Adam dan Hawa: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Soufiyouns (bicara | kontrib) + {{Authority control}} |
||
(26 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{untuk|serial televisi Indonesia|Adam & Hawa (acara televisi)
[[Berkas:Niedersächsischer Meister 001.jpg|jmpl|ka|Lukisan yang menggambarkan Adam dan Hawa.]]
Dalam kepercayaan [[
== Kisah ==
{{artikel|Adam|Hawa}}
Dalam [[Tanakh]] (kitab suci Yahudi) dan [[Alkitab]] (kitab suci Kristen) termuat pada [[Kitab Kejadian]] (Beresyit) pasal 2-5. Selain dari kitab suci, kisah Adam juga terdapat dalam beberapa riwayat [[hadits]] dan [[literatur Rabinik]]. Sedangkan dalam [[Al-Qur'an]] (kitab suci Islam), kisah Adam termaktub dalam surah Al-Baqarah (2): 30-39, Al-A'raf (07): 11-25, Al-Hijr (15): 26-44, Al-Isra' (17): 61-65, Thaha (20): 115-126, dan Shad (38): 67-88
Meski secara garis besar sama, ada perbedaan di antara Alkitab dan Al-Qur'an
* Kisah penciptaan Adam
* Alkitab menerangkan bahwa manusia (Adam) diciptakan menurut rupa dan gambar Allah,<ref>{{Alkitab|Kejadian 1: 26}}</ref> sedangkan Al-Qur'an menyatakan bahwa tidak ada yang serupa dengan Allah.<ref>Asy-Syura (42): 11</ref>. Kisah penciptaan Adam dalam Al-Qur'an diawali dengan percakapan antara Allah dan para malaikat. Allah menyatakan hendak menciptakan manusia yang berperan sebagai khalifah (wakil, penerus) di bumi, tetapi malaikat memandang bahwa mereka yang lebih pantas menerima peran tersebut karena mereka selalu bertasbih pada Allah, sedangkan manusia dipandang hanya akan merusak bumi dan menumpahkan darah di sana.<ref>Al-Baqarah (02): 30</ref> Alkitab tidak menyertakan percakapan ini.
* Dalam
* Al-Qur'an menjelaskan bahwa Allah memerintahkan para malaikat untuk bersujud kepada Adam. Para malaikat melakukannya, tetapi iblis menolak sehingga dia diusir dari surga.<ref>Al-A'raf (07): 13</ref><ref>Al-Hijr (15): 34-35</ref> Kisah ini tidak terdapat dalam
*
*
== Kedudukan ==
Pandangan umum dalam agama Abrahamik adalah bahwa Adam dan Hawa merupakan manusia pertama dan semua manusia modern ini merupakan keturunan mereka.
[[Gereja Katolik]] mengakui Adam dan Hawa sebagai [[santo]] dan [[santa]].<ref>Steve Ray, "St[s]. Adam and Eve, St. Abraham, St.
Islam mengakui Adam sebagai [[Nabi dan Rasul|nabi]] dan termasuk dalam daftar 25 nabi. Al-Asy'ari berpendapat bahwa Hawa adalah seorang nabiah (nabi perempuan).<ref name="Ibnu Hajar, Fathul Bari, 6/447">Ibnu Hajar, Fathul Bari, 6/447</ref> Beberapa ulama yang mendukung adanya nabiah antara lain [[Ibnu Hazm]], [[Al-Qurthubi]], dan [[Abu al-Hasan al-Asy'ari]].<ref name="Ibnu Hajar, Fathul Bari, 6/447"/><ref>Ibnu Hazm, al-Fashl fi al-Milal wa an-Nihal 2/60</ref><ref>Lawami'ul Anwar Al-Bahiyah: 2/66</ref> Meski demikian, kebanyakan ulama berpendapat bahwa sebagaimana tidak ada perempuan yang menjadi rasul, maka juga tidak ada perempuan yang diangkat menjadi nabi.
