Bakudung Batiung: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
|||
(10 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 7:
== Tradisi dalam upacara ==
Pada
Masyarakat Dayak Gaai juga memiliki tradisi yang hingga kini juga masih dipertahankan, yaitu panjat piruai atau pengambilan madu di pohon yang tinggi dengan cara berjalan diseutas rotan dari satu pohon ke pohon lainnya untuk mencapai sarang lebah.<ref name=Bontang/> Atraksi yang dilakukan pemuda Dayak Gaai ini juga selalu ditampilkan disetiap perayaan Bakudung Batiung.<ref name=Bontang/> Selain itu juga ada tradisi ''seksiang'', Para lelaki dewasa bersenjatakan tombak weheang atau tangkai padi dan melakukan simulasi perang-perangan di atas sampan di sungai.<ref name=kpdkaltim>{{cite web |url=http://kpdkaltim.com/wisata-kaltim/kebudayaan-kabupaten-berau/ |title=Kebudayaan Kabupaten Berau |publisher=KPD Kaltim |4= |accessdate=20 Maret 2015 }}{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Dalam rangkaian ini juga digelar rapat adat untuk penyempurnaan agar disetiap rangkaiannya tidak terlepas dari tata cara ritual adat yang sebenarnya.<ref name=Bontang/> Sebelum itu mereka perlu mendayung sampan terlebih dahulu ke hulu. Peperangan di mulai ketika sampan pelan-pelan hanyut ke hilir. Namun, tidak boleh asal menombak. Orang yang membelakangi musuh atau musuh yang sampannya karam dilarang keras di tombak.<ref name=kpdkaltim/>
== Referensi ==
Baris 15:
[[Kategori:Upacara adat]]
[[Kategori:
[[Kategori:Kabupaten Berau]]
|