朝貢典錄}}]] (1520) karya Huang Xingzeng bergantung pada Yingya Shenglan asli milik Ma {{Transl|zh|Yingya Shenglan}}.,<ref name=mi70-54>{{Harvp|Mills|1970|loc=54}}.</ref> Zheng Xiao's {{TranslTransliteration|zh|Wuxuebian}} [{{Lang|zh|吾學編}}] Zheng Xiao (ca. 1522),<ref bergantung padaname=mi70-54/> [[buatLu ulangRong]] Zhang Sheng dari's {{TranslTransliteration|zh|YingyaShuyuan ShenglanZaji}}. [{{NoteTagLang|Zhangzh|菽園雜記}}; Sheng'Bean menulisGarden ulangMiscellany'] (1475),<ref name=d7-219-0/> [[Yan Congjian]]''Yingyas<!--嚴從簡--> {{Transliteration|zh|Shuyu Zhouzilu}} [{{Lang|zh|殊域周咨錄}}; Shenglan''Record menjadiof bergayaDespatches<!--sic--> sastra,Concerning sementarathe MaDifferent HuanCountries'] awalnya(1520),<ref menulisnyaname=d7-219-0/> denganand gaya[[Gu santaiQiyuan]]'s ({{HarvnbTransliteration|Millszh|1970Kezuo Zhuiyu}} [{{Lang|loc=38zh|客座贅語}}; 'Boring Talks for My Guests'] (ca. 1628).}}<ref name=mi70d7-54219-0/> Zhu Yunming's {{TranslTransliteration|zh|Qianwen Ji}} karya Zhu Yunming ['CatatanA Hal-HalRecord yangof Things PernahOnce DidengarHeard'] (ca. 1526) berisicontains his {{TranslTransliteration|zh|Xia Xiyang}} [{{Lang|zh|下西洋}}; 'MenyusuriDown Samudrathe BaratWestern Ocean'], yangwhich menyediakanprovides rencanaa perjalanandetailed terperinciitinerary dariof pelayaranthe seventh ketujuhvoyage.<ref name=dr7-150>{{Harvp|Dreyer|2007|loc=150}}.</ref><ref name=mi70-xi>{{Harvp|Mills|1970|loc=14–15}}.</ref> Teks lainnya[[Mao termasukYuanyi]]'s {{Transl|zh|Shuyuan''[[Wubei Zaji}}Zhi]]'' [{{Lang|zh|菽園雜記武備志}}; 'Beraneka Macam Kebun Kacang'] (14751628), {{Transl|zh|Shuyu Zhouzilu}} darimelestarikan [[Yanpeta CongjianMao Kun]] [{{Lang|zh|殊域周咨錄茅坤圖}}; 'Catatan Pengiriman Mengenai Berbagai Negara'] (1520), danyang {{Transl|zh|Kezuosebagian Zhuiyu}}besar [{{Lang|zh|客座贅語}};didasarkan daripada [[Gumateri Qiyuan]];dari 'Pembicaraan Membosankan untuk Tamu Saya'] (ca. 1628)pelayaran.<ref name=d7-219-0>{{ Harvp|Dreyer|2007|loc=219–220}}.</ref> ''[[WubeiLongjiang Chuanchang Zhi]]'' karya Li Zhaoxiang [{{Lang|zh|武備龍江船廠志}}]; (1628)'Record karyaof Maothe YuanyiDragon mempertahankanRiver [[petaShipyard'] Mao(kata Kun]]pengantar [{{Lang|zh|茅坤圖}}],1553) yangmenyatakan sebagianbahwa besarrencana didasarkankapal padaharta materikarun telah hilang dari pelayarangalangan khazanahkapal.<ref name=d7-219-0220>{{Harvp|Dreyer|2007|loc=219–220220}}.</ref>
 
{{Transl|zh|Sanbao Taijian Xia Xiyang Ji Tongsu Yanyi}} [{{Lang|zh|三寶太監下西洋記通俗演義}}] (1597) karya Luo Maodeng adalah novel tentang eksploitasi Cheng dan armadanya.<ref name=d7-6-7/><ref name=finl92-232>{{Harvp|Finlay|1992|loc=232}}.</ref><ref>{{Harvp|Ming|2005|loc=35–37}}.</ref> Dalam kata pengantar, Luo menyatakan bahwa kekuatan maritim Tiongkok sangat penting untuk menjaga ketertiban dunia.<ref>{{Harvp|Finlay|2008|loc=334}}.</ref> Dalam karya Luo, Cheng mengarungi lautan untuk mencari segel kekaisaran yang suci untuk memulihkan keharmonisan di Kerajaan Tengah.<ref name=finl92-232/> Finlay (1992) menyatakan bahwa cerita tersebut memberikan saran bahwa, karena Cheng tidak pernah benar-benar menemukan segel ini, tatanan dunia tidak dapat dipulihkan dengan apa pun selain kekuatan militer.<ref>{{Harvp|Finlay|1992|loc=236}}.