Suku Kaili: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Kaidah penulisan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(8 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 11:
|related=Suku Bare'e, Pamona, [[Mori|Suku Mori]]
}}
'''Suku Kaili''' adalah [[suku bangsa]] di [[Indonesia]] yang mendiami sebagian besar dari Provinsi [[Sulawesi Tengah dan sebagian kecil dari provinsi Sulawesi barat]], khususnya wilayah [[Kabupaten Donggala]], [[Kabupaten Sigi]], dan [[Kota Palu]], di seluruh daerah di lembah antara [[Gunung Gawalise]], [[Gunung Nokilalaki]], Kulawi, dan [[Gunung Raranggonau]]. Mereka juga menghuni wilayah pantai timur Sulawesi"Siniu" Berbatasan dengan Rumpun Tomini-Totoli di (Ampibabo) Bagian timur dan di Barat Perbatasan Rumpun kaili Dan Rumpun Tomini-Totoli di sirenja. Rumpun Tengahkaili, meliputi [[Kabupaten Parigi-Moutong]], [[Kabupaten Tojo Una-Una]] dan [[Kabupaten Poso]]. Masyarakat suku Kaili mendiami kampung/desa di TelukKota Tominipalu yaitudan Tinombo,parigi Moutongyaitu, Parigi, Sausu, Siniu, Ampana, Tojo dan Una Una,. sedangSelain itu, di Kabupaten Poso mereka mendiami daerah Mapane, Uekuli dan, pesisir Pantai Poso, Lalundu, kasoloang, Pasangkayu, tikke, saruddu dan karossa .{{fact}}
 
Untuk menyatakan "orang Kaili" disebut dalam bahasa Kaili dengan menggunakan awalan "To" yaitu ''To Kaili'', Yang Berarti "Orang kaili" uniknya "rumpun Kaili.
 
Ada beberapa pendapat yang mengemukakan etimologi dari kata ''Kaili'', salah satunya menyebutkan bahwa kata yang menjadi nama suku Kaili ini berasal dari nama pohon dan buah Kaili yang umumnya tumbuh di hutan-hutan di kawasan daerah ini, terutama di tepi [[Sungai Palu]] dan [[Teluk Palu]].
Baris 19:
 
Menurut cerita (''tutura''), dahulu kala, di tepi pantai dekat Kampung Bangga tumbuh sebatang pohon kaili yang tumbuh menjulang tinggi. Pohon ini menjadi arah atau panduan bagi pelaut atau nelayan yang memasuki Teluk Palu untuk menuju pelabuhan pada saat itu, Bangga.
Namun ada juga mengatakan bahwa kata Kaili ini sebenarnya adalah nama dari orang tua pertama dari suku mereka ini dan kemudian Kaili mempunyai keturunan yang banyak dan memberikan nama anaknya masing masing menjadi penyebutan kata tidak. Misalnya to Ledo, Rai, Edo, Ado, unde