AXIS: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k →Perkembangan awal: wikifisasi |
||
(23 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 7:
| type = Kartu SIM prabayar
| inventor =
| slogan = ''#
| launch year = [[27 April]] [[2001]] (sebagai '''Lippo Telecom''')<br />Februari [[2007]] (sebagai '''NTS''')<br />[[27 Februari]] [[2008]] (sebagai '''AXIS''')
| company =
| available = Seluruh Indonesia
| current supplier =
Baris 43:
| products = [[Operator jaringan seluler|Operator seluler]] [[GSM]]
| brands = Lippo Telecom (2001-2007)<br>NTS (2007-2008)<br>AXIS (2008-2014)
| homepage = axis.co.id
}}
=== Perkembangan awal ===
[[Berkas:Lippo Telecom.svg|jmpl|kiri|150px|Logo Lippo Telecom (2001-2007)]]
Operator ini bermula dari upaya [[Grup Lippo]] untuk membangun [[operator jaringan seluler|operator seluler]] (pertamanya) yang dimulai pada pertengahan [[1998]].<ref>[https://books.google.co.id/books?id=GrsTAQAAMAAJ&q=natrindo+pertengahan&dq=natrindo+pertengahan&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjh-Puy8NTuAhWCXCsKHUGHC9oQ6AEwAHoECAQQAg Gatra, Volume 11,Masalah 20-24]</ref> Kala itu, pemerintah melakukan tender untuk membangun jaringan komunikasi berbasis GSM (atau nama lainnya DCS, ''Digital Cellular System''/Sistem Seluler Digital) 1800 MHz pertama di Indonesia. Bersama dengan 4 perusahaan lain (yaitu PT [[Astratel Nusantara]], PT [[Telin|Ariawest International]], PT Primarindo Sistel, dan PT Kodel Margahayu Telindo), perusahaan patungan Lippo (85,6%) dan raksasa telekomunikasi [[Hong Kong]], [[Hutchison Asia Telecom Group|Hutchison Telecommunications]] bernama '''PT Natrindo Global Telekomunikasi''' (yang telah berdiri sejak 11 April 1994)<ref>[https://www1.hkexnews.hk/listedco/listconews/gem/20021019/e_8061pro-20000706app01.pdf Annual Report AcrossAsia Multimedia Ltd 2000]</ref> berhasil memenangkan tender yang diadakan pemerintah pada November 1998.<ref>[https://www.telecompaper.com/news/aria-west-others-awarded-dcs-1800-franchises--153960 ARIA WEST, OTHERS AWARDED DCS 1800 FRANCHISES]</ref> Tender ini bernilai [[Dolar Amerika Serikat|US$]] 60 juta dan Natrindo mendapatkan hak untuk membangun jaringan tersebut di [[Jawa Timur]].<ref>[https://books.google.co.id/books?id=ohVXAAAAMAAJ&q=Kalimantan,+PT+Natrindo+Global+Telekomunikasi+yang+bekerja+sama+dengan+Huttchison+Telecommu-+nication+untuk+Jawa+Timur,+dan+Konsorsium+Kodel+Margahayu+untuk+Kawasan+Timur+Indonesia.&dq=Kalimantan,+PT+Natrindo+Global+Telekomunikasi+yang+bekerja+sama+dengan+Huttchison+Telecommu-+nication+untuk+Jawa+Timur,+dan+Konsorsium+Kodel+Margahayu+untuk+Kawasan+Timur+Indonesia.&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjWofre8NTuAhWB4XMBHZ90AEsQ6AEwAHoECAAQAQ Panji masyarakat, Volume 2]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=3qW1AAAAIAAJ&q=natrindo+november+1998&dq=natrindo+november+1998&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjGu-nL8dTuAhVWdCsKHZRGBFYQ6AEwBXoECAYQAg Pan-Asian Telecom, Volume 2,Masalah 17-23]</ref><ref name="books.google.co.id">[https://books.google.co.id/books?id=-oIyKT1MOA4C&pg=PA217&dq=natrindo+1998&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjN4-Kk8NTuAhVFOSsKHVyTDPgQ6AEwAnoECAQQAg#v=onepage&q=natrindo%201998&f=false The City in Southeast Asia: Patterns, Processes and Policy]</ref> Seiring waktu, bisnis dan rencana pembangunan jaringan GSM 1800 dari PT Natrindo Global Telekomunikasi kemudian dialihkan ke '''PT Natrindo Telepon Seluler''' yang didirikan pada 2 Oktober 2000 dengan komposisi kepemilikan yang sama, yaitu oleh Lippo dan Hutchison.<ref>[http://disclosure.bursamalaysia.com/FileAccess/viewHtml?e=167354 MAXIS COMMUNICATIONS BERHAD ("Maxis" or "the Company") - Recurrent Related Party Transaction of a Revenue or Trading Nature]</ref> Selain kedua perusahaan ini, kemudian bergabung juga [[SoftBank]] dan [[China Resources]] sebagai pemegang saham minoritas.