</ref> Novel Luo berisi deskripsi berbagai kelas kapal dengan ukurannya: 36 kapal khazanah bertiang sembilan ({{Transl|zh|baochuan}}) berukuran 44,4 kali 18 {{Transl|zh|zhang}}, 700 kapal kuda delapan tiang ({{Transl|zh|machuan}}) berukuran 37 kali 15 {{Transl|zh|zhang}}, 240 kapal gandum tujuh tiang atau kapal pasokan ({{Transl|zh|liangchuan}}) berukuran 28 kali 12 {{Transl|zh|zhang}}, 300 kapal billet enam tiang atau transportasi pasukan ({{Transl|zh|zuochuan}}) berukuran 24 kali 9,4 {{Transl|zh|zhang}}, dan 180 kapal perang atau kapal perang bertiang lima ({{Transl|zh|zhanchuan}}) berukuran 18 kali 6,8 {{Transl|zh|zhang}}.<ref>{{Harvp|Dreyer|2007|loc=102 & 104}}.</ref> Dreyer (2007) berpendapat bahwa karya ini memiliki sedikit atau tidak ada nilai bukti sebagai sumber sejarah, tetapi juga mencatat bahwa Duyvendak berpikir bahwa itu mungkin didasarkan pada beberapa kebenaran.<ref>{{Harvp|Dreyer|2007|loc name=d7-220}}.</ref>
 
{{Transl|zh|Kezuo Zhuiyu}} dan {{Transl|zh|Shuyu Zhouzilu}} menggambarkan keadaan berikut tentang apa yang terjadi pada arsip resmi ekspedisi tersebut.<ref name=d38-395-6>{{Harvp|Duyvendak|1939|loc=395–396}}.</ref> Pada masa pemerintahan [[Kaisar Chenghua]] (memerintah 1465–1487), sebuah perintah dikeluarkan untuk mengambil dokumen tentang ekspedisi ke Samudra Barat dari arsip Kementerian Perang.<ref name=d38-395-6/><ref name=dr7-173-5/> Namun, pejabat Liu Daxia ({{Lang|zh|劉大夏}}) telah menyembunyikan dan membakar dokumen tersebut.<ref name=d38-395-6/><ref name=dr7-173-5>{{Harvp|Dreyer|2007|loc=173–175}}.</ref> Dia menolak laporan itu sebagai "kebenaran yang dibesar-besarkan atas hal-hal aneh tidak masuk akal yang jauh dari kesaksian telinga dan mata orang-orang ."<ref name=d38-395-6/><ref name=dr7-173-5/><ref name=chu8-2356>{{Harvp|Church|2008|loc=2356}}.</ref>
Baris 322 ⟶ 325:
{{Transl|zh|Shuyu Zhouzilu}} menambahkan cerita berikut ini.<ref name=d38-395-6/> Menteri Perang Xiang Zhong ({{Lang|zh|項忠}}; di kantor 1474–1477) mengirim petugas untuk mengambil dokumen, tetapi petugas tidak dapat menemukannya setelah beberapa hari mencari.<ref name=d38-395-6/><ref name=dr7-173-5/> Liu akhirnya mengakui dan membenarkan tindakannya kepada Xiang dengan menyatakan bahwa "ekspedisi Sanbao ke Samudra Barat menghabiskan puluhan juta uang dan biji-bijian, dan terlebih lagi orang-orang yang menemui ajal mereka [dalam ekspedisi ini] dapat dihitung berjuta-juta. Meskipun dia kembali dengan membawa hal-hal yang indah, apa manfaatnya bagi negara? Ini hanyalah tindakan pemerintahan yang buruk yang harus sangat ditentang oleh para menteri. Bahkan jika arsip lama masih dipertahankan, mereka harus dihancurkan untuk menekan [pengulangan hal-hal ini] pada akarnya."<ref name=d38-395-6/><ref name=dr7-173-5/> Xiang Zhong tercatat terkesan dengan penjelasan ini.<ref name=d38-395-6/><ref name=dr7-173-5/>
 
{{Transl|zh|Mingshi}}, {{Transl|zh|Xuanzong Shilu}}, dan {{Transl|zh|Mingshi Jishi Benmo}} [{{Lang|zh|明史紀事本末}}] mengaitkan alasan penindasan dan penghancuran catatan yang diarsipkan untuk mencegah kasim Wang Zhi ({{Lang|zh|汪直}}) berkonsultasi dengannya untuk invasinya ke Vietnam.<ref>''Mingshi'' (Cited in {{harvnb|Duyvendak|1939|loc=397}}); ''Mingshi'', ''Xuanzong Shilu'', and ''Mingshi Jishi Benmo'' (Cited in {{harvnb|Dreyer|2007|loc=173–175}}).</ref> Dreyer (2007) mencatat bahwa Liu tidak dapat memiliki akses ke catatan dan meragukan dugaan keterlibatannya.<ref name=dr7-173-5/> Duyvendak (1939) menyatakan bahwa pejabat Kementerian Perang tidak cukup berpengaruh untuk menghentikan pengambilan dokumen dan berspekulasi bahwa Liu mungkin telah menghancurkannya dengan persetujuan Menteri Perang.