Adam dan Hawa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Nampak, +Tampak; -nampak, +tampak; -Nampaknya, +Tampaknya; -nampaknya, +tampaknya)
Soufiyouns (bicara | kontrib)
+ {{Authority control}}
 
(45 revisi perantara oleh 25 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 2:
[[Berkas:Niedersächsischer Meister 001.jpg|jmpl|ka|Lukisan yang menggambarkan Adam dan Hawa.]]
 
Dalam kepercayaan [[agama Abrahamik]], '''Adam dan Hawa''' adalah kedua sosok yang diyakini sebagai pasangan manusia pertama di bumi dan keseluruhan manusia modern ini diyakini merupakan keturunan dari mereka berdua. Garis besar kisah mereka sama antara yang tertuang dalam [[Alkitab]] dan [[Al-Qur'an]], meski terdapat beberapa perbedaan. Kisah Adam dan Hawa memengaruhi pandangan masyarakat penganut agama Abrahamik; baik terkait manusia, gender, dan identitas.
[[Adam]] ([[Ibrani]]: {{resize|150%|אָדָם}}; [[Bahasa Arab|Arab]]:{{resize|150%|آدم}}, berarti tanah, manusia, atau cokelat muda) adalah dipercaya oleh agama-agama Samawi sebagai manusia pertama, bersama dengan istrinya yang bernama [[Hawa]]. Menurut Agama Samawi pula, merekalah orang tua dari semua manusia yang ada di dunia. Rincian kisah mengenai '''Adam dan Hawa''' berbeda-beda antara agama [[Islam]], [[Yahudi]], [[Kristen]], mau pun agama lain yang berkembang dari ketiga agama [[Abrahamik]] ini.
 
== Kisah ==
[[Hawa]] (Arab:{{resize|150%|حواء}}, [[Bahasa Inggris]]: Eve) adalah istri dari [[Adam]] dan dianggap sebagai ''Ummul Bashar'' ("Ibu Umat Manusia"). Alkitab menempatkan Manusia ini pada urutan kedua setelah Adam yang diciptakan dari tulang rusuk dan menjadikan keyakinan yang mendunia, demikian juga dalam dunia Islam pada umumnya.
{{artikel|Adam|Hawa}}
Dalam [[Tanakh]] (kitab suci Yahudi) dan [[Alkitab]] (kitab suci Kristen) termuat pada [[Kitab Kejadian]] (Beresyit) pasal 2-5. Selain dari kitab suci, kisah Adam juga terdapat dalam beberapa riwayat [[hadits]] dan [[literatur Rabinik]]. Sedangkan dalam [[Al-Qur'an]] (kitab suci Islam), kisah Adam termaktub dalam surah Al-Baqarah (2): 30-39, Al-A'raf (07): 11-25, Al-Hijr (15): 26-44, Al-Isra' (17): 61-65, Thaha (20): 115-126, dan Shad (38): 67-88.
 
Meski secara garis besar sama, ada perbedaan di antara Alkitab dan Al-Qur'an mengenai kisah Adam.
== Adam menurut Islam ==
* Kisah penciptaan Adam Kisah Adam dalam Alkitab diawali dengan Allah menciptakan alam semesta beserta isinya.<ref>{{Alkitab|Kejadian 1: 1-31}}</ref>
Adam hidup selama 930 tahun setelah penciptaan (sekitar 3760-2830 SM), sedangkan [[Hawa]] lahir ketika Adam berusia 130 tahun. [[Al-Quran]] memuat kisah Adam dalam beberapa surat, di antaranya [[Al-Baqarah]] [2]:30-38 dan [[Al-A’raaf]] [7]:11-25. Ia mendapat gelar dari Allah dengan gelar '''''Safi Allah'''''.
* Alkitab menerangkan bahwa manusia (Adam) diciptakan menurut rupa dan gambar Allah,<ref>{{Alkitab|Kejadian 1: 26}}</ref> sedangkan Al-Qur'an menyatakan bahwa tidak ada yang serupa dengan Allah.<ref>Asy-Syura (42): 11</ref>. Kisah penciptaan Adam dalam Al-Qur'an diawali dengan percakapan antara Allah dan para malaikat. Allah menyatakan hendak menciptakan manusia yang berperan sebagai khalifah (wakil, penerus) di bumi, tetapi malaikat memandang bahwa mereka yang lebih pantas menerima peran tersebut karena mereka selalu bertasbih pada Allah, sedangkan manusia dipandang hanya akan merusak bumi dan menumpahkan darah di sana.<ref>Al-Baqarah (02): 30</ref> Alkitab tidak menyertakan percakapan ini.
* Dalam Alkitab disebutkan bahwa Allah meminta Adam memberi nama hewan-hewan.<ref>{{Alkitab|Kejadian 2: 19-20}}</ref>. Sedangkan dalam Al-Qur'an disebutkan bahwa Allah mengajarkan nama segala sesuatu pada Adam, <ref>Al-Baqarah (02): 31</ref>
* Al-Qur'an menjelaskan bahwa Allah memerintahkan para malaikat untuk bersujud kepada Adam. Para malaikat melakukannya, tetapi iblis menolak sehingga dia diusir dari surga.<ref>Al-A'raf (07): 13</ref><ref>Al-Hijr (15): 34-35</ref> Kisah ini tidak terdapat dalam Alkitab.
* Alkitab menyebutkan bahwa saat Adam tidur, Allah menciptakan Hawa dari tulang rusuknya.<ref>{{Alkitab|Kejadian 2: 21-24}}</ref> Al-Qur'an tidak menjelaskan mengenai penciptaan Hawa, tetapi ayat Al-Qur'an yang menyatakan bahwa manusia diciptakan "dari diri yang satu dan Allah menciptakan pasangannya dari dirinya"<ref>An-Nisa' (04): 01</ref><ref>Al-A'raf (07): 189</ref> ditafsirkan sebagai penciptaan Hawa yang berasal dari bagian Adam. Salah satu riwayat hadits menyebutkan bahwa wanita diciptakan dari tulang rusuk.<ref>"Bersikaplah yang baik kepada wanita, karena wanita diciptakan dari tulang rusuk, dan tulang rusuk yang paling bengkok adalah bagian paling atas. Jika kalian luruskan dengan keras, akan patah. Sebaliknya, jika kalian biarkan akan selalu bengkok. Karena itu, bersikaplah yang baik kepada wanita." (HR. Bukhari 3331 & Muslim 1468)</ref>
* Alkitab menyebutkan bahwa ular membujuk Hawa memakan buah terlarang. Setelah memakannya, Hawa kemudian membujuk Adam agar ikut memakannya juga. Setelahnya, Allah kemudian mengutuk ular dan membuatnya berjalan menggunakan perut seumur hidup, menghukum Hawa dengan memberikan kepayahan saat mengandung dan melahirkan dan membuat suaminya berkuasa atasnya, dan menghukum Adam dengan menjadikannya bersusah payah mencari rezeki dari tanah sampai dia sendiri kembali menjadi tanah.<ref>{{Alkitab|Kejadian 3: 14-19}}</ref> Al-Qur'an tidak menyebutkan mengenai rincian hukuman yang masing-masing mereka terima, juga tidak menyebutkan bahwa Hawa memakan buah terlarang lebih dulu dari Adam. Al-Qur'an hanya menyebutkan bahwa keduanya bersalah.
 