Menurut pandangan [[Baha'i]], Adam adalah perwujudan [[Allah]] yang pertama dalam sejarah.<ref>{{cite book|last= Taherzadeh|first= Adib|year= 1972|title= ''The Covenant of Baha'u'llah''|publisher= George Ronald|location=[[Oxford]], [[Inggris]]|id= ISBN 0-85398-344-5|pages= hlm. 32}}</ref>
== Dosa asal ==
Baris 43:
== Identitas dan peran gender ==
Pandangan mengenai Hawa acapkali menjadi acuan bagi peran dan kedudukan perempuan secara umum dalam agama dan masyarakat, utamanya pada masyarakat Barat [[Abad Pertengahan]]. Sarjana Timur Dekat Carol Lyons Meyers menyatakan bahwa kisah Hawa merupakan bagian [[Alkitab]] yang paling memengaruhi gagasan masyarakat Barat terkait gender dan identitas.<ref name="Carol Meyers">{{cite book | last =Meyers | first = Carol | title =Discovering Eve: Ancient Israelite Women in Context | url =https://archive.org/details/discoveringevean0000meye | publisher =Oxford University Press |location = New York |year= 1988|isbn=9780195049343|oclc=242712170}}</ref>{{rp|72}} Sosiologis Linda L. Lindsey menyatakan bahwa wanita menanggung lebih berat beban [[dosa asal]], penciptaannya dari rusuk Adam, urutan kedua diciptakan setelah Adam, dengan kutukan Tuhan saat pengusirannya dari Taman Eden kerap menjadi dasar untuk mendukung kekuasaan pria atas wanita.<ref name="Linda L. Lindsey">{{cite book|last1=Lindsey|first1=Linda L|title=Gender Roles: A Sociological perspective|url=https://archive.org/details/genderrolessocio0000lind_d8y7|date=2016|publisher=Routledge|location=New York|isbn=978-0-205-89968-5}}</ref>{{rp|133,397}}
Dari sisi lain, Trible dan Frymer-Kensky melihat bahwa kisah Hawa dalam Kejadian tidak menunjukkan inferioritas Hawa atas Adam. Kata "penolong" (''ezer'') menunjukkan pendamping dalam Alkitab alih-alih pembantu, dan kata ini juga digunakan pada hubungan Tuhan pada (Bani) Israel (bukan Israel pada Tuhan).<ref name=Trible1984terror>{{cite book|last1=Trible|first1=Phyllis|title=Texts of Terror: Literary feminist readings of biblical narratives|url=https://archive.org/details/textsofterrorlit00trib|date=1984|publisher=Fortress Press|location=Philadelphia|isbn=978-0-8006-1537-6}}</ref><ref name=Frymer-Kensky2006>{{cite book|last1=Frymer-Kensky|first1=Tikva|title=Studies in Bible and feminist criticism|url=https://archive.org/details/studiesinbiblefe0000frym|date=2006|publisher=Jewish Publication Society|location=Philadelphia, PA|isbn=9780827607989|edition= 1st|oclc=62127975}}</ref>{{rp|168}} Trible menjelaskan bahwa, dalam mitologi, hal yang diciptakan terakhir secara tradisi merupakan puncak penciptaan, yang tersirat dalam Kejadian 1 bahwa manusia (Adam) diciptakan setelah segala sesuatu yang
=== Yahudi ===
Baris 52:
Literatur rabinik awal mengandung tradisi-tradisi yang menggambarkan Hawa dengan cara yang kurang baik. Menurut [[Bereshith Rabba]] 18: 4, Adam dengan cepat menyadari bahwa Hawa ditakdirkan untuk terlibat dalam pertengkaran terus-menerus dengannya. Wanita pertama juga menjadi objek tuduhan yang dinisbatkan kepada Rabi Joshua dari Siknin, yang menurutnya Hawa, terlepas dari upaya ilahi, ternyata “berkepala bengkak, genit, penyadap, gosip, rentan terhadap kecemburuan, suka mencuri, dan petualang." (Ibid. 18: 2). Serangkaian dakwaan yang serupa muncul dalam Bereshith Rabba 