<ref>{{Harvp|Duyvendak|1939|loc=397–398}}.</ref> Schottenhammer (2021) menyatakan bahwa tidak jelas apakah Liu benar-benar menyembunyikan dan membakar dokumen-dokumen tersebut, namun dia menduga bahwa, seperti yang diungkapkan Lin (2015), dokumen-dokumen tersebut mungkin dihancurkan dalam kekacauan ketika [[Beijing]] direbut oleh pemberontak [[Li Zicheng]] dan pasukannya pada abad ke-17.<ref>{{Harvp|Schottenhammer |2021|loc=157}}.</ref>
 
Suryadinata (2005) menyatakan bahwa sumber-sumber Asia Tenggara juga memberikan informasi tentang perjalanan khazanah Ming, tetapi keandalannya harus diteliti karena sejarah lokal ini dapat terjalin dengan legenda tetapi masih tetap relevan dalam memori kolektif orang-orang yang bersangkutan.<ref>{{Harvp|Suryadinata|2005b|loc=91}}.</ref> MisalnyaHal ini mencakup ''Sejarah Melayu Semarang dan Cerbon'', sebuah teks yang berisi kisah-kisah yang seringkali tidak memiliki sejarah, yang mencatat beberapa interaksi antara komunitas Muslim lokal dan orang Tionghoa.<ref>{{Harvp|Suryadinata|2005b|loc=83 –87}}.</ref> Oleh karena itu, ia menyoroti kesulitan melakukan penelitian tentang peran pelayaran Tiongkok dalam Islamisasi di Jawa dan Malaka, karena kegiatan ini tidak disebutkan dalam kronik Tiongkok dan catatan lokal mungkin mengandungmemuat lebih banyak lagi. legenda daripadadibandingkan sejarah.<ref>{{Harvp|Suryadinata|2005a|loc=xv}}; {{Harvp|Suryadinata|2005b|loc=72–91}}.</ref>
 
Sumber-sumber Arab memberikan wawasan tentang tanggal kedatangan armada dan jalannya acara di berbagai lokasi di wilayah Arab, yang melengkapi kerangka waktu umum yang disediakan dalam sumber-sumber Tiongkok.<ref>{{harvnb|Jost|2019|loc=82–89}}.</ref> Sumber ini juga menyediakan wawasan tentang pertukaran komoditas, seperti komoditas mana yang diperdagangkan dan nilai apa yang diberikan pada barang atau hadiah perdagangan Tiongkok.<ref>{{harvnb|Jost|2019|loc=90–93}}.</ref> ''Tarih al-Yaman fi d-daulati r-Rasuliya'' (ca. 1440) adalah contoh teks Arab yang menambah wawasan tentang kurma dan pertukaran komoditas.<ref name=jost95>{{harvnb|Jost|2019|loc=95}}.</ref> ''Qurrat al-Uyun fi Akhbar al-Yaman al-Maimun'' (1461-1537) menggambarkan pertemuan antara [[dinasti Rasulid|Rasulid]] Sultan al-Nasir Ahmad (memerintah 1400–1424) dan utusan Tiongkok, memberikan contoh seorang penguasa yang dengan sukarela menyetujui protokol yang diminta dari hubungan upeti dalam perspektif unik dari partai non-Tiongkok.<ref>{{harvnb|Jost|2019|loc=90–95}}.</ref> ''Kitab as-Suluk li-ma rifat duwal al-muluk'' (1436–1442), sebuah teks dari Mesir Mamluk, menjelaskan kontak antara penguasa Tiongkok dan penguasa Mamluk, yang menambah penanggalan dan pemahaman tentang ekspedisi ke Makkah selama pelayaran ketujuh.<ref name=jost95/>
Baris 349 ⟶ 352:
Selama pidato [[Universitas Harvard]] pada November 1997, Presiden [[Jiang Zemin]] memuji Cheng karena menyebarkan budaya Tiongkok ke luar negeri.<ref name=lee10-104/> Banyak orang Tiongkok masa kini menganggap bahwa ekspedisi ini dilakukan sesuai dengan cita-cita [[Konfusianisme]].<ref name=lee10-104>{{Harvp|Lee|2010|loc=104}}.</ref> Sejak tahun 2005, dalam rangka memperingati pelayaran khazanah Ming, Tiongkok setiap tahun merayakan [[Hari Maritim Nasional Tiongkok|Hari Maritim Nasional]] pada tanggal 11 Juli.<ref name=do12-54>{{Harvp|Dooley|2012|loc=54}}.</ref> Tahun itu juga menandai peringatan 600 tahun pelayaran perdana Cheng.<ref name=do12-54/><ref>{{Harvp|Dreyer|2007|loc=xii}}.</ref>
 