== Kedudukan ==
Menurut ajaran agama Samawi, anak-anak Adam dan Hawa dilahirkan secara kembar, yaitu, setiap bayi lelaki dilahirkan bersamaan dengan seorang bayi perempuan (kembar). Adam menikahkan anak lelakinya dengan anak gadisnya yang tidak sekembar dengannya.
Pandangan umum dalam agama Abrahamik adalah bahwa Adam dan Hawa merupakan manusia pertama dan semua manusia modern ini merupakan keturunan mereka.
 
[[Gereja Katolik]] mengakui Adam dan Hawa sebagai [[santo]] dan [[santa]].<ref>Steve Ray, "St[s]. Adam and Eve, St. Abraham, St. Moses–Did You Know Some Old Testament People Are Saints?", https://www.catholicconvert.com/blog/2019/01/16/st-adam-eve-st-abraham-st-moses-did-you-know-some-old-testament-people-are-saints/ {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20190721135546/https://www.catholicconvert.com/blog/2019/01/16/st-adam-eve-st-abraham-st-moses-did-you-know-some-old-testament-people-are-saints/ |date=2019-07-21 }}; confer ''Catechism of the Catholic Church'', 61.</ref> Pesta liturgi tradisional untuk Adam dan Hawa dirayakan pada 24 Desember sejak Abad Pertengahan.
Menurut [[Ibnu Humayd]], [[Salamah]], [[Ibnu Ishaq]], anak-anak Adam adalah: Cayn dan saudara perempuannya, Abel dan Labuda, Ashut dan saudara perempuannya. Seth dan Hazura, Ayad dan saudara perempuannya, Balagh dan saudara perempuannya, Athati dan saudara perempuannya, Tawbah dan saudara perempuannya, Darabi dan saudara perempuannya, Hadaz dan saudara perempuannya, Yahus dan saudara perempuannya, Sandal dan saudara perempuannya, Baraq dan saudara perempuannya. Total keseluruhan anak Adam sejumlah 40 anak kembar.
 
Islam mengakui Adam sebagai [[Nabi dan Rasul|nabi]] dan termasuk dalam daftar 25 nabi. Al-Asy'ari berpendapat bahwa Hawa adalah seorang nabiah (nabi perempuan).<ref name="Ibnu Hajar, Fathul Bari, 6/447">Ibnu Hajar, Fathul Bari, 6/447</ref> Beberapa ulama yang mendukung adanya nabiah antara lain [[Ibnu Hazm]], [[Al-Qurthubi]], dan [[Abu al-Hasan al-Asy'ari]].<ref name="Ibnu Hajar, Fathul Bari, 6/447"/><ref>Ibnu Hazm, al-Fashl fi al-Milal wa an-Nihal 2/60</ref><ref>Lawami'ul Anwar Al-Bahiyah: 2/66</ref> Meski demikian, kebanyakan ulama berpendapat bahwa sebagaimana tidak ada perempuan yang menjadi rasul, maka juga tidak ada perempuan yang diangkat menjadi nabi.
=== Makhluk sebelum Adam ===
Menurut syariat Islam, manusia tidak diciptakan dibumi, tetapi manusia dijadikan khalifah (pengganti/penerus) di bumi, sebagai makhluk pengganti yang tentunya ada makhluk lain yang di ganti, dengan kata lain adalah Adam ''''bukanlah Makhluk Pertama'''' dibumi, tetapi ia adalah ''''Manusia Pertama'''' dalam ajaran [[Agama Samawi]], dan Allah tidak mengatakan untuk mengganti manusia sebelumnya, tetapi pengganti makhluk yang telah membuat kerusakan dan menumpahkan darah dibumi.
 
Menurut pandangan [[Baha'i]], Adam adalah perwujudan [[Allah]] yang pertama dalam sejarah.<ref>{{cite book|last= Taherzadeh|first= Adib|year= 1972|title= ''The Covenant of Baha'u'llah''|publisher= George Ronald|location=[[Oxford]], [[Inggris]]|id= ISBN 0-85398-344-5|pages= hlm. 32}}</ref> Penganut [[Baha'i]] meyakini bahwa Adam memulai siklus Adamik yang berlangsung selama 6.000 tahun dan berpuncak pada [[Nabi Muhammad]].<ref>Surat yang ditulis atas nama ''Universal House of Justice'' kepada setiap umat pada tanggal [[13 Maret]] [[1986]]. {{cite book|first=Shoghi|last=Effendi|authorlink= Shoghi Effendi|coauthors= The Universal House of Justice|editor= Hornby, Helen (editor)|year= 1983|title= ''Lights of Guidance: A Baha'i Reference File''|publisher= Baha'i Publishing Trust, [[New Delhi]], [[India]]|id= ISBN 81-85091-46-3|url= http://bahai-library.com/?file=hornby_lights_guidance|pages = hlm. 500}}</ref>
Sebelum kehadiran manusia telah banyak umat yang terdiri malaikat, jin, hewan, tumbuhan dan sebagainya, karena dalam Al-Qur'an ciptaan Allah disebut juga dengan kata umat. Sesuai dengan salah satu surah Al An'aam 38, yang berbunyi:{{cquote|''Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan. (Al An'aam 6:38)}}
 
==== ArkeologiDosa asal ====
{{artikel|Dosa asal}}
Dari ayat Al-Baqarah 30, banyak mengundang pertanyaan, siapakah makhluk yang berbuat kerusakan yang dimaksud oleh malaikat pada ayat di atas. Dalam literatur [[Arkeologi]], berdasarkan [[fosil]] yang ditemukan, memang ada makhluk lain sebelum manusia. Mereka nyaris seperti manusia, tetapi memilki karakteristik yang sangat [[primitif]] dan tidak berbudaya.
 
