Akikah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8
Soufiyouns (bicara | kontrib)
+ {{Authority control}}
 
(21 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Akikah''' ([[bahasa Arab]]: <font size=4>عقيقة</font>, transliterasi: '''AqiqahAqiqoh''') adalah [[pengurbanan hewan]] dalam [[syariat Islam]], sebagai bentuk rasa syukur umat Islam terhadap Allah SWT.Subhanahu wa ta'ala mengenai bayi yang dilahirkan.<ref name="Samurah bin Jundub">[[Samurah bin Jundab|Samurah bin Jundub]], nabi {{saw}} bersabda,
كُلُّ غُلاَمٍ مُرْتَهَنٌ بِعَقِيقَتِهِ تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ السَّابِعِ وَيُحْلَقُ رَأْسُهُ وَيُسَمَّى
“Setiap anak tergadaikan dengan aqiqahnya. Disembelih pada hari ketujuh, dicukur gundul rambutnya, dan diberi nama.” (Hadis riwayat Ahmad 20722, at-Turmudzi 1605, dan dishahihkan al-Albani).</ref> Hukum akikah menurut pendapat yang paling kuat adalah ''[[sunah muakadah]]'', dan ini adalah pendapat ''jumhur'' [[ulama]] menurut [[hadis]].<ref>Berdasarkan anjuran [[rasulullah]] {{saw}} dan praktik langsung dia. “Bersama anak laki-laki ada akikah, maka tumpahkan (penebus) darinya darah (sembelihan) dan bersihkan darinya kotoran (maksudnya cukur rambutnya).” (Hadis riwayat Imam Ahmad, Al Bukhari dan Ashhabus Sunan)</ref><ref>Rasulallah {{saw}}, yang artinya: “Maka tumpahkan (penebus) darinya darah (sembelihan),” adalah perintah, tetapi bukan bersifat wajib, karena ada sabdanya yang memalingkan dari kewajiban yaitu: “Barangsiapa di antara kalian ada yang ingin menyembelihkan bagi anak-nya, maka silakan lakukan.” (Hadis riwayat Ahmad, Abu Dawud dan An Nasai dengan sanad yang hasan). Perkataan dia, yang artinya: “Ingin menyembelihkan,..” merupakan dalil yang memalingkan perintah yang pada dasarnya wajib menjadi sunah.</ref> Kemudian ada ulama yang menjelaskan bahwa akikah sebagai penebus adalah artinya akikah itu akan menjadikan terlepasnya kekangan [[jin]] yang mengiringi semua bayi sejak lahir.<ref>Kemudian [[Ibnul Qoyim]] menyebutkan tafsir hadis Samurah bin Jundub di atas, "Tergadai artinya tertahan, baik karena perbuatannya sendiri atau perbuatan orang lain… dan Allah jadikan aqiqah untuk anak sebagai sebab untuk melepaskan kekangan dari setan, yang selalu mengiringi bayi sejak lahir ke dunia, dan menusuk bagian pinggang dengan jarinya. Sehingga aqiqah menjadi tebusan untuk membebaskan bayi dari jerat setan, yang menghalanginya untuk melakukan kebaikan bai akhiratnya yang merupakan tempat kembalinya." (Tuhfah al-Maudud, hlm. 74)</ref>
Baris 28:
Mungkin akan timbul pertanyaan, mengapa agama Islam membedakan antara akikah anak laki-laki dan anak perempuan, maka jawabannya adalah bahwa seorang muslim, ia berserah diri sepenuhnya pada perintah Allah SWT, meskipun ia tidak tahu hikmah akan perintah tersebut, karena akal manusia terbatas. Barangkali juga bisa diambil hikmahnya yaitu untuk memperlihatkan kelebihan seorang laki-laki dari segi kekuatan jasmani, juga dari segi kepemimpinannya (qawwamah) dalam suatu rumah tangga.
 
Dalam penyembelihan akikah, banyak hal yang perlu diperhatikan, di antaranya, sebaiknya tidak mematahkan tulang dari sembelihan akikah tersebut, dengan hikmah tafa'ul (berharap) akan keselamatan tubuh dan anggota badan anak tersebut. Akikah sah jika memenuhi syarat seperti syarat hewan kurban, yaitu tidak cacat dan memasuki usia yang telah disyaratkan oleh agama Islam. Seperti dalam definisi tersebut di atas, bahwa akikah adalah menyembelih kambing pada hari ketujuh semenjak kelahiran seorang anak, sebagai rasa syukur kepada Allah. Tetapi boleh juga mengganti kambing dengan unta ataupun sapi dengan syarat unta atau sapi tersebut hanya untuk satu anak saja, tidak seperti kurban yang mana dibolehkan untuk 7 orang. TetapiNamun, sebagian ulama berpendapat bahwa akikah hanya boleh dengan menggunakan kambing saja, sesuai dalil-dalil yang datang dari Rasulullah {{saw}}.
 