Meskipun narasi populer saat ini mungkin menekankan perdamaian dari pelayaran ini, terutama dalam hal tidak adanya penaklukan teritorial dan penaklukan kolonial, pernyataan ini mengabaikan [[militerisasi]] berat yang dilakukan armada khazanah Ming untuk melakukan [[proyeksi kekuatan]] dan tindakan yang dilakukan untuk kepentingannya.<ref>{{Harvp|Wang|2015|loc=59–62}}.</ref> Dalam wacana politik Tiongkok saat ini, dengan meningkatnya perkembangan kemampuan dan ambisi maritim Tiongkok, Pelayaran Khazanah Ming dibangkitkan untuk menggarisbawahi [[Kebangkitan damai Tiongkok|kemunculan damai Tiongkok modern]].<ref>{{Harvp|Dooley|2012|loc=54–55 & 69–72}}.</ref><ref name=no17-221-3/> Dengan menarik kesinambungan antara Tiongkok kontemporer dan narasi sejarah yang disediakan oleh pelayaran-pelayaran ini, proses politik ini memberikan beberapa fungsi bagi Tiongkok: ia meningkatkan kebanggaan nasional, membentuk identitas nasional, menegaskan kembali identitas maritim, melegitimasi pengembangan kekuatan maritim, memberikan gambaran pembangunan yang serasi dan damai, menyoroti keterkaitan dunia yang lebih luas, dan memberikan kontras dengan sifat kekerasan kolonialisme barat.<ref name=no17-221-3/> DenganOleh demikiankarena itu, pelayaran khazanah Ming memainkan peran naratif penting dalam keinginanpromosi Tiongkok[[kekuatan untukmaritim]] mengubahTiongkok pandangansebagai paradigma strategis kekuatanyang maritimnya.dominan<ref name=no17-221-3>{{Harvp|Nohara|2017|loc=221–223}}. </ref> dan diplomasi [[soft power]] di kawasan maritim.<ref>{{Harvp|Holmes|Yoshihara|2008|loc=373–377}}.</ref>
 
== Catatan ==
Baris 358 ⟶ 361:
 
== Daftar pustaka ==
{{refbegin|indent=yes}}
* {{cite book |last1=Abulafia |first=David |title=The Boundless Sea: A Human History of the Oceans |date=2019 |publisher=Oxford University Press |isbn=978-0-19-993498-0 | author-link=David Abulafia}}
* {{cite book | last=Brook | first=Timothy | title = The Cambridge History of China, Volume 8: The Ming Dynasty, 1398–1644, Part 2 | year=1998 | publisher=Cambridge University Press | location=Cambridge | author-link=Timothy Brook | isbn=978-0-521-24333-9 | chapter=Communications and Commerce }}
* {{cite book | last=Chan | first=Hok-lam | title=The Cambridge History of China, Volume 7: The Ming Dynasty, 1368–1644, Part 1 | year=1998 | publisher=Cambridge University Press | location=Cambridge | isbn=978-0-521-24332-2 | chapter=The Chien-wen, Yung-lo, Hung-hsi, and Hsüan-te reigns, 1399–1435 }}
* {{cite journal |last1=Chang |first1=Peter |title=Admiral Zhenghe and the West: A Comparative Analysis in Confucian and Christian Civilisation Powers |journal=Al-Shajarah: Journal of the International Institute of Islamic Thought and Civilization |date=2021 |volume=26 |issue=2 |pages=159–176}}
*{{cite journal |last1=Chen |first1=Zhongping |title=Toward a Global Network Revolution: Zheng He's Maritime Voyages and Tribute-Trade Relations Between China and the Indian Ocean World |journal=China and Asia |date=2019 |volume=1 |issue=1 |pages=3–49 |doi=10.1163/2589465X-00101002}}
* {{cite journal | last=Church | first=Sally K. | title=The Giraffe of Bengal: A Medieval Encounter in Ming China | journal=The Medieval History Journal | year=2004 | volume=7 | issue=1 | pages=1–37 | doi=10.1177/097194580400700101 | s2cid=161549135 }}