Dalam doktrin Kristen, peristiwa Adam dan Hawa yang memakan buah terlarang memicu yang kemudian disebut dosa asal. [[Katekismus Gereja Katolik]] (KGK) 377 menuliskan yang intinya bahwa awalnya manusia diciptakan sempurna, seluruh kodratnya utuh dan teratur, bebas dari kecenderungan jahat yang membuatnya terikat pada kenikmatan [[panca indera|inderawi]].<ref name="ccc12116">{{en}} {{citation |url=http://www.vatican.va/archive/ccc_css/archive/catechism/p1s2c1p6.htm#IV |title=Catechism of the Catholic Church |chapter=Man |publisher=Holy See}}</ref> Namun Adam dan Hawa yang memakan buah terlarang membuat kodrat manusia yang sempurna tersebut rusak, karunia keadilan dan kesucian dari Allah yang terdapat dalam diri manusia menjadi berkurang dan kekurangan ini menurun pada keturunan mereka. Kekurangan tersebut yang dinamakan "dosa asal" (KGK 416-417).<ref name="ccc12117">{{en}} {{citation |url=http://www.vatican.va/archive/ccc_css/archive/catechism/p1s2c1p7.htm |title=Catechism of the Catholic Church |chapter=The Fall |publisher=Holy See}}</ref> Dosa asal tersebut mengakibatkan kodrat manusia rusak dan melemah dari yang seharusnya, tetapi kodratnya tidak sepenuhnya rusak (KGK 405).<ref name="ccc12117" />
Volume otak mereka lebih kecil dari manusia, oleh karena itu, kemampuan mereka berbicara sangat terbatas karena tidak banyak suara vowel yang mampu mereka bunyikan. Kelompok makhluk ini kemudian dinamakan oleh para arkeolog sebagai [[Neanderthal]].
 
Dosa asal yang dilakukan manusia pertama mengakibatkan manusia kehilangan:<ref name="masih1">{{cite web |url=http://katolisitas.org/218/masih-perlukah-sakramen-pengakuan-dosa-bagian-1 |title=Masih Perlukah Sakramen Pengakuan Dosa (Bagian 1) ? |publisher=katolisitas.org}}</ref>
Sebagai contoh [[Pithecanthropus Erectus]] memiliki volume otak sekitar 900 cc, sementara [[Homo sapiens]] memiliki volume otak di atas 1000 cc (otak kera maksimal sebesar 600 cc). Maka dari itu bisa diambil kesimpulan bahwa semenjak 20.000 tahun yang lalu, telah ada sosok makhluk yang memiliki kemampuan akal yang mendekati kemampuan berpikir manusia pada zaman sebelum kedatangan Adam.
* Rahmat kekudusan
* Empat berkat yang terdiri dari:
# keabadian, yakni manusia diyakini diciptakan bersifat abadi dan dosa asal membuat manusia dapat mengalami kematian.
# tidak adanya penderitaan
# pengetahuan akan Tuhan
# keutuhan, yaitu harmoni antara nafsu kedagingan dan akal budi. Hilangnya berkat keutuhan menyebabkan manusia kesulitan menundukkan keinginan dagingnya pada akal budinya, sehingga manusia memiliki kecenderungan untuk berbuat dosa atau [[konkupisensi]] (KGK 405-418).<ref name="ccc12117" />
 
Doktrin dosa asal ini tidak ditemukan dalam ajaran Yahudi arus utama. Meskipun sebagian [[Yahudi Ortodoks]] menyalahkan Adam dan Hawa atas kerusakan di dunia dan beberapa guru Yahudi di [[Talmud|Babel]]<ref name="Babylonian Talmud Shabbat 55b">Babylonian Talmud. Tractate ''Shabbat'' 55b.</ref> percaya bahwa kematian merupakan hukuman pada manusia lantaran dosa Adam, hal itu bukan pandangan mayoritas Yahudi sekarang. Yahudi modern mengajarkan bahwa manusia lahir dalam keadaan bebas dan suci, dan berbuat dosa atas pilihan mereka sendiri.<ref>{{cite book |url=https://www.jewishvirtuallibrary.org/jsource/Judaism/Original_Sin.html |contribution=Judaism's Rejection Of Original Sin |work=Jewish Virtual Library |via=American-Israeli Cooperative Enterprise |authorlink= |last=Kolatch |first=Alfred J. |title=The Jewish Book of Why/The Second Jewish Book of Why |location=New York |publisher=Jonathan David Publishers |year=1989 |quote=Sementara ada beberapa guru Yahudi di zaman Talmud yang percaya bahwa kematian adalah hukuman yang ditanggung atas manusia karena dosa Adam, pandangan dominan adalah bahwa manusia berdosa karena ia bukan makhluk yang sempurna, dan bukan, seperti yang diajarkan agama Kristen, karena ia adalah secara inheren berdosa.}}</ref>
==== Penafsir Al-Qur'an dan Hadits ====
Surah Al Hijr ayat 27 menjelaskan tentang makhluk sebelum manusia adalah bangsa Jin: {{cquote|''Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas. (Al Hijr 15:27)}}
 
Dalam Islam juga tidak ditemukan adanya kepercayaan ini.<ref>{{cite web|url=http://www.religionfacts.com/islam/beliefs/human.htm/ |title=Islamic beliefs about human nature |publisher=ReligionFacts |date=20 November 2016 |accessdate=24 January 2017}}</ref><ref name=":0">{{Cite web|url=http://www.oxfordislamicstudies.com/article/opr/t125/e2004|title=Repentance - Oxford Islamic Studies Online|last=|first=|date=|website=www.oxfordislamicstudies.com|language=en|access-date=2018-08-25|quote=}}</ref> Di Al-Qur'an disebutkan bahwa meski bersalah, Adam dan Hawa bertaubat dan telah menerima pengampunan.<ref>Al-Baqarah (02): 37</ref><ref>John L. Esposito (2004). ''The Oxford dictionary of Islam''. [[Oxford University Press]]. p. 295</ref><ref>{{Cite web|url=http://www.oxfordislamicstudies.com/article/opr/t125/e47|title=Adam - Oxford Islamic Studies Online|last=|first=|date=|website=www.oxfordislamicstudies.com|language=en|access-date=2018-08-25|quote=Manusia pertama. Diciptakan untuk menjadi wakil Allah (pelayan) di bumi. Al-Quran mencatat kejatuhan Adam dari kasih karunia sebagai akibat dari ketidaktaatan pada perintah-perintah Allah, tetapi, tidak seperti tradisi Kristen, kejatuhan itu tidak disertai “dosa asal” yang diturunkan kepada seluruh umat manusia. Tuhan memaafkan Adam ketika dia bertobat dan berbalik dari ketidakpercayaan.}}</ref>
Mengenai penciptaan Adam sebagai khalifah di muka bumi diungkapkan dalam Al-Qur'an: {{cquote|''“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat; “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi”. Mereka bertanya (tentang hikmat ketetapan Tuhan itu dengan berkata): “Adakah Engkau (Ya Tuhan kami) hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat bencana dan menumpahkan darah (berbunuh-bunuhan), padahal Kami senantiasa bertasbih dengan memuji-Mu dan mensucikan-Mu?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui akan apa yang kamu tidak mengetahuinya.” (Al-Baqarah 30)}}
 