Setelah persiapan, pada 27 April 2001 operasional PT Natrindo diluncurkan di Jawa Timur dengan merek '''Lippo Telecom'''. Target pelanggan awalnya adalah 80.000, dan berhasil menggaet 20.000 pelanggan di awal beroperasi. Modal awal yang dikeluarkan adalah US$ 20 juta dan 100 BTS. Lippo Telecom merupakan perusahaan pertama di Indonesia yang beroperasi dengan sistem GSM 1800 MHz dan pada saat itu pihaknya mengklaim bahwa sistem ini merupakan teknologi GSM termodern dunia.<ref>
Baris 55:
Upaya akuisisi ini diharapkan bisa mewujudkan niat Natrindo untuk beroperasi secara nasional, dan dengan hal tersebut Lippo sudah mempunyai peluang untuk beroperasi di Jawa Tengah, Jawa Timur, Jabodetabek dan Kalimantan. Bahkan, pada akhir 2002 sempat direncanakan perusahaan-perusahaan tersebut akan dilebur dalam PT Natrindo, ditambah dengan dua perusahaan GSM 1800 lain yang belum diakuisisi (dan juga sama-sama belum beroperasi), yaitu PT Astratel Nusantara dan PT Ariawest Internasional.<ref name="Merger DCS 1800 Buat Lippo"/><ref name="bisnis.tempo.co">[https://bisnis.tempo.co/read/32985/jurus-baru-penyelamatan-lippo-telecom Jurus Baru Penyelamatan Lippo Telecom]</ref> Lippo juga berencana untuk menggunakan jaringan bisnisnya yang "menggurita" di mana-mana untuk membangun bisnis komunikasinya ini.<ref>[https://www.rcrwireless.com/20010701/carriers/new-regulation-restructures-indonesias-cellular-services New regulation restructures Indonesia's cellular services]</ref> Hal ini diwujudkan dengan kerjasama misalnya dengan [[Bank Lippo]] dan [[AIA Financial|AIG Lippo Life]].<ref name="lippotel.com">{{Cite web |url=http://www.lippotel.com/id/media_detail.asp?pressid=11 |title=LippoTelecom Luncurkan ‘Prabayar Ekonomis’ |access-date=2006-11-10 |archive-date=2006-11-10 |archive-url=https://web.archive.org/web/20061110091024/http://www.lippotel.com/id/media_detail.asp?pressid=11 |dead-url=no }}</ref><ref>
{{Cite web |url=http://www.lippotel.com/id/media_detail.asp?pressid=5 |title=LippoTelecom Gandeng LippoBank |access-date=2005-02-23 |archive-date=2005-02-23 |archive-url=https://web.archive.org/web/20050223142727/http://www.lippotel.com/id/media_detail.asp?pressid=5 |dead-url=no }}
</ref> Bahkan, sempat ada rumor bahwa Lippo Telecom akan berkongsi dengan partnernya, Hutchison untuk mengambilalih saham pemerintah di [[
Namun, banyak yang menduga bahwa langkah mulus Lippo ini dibantu oleh pemerintah lewat [[Daftar Menteri Perhubungan Indonesia|Menteri Perhubungan dan Transportasi]] [[Agum Gumelar]], mengingat pemiliknya yang merupakan konglomerat besar berkoneksi tinggi. Agum misalnya pada November 2002 memerintahkan agar operator seluler diatas untuk segera merger dengan Lippo Telecom atau izin mereka akan dicabut. Pemerintah beralasan bahwa karena semua operator tersebut (Ariawest, Astratel, Inti Mitratama, Primarindo, Kodel Margahayu dan Mitra Perdana) belum beroperasi, maka lebih baik mereka menggabungkan diri.<ref name="Merger DCS 1800 Buat Lippo"/> Di Juni 2002, sebelumnya juga berhembus kabar bahwa Agum memaksa operator "raksasa" [[Excelcomindo]], [[Satelindo]] dan [[Telkomsel]] untuk memberikan jasa ''[[roaming]]'' kepada Lippo Telecom.<ref name="bisnis.tempo.co"/><ref>[https://books.google.co.id/books?id=Bb0TAQAAMAAJ&q=roaming+lippotelecom+2002&dq=roaming+lippotelecom+2002&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjDx4XR-9TuAhXWZCsKHcskDEcQ6AEwAHoECAAQAg Tempo, Volume 31,Masalah 13-18]</ref>