* {{citationcite journal |last=Church |first=Sally K. |year=2005 |title=Zheng He: An Investigation intoInto the Plausibility of 450-ft Treasure Ships |journal=Monumenta Serica |volume=53 |pages=1–43 |doi=10.1179/mon.2005.53.1.001|s2cid=161434221 }}
* {{cite book |last1=Church |first1=Sally K. |title=Encyclopaedia of the History of Science, Technology, and Medicine in Non‑Western Cultures |date=2008 |publisher=Springer | location=New York | isbn=978-1-4020-4425-0 |edition=2nd |chapter=Zheng He }}
* {{cite journal |last1=Deng |first1=Hui |last2=Li |first2=Xin |title=The Asian Monsoons and Zheng He's Voyages to the Western Ocean |journal=Journal of Navigation |year=2011 |volume=64 |issue=2 |pages=207–218 |doi=10.1017/S0373463310000469 |s2cid=128761254 }}
* {{cite journal |last1=Dooley |first1=Howard J. |title=The Great Leap Outward: China's Maritime Renaissance |journal=The Journal of East Asian Affairs |date=2012 |volume=26 |issue=1 |pages=53–76 | jstor=23257908 }}
* {{cite book | last=Dreyer | first=Edward L. | title=Zheng He: China and the Oceans in the Early Ming Dynasty, 1405–1433 | url=https://archive.org/details/zhenghechinaocea0000drey | year=2007 | publisher=Pearson Longman | location=New York | isbn=978-0-321-08443-9 | author-link=Edward L. Dreyer }}
* {{cite journal | last=Duyvendak | first=J. J. L. | title=The True Dates of the Chinese Maritime Expeditions in the Early Fifteenth Century | journal=T'oung Pao | year=1939 | volume=34 | issue=5 | pages=341–413 | author-link=J. J. L. Duyvendak | jstor=4527170 | doi=10.1163/156853238X00171}}
* {{cite journal | last=Fairbank | first=John King | title=Tributary Trade and China's Relations withWith the West | journal=The Far Eastern Quarterly | year=1942 | volume=1 | issue=2 | pages=129–149 | author-link=John K. Fairbank | jstor=2049617 | doi=10.2307/2049617| s2cid=161481668 }}
* {{cite journal | last=Finlay | first=Robert | title=Portuguese and Chinese Maritime Imperialism: Camoes's Lusiads and Luo Maodeng's Voyage of the San Bao Eunuch|journal=Comparative Studies in Society and History|year=1992 | volume=34 | issue=2 | pages=225–241 | jstor=178944 | doi=10.1017/S0010417500017667| s2cid=144362957 }}
* {{cite journal | last=Finlay | first=Robert | title=The Voyages of Zheng He: Ideology, State Power, and Maritime Trade in Ming China | journal=Journal of the Historical Society | year=2008 | volume=8 | issue=3 | pages=327–347 | doi=10.1111/j.1540-5923.2008.00250.x }}
*{{cite journal |last1=Holmes |first1=James R. |last2=Yoshihara |first2=Toshi |title=China's Naval Ambitions in the Indian Ocean |journal=Journal of Strategic Studies |date=2008 |volume=31 |issue=3 |pages=367–394 |doi=10.1080/01402390802024700}}
* {{cite book |last1=Holt |first1=John Clifford |title=Buddha in the Crown: Avalokiteśvara in the Buddhist Traditions of Sri Lanka |date=1991 |publisher=Oxford University Press |location=Oxford |isbn=978-0-19-506418-6}}
*{{cite book |last1=Jost |first1=Alexander |title=Early Global Interconnectivity acrossAcross the Indian Ocean World, Volume I: Commercial Structures and Exchanges |date=2019 |publisher=Palgrave Macmillan |location=Cham |isbn=978-3-319-97666-2 |chapter=“He"He Did Not Kiss the Earth Between His Hands”Hands": Arabic Sources on the Arrivals of the Zheng He Fleet in Aden and Mecca (1419–1432)}}