== Identitas dan peran gender ==
Nama makhluk yang diungkapkan para ahli arkeologi di atas kemudian dikaitkan pada pendapat para ahli [[mufassirin]]. Salah satu diantaranya adalah [[Ibnu Jazir]], dalam kitab tafsir Ibnu Katsir mengatakan: "Yang dimaksud dengan makhluk sebelum Adam diciptakan adalah Al Jan yang suka berbuat kerusuhan."
Pandangan mengenai Hawa acapkali menjadi acuan bagi peran dan kedudukan perempuan secara umum dalam agama dan masyarakat, utamanya pada masyarakat Barat [[Abad Pertengahan]]. Sarjana Timur Dekat Carol Lyons Meyers menyatakan bahwa kisah Hawa merupakan bagian [[Alkitab]] yang paling memengaruhi gagasan masyarakat Barat terkait gender dan identitas.<ref name="Carol Meyers">{{cite book | last =Meyers | first = Carol | title =Discovering Eve: Ancient Israelite Women in Context | url =https://archive.org/details/discoveringevean0000meye | publisher =Oxford University Press |location = New York |year= 1988|isbn=9780195049343|oclc=242712170}}</ref>{{rp|72}} Sosiologis Linda L. Lindsey menyatakan bahwa wanita menanggung lebih berat beban [[dosa asal]], penciptaannya dari rusuk Adam, urutan kedua diciptakan setelah Adam, dengan kutukan Tuhan saat pengusirannya dari Taman Eden kerap menjadi dasar untuk mendukung kekuasaan pria atas wanita.<ref name="Linda L. Lindsey">{{cite book|last1=Lindsey|first1=Linda L|title=Gender Roles: A Sociological perspective|url=https://archive.org/details/genderrolessocio0000lind_d8y7|date=2016|publisher=Routledge|location=New York|isbn=978-0-205-89968-5}}</ref>{{rp|133,397}}
 
Dari sisi lain, Trible dan Frymer-Kensky melihat bahwa kisah Hawa dalam Kejadian tidak menunjukkan inferioritas Hawa atas Adam. Kata "penolong" (''ezer'') menunjukkan pendamping dalam Alkitab alih-alih pembantu, dan kata ini juga digunakan pada hubungan Tuhan pada (Bani) Israel (bukan Israel pada Tuhan).<ref name=Trible1984terror>{{cite book|last1=Trible|first1=Phyllis|title=Texts of Terror: Literary feminist readings of biblical narratives|url=https://archive.org/details/textsofterrorlit00trib|date=1984|publisher=Fortress Press|location=Philadelphia|isbn=978-0-8006-1537-6}}</ref><ref name=Frymer-Kensky2006>{{cite book|last1=Frymer-Kensky|first1=Tikva|title=Studies in Bible and feminist criticism|url=https://archive.org/details/studiesinbiblefe0000frym|date=2006|publisher=Jewish Publication Society|location=Philadelphia, PA|isbn=9780827607989|edition= 1st|oclc=62127975}}</ref>{{rp|168}} Trible menjelaskan bahwa, dalam mitologi, hal yang diciptakan terakhir secara tradisi merupakan puncak penciptaan, yang tersirat dalam Kejadian 1 bahwa manusia (Adam) diciptakan setelah segala sesuatu yang lain—kecuali Hawa.<ref name=Trible1984terror/> Namun, sarjana Perjanjian Baru Craig Blomberg mengatakan bangsa Yahudi kuno mungkin telah melihat urutan penciptaan sebagai bentuk keistimewaan kepada putra sulung terkait hak waris (baik dalam tulisan suci mereka dan dalam budaya sekitarnya) dan menafsirkan Adam diciptakan lebih dulu dari Hawa sebagai tanda hak istimewanya.<ref name=Blomberg>{{cite book|author1=Craig L. Blomberg|chapter=Chapter 2: Women in Ministry: a complementarian perspective|editor1-last=Beck|editor1-first=James R.|display-editors=etal|title=Two views on women in ministry|url=https://archive.org/details/twoviewsonwomeni0000unse|date=2009|publisher=Zondervan|location=Grand Rapids, Michigan|isbn=9780310254379|oclc=779330381}}</ref>{{rp|129}}
Menurut salah seorang perawi hadits yang bernama [[Thawus al-Yamani]], salah satu penghuni sekaligus penguasa/pemimpin di muka bumi adalah dari golongan jin.
 
=== Yahudi ===
Ada juga yang mengatakan bahwa telah ada 3 umat yang utama sebelum Adam. Dua diantaranya dari bangsa jin, sedangkan kaum yang ketiga adalah dari golongan yang berbeda dari Jin, karena mereka ini berdarah dan berdaging.
Penciptaan Hawa, menurut Rabi Joshua, adalah bahwa Tuhan mempertimbangkan dari anggota badan Adam yang mana Hawa akan diciptakan. Dia tidak diciptakan dari kepala Adam karena akan menjadi orang yang sombong, tidak diciptakan dari mata karena dia akan ingin mengorek semua hal, tidak dari telinga karena dia akan berkeinginan mendengar semua hal, tidak dari mulut karena dia akan banyak bicara, tidak dari hati karena dia akan iri pada orang-orang, tidak dari tangan karena dia akan berkeinginan untuk mengambil semua hal, tidak dari kaki karena dia akan menjadi seorang petualang. Oleh karena itu Hawa diciptakan dari anggota yang disembunyikan, yaitu tulang rusuk, yang bahkan tidak terlihat ketika manusia telanjang.<ref>Polano, Hymen (1890). ''The Talmud. Selections from the contents of that ancient book... Also, brief sketches of the men who made and commented upon it'', p. 280. F. Warne, {{ISBN|1-150-73362-4}}, digitized by [https://books.google.com/books?id=5EApAAAAYAAJ&pg=PA280 Google Books] on 7 July 2008</ref>
 