Baris 74:
Namun kemudian tampak rencana itu ditunda lagi dan sampai 2007, Lippo Telecom hanya menggaet 12.000 pelanggan di Bandung dan Surabaya. Akibat tindakan Lippo Telecom yang mengulur-ulur peluncurannya dan tampak tidak serius beroperasi di 3G, pada Juni 2007 [[BRTI]] sempat merencanakan untuk mencabut operasional perusahaan ini, dan BRTI memberi waktu 6 bulan agar Natrindo segera menyelesaikan kewajibannya.<ref>[https://inet.detik.com/telecommunication/d-798187/lisensi-seluler-lippo-telecom-terancam-dicabut Lisensi Seluler Lippo Telecom Terancam Dicabut]</ref><ref>[https://bisnis.tempo.co/read/103049/natrindo-diberi-waktu-enam-bulan Natrindo Diberi Waktu Enam Bulan]</ref> Namun, kemudian di tahun 2007 juga Natrindo mengalami perubahan kepemilikan kembali dengan Lippo menjual 44% sahamnya (dari anak usaha perusahaan afiliasinya, PT Aneka Tirta Nusa bernama Penta Investment BV) ke anak usaha Maxis lain, Althem BV dengan harga US$ 123,92 juta.<ref>[https://swa.co.id/swa/listed-articles/maxis-kuasai-saham-lippo-telecom Maxis Kuasai Saham Lippo Telecom]</ref><ref>[https://www.commsupdate.com/articles/2007/04/25/althem-strikes-deal-with-penta-investments-to-acquire-lippo-telecom-stake/ Althem strikes deal with Penta Investments to acquire Lippo Telecom stake]</ref> Penjualan yang berlangsung pada 25 April 2007 ini mengakibatkan saham Lippo menjadi hanya tersisa sangat sedikit sedangkan 95% dikuasai oleh Maxis Telecom. (Sebenarnya, anak usaha Maxis lain bernama Teleglobal Investments BV juga memiliki hak untuk membeli 5% saham sisa Lippo, tetapi tampaknya tidak dilakukan). Penjualan ini sempat menuai kontroversi karena dituduh jual-beli lisensi (walaupun [[Menkominfo]] saat itu [[Sofyan Djalil]] tidak menolaknya)<ref>[https://inet.detik.com/business/d-772679/dirjen-postel-kecewa-lippo-telecom-dicaplok-asingDirjen Postel Kecewa Lippo Telecom Dicaplok Asing]</ref> dan awalnya Maxis sempat menyampaikan akan mencari partner lokal lain.<ref>[https://www.antaranews.com/berita/62869/maxis-akan-cari-local-partner Maxis Akan Cari "Local Partner"]</ref> Sebelum transaksi ini dilakukan, sebenarnya merek Lippo Telecom sejak Februari 2007 sudah berganti nama menjadi '''NTS''', singkatan dari '''N'''atrindo '''T'''elepon '''S'''eluler.<ref>[https://priandoyo.wordpress.com/2007/05/09/natrindo-bagaimana-nasibmu/ Natrindo bagaimana nasibmu?]</ref>
Sebenarnya, Maxis tidak ingin merengkuh saham Natrindo secara mutlak dalam waktu lama pasca-akuisisi 44% saham tersebut, bahkan pada Mei 2007 Maxis sudah berencana untuk melepas saham mayoritas perusahaan tersebut.<ref>[https://www.thestar.com.my/business/business-news/2007/05/11/maxis-in-talks-on-natrindo-stake-sale Maxis in talks on Natrindo stake sale]</ref> Pada 26 Juni 2007, Maxis berhasil menjalin kesepakatan dengan [[Saudi Telecom Company]] (STC), sebuah perusahaan telekomunikasi besar [[Arab Saudi]] untuk menjual 51% sahamnya di Natrindo senilai US$ 3,05 miliar.<ref>[https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-798015/saudi-telecom-beli-51-saham-maxis-di-natrindo Saudi Telecom Beli 51% Saham Maxis di Natrindo]</ref> Menurut STC, transaksi ini dilakukan seiring upaya mereka untuk memperluas operasinya di berbagai negara Asia. Setelah transaksi ini, 51% saham dikuasai STC, 44% oleh Maxis dan sisanya oleh pihak lain.