* {{cite journal |last1=Kutcher |first1=Norman A. |title=Qing Dynasty Perceptions of Zheng He and His Voyages |journal=China and Asia |date=2020 |volume=2 |issue=1 |pages=163–175 |doi=10.1163/2589465X-00201006}}
* {{cite journal | last=Lee | first=Jangwon | title=China's Looking Seaward: Zheng He's Voyage in the 21st Century | journal=International Area Studies Review | year=2010 | volume=13 | issue=3 | pages=89–110 | doi=10.1177/223386591001300305 | s2cid=154903952 }}
* {{cite book | last=Levathes | first=Louise | title=When China Ruled the Seas: The Treasure Fleet of the Dragon Throne, 1405–1433 | url=https://archive.org/details/whenchinaruledse00loui | year=1996 | publisher=Oxford University Press | location=New York | isbn=978-0-19-511207-8 | url-access=registration | url=https://archive.org/details/whenchinaruledse00loui }}
* {{cite journal |last1=Liu |first1=Yingsheng |title=An Open Knowledge System for Navigational Science: Zheng He’s Maritime Expeditions and Sino-Foreign Overseas Exchange |journal=China and Asia |date=2019 |volume=1 |issue=1 |pages=50–91 |doi=10.1163/2589465X-00101003}}
* {{cite journal |last1=Lo |first1=Jung-pang |title=The Decline of the Early Ming Navy |journal=Oriens Extremus |date=1958 |volume=5 |issue=2 |pages=149–168 | jstor=43383349 }}
* {{cite journal |last1=Mills |first1=J. V. G. |title=Chinese Coastal Maps |journal=Imago Mundi |date=1954 |volume=11 |pages=151–168 |doi=10.1080/03085695408592067 | jstor=1150192 }}
* {{cite book | last=Mills | first=J. V. G. | title=Ying-yai Sheng-lan: 'The Overall Survey of the Ocean's Shores' [1433] | year=1970 | publisher=Cambridge University Press | location=Cambridge | isbn=978-0-521-01032-0 }}
* {{cite journal |last1=Ming |first1=Wan |title=Zheng He's Voyages to the Western Oceans: 3 Books, 1 Map, 1 Novel, 1 Play, and 7 Steles |journal=Ming Studies |date=2005 |volume= |issue=51–52 |pages=31–42 |doi=10.1179/014703705788762672}}
* {{cite journal |last1=Ming |first1=Wan |title=Zheng He's Seven Voyages Into the Namoli Ocean–the Indian Ocean |journal=China and Asia |date=2019 |volume=1 |issue=1 |pages=92–125 |doi=10.1163/2589465X-00101004|s2cid=188578313 }}
* {{cite book | last=Needham | first=Joseph | title=Science and Civilisation in China, Volume 3: Mathematics and the Sciences of the Heavens and the Earth | year=1959 | publisher=Cambridge University Press | location=Cambridge | author-link=Joseph Needham | isbn=978-0-521-05801-8 }}
* {{cite book | last=Needham | first=Joseph | title=Science and Civilisation in China, Volume 4: Physics and Physical Technology, Part 3: Civil Engineering and Nautics | year=1971 | publisher=Cambridge University Press | location=Cambridge | isbn=978-0-521-07060-7 }}
* {{cite journal |last1=Nohara |first1=Jun J. |title=Sea Power as a Dominant Paradigm: The Rise of China's New Strategic Identity |journal=Journal of Contemporary East Asia Studies |date=2017 |volume=6 |issue=2 |pages=210–232 |doi=10.1080/24761028.2017.1391623 |doi-access=free }}
* {{cite journal |last1=O'Rourke |first1=Kevin H. |author-link1=Kevin O'Rourke |last2=Williamson |first2=Jeffrey G. |author-link2=Jeffrey G. Williamson|title=Did Vasco da Gama matterMatter for European marketsMarkets? |journal=The Economic History Review |date=2009 |volume=62 |issue=3 |pages=655–684 |doi=10.1111/j.1468-0289.2009.00468.x |s2cid=154740598 |url=https://ora.ox.ac.uk/objects/uuid:5a437264-28fd-40e8-aac2-2e87bfb0876a }}