Literatur rabinik awal mengandung tradisi-tradisi yang menggambarkan Hawa dengan cara yang kurang baik. Menurut [[Bereshith Rabba]] 18: 4, Adam dengan cepat menyadari bahwa Hawa ditakdirkan untuk terlibat dalam pertengkaran terus-menerus dengannya. Wanita pertama juga menjadi objek tuduhan yang dinisbatkan kepada Rabi Joshua dari Siknin, yang menurutnya Hawa, terlepas dari upaya ilahi, ternyata “berkepala bengkak, genit, penyadap, gosip, rentan terhadap kecemburuan, suka mencuri, dan petualang." (Ibid. 18: 2). Serangkaian dakwaan yang serupa muncul dalam Bereshith Rabba 17: 8, yang dengannya penciptaan Hawa dari tulang rusuk Adam alih-alih dari bumi membuatnya lebih rendah dari Adam dan tidak pernah puas dengan apapun. Akhirnya, kejahatan paling jahat yang dikaitkan dengan Hawa muncul dalam Bereshith Rabba 17: 8:<blockquote>"Mengapa seorang pria pergi tanpa topi sementara seorang wanita keluar dengan kepala tertutup? Dia seperti orang yang telah berbuat salah dan malu pada orang; karena itu dia pergi dengan kepala tertutup. Mengapa mereka [para wanita] berjalan di depan mayat [di pemakaman]? Karena mereka membawa maut ke dunia, oleh karena itu mereka berjalan di depan mayat, [seperti yang tertulis], "Karena ia telah dibawa ke kubur ... dan semua orang mengikuti dia, karena ada banyak yang tak terhitung sebelum dia" (Ayub 21: 32d). Dan mengapa ajaran menstruasi (nidah) diberikan kepadanya? Karena dia menumpahkan darah Adam [dengan menyebabkan kematian], maka itu adalah ajaran menstruasi yang diberikan kepadanya. Dan mengapa ajaran “adonan” (ḥalah) diberikan kepadanya? Karena dia merusak Adam, yang adalah adonan dunia, maka itu adalah ajaran adonan yang diberikan kepadanya. Dan mengapa ajaran tentang cahaya Sabat (nerot shabat) diberikan kepadanya? Karena dia memadamkan jiwa Adam, oleh karena itu adalah ajaran dari lampu Sabat yang diberikan kepadanya."<ref>Genesis Rabbah, in: Judaic Classics Library, Davka Software. (CD-ROM).</ref></blockquote>
=== Penciptaan Adam ===
''{{main|Penciptaan Adam}}''
Setelah [[Allah|Allah SWT.]] menciptakan [[bumi]], [[langit]], dan [[malaikat]], [[Allah]] berkehendak untuk menciptakan [[makhluk]] lain yang nantinya akan dipercaya menghuni, mengisi, serta memelihara bumi tempat tinggalnya. Saat [[Allah]] mengabari para [[malaikat]] akan kehendak-Nya untuk menciptakan manusia, mereka khawatir makhluk tersebut nantinya akan membangkang terhadap ketentuan-Nya dan melakukan kerusakan di muka bumi. Berkatalah para [[malaikat]] kepada [[Allah]]:
{{cquote|''Mengapa engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?"'' (Q.S. [[Al-Baqarah]] [2]:30)}}
 
Selain itu, literatur rabi awal mengandung banyak contoh saat Hawa didakwa berbagai pelanggaran seksual. Dituliskan dalam Bereshith Rabba 3:16 bahwa "hasratmu akan untuk suamimu," dia dituduh oleh para rabi karena memiliki dorongan seksual yang terlalu maju (Bereshith Rabba 20: 7) dan terus-menerus menggoda Adam (ibid. 23: 5). Namun, dalam hal popularitas dan penyebaran teks, motif Hawa bersanggama dengan ular purba mengambil prioritas di atas pelanggaran seksualnya yang lain. Meskipun agak membingungkan, kisah ini disampaikan di banyak tempat: Bereshith Rabba 18: 6, Sotah 9b, Shabat 145b–146a dan 196a, Yevamot 103b dan 'Avodah zarah 22b.<ref name="Kosior 2018 112–130">{{Cite journal|last=Kosior|first=Wojciech|date=2018|title=A Tale of Two Sisters: The Image of Eve in Early Rabbinic Literature and Its Influence on the Portrayal of Lilith in the Alphabet of Ben Sira|url=https://www.academia.edu/36771379|journal=Nashim: A Journal of Jewish Women's Studies & Gender Issues|volume=|issue=32|pages=112–130|doi=10.2979/nashim.32.1.10|via=}}</ref>
[[Allah]] kemudian berfirman untuk menghilangkan keraguan para [[malaikat|malaikat-Nya]]:
{{cquote|''Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."'' (Q.S. [[Al-Baqarah]] [2]:30)}}
 
Dalam tradisi Yahudi, [[Filo]], Pirkei De-Rabbi Eliezer, dan [[Targum Yerushalmi]] menyatakan bahwa Adam bukanlah ayah dari Qabil/Kain. Sebaliknya, Hawa menjadi sasaran perzinahan karena dirayu [[Sammael]],{{sfn|Byron|2011|p=17: "And Adam knew about his wife Eve that she had conceived from Sammael"–''[[Targum Pseudo-Jonathan|Tg.Ps.-J.]]'': Gen.4:1, Trans. by Byron}}{{sfn|Byron|2011|p=17: "(Sammael) riding on the serpent came to her and she conceived [Cain]" - ''[[Pirke De-Rabbi Eliezer|Pirqe R. L. 21]]'', Trans. by Friedlander}} [[Ular dalam Alkitab|ular]]{{sfn|Byron|2011|p=17: "First adultery came into being, afterward murder. And he [Cain] was begotten into adultery, for he was the child of the serpent."–''[[Philo|Gos.Phil.]]'' 61:5–10, Trans. by Isenberg}} (''nahash'', {{Lang-he-n|נחש}}) di Taman Eden,<ref name=Ginzberg>Louis Ginzberg, [https://books.google.com/books?id=Jv-pv47G5ZsC&pg=PA75#v=onepage ''The Legends of the Jews'', Vol.1], [[Johns Hopkins University Press]], 1998, {{ISBN|0-8018-5890-9}}, p.105–09</ref> atau iblis sendiri,{{sfn|Luttikhuizen|2003|p=vii}} dan Hawa berseru saat kelahiran Kain, "Aku telah mendapatkan seorang putra melalui seorang malaikat Tuhan."<ref>Ginzberg, Louis (1909). ''[http://www.swartzentrover.com/cotor/e-books/misc/Legends/Legends%20of%20the%20Jews.pdf The Legends of the Jews Vol I: The Ten Generations - The Birth of Cain]'' (Translated by Henrietta Szold) Philadelphia: Jewish Publication Society.</ref>
Lalu diciptakanlah Adam oleh [[Allah]] dari segumpal [[tanah liat]] yang kering dan [[lumpur]] hitam yang dibentuk sedemikian rupa. Setelah disempurnakan bentuknya, maka ditiupkanlah roh ke dalamnya sehingga ia dapat bergerak dan menjadi manusia yang sempurna. Awalnya Nabi Adam a.s. ditempatkan di [[surga]], tetapi terkena tipu daya iblis kemudian diturunkan ke [[bumi]] bersama istrinya karena mengingkari ketentuan [[Allah]].
 