17: 8, yang dengannya penciptaan Hawa dari tulang rusuk Adam alih-alih dari bumi membuatnya lebih rendah dari Adam dan tidak pernah puas dengan apapun. Akhirnya, kejahatan paling jahat yang dikaitkan dengan Hawa muncul dalam Bereshith Rabba 17: 8:<blockquote>"Mengapa seorang pria pergi tanpa topi sementara seorang wanita keluar dengan kepala tertutup? Dia seperti orang yang telah berbuat salah dan malu pada orang; karena itu dia pergi dengan kepala tertutup. Mengapa mereka [para wanita] berjalan di depan mayat [di pemakaman]? Karena mereka membawa maut ke dunia, oleh karena itu mereka berjalan di depan mayat, [seperti yang tertulis], "Karena ia telah dibawa ke kubur ... dan semua orang mengikuti dia, karena ada banyak yang tak terhitung sebelum dia" (Ayub 21: 32d). Dan mengapa ajaran menstruasi (nidah) diberikan kepadanya? Karena dia menumpahkan darah Adam [dengan menyebabkan kematian], maka itu adalah ajaran menstruasi yang diberikan kepadanya. Dan mengapa ajaran “adonan” (ḥalah) diberikan kepadanya? Karena dia merusak Adam, yang adalah adonan dunia, maka itu adalah ajaran adonan yang diberikan kepadanya. Dan mengapa ajaran tentang cahaya Sabat (nerot shabat) diberikan kepadanya? Karena dia memadamkan jiwa Adam, oleh karena itu adalah ajaran dari lampu Sabat yang diberikan kepadanya."<ref>Genesis Rabbah, in: Judaic Classics Library, Davka Software. (CD-ROM).</ref></blockquote>
Selain itu, literatur rabi awal mengandung banyak contoh saat Hawa didakwa berbagai pelanggaran seksual. Dituliskan dalam Bereshith Rabba 3:16 bahwa "hasratmu akan untuk suamimu," dia dituduh oleh para rabi karena memiliki dorongan seksual yang terlalu maju (Bereshith Rabba 20: 7) dan terus-menerus menggoda Adam (ibid. 23: 5). Namun, dalam hal popularitas dan penyebaran teks, motif Hawa bersanggama dengan ular purba mengambil prioritas di atas pelanggaran seksualnya yang lain. Meskipun agak membingungkan, kisah ini disampaikan di banyak tempat: Bereshith Rabba 18: 6, Sotah 9b, Shabat
Dalam tradisi Yahudi, [[Filo]], Pirkei De-Rabbi Eliezer, dan [[Targum Yerushalmi]] menyatakan bahwa Adam bukanlah ayah dari Qabil/Kain. Sebaliknya, Hawa menjadi sasaran perzinahan karena dirayu [[Sammael]],{{sfn|Byron|2011|p=17: "And Adam knew about his wife Eve that she had conceived from Sammael"
=== Kristen ===
Baris 63:
=== Islam ===
Terkait buah terlarang, Al-Qur'an tidak menjelaskan bahwa Hawa yang pertama kali memakannya. Baik Adam dan Hawa dijelaskan sama-sama bersalah, sama-sama bertaubat, juga sama-sama menerima ampunan.<ref>Al-Baqarah (02): 36-37</ref><ref>Al-A'raf (07): 22-23</ref> Hawa dipandang sebagai ''Ummul Basyar'' (ibu umat manusia), tetapi pengaruhnya tidak begitu kuat pada peran dan kedudukan perempuan di dunia Muslim bila dibandingkan dengan di Barat.
== Rasisme ==
Pada [[Abad Pencerahan]], gagasan mengenai keberadaan manusia sebelum Adam, disebut Pra-Adamit, menantang narasi Alkitab tentang asal-muasal manusia. Pada abad ke-19, gagasan pra-Adamit mulai diterima dengan sifat supremasi kulit putih. Dikatakan bahwa manusia non-kulit putih bukanlah keturunan Adam, tetapi manusia pra-Adam, sehingga kedudukan mereka lebih rendah dari ras kulit putih. Ilmuwan yang mendukung ini antara lain Charles Caldwell, Josiah C. Nott, dan Samuel G. Morton.