* {{cite journal |last1=Ray |first1=Haraprasad |title=An Analysis of the Chinese Maritime Voyages intoInto the Indian Ocean duringDuring Early Ming Dynasty and theirTheir Raison d'Etre |journal=China Report |date=1987a |volume=23 |issue=1 |pages=65–87 |doi=10.1177/000944558702300107 |s2cid=154116680 }}
* {{cite journal |last1=Ray |first1=Haraprasad |title=The Eighth Voyage of the Dragon thatThat Never Was: An Enquiry intoInto the Causes of Cessation of Voyages During Early Ming Dynasty |journal=China Report |date=1987b |volume=23 |issue=2 |pages=157–178 |doi=10.1177/000944558702300202|s2cid=155029177 }}
*{{cite book |last1=Schottenhammer| first1=Angela |title=Early Global Interconnectivity acrossAcross the Indian Ocean World, Volume I: Commercial Structures and Exchanges |date=2019 |publisher=Palgrave Macmillan |location=Cham |isbn=978-3-319-97666-2 |chapter=Introduction }}
*{{cite journal |last1=Schottenhammer |first1=Angela |title=Consolidating Southeast Asia and the Meaning of Force in History: Pax Ming and the Case of Chen Zuyi 陳祖義 |journal=China and Asia |date=2021 |volume=3 |issue=1 |pages=130–168 |doi=10.1163/2589465X-030105}}
*{{cite journal |last1=Sen |first1=Tansen |title=The Impact of Zheng He's Expeditions on Indian Ocean Interactions |journal=Bulletin of the School of Oriental and African Studies |date=2016 |volume=79 |issue=3 |pages=609–636 |doi=10.1017/S0041977X16001038}}
*{{cite journal |last1=Siu |first1=Yiu |title=The Cessation of Zheng He's Voyages and the Beginning of Private Sailings: Fiscal Competition Between Emperors and Bureaucrats |journal=Journal of Chinese History |date=2023 |pages=1–20 |doi=10.1017/jch.2022.45|s2cid=258586977 }}
*{{cite book |last1=Suryadinata |first1=Leo |title=Admiral Zheng He & Southeast Asia |date=2005a |publisher=International Zheng He Society |location=Singapore |isbn=978-981-230-329-5 |chapter=Introduction | author-link=Leo Suryadinata }}
*{{cite book |last1=Suryadinata |first1=Leo |title=Admiral Zheng He & Southeast Asia |date=2005b |publisher=International Zheng He Society |location=Singapore |isbn=978-981-230-329-5 |chapter=Zheng He, Semarang and the Islamization of Java: Between History and Legend}}
*{{cite book |last1=Tan |first1=Ta Sen |title=Admiral Zheng He & Southeast Asia |date=2005 |publisher=International Zheng He Society |location=Singapore |isbn=978-981-230-329-5 |chapter=Did Zheng He Set Out Toto Colonize Southeast Asia? }}
*{{cite book |last1=Tsai |first1=Shih-shan Henry |title=Perpetual Happiness: The Ming Emperor Yongle |url=https://archive.org/details/perpetualhappine0000tsai |date=2001 |publisher=University of Washington Press |location=Seattle |isbn=978-0-295-98109-3}}
* {{cite book | last=Wang | first=Gungwu | title=The Cambridge History of China, Volume 8: The Ming Dynasty, 1398–1644, Part 2 | year=1998 | publisher=Cambridge University Press | location=Cambridge | author-link=Wang Gungwu | isbn=978-0-521-24333-9 | chapter=Ming Foreign Relations: Southeast Asia }}
* {{cite book |last1=Wang |first1=Yuan-kang |title=Responding Toto China's Rise: US and EU Strategies |date=2015 |publisher=Springer |isbn=978-3-319-10033-3 |chapter=The Myth of Chinese Exceptionalism: A Historical Perspective on China's Rise}}