=== Kristen ===
Adam diturunkan dibumi bukan karena mengingkari ketentuan, melainkan dari sejak akan diciptakan, Allah sudah menunjuk Adam sebagai khalifah di muka bumi. jadi meskipun tidak melanggar ketentuan (Allah) adam akan tetap diturunkan kebumi sebagai khalifah pertama.
[[Yesus]] menegaskan bahwa pada awal dunia, Tuhan menciptakan satu laki-laki dan satu perempuan untuk disatukan sebagai suami istri.<ref>{{Alkitab|Markus 19:5}}</ref><ref>{{Alkitab|Markus 10:6-9}}</ref> Meskipun tidak menyebut nama Hawa, ini merupakan pengakuan [[Yesus]] akan kebenaran catatan di [[Kitab Kejadian]] tentang penciptaan Adam dan Hawa. [[Paulus]] mengingatkan jemaat di Korintus agar waspada terhadap penyesatan oleh iblis seperti yang pernah dialami Hawa, "Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya."<ref>{{Alkitab|2 Korintus 11:3}}</ref>
 
Terkait sikap dalam ibadah jemaat, Paulus menyatakan bahwa perempuan harus berdiam diri dan mendengar dengan patuh, juga tidak diperkenankan mengajari laki-laki. Sikap ini dikaitkan dengan Adam yang diciptakan lebih dulu dari Hawa, juga karena Hawa yang tergoda pertama kali memakan buah terlarang.<ref>{{Alkitab|1 Timotius 2:11-14}}</ref>
Adam merupakan [[nabi]] dan juga [[manusia]] pertama yang bergelar [[khalifah]] [[Allah]] yang dimuliakan dan ditinggikan derajatnya. Ia diutus untuk memperingatkan anak cucunya agar menyembah [[Allah]]. Di antara sekian banyak anak cucunya, ada yang taat dan ada pula yang membangkang.
 
=== Kesombongan IblisIslam ===
Terkait buah terlarang, Al-Qur'an tidak menjelaskan bahwa Hawa yang pertama kali memakannya. Baik Adam dan Hawa dijelaskan sama-sama bersalah, sama-sama bertaubat, juga sama-sama menerima ampunan.<ref>Al-Baqarah (02): 36-37</ref><ref>Al-A'raf (07): 22-23</ref> Hawa dipandang sebagai ''Ummul Basyar'' (ibu umat manusia), tetapi pengaruhnya tidak begitu kuat pada peran dan kedudukan perempuan di dunia Muslim bila dibandingkan dengan di Barat.
Saat semua makhluk penghuni [[surga]] bersujud menyaksikan keagungan [[Allah]] itu, hanya [[Azazil]] (bangsa Jin) yang membangkang dan enggan mematuhi perintah [[Allah]] karena merasa dirinya lebih mulia, lebih utama, dan lebih agung dari Adam. Hal itu disebabkan karena setan merasa diciptakan dari unsur [[api]], sedangkan Adam hanyalah dari [[tanah]] dan lumpur. Kebanggaan akan asal usul menjadikannya sombong dan merasa enggan untuk bersujud menghormati Adam seperti para makhluk [[surga]] yang lain.
 
== Rasisme ==
Disebabkan oleh kesombongannya itulah, maka Allah menghukum Azazil dengan mengusirnya dari [[surga]] dan mengeluarkannya dari barisan para [[malaikat]] disertai kutukan dan laknat yang akan melekat pada dirinya hingga [[kiamat]] kelak, kemudian ia dinamakan [[Iblis]]. Disamping itu, ia telah dijamin sebagai penghuni [[neraka]] yang abadi.
Pada [[Abad Pencerahan]], gagasan mengenai keberadaan manusia sebelum Adam, disebut Pra-Adamit, menantang narasi Alkitab tentang asal-muasal manusia. Pada abad ke-19, gagasan pra-Adamit mulai diterima dengan sifat supremasi kulit putih. Dikatakan bahwa manusia non-kulit putih bukanlah keturunan Adam, tetapi manusia pra-Adam, sehingga kedudukan mereka lebih rendah dari ras kulit putih. Ilmuwan yang mendukung ini antara lain Charles Caldwell, Josiah C. Nott, dan Samuel G. Morton.
 
Setelah [[Perang Saudara Amerika]], orang Selatan semakin menerima argumen yang mendukung kepercayaan mereka pada inferioritas kulit hitam. Pada tahun 1867, Buckner H. Payne, dengan nama pena Ariel, menulis sebuah pamflet, ''The Negro: What is His Ethnological Status?'' Dia berargumen bahwa orang Negro adalah binatang pra-Adam dari ladang (dianggap sebagai tatanan monyet yang lebih tinggi), yang dilestarikan di Bahtera Nuh. Pada tahun 1891, William Campbell, dengan nama pena "Caucasian", menulis dalam ''Anthropology for the People: A Refutation of the Theory of the Adamic Origin of All Races'' bahwa orang-orang non-kulit putih bukanlah keturunan Adam dan karena itu "bukan saudara dalam pengertian istilah yang tepat, tetapi ciptaan yang lebih rendah" dan bahwa poligenisme adalah satu-satunya teori yang dapat bersanding dengan Alkitab. Mengikuti Payne, Campbell menyatakan bahwa banjir besar zaman Nuh merupakan akibat dari pernikahan manusia kulit putih (keturunan Adam) dan keturunan pra-Adamit yang dipandang sebagai sebab kerusakan dunia.<ref>dalam Harvey, 2005, hlm. 43.</ref>
Azazil dengan sombong menerima hukuman itu dan ia hanya memohon kepada-Nya untuk diberi kehidupan yang kekal hingga [[kiamat]]. Allah memperkenankan permohonannya itu. Tanpa mengucapkan terima kasih dan bersyukur atas pemberian jaminan itu, Azazil justru mengancam akan menyesatkan Adam sehingga ia terusir dari [[surga]]. Ia juga bersumpah akan membujuk anak cucunya dari segala arah untuk meninggalkan jalan yang lurus dan menempuh jalan yang sesat bersamanya. [[Allah]] kemudian berfirman bahwa setan tidak akan sanggup menyesatkan hamba-Nya yang beriman dengan sepenuh hati.
 
Dalam perpaduan yang tidak biasa dari pemikiran evolusioner kontemporer dan pra-Adamisme, evolusionis dan geolog the Vanderbilt University, Alexander Winchell, berargumen dalam traktat 1878-nya ''Adamites and Preadamites'' bahwa bangsa Negro terlalu inferior secara rasial untuk dikatakan dikembangkan dari Adam dalam Alkitab. Winchell juga percaya bahwa hukum evolusi bekerja sesuai dengan kehendak Tuhan.<ref>Smith, 2003, hlm. 50.</ref>
=== Pengetahuan Adam ===
Allah hendak menghilangkan pandangan miring dari para [[malaikat]] terhadap Adam dan menyakinkan mereka akan kebenaran hikmah-Nya yang menyatakan Adam sebagai penguasa bumi, maka diajarkanlah kepada Adam nama-nama benda yang ada di [[alam semesta]] yang kemudian diperagakan di hadapan para [[malaikat]]. Para [[malaikat]] tidak sanggup menjawab firman [[Allah]] untuk menyebut nama-nama benda yang berada di depan mereka dan mengakui ketidaksanggupan mereka dengan mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui sesuatupun kecuali apa yang diajarkan-Nya.
 