Setelah [[Perang Saudara Amerika]], orang Selatan semakin menerima argumen yang mendukung kepercayaan mereka pada inferioritas kulit hitam. Pada tahun 1867, Buckner H. Payne, dengan nama pena Ariel, menulis sebuah pamflet, ''The Negro: What is His Ethnological Status?'' Dia berargumen bahwa orang Negro adalah binatang pra-Adam dari ladang (dianggap sebagai tatanan monyet yang lebih tinggi), yang dilestarikan di Bahtera Nuh. Pada tahun 1891, William Campbell, dengan nama pena "Caucasian", menulis dalam ''Anthropology for the People: A Refutation of the Theory of the Adamic Origin of All Races'' bahwa orang-orang non-kulit putih bukanlah keturunan Adam dan karena itu "bukan saudara dalam pengertian istilah yang tepat, tetapi ciptaan yang lebih rendah" dan bahwa poligenisme adalah satu-satunya teori yang dapat bersanding dengan Alkitab. Mengikuti Payne, Campbell menyatakan bahwa banjir besar zaman Nuh merupakan akibat dari pernikahan manusia kulit putih (keturunan Adam) dan keturunan pra-Adamit yang dipandang sebagai sebab kerusakan dunia.<ref>dalam Harvey, 2005, hlm. 43.</ref>
Dalam perpaduan yang tidak biasa dari pemikiran evolusioner kontemporer dan pra-Adamisme, evolusionis dan geolog the Vanderbilt University, Alexander Winchell, berargumen dalam traktat 1878-nya ''Adamites and Preadamites'' bahwa bangsa Negro terlalu inferior secara rasial untuk dikatakan dikembangkan dari Adam dalam Alkitab. Winchell juga percaya bahwa hukum evolusi bekerja sesuai dengan kehendak Tuhan.<ref>Smith, 2003, hlm. 50.</ref>
Pengacara Irlandia Dominick McCausland, seorang literalis Alkitab dan anti-Darwin, berpendapat bahwa bangsa Tionghoa adalah keturunan dari Kain/Qabil dan bahwa ras "Kaukasia" pada akhirnya akan memusnahkan semua yang lain. Dia berpendapat bahwa hanya keturunan "Kaukasia" dari Adam yang mampu menciptakan peradaban, dan dia mencoba menjelaskan bahwa peradaban "non-Kaukasia" yang telah berkembang sebenarnya adalah ras "Kaukasia" yang hilang, yakni keturunan Ham bin Nuh.<ref>Dominick M'Causland, The Builders of Babel, 1871; Patrick Maume “Dominick McCausland and Adam’s Ancestors: an Irish Evangelical responds to the Scientific Challenge to Biblical Inerrancy” in Juliana Adelman and Eadaoin Agnew (eds) Science and Technology in Nineteenth-Century Ireland (Dublin: Four Courts Press, 2011)</ref>
Pada tahun 1900, Charles Carroll menulis ''The Negro a Beast; or, In the Image of God''. Dia menyimpulkan dalam buku itu bahwa ras kulit putih dibuat menurut gambar dan rupa Allah dan bahwa Adam hanya melahirkan ras kulit putih, dan orang negro adalah binatang pra-Adam, yang tidak mungkin dibuat menurut gambar dan rupa Allah karena mereka seperti binatang buas, tidak bermoral dan jelek.<ref>Charles Carroll The negro a beast"; or, "In the image of God"; the reasoner of the age, the revelator of the century! The Bible as it is! The negro and his relation to the human family! The negro not the son of Ham, 1900</ref> Carroll mengklaim bahwa ras pra-Adam, seperti orang kulit hitam, tidak memiliki jiwa. Carroll percaya bahwa percampuran ras adalah penghinaan terhadap Tuhan dan merusak rencana ras penciptaan Allah. Menurut Carroll, pencampuran ras juga menyebabkan kesalahan ateisme dan evolusi.<ref>Colin Kidd, ''The Forging of Races: Race and Scripture in the Protestant Atlantic World, 1600–2000'', 2006, hlm. 150</ref>
== Lihat pula ==
* Perincian mengenai kisah Adam dan Hawa dari sudut pandang Al-Qur'an dan
** [[Adam]]
** [[Hawa]]
Baris 71 ⟶ 82:
== Rujukan ==
{{reflist}}
=== Daftar pustaka ===
* Harvey, Paul (2005). ''Freedom's Coming : Religious Culture and the Shaping of the South from the Civil War through the Civil Rights Era''. UNC Press. {{ISBN|0-8078-2901-3}}
* Smith, Christian (2003). ''The Secular Revolution''. University of California Press. {{ISBN|0-520-23000-0}}
{{Nabi-nabi}}
{{Adam hingga Daud}}
{{Authority control}}
{{Commonscat|Adam and Eve}}
[[Kategori:
[[Kategori:Tokoh Perjanjian Lama]]
[[Kategori:Kitab Kejadian]]
|