Ada perbedaan lain antara akikah dengan kurban, kalau daging kurban dibagi-bagikan dalam keadaan mentah, sedangkan akikah dibagi-bagikan dalam keadaan matang. Hikmah syariat akikah yakni dengan akikah, timbullah rasa kasih sayang di masyarakat karena mereka berkumpul dalam satu walimah sebagai tanda rasa syukur kepada Allah SWT. Dengan akikah pula, berarti bebaslah tali belenggu yang menghalangi seorang anak untuk memberikan syafaat pada orang tuanya, dan lebih dari itu semua, bahwasanya akikah adalah menjalankan syiar Islam.
 
== Hikmah akikah ==
Menurut Drs. Zaki Ahmad dalam bukunya "Kiat Membina Anak Sholeh" disebutkan manfaat-manfaat yang akan didapat dengan berakikah, di antaranya:<ref>Drs. Zaki Ahmad, "''Kiat Membina Anak Sholeh''"</ref>:
# Membebaskan anak dari ketergadaian
# Pembelaan orang tua pada hari kemudian
Baris 44:
 
== Syarat akikah ==
Akikah atau Aqiqah ibadah sebagai bentuk rasa syukur atas kelahiran anak laki-laki atau perempuan.
Hewan dari jenis kibsy (domba putih) nan sehat umur minimal setengah tahun dan kambing jawa minimal satu tahun. Untuk anak laki-laki dua ekor, dan untuk anak perempuan satu ekor, tetapi jika tidak mampu maka 1 ekor kambing untuk akikah anak laki-lakinya juga diperbolehkan dan mendapat pahala.{{fact|date=2011}}
 
Baris 58 ⟶ 59:
Kadar akikah yang mencukupi adalah satu ekor baik untuk laki-laki ataupun untuk perempuan, sebagaimana perkataan Ibnu Abbas rahimahulloh: “Sesungguh-nya nabi {{saw}} mengakikahi [[Hasan bin Ali|Hasan]] dan [[Husain bin Ali|Husain]] satu domba satu domba.” (Hadis shahih riwayat Abu Dawud dan Ibnu Al Jarud)
 
Ini adalah kadar cukup dan boleh, tetapi yang lebih utama adalah mengakikahi anak laki-laki dengan dua ekor, ini berdasarkan hadis-hadis berikut ini:<ref name="mediamuslim.info"/>:
 
# Ummu Kurz Al Ka’biyyah berkata, yang artinya: “[[Muhammad|Nabi]] {{saw}} memerintahkan agar dsembelihkan akikah dari anak laki-laki dua ekor domba dan dari anak perempuan satu ekor.” (Hadis sanadnya shahih riwayat Imam Ahmad dan Ashhabus Sunan)
Baris 70 ⟶ 71:
dan bila tidak bisa melaksanakannya pada hari ketujuh, maka bisa dilaksanakan pada hari ke empat belas, dan bila tidak bisa, maka pada hari ke dua puluh satu, ini berdasarkan hadis [[Abdullah Ibnu Buraidah]] dari ayahnya dari [[Muhammad|Nabi]] {{saw}}', dia berkata yang artinya: “Hewan akikah itu disembelih pada hari ketujuh, keempatbelas, dan keduapuluhsatu.” (Hadis hasan riwayat Al Baihaqiy)
 
NamunPelaksanaan waktu Aqiqah berdasarkan hadis yang ada adalah 7 hari, 14 hari, dan 21 hari inilah hari - hari yang berdasarkan dalil, sedangkan selain hari itu adalah pendapat/ijtihad ulama.

contohnya setelah tiga minggu masih tidak mampu maka kapan saja pelaksanaannya di kala sudah mampu, karena pelaksanaan pada hari-hari ke tujuh, ke empat belas dan ke dua puluh satu adalah sifatnya sunah dan paling utama bukan wajib, dan boleh juga melaksanakannya sebelum hari ke tujuh.<ref name="mediamuslim.info"/>
 
Bayi yang meninggal dunia sebelum hari ketujuh disunahkan juga untuk disembelihkan akikahnya, bahkan meskipun bayi yang keguguran dengan syarat sudah berusia empat bulan di dalam kandungan ibunya.
Baris 93 ⟶ 96:
* ''Fatawa Islamiyyah'' 2/324-327; Irwaul Ghalil (4/389, 4/405)
* ''Minhajul Muslim'', Abu Bakar Al Jazairiy 437
 
{{Authority control}}
 
[[Kategori:Tradisi Islam]]