Pengacara Irlandia Dominick McCausland, seorang literalis Alkitab dan anti-Darwin, berpendapat bahwa bangsa Tionghoa adalah keturunan dari Kain/Qabil dan bahwa ras "Kaukasia" pada akhirnya akan memusnahkan semua yang lain. Dia berpendapat bahwa hanya keturunan "Kaukasia" dari Adam yang mampu menciptakan peradaban, dan dia mencoba menjelaskan bahwa peradaban "non-Kaukasia" yang telah berkembang sebenarnya adalah ras "Kaukasia" yang hilang, yakni keturunan Ham bin Nuh.<ref>Dominick M'Causland, The Builders of Babel, 1871; Patrick Maume “Dominick McCausland and Adam’s Ancestors: an Irish Evangelical responds to the Scientific Challenge to Biblical Inerrancy” in Juliana Adelman and Eadaoin Agnew (eds) Science and Technology in Nineteenth-Century Ireland (Dublin: Four Courts Press, 2011)</ref>
Adam lalu diperintahkan oleh [[Allah]] untuk memberitahukan nama-nama benda itu kepada para [[malaikat]] dan setelah diberitahu oleh Adam, berfirmanlah [[Allah]] kepada mereka bahwa hanya Dialah yang mengetahui rahasia langit dan bumi serta mengetahui segala sesuatu yang tampak maupun tidak tampak.
 
Pada tahun 1900, Charles Carroll menulis ''The Negro a Beast; or, In the Image of God''. Dia menyimpulkan dalam buku itu bahwa ras kulit putih dibuat menurut gambar dan rupa Allah dan bahwa Adam hanya melahirkan ras kulit putih, dan orang negro adalah binatang pra-Adam, yang tidak mungkin dibuat menurut gambar dan rupa Allah karena mereka seperti binatang buas, tidak bermoral dan jelek.<ref>Charles Carroll The negro a beast"; or, "In the image of God"; the reasoner of the age, the revelator of the century! The Bible as it is! The negro and his relation to the human family! The negro not the son of Ham, 1900</ref> Carroll mengklaim bahwa ras pra-Adam, seperti orang kulit hitam, tidak memiliki jiwa. Carroll percaya bahwa percampuran ras adalah penghinaan terhadap Tuhan dan merusak rencana ras penciptaan Allah. Menurut Carroll, pencampuran ras juga menyebabkan kesalahan ateisme dan evolusi.<ref>Colin Kidd, ''The Forging of Races: Race and Scripture in the Protestant Atlantic World, 1600–2000'', 2006, hlm. 150</ref>
Banyak orang yang meriwayatkan dan menggambarkan kehidupan Adam sangat primitif dan memiliki pengetahuan lebih rendah daripada manusia modern saat ini padahal Adam adalah manusia pertama dan satu-satunya manusia yang mendapatkan pendidikan langsung dari [[Allah]] Yang Maha Mengetahui. Adam merupakan manusia pertama yang berguru langsung kepada [[Allah]] tanpa melalui perantara makhluk-makhluk lain termasuk [[malaikat]]. Adam adalah manusia pertama yang diakui kepintarannya oleh para [[malaikat]], pengetahuan Adam yang dapat mempresentasikan pengetahuannya mengenai benda-benda alam semesta membuat takjub [[malaikat]] dan memperkuat keimanan [[malaikat]] terhadap semua keputusan [[Allah]].
 
=== AdamLihat menghunipula surga ===
* Perincian mengenai kisah Adam dan Hawa dari sudut pandang Al-Qur'an dan Alkitab:
Adam diberi tempat oleh Allah di [[surga]] dan baginya diciptakan Hawa untuk mendampingi, menjadi teman hidup, menghilangkan rasa kesepian, dan melengkapi fitrahnya untuk menghasilkan keturunan. Menurut cerita para ulama, Hawa diciptakan oleh [[Allah]] dari salah satu tulang rusuk Adam sebelah kiri sewaktu dia masih tidur sehingga saat dia terjaga, Hawa sudah berada di sampingnya. Allah berfirman kepada Adam:
** [[Adam]]
{{cquote|''Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu [[surga|syurga]] ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim."'' (Q.S. [[Al-Baqarah]] [2]:35)}}
** [[Hawa]]
 
=== TipuRujukan daya Azazil ===
{{reflist}}
Sesuai dengan ancaman yang diucapkan saat diusir oleh [[Allah]] dari [[surga]] akibat pembangkangannya, [[Azazil]] mulai merancang skenario untuk menyesatkan Adam dan Hawa yang hidup bahagia di [[surga]] yang tenteram dan damai.
 
=== Daftar pustaka ===
Bujuk rayunya dimulai saat ia menyatakan kepada mereka bahwa ia adalah kawan mereka yang ingin memberi nasihat dan petunjuk untuk kebaikan dan kebahagiaan mereka. Segala cara dan kata-kata halus digunakan oleh iblis untuk membuat Adam dan Hawa terbujuk. Ia membisikkan kepada mereka bahwa larangan [[Allah]] kepada mereka untuk memakan buah dari pohon terlarang adalah karena mereka akan hidup kekal sebagai malaikat apabila memakannya. Bujukan itu terus menerus diberikan kepada Adam dan Hawa sehingga akhirnya mereka terbujuk dan memakan buah dari pohon terlarang tersebut. Jadilah mereka melanggar ketentuan [[Allah]] sehingga Dia menurunkan mereka ke bumi. [[Allah]] berfirman:
* Harvey, Paul (2005). ''Freedom's Coming : Religious Culture and the Shaping of the South from the Civil War through the Civil Rights Era''. UNC Press. {{ISBN|0-8078-2901-3}}
 
* Smith, Christian (2003). ''The Secular Revolution''. University of California Press. {{ISBN|0-520-23000-0}}
{{cquote|''Turunlah kamu! Sebahagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan.'' (Q.S. [[Al-Baqarah]] [2]:36)}}
 
Mendengar firman [[Allah]] tersebut, sadarlah Adam dan Hawa bahwa mereka telah terbujuk oleh rayuan setan sehingga mendapat dosa besar karenanya. Setelah taubat mereka diterima, [[Allah]] berfirman:
 
{{cquote|''Turunlah kamu dari [[surga|syurga]] itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.}}
 
=== Adam dan Hawa turun ke bumi ===
Adam dan Hawa kemudian turun dari Surga menuju ke bumi dan mempelajari cara hidup baru yang berbeda jauh dengan keadaan hidup di [[surga]]. Mereka harus menempuh kehidupan sementara dengan beragam suka dan duka sambil terus menghasilkan keturunan yang beraneka ragam bentuknya.
 
Menurut kisah Adam diturunkan di [[Safa]] ([[Srilanka]]) dipuncak bukit [[Sri Pada]] dan Hawa diturunkan di [[Marwa]]. Mereka akhirnya bertemu kembali di Jabal Rahmah setelah 40 hari berpisah. Setelah bersatu kembali, konon Adam dan Hawa menetap di Srilanka, karena menurut kisah daerah Srilanka nyaris mirip dengan keadaan surga.<ref>[http://www.sacredsites.com/asia/sri_lanka/adams_peak.html Adam's Peak: An Arab tradition tells that when Adam was expelled from heaven, God put him on the peak to make the shock less terrible - Ceylon being that place on earth closest to and most like heaven.]</ref> Di tempat ini ditemukan jejak kaki Adam yang berukuran raksasa.
 
Di bumi pasangan Adam dan Hawa bekerja keras mengembangkan keturunan. Keturunan pertama mereka ialah pasangan kembar [[Qabil]] dan [[Iqlima]], kemudian pasangan kedua [[Habil]] dan [[Labuda]]. Setelah keempat anaknya dewasa, Adam mendapat petunjuk agar menikahkan keempat anaknya secara bersilangan, Qabil dengan Labuda, Habil dengan Iqlima.
 
Namun Qabil menolak karena Iqlima jauh lebih cantik dari Labuda. Adam kemudian menyerahkan persolan ini kepada Allah dan Allah memerintahkan kedua putra Adam untuk berkurban. Siapa yang kurbannya diterima, ialah yang berhak memilih jodohnya. Untuk kurban itu, Habil mengambil seekor kambing yang paling disayangi di antara hewan peliharaannya, sedang Qabil mengambil sekarung gandum yang paling jelek dari yang dimilikinya. Allah menerima kurban dari Habil, dengan demikian Habil lebih berhak menentukan pilihannya.
 
== Adam menurut Yahudi dan Kristen ==
[[Berkas:God2-Sistine Chapel.png|400px|jmpl|ka|Lukisan mural berjudul [[Penciptaan Adam]] karya [[Michelangelo]] di atap [[Kapel Sistine]] di [[Vatikan]] yang menggambarkan peristiwa penciptaan Adam dan Hawa.]]
 
Kisah tentang Adam terdapat dalam [[Kitab Kejadian]] pada [[Torah]] dan [[Alkitab]] pasal 2 dan 3, dan sedikit disinggung pada pasal 4 dan 5. Beberapa rincian lain tentang kehidupannya dapat ditemukan dalam [[kitab-kitab apokrif]], seperti [[Kitab Yobel]], [[Kehidupan Adam dan Hawa]], dan [[Kitab Henokh]].
 
Menurut kisah di atas, Adam diciptakan ''menurut gambar dan rupa [[Allah]]''<ref>http://sabdaweb.sabda.org/bible/chapter/?b=1&c=1#26</ref>. Adam kemudian ditempatkan di dalam Taman Eden yang berarti tanah daratan, terletak di hulu Sungai Pison, Gihon, Tigris, dan Efrat (di sekitar wilayah [[Irak]] saat ini). Ia kemudian diperintahkan oleh-Nya untuk menamai semua binatang. Allah juga menciptakan makhluk penolong, yaitu seorang wanita yang oleh Adam dinamai Hawa. Adam dan Hawa tinggal di Taman Eden dan berjalan bersama Allah, tetapi akhirnya mereka diusir dari taman itu karena mereka melanggar perintah Allah untuk tidak memakan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.
 
Setelah diusir dari taman itu, Adam harus bekerja untuk menghidupi keluarganya. Adam dan Hawa mempunyai tiga orang anak yang disebut dalam [[Kitab Kejadian]], yaitu [[Kain (Alkitab)|Kain]], [[Habel]], [[Set]], dan yang lainnya<ref>http://sabdaweb.sabda.org/bible/chapter/?b=1&c=5#4</ref>. [[Kitab Yobel]] menyebutkan dua orang anak perempuan Adam dan Hawa, yaitu Azura yang menikah dengan Set dan Awan, yang menikah dengan Kain. Baik [[Kitab Kejadian]] maupun [[Kitab Yobel]] menyatakan bahwa Adam mempunyai anak yang lain, tetapi nama mereka tidak disebutkan.
 
Menurut silsilah [[Kitab Kejadian]], Adam meninggal dunia pada usia 930 tahun. Dengan angka-angka seperti itu, perhitungan seperti yang dibuat oleh [[Uskup Agung Ussher]], memberikan kesan bahwa Adam meninggal hanya sekitar 127 tahun sebelum kelahiran [[Nuh]], sembilan generasi setelah Adam. Dengan kata lain, Adam masih hidup bersama [[Lamekh]] (ayah [[Nuh]]) sekurang-kurangnya selama 50 tahun. Menurut [[Kitab Yosua]], kota Adam masih dikenal pada saat [[bangsa Israel]] menyeberangi [[Sungai Yordan]] untuk memasuki [[Kanaan]]<ref>http://sabdaweb.sabda.org/bible/chapter/?b=6&c=3#16</ref>.
 
Menurut legenda, setelah diusir dari Taman Eden, Adam pertama kali menjejakkan kakinya di muka bumi di sebuah gunung yang dikenal sebagai [[Puncak Adam]] atau ''Al-Rohun'' yang kini terdapat di [[Sri Lanka]].
 
== Adam menurut Baha'i ==
Menurut pandangan [[Baha'i]], Adam adalah perwujudan [[Allah]] yang pertama dalam sejarah<ref>{{cite book|last= Taherzadeh|first= Adib|year= 1972|title= ''The Covenant of Baha'u'llah''|publisher= George Ronald|location=[[Oxford]], [[Inggris]]|id= ISBN 0-85398-344-5|pages= hlm. 32}}</ref>. Penganut [[Baha'i]] meyakini bahwa Adam memulai siklus Adamik yang berlangsung selama 6.000 tahun dan berpuncak pada [[Nabi Muhammad]]<ref>Surat yang ditulis atas nama ''Universal House of Justice'' kepada setiap umat pada tanggal [[13 Maret]] [[1986]]. {{cite book|first=Shoghi|last=Effendi|authorlink= Shoghi Effendi|coauthors= The Universal House of Justice|editor= Hornby, Helen (editor)|year= 1983|title= ''Lights of Guidance: A Baha'i Reference File''|publisher= Baha'i Publishing Trust, [[New Delhi]], [[India]]|id= ISBN 81-85091-46-3|url= http://bahai-library.com/?file=hornby_lights_guidance|pages = hlm. 500}}</ref>.
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
{{Nabi-nabi}}
{{Adam hingga Daud}}
{{Authority control}}
 
{{Commonscat|Adam and Eve}}
 
[[Kategori:Keluarga Adam dan Hawa]]
[[Kategori:Tokoh Perjanjian Lama]]
[[Kategori:Kitab Kejadian]]