Ayat Kursi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Membalikkan revisi 13249034 oleh 50.86.52.111 (bicara) |
Soufiyouns (bicara | kontrib) + {Authority control}} |
||
(28 revisi perantara oleh 19 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Ensiklopedia Islam|Muhammad}}
[[Berkas:002-255.png|right|thumb|300px| Mushaf ayat kursi, [[Surah Al-Baqarah]][2] ayat (255)]]▼
[[File:Ayatolkorsi2.jpg|thumb|Ayat Kursi|280x280px]]
'''Ayat Kursi''' ({{lang-ar|آية الكرسي|’āyat al-kursī}}) atau '''Ayat Singgasana''' adalah ayat ke-255 dari [[Surah Al-Baqarah]]. Ayat ini disebutkan dalam sebuah [[hadits]] yang diriwayatkan [[Ubay bin Ka'ab]]<ref>
== Terjemahan ==
▲[[Berkas:002-255.png|
[[File:Ayatul Kursi by AbdurRahman Al Sudais.wav|thumbnail|400px|Pembacaan '' ʾĀyat al-Kursī '' oleh Imam [[Abdurrahman as-Sudais]]]]
=== [[Departemen Agama Republik Indonesia|Departemen Agama]] ===
''Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi<sup>(1)</sup> Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.''
Baris 19 ⟶ 22:
# Ayat inilah yang disebut Ayatul-Kursi, "Ayat Singgasana". Siapakah yang mampu menerjemahkan keagungan makna ini, atau meniru irama kata-katanya yang begitu padat dan terpilih tepat sekali? Bahkan dalam asli bahasa Arabnya makna itu tampaknya lebih besar daripada yang dapat diungkapkan dalam kata-kata.{{br}}Sifat-sifat Allah yang begitu berbeda dari segala yang kita ketahui dalam dunia kita ini, sehingga kita harus puas dengan pengertian bahwa satu-satunya kata yang tepat, yang dapat kita pakai menyebut-Nya ialah "Dia" - kata ganti yang mengandung arti nama-Nya. Nama-Nya - Allah - yang kadang salah pakai dan digunakan pada makhluk-makhluk dan benda-benda lain; dan kita harus tegas-tegas menolak setiap gagasan atau kesan bahwa ada sesuatu sebagai sekutu Allah, Tuhan Tunggal Yang Hidup. Ia hidup, tetapi hidup-Nya berdiri sendiri dan abadi, tidak tergantung kepada apa pun dan tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Sifat al-Qayyum barangkali tidak sekadar berarti "Berdiri Sendiri" tetapi juga mengandung arti "Menjaga dan memelihara hidup", hidup-Nya merupakan sumber dan penopang yang terus-menerus terhadap segala asal bentuk kehidupan.{{br}}Hidup yang sempurna adalah hidup yang penuh dengan kegiatan yang sempurna pula, kebalikannya daripada hidup yang tidak sempurna, yang dapat kita lihat di sekeliling kita, yang bukan hanya menjadi sasaran maut, tetapi juga sudah tak berdaya atau kegiatan yang berangsur surut (sesuatu yang berada antara kegiatan dengan tidur, yang dalam hal ini saya sependapat dengan penerjemah-penerjemah lain yang menggunakan kata "terlena") dan memerlukan tidur penuh. Kebalikannya daripada ini ialah ungkapan yang dipakai dalam Kitab Mazmur lxxviii. 65: "Lalu terjagalah Tuhan, seperti orang yang tertidur, seperti pahlawan yang siuman dari mabuk anggur."<ref name="Yusuf Ali"/>
# Mereka
# Singgasana, kursi, kekuatan, ilmu, simbol kekuasaan. Dalam pikiran kita, kita sudah menghabiskan segalanya walau kita berkata "langit dan bumi". Memang dalam segalanya adalah kekuasaan Allah, kehendak dan wewenang-Nya. Segalanya itu sudah tentu termasuk hal-hal rohani dan indra. Bandingkan dengan letupan Wordsworth yang indah ini dalam "Tintern Abbey": "''Yang tempat tinggalnya sinar seperangkat matahari, Dan samudera bundar dan udara lepas, Dan di langit biru, dan dalam jiwa manusia; Secercah gerak dan segenggam roh yang mendorong segala yang berpikir, segala
# Menjaga dan memelihara keduanya
Baris 30 ⟶ 33:
:kemudian Ubay bin Ka'ab pun menjawab: "Ayat Kursi."
Lalu dia mengatakan: "Engkau akan dilelahkan oleh ilmu, hai Abu Mundzir. Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya ayat kursi itu mempunyai satu lidah dan dua bibir yang senantiasa menyucikan al-Malik (Allah) di sisi tiang 'Arsy."<ref name="Ibnu Katsir"/>
== Keutamaan ==
Ada sejumlah keutamaan ayat kursi, antara lain tujuh poin berikut ini:
'''1. Pemimpin ayat Al Quran'''
''Segala sesuatu itu mempunyai puncaknya dan puncak Al-Qur'an ialah surat al-Baqarah, di dalamnya terdapat sebuah ayat pemimpin semua ayat Al-Qur'an yaitu Ayat Kursi.'' (HR. Tirmidzi)
'''2. Doa mustajabah'''
Siapa yang membaca ayat kursi lalu berdoa, doanya akan dikabulkan Allah karena di dalam ayat kursi ada asma Allah yang paling agung, yakni al hayyu al qayyuum.
'''3. Kunci masuk surga'''
''Barang siapa membaca ayat kursi sehabis setiap sholat fardhu maka tiada penghalang baginya untuk memasuki [[surga]] kecuali hanya mati.'' (HR. Thabrani)
'''4. Ayat yang paling agung'''
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepada Ubay Bin ka’ab, “Ayat kitab Allah manakah yang paling agung?” Ubay menjawab, “Allah dan RasulNya lebih mengetahui.”
Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam mengulang-ulang pertanyaannya, maka Ubay menjawab, “Ayat kursi.” Rasulullah lantas membenarkan jawaban tersebut.
'''5. Perlindungan dari jin dan [[sihir]]'''
Sebagaimana hadits panjang yang diriwayatkan Ubay bin Ka'ab di atas.
'''6. Seperempat Al-Qur'an'''
“Bukankah kamu telah ayat kursi (Allahu laa ilaha illa huwa)?” Laki-laki itu menjawab, “Benar.” Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “seperempat Al Quran.” (HR. Ahmad)
'''7. Pahala mati syahid'''
''Barangsiapa membaca ayat kursi setiap selesai sholat, maka yang akan mencabut nyawanya adalah Allah sendiri dan ia bagaikan orang yang berperang bersama para nabi hingga mendapatkan mati syahid.'' (HR. Hakim)<ref>[https://bersamadakwah.net/bacaan-ayat-kursi/ Ayat Kursi]</ref>
== Referensi ==
Baris 38 ⟶ 74:
* [[Al-Qur'an]]
{{Authority control}}
[[Kategori:Al Baqarah|255]]▼
[[Kategori:Ayat|002255]]
[[Kategori:Ayat dalam Al-Qur'an]]
|