<ref name="industri.kontan.co.id">[https://industri.kontan.co.id/news/kongsi-group-lippo-dan-astro-malaysia-kian-di-ujung-tanduk Kongsi Group Lippo dan Astro Malaysia Kian di Ujung Tanduk]</ref> Akuisisi ini dilakukan dengan menjual perusahaan Maxis yang memegang saham di Natrindo, Teleglobal Investments BV kepada STC.<ref>[https://staticxl.ext.xlaxiata.co.id/s3fs-public/media/documents/2RingkasanRencanaPenggabungan.pdf Ringkasan Rancangan Akuisisi]</ref> (Transaksi Maxis dan STC ini jelas memakan biaya yang berkali-kali lipat lebih besar daripada saat Lippo menjual Natrindo pada Maxis beberapa tahun lalu, sehingga konon Lippo berang atas "kecerdikan" perusahaan Khrisnan ini. Akibatnya, keduanya terlibat konflik senilai US$ 250 juta yang pada akhirnya berakibat pada hancurnya kerjasama mereka di [[televisi kabel|TV kabel]] [[Astro Nusantara]] yang dimiliki juga sebagian oleh perusahaan Khrisnan lain, [[Astro (
===Peluncuran AXIS===
Baris 80:
Pada akhirnya, di tanggal 27 Februari 2008, Natrindo resmi mengganti merek NTS dengan '''AXIS''' dengan wilayah layanan awal di Jawa Timur (yang sebelumnya sudah dilayani oleh Lippo Telecom). Secara rinci, wilayah tersebut adalah [[Surabaya]], [[Mojokerto]], [[Lamongan]], [[Magetan]], [[Madiun]], [[Nganjuk]], [[Malang]] dan [[Kota Batu]], dilayani dengan 300 BTS. Untuk memperluas operasinya yang ditargetkan mencapai seluruh Jawa Timur pada akhir 2008, Axis merencanakan menambah 1.000 BTS hingga akhir tahun. Perluasan akan dilakukan ke beberapa kota seperti [[Trenggalek]] dan [[Jember]], dengan memakan biaya US$ 500 juta. Demi menarik pelanggan, AXIS pada saat itu menawarkan telepon dengan harga murah dan sudah membangun "AXIS Center" di beberapa wilayah Malang dan Surabaya.<ref>[https://tekno.kompas.com/read/2008/02/27/21002964/layanan.gsm.axis.masuk.jawa.timur Layanan GSM Axis Masuk Jawa Timur]</ref>
Seiring dengan rencana juga untuk beroperasi secara nasional dengan wilayah awal di [[
Pada saat itu, AXIS belum meluncurkan layanannya secara nasional walaupun sudah ada izinnya, sehingga pada Maret 2008 sempat muncul desakan untuk mencabut izin perusahaan ini.<ref>[https://www.antaranews.com/berita/97718/seruan-mencabut-lisensi-nts-makin-kuat Seruan Mencabut Lisensi NTS Makin Kuat]</ref> Namun, akhirnya polemik itu dapat diatasi setelah pada 23 April 2008, AXIS resmi diluncurkan untuk beroperasi secara nasional, dengan dimulai dari daerah Jawa Barat, Jawa Timur dan Jabodetabek. Selanjutnya, operasi direncanakan diperluas ke wilayah Indonesia, yaitu di Sumatera Utara pada Mei 2008 dengan 400 BTS, Jawa Tengah pada Juni 2008 dengan 250 BTS, dan Bali-Lombok pada Juli 2008 dengan 120 BTS. Targetnya, adalah 2 juta pelanggan di akhir tahun, 10% pangsa pasar dalam 3 tahun dan operasionalnya sudah menasional pada akhir 2009.<ref>[https://tekno.kompas.com/read/2008/04/23/16015379/layanan.seluler.axis.targetkan.2.juta.pelanggan Layanan Seluler Axis Targetkan 2 Juta Pelanggan]</ref><ref>[https://www.antaranews.com/berita/100068/axis-operator-gsm-beroperasi-secara-nasional Axis, Operator GSM Beroperasi Secara Nasional]</ref><ref>[https://www.commsupdate.com/articles/2008/04/24/nts-re-launches-affordable-gsm-service-under-a-new-name-axis/ NTS re-launches ‘affordable’ GSM service under a new name – Axis]</ref>
Baris 86:
Namun, baru mulai beroperasi, pada bulan Mei 2008 AXIS sempat tersandung isu [[setanisme]] karena menggunakan angka yang mirip dengan [[666]] (Rp 60/[[SMS]], Rp 60/menit menelepon sesama AXIS, Rp 600/menit menelepon ke operator lain) dalam iklannya. Rumor yang banyak menyebar di kalangan [[Kristen]] ini dibantah oleh manajemen AXIS hanya sebagai miskonsepsi.<ref>[https://nasional.kompas.com/read/2008/05/08/16261191/axis.tak.takut.disebut.kartu.setan Axis Tak Takut Disebut Kartu Setan]</ref><ref>[https://techno.okezone.com/read/2008/05/10/54/108036/axis-setan-ternyata-benar Axis SeTan Ternyata Benar!]</ref><ref>[http://fivelements.blogspot.com/2008/06/axis-dari-setan.html AXIS: Dari Setan?!]{{Pranala mati|date=Januari 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Juga sempat ada rumor bahwa pemegang saham utama AXIS, STC sempat berencana untuk menjual 20% sahamnya di AXIS pada pihak lain, meskipun akhirnya dibantah oleh AXIS.<ref>[https://techno.okezone.com/read/2008/11/26/54/168095/axis-ditinggal-saudi-telecom-company Axis Ditinggal Saudi Telecom Company?]</ref> Terlepas dari hal tersebut, pada akhir 2008 wilayah layanan AXIS sudah menyebar ke wilayah yang ditargetkan sebelumnya, ditambah [[Banten]] dan [[Riau]]. Manajemen menargetkan pada 2009 sudah memiliki 6.000 BTS, dan pemerintah meminta AXIS jika berkomitmen ingin bermain dalam industri ini harus sudah punya 10.000 BTS pada akhir 2010.<ref>[https://industri.kontan.co.id/news/axis-targetkan-miliki-6.000-bts-tahun-2009 Axis Targetkan Miliki 6.000 BTS tahun 2009]</ref><ref>[https://inet.detik.com/telecommunication/d-909253/natrindo-axis-harus-bisa-kejar-xl-di-2009 Natrindo Axis Harus Bisa Kejar XL di 2009]</ref>
Di awal 2009, tercatat pengguna AXIS sudah menjadi 3,5 juta orang dengan mayoritas adalah kaum pemuda. Tahun 2009 juga direncanakan AXIS akan memperluas jaringannya ke Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, [[
Pada 2011, AXIS sudah melayani 11 juta pelanggan dan beroperasi di 400 kota di seluruh Indonesia, yang membuatnya diklaim sebagai operator terbesar keempat di Indonesia dalam hal luas wilayah jangkauan. Selain untuk konsumer, di Maret 2011 AXIS juga menjalin kerjasama dengan [[Artatel]] dalam meluncurkan produk khusus korporasi.<ref>[http://m.batamtoday.com/berita2385-Axis-Kerjasama-Artatel-Luncurkan-Paket-Telpon-Hemat.html Axis Kerjasama Artatel Luncurkan Paket Telpon Hemat]</ref><ref>[http://techno.okezone.com/read/2011/06/23/54/471875/axis-ubah-nama-perusahaan Axis Ubah Nama Perusahaan]</ref> Di tanggal 15 Maret 2011, STC (lewat Teleglobal) menaikkan kepemilikan sahamnya menjadi 80,1%, sedangkan sisa 14,9% sahamnya masih dipegang oleh Maxis (lewat Althem) dan 5%-nya lagi oleh perusahaan lokal Indonesia bernama Harmersha Investindo (yang kurang jelas siapa pemiliknya). STC juga berencana untuk memberikan dana lebih dari US$ 300 juta untuk pengembangan AXIS, setelah pengendalian perusahaan kini beralih sepenuhnya kepadanya. STC awalnya juga merencanakan di waktu mendatang akan meningkatkan sahamnya lagi dengan membeli sisa saham Maxis.<ref>[https://www.itp.net/584161-stc-to-increase-its-stake-in-nts STC to increase its stake in NTS]</ref><ref>[https://www.viva.co.id/arsip/209532-saudi-telecom-perbesar-saham-kepemilikan-axis Saudi Telecom Perbesar Kepemilikan Saham Axis]</ref> Seiring dengan perkembangan perubahan kepemilikan ini, pada 7 Juni 2011 nama perusahaan berubah dari PT Natrindo Telepon Seluler menjadi '''PT Axis Telekom Indonesia'''.<ref>[https://kabar24.bisnis.com/read/20110623/186/35909/natrindo-ganti-nama Natrindo ganti nama]</ref>
Baris 99:
Rumor ini akhirnya terkonfirmasi lewat perjanjian jual-beli bersyarat atau ''conditional sales purchase agreement'', yang dilakukan pada 26 Desember 2013. Dalam perjanjian jual-beli ini, STC dan Maxis lewat anak usahanya, Teleglobal BV dan Althem BV akan menjual seluruh kepemilikan sahamnya (95%) kepada XL Axiata.<ref>{{Cite news|url=http://tekno.kompas.com/read/xml/2013/12/20/1523465/XL.dan.Axis.Umbar.Kemesraan.di.Bersahabat..|title=XL dan Axis Umbar Kemesraan di "Bersahabat"|publisher=Kompas.com|date=13 Desember 2013|accessdate=22 Desember 2016|last=Panji|first=Aditya|editor-last=Wahyudi|editor-first=Reza|work=[[Kompas.com]]}}</ref><ref name="indotelko.com">[https://www.indotelko.com/read/1380177103/Axis-Ditaksir-US-865-juta-XL-dan-STC-Tandatangani-CSPA Axis Ditaksir US$ 865 juta, XL dan STC Tandatangani CSPA]</ref> XL Axiata akan mengeluarkan kocek senilai US$ 865 juta, yang digunakan untuk membayar saham dan hutang AXIS. Kondisi AXIS dalam akuisisi ini adalah akan bersih dari utang dan posisi kas nol (''cash free and debt free'').<ref>[http://tekno.kompas.com/read/2013/12/11/1734560/Axis.Diakuisisi.XL.Negara.Tak.Jadi.Rugi Axis Diakuisisi XL, Negara tak jadi rugi]</ref> Menurut Presiden [[Direktur]] XL, [[Hasnul Suhaimi]], akuisisi ini dilakukan dalam rangka konsolidasi industri telekomunikasi, mampu memperkuat kinerja XL dan mengatasi masalah yang dihadapi XL. Pada saat itu, XL sedang menghadapi masalah di tengah transisi pasar yang berpindah dari jasa telepon/[[SMS]] ke layanan internet data yang memakan kapasitas besar, sehingga diharapkan XL dengan akuisisi ini bisa menambah frekuensinya.<ref name="indotelko.com"/><ref>[https://swa.co.id/swa/review/book-review/ppm-ungkap-cerita-di-balik-merger-xl-axis PPM Ungkap Cerita di Balik Merger XL-AXIS]</ref><ref>[https://id.berita.yahoo.com/xl-dan-stc-tandatangani-perjanjian-akuisisi-axis-senilai-073209023.htmlXL dan STC Tandatangani Perjanjian Akuisisi AXIS Senilai USD 865 Juta]</ref> Selain itu, akuisisi ini juga dilatarbelakangi beberapa hal seperti permasalahan hutang AXIS. Pada semester I 2013, hutang AXIS mencapai Rp 11 triliun, dan menurut [[Menkominfo]] [[Tifatul Sembiring]], AXIS bermasalah karena tidak mampu membayar Biaya Hak Penggunaaan (BHP) frekuensi mereka senilai Rp 1 triliun. Pada saat itu, Tifatul sempat berusaha membantu dengan menyarankan [[Telkomsel]] untuk membeli AXIS, tetapi Telkomsel menolak karena biaya awalnya Rp 17 triliun dianggap terlalu mahal. Jadilah XL yang menjadi pembeli AXIS, tetapi dengan harga lebih rendah dari taksiran awal US$ 880 juta.<ref>[https://www.indotelko.com/read/1380252631/menelisik-cspa-antara-xl-dan-stc Menelisik CSPA antara XL dan STC]</ref><ref>[https://tekno.kompas.com/read/2013/12/11/1734560/Axis.Diakuisisi.XL.Negara.Tak.Jadi.Rugi Axis Diakuisisi XL, Negara Tak Jadi Rugi]</ref><ref name="XL-Axis Resmi Jadi Satu Badan Usaha">[https://inet.detik.com/telecommunication/d-2549296/xl-axis-resmi-jadi-satu-badan-usaha XL-Axis Resmi Jadi Satu Badan Usaha]</ref>