* {{cite book | last=Wills | first=John E., Jr. | title=The Cambridge History of China, Volume 8: The Ming Dynasty, 1398–1644, Part 2 | year=1998 | publisher=Cambridge University Press | location=Cambridge | isbn=978-0-521-24333-9 | chapter=Relations withWith Maritime Europeans, 1514–1662 }}
* {{cite book |last1=Zheng |first1=Yangwen |title=China on the Sea: How the Maritime World Shaped Modern China |date=2014 |publisher=Brill |location=Leiden |isbn=978-90-04-19477-9}}
{{refend}}
 
== Bacaan lebih lanjut ==
{{refbegin|indent=yes}}
* {{cite book |last1=Liu |first1=Ying |last2=Chen |first2=Zhongping |last3=Blue |first3=Gregory |title=Zheng He's Maritime Voyages (1405–1433) and China's Relations With the Indian Ocean World: A Multilingual Bibliography |date=2014 |publisher=Brill |location=Leiden |isbn=978-90-04-28016-8}}
{{refend}}
 
== Pranala luar ==
{{Wikivoyage|Voyages of Zheng He}}
{{refbegin}}
{{refbegin|indent=yes}}
* [[Melvyn Bragg|Bragg, Melvyn]] [host]; [[Rana Mitter|Mitter, Rana]] [guest]; [[Julia Lovell|Lovell, Julia]] [guest]; [[Craig Clunas|Clunas, Craig]] [guest]; Morris, Thomas [producer] (2011). "[http://www.bbc.co.uk/programmes/b015p8c2 The Ming Voyages]". ''In Our Time''. BBC Radio 4.
* Luard[[Melvyn Bragg|Bragg, TimMelvyn]]; [presenter[Rana Mitter|Mitter, Rana]]; [[Julia Lovell|Lovell, Julia]]; [[Craig Clunas|Clunas, Craig]]; Morris, Thomas (20052011). "[httpshttp://www.bbc.co.uk/programmes/p03cgdlgb015p8c2 SwimmingThe DragonsMing Voyages]". ''MasterpieceIn Our Time''. BBC WorldRadio Service4.
* MitterLuard, Rana [presenter]; Crighton, Ben [producer]; Smith Rosser, Elizabeth [researcher]Tim (20182005). "[https://www.bbc.co.uk/programmes/b09zv3d7p03cgdlg ZhengSwimming He: The Admiral Goes to AfricaDragons]". ''Chinese CharactersMasterpiece''. BBC RadioWorld 4Service.
* Mitter, Rana; Crighton, Ben; Smith Rosser, Elizabeth (2018). "[https://www.bbc.co.uk/programmes/b09zv3d7 Zheng He: The Admiral Goes to Africa]". ''Chinese Characters''. BBC Radio 4.
* Smith, Adam (2013). "[http://www.penn.museum/blog/research/zheng-he-great-voyages-lecture/ The Voyages of Chinese Explorer Zheng He]". ''Great Voyages: Travels, Triumphs, and Tragedies''. Penn Museum. {{YouTube|id=le7r93whykg|link=no}}.
* [[Joanna Waley-Cohen|Waley-Cohen, Joanna]] (2012). "[https://www.brown.edu/about/administration/international-affairs/year-of-china/joanna-waley-cohen-lecture-sail-seas-marine-technology-and-treasure-fleets-early-ming-china-0 To Sail the Seas: Marine Technology and the Treasure Fleets of Early Ming China]". ''Technology and Society in Pre-Modern China''. Brown University.
* [[Dan Snow|Snow, Dan]]; Clunas, Craig; Hickmann, James; Patmore, Dougal (2023). [https://shows.acast.com/dansnowshistoryhit/episodes/zheng-he Zheng He: The Ming Dynasty Explorer]. ''Dan Snow's History Hit''. Acast.
* [[Joanna Waley-Cohen|Waley-Cohen, Joanna]] (2012). "[https://www.brown.edu/about/administration/international-affairs/year-of-china/joanna-waley-cohen-lecture-sail-seas-marine-technology-and-treasure-fleets-early-ming-china-0 To Sail the Seas: Marine Technology and the Treasure Fleets of Early Ming China]". ''Technology and Society in Pre-Modern China''. Brown University. {{webarchive |url=https://web.archive.org/web/20221209051521/https://www.brown.edu/about/administration/international-affairs/year-of-china/joanna-waley-cohen-lecture-sail-seas-marine-technology-and-treasure-fleets-early-ming-china-0|date=9 December 2022|nolink=y}}. {{YouTube|id=IgwkMYq8Aw4|link=no}}.
{{refend}}