Dalam transaksi dimana Merrill Lynch (Singapore) Pte. Ltd. ([[Bank of America Merrill Lynch]]) bertindak sebagai penasihat keuangan dari XL ini,<ref>{{Cite news|url=http://tekno.kompas.com/read/2013/09/26/1322238/XL.Axiata.Akuisisi.Axis |title=XL Axiata Akuisisi Axis|publisher=Kompas.com|date=26 September 2013|accessdate=26 September 2013|last=Panji|first=Aditya|editor-last=Hidayat|editor-first=Wicak|work=[[Kompas.com]]}}</ref><ref>{{Cite news|url=http://techno.okezone.com/read/2014/03/21/54/958504/dipinang-xl-brand-axis-tetap-eksis |title=Dipinang XL, Brand Axis Tetap Eksis |date=Maret 21, 2014|last=Librianty |first=Andina |work=[[Okezone.com]] }}</ref><ref>{{Cite news|url=http://tekno.kompas.com/read/2014/04/04/0847461/Jaringan.XL.dan.Axis.Segera.Disatukan.?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Kknwp |title=Jaringan XL dan Axis Segera "Disatukan"|date=April 04, 2014|last=Panji|first=Aditya|editor-last=Hidayat|editor-first=Wicak|work=[[Kompas.com]]}}</ref> XL mendapatkan dananya dari pinjaman beberapa pihak, yaitu dari induknya, [[Axiata]] senilai US$ 500 juta ditambah sisanya dari pinjaman bank asing yaitu [[UOB]], [[MUFG|Bank of Tokyo-Mitsubishi]], dan [[DBS]].<ref name="liputan6.com">[https://www.liputan6.com/saham/read/783431/xl-axiata-merger-dengan-axis-efektif-februari-2014 XL Axiata Merger dengan Axis Efektif Februari 2014]</ref> Sebelumnya, pihak XL juga sempat merencanakan menerbitkan [[obligasi]], melakukan ''[[rights issue]]'' dan berbagai tindakan lainnya untuk mendapatkan pendanaan dalam proses akuisisi.<ref>[https://inet.detik.com/telecommunication/d-2335150/stc-putuskan-jual-axis STC Putuskan Jual Axis]</ref> Transaksi ini rupanya mendapatkan "lampu hijau" dan persetujuan dari berbagai pihak, seperti Kemenkominfo, [[KPPU]], [[Rapat Umum Pemegang Saham|RUPSLB]] pada Februari 2014 dan juga dari pasar saham sehingga berjalan dengan cukup baik.<ref>[https://market.bisnis.com/read/20130927/192/165703/akuisisi-axis-harga-saham-xl-naik-114-ke-rp4425 Akuisisi Axis, Harga Saham XL Naik 1,14% ke Rp4.425]</ref> Syaratnya, awalnya XL harus mengembalikan sejumlah frekuensi pada negara, dan masalah frekuensi ini sempat menimbulkan polemik di [[Kemenko Perekonomian]] dan [[Komisi I DPR]].<ref>[https://teknologi.bisnis.com/read/20140224/101/205483/merger-xl-axis-ini-alasan-kemenko-perekonomian-minta-ditinjau-ulang Merger XL-Axis: Ini Alasan Kemenko Perekonomian Minta Ditinjau Ulang]</ref><ref>[https://www.merdeka.com/teknologi/merger-xl-axis-terganjal-dpr.html Merger XL-Axis terganjal DPR?]</ref> Namun akhirnya pemerintah sepakat hanya frekuensi
Seiring waktu, kemudian pada tanggal [[20 Maret]] [[2014]], XL telah menyelesaikan kesepakatan akuisisi dengan penandatangan dokumen penyelesaian transaksi pada tanggal [[19 Maret]] [[2014]] antara XL dan STC. Dengan selesainya transaksi ini, maka XL telah secara resmi menjadi pemegang saham mayoritas (95%) di AXIS.<ref>{{Cite news|url=http://tekno.kompas.com/read/2014/03/20/1034103/xl.resmi.akuisisi.axis|title=XL Resmi Akuisisi Axis|last=Panji|first=Aditya|editor-last=Wahyudi|editor-first=Reza|work=[[Kompas.com]]|date=2014-03-20}}</ref> Seiring transaksi ini, juga ada perpindahan pemegang saham minoritas (5%) dari PT Harmersha Investindo yang dijual pada PT Pesona Nuansa Abadi dengan harga US$ 5, seiring dengan keuangan AXIS yang buruk (rugi Rp 7,31 T pada 2014).<ref name="market.bisnis.com">[https://market.bisnis.com/read/20140120/194/198352/merger-xl-axis-tidak-terbitkan-saham-baru Merger XL-AXIS: Tidak Terbitkan Saham Baru]</ref> Dari US$ 865 juta yang digunakan dalam akuisisi, US$ 100 dibayar pada Teleglobal BV dan sisanya untuk membayar hutang dan kewajiban AXIS. Proses akuisisi ini rupanya tidak berakhir dengan kepemilikan saham mayoritas XL atas PT Axis Telekom, melainkan juga merger antara keduanya. Dalam proses merger ini, yang sudah disepakati sejak awal dan disetujui dalam RUPSLB XL Februari 2014, penggabungan usaha awalnya direncanakan terjadi pada 28 Februari 2014.<ref name="liputan6.com"/><ref>[https://investasi.kontan.co.id/news/februari-2014-excl-dan-axis-melebur Februari 2014, EXCL dan AXIS melebur]</ref> Dalam merger ini, XL akan memiliki 65 juta pelanggan dan 21% pangsa pasar, sedangkan merek AXIS tetap dipertahankan sebagai ''brand'' XL Axiata.<ref name="XL-Axis Resmi Jadi Satu Badan Usaha"/> Setelah sempat tertunda, akhirnya pada [[8 April]] 2014 keduanya resmi merger setelah mentandatangani perjanjian penggabungan.<ref>{{Cite news|url=http://tekno.kompas.com/read/2014/04/08/1717055/xl.dan.axis.resmi.jadi.satu.perusahaan|title=XL dan Axis Resmi Jadi Satu Perusahaan|last=Panji|first=Aditya|editor-last=Hidayat|editor-first=Wicak|work=[[Kompas.com]]|date=2014-04-08}}</ref> Pemegang saham yang tersisa (5%) di AXIS, yaitu PT Pesona Nuansa Abadi, kemudian menjual sahamnya ke XL dalam proses merger ini sehingga dalam "detik-detik merger" ini kepemilikan XL atas PT Axis Telekom sudah mencapai 100%.<ref name="market.bisnis.com"/><ref>[https://www.beritasatu.com/archive/176529/xlaxis-resmi-merger XL-Axis Resmi Merger]</ref> Merger ini menghasilkan XL Axiata sebagai ''surviving company'', sedangkan PT Axis Telekom adalah perusahaan yang melebur. Setelah penggabungan usaha ini, kedua perusahaan tersebut melakukan integrasi di segala bidang, termasuk integrasi jaringan, pelanggan, sistem tarif, hingga sumber daya karyawan. Integrasi akan dipimpin oleh Ongki Kurniawan, ''Chief Service Management Officer'' XL. Setelah integrasi selesai, tongkat kepemimpinan akan kembali ke Hasnul.
Baris 109 ⟶ 111:
[[Dian Siswarini]] mengatakan, “Peluncuran kembali merek AXIS ini adalah tindak lanjut dari proses merger dan akuisisi sebelumnya. Keputusan mempertahankan merek AXIS adalah untuk memberikan layanan yang lengkap kepada pelanggan, sesuai dengan kebutuhan masing-masing. AXIS dan XL akan saling melengkapi satu sama lainnya dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Nah, untuk AXIS baru ini, kami mengenalkan konsep Iritologi yakni gaya hidup menggunakan layanan telekomunikasi yang simple sesuai kebutuhan dengan tarif irit.”
Pada tanggal [[14 November]] [[2023]], XL Axiata memperkenalkan layanan migrasi operator seluler AXIS ke layanan operator seluler XL melalui aplikasi myXL dan AXISnet, hal ini tidak menghilangkan nomor ponsel AXIS dan paket sebelumnya.
== Slogan ==
[[Berkas:Kartu_AXIS_Indonesia_(Jaringan_XL_Axiata_4G).jpg|jmpl|170px|Kartu AXIS]]
Sebagai Lippo Telecom
* ''Lippo Untuk Semua'' (2001-2002)
* ''No.1 Internetnya'' (2002-2005, 2007)
* ''Lebih Hidup Bersama Lippo Telecom'' (2005-2007)
Sebagai NTS
* ''Telepon Untuk Satu'' (2007-Februari 2008)
Baris 119 ⟶ 125:
* ''Axis Telepon No.1'' (2008)
* ''GSM Yang Baik'' (2008-2014)
* ''
* ''
* ''#KenapaNggak'' (2019-2023)
* ''#EmangKitaBeda'' (2023-sekarang)
== Lihat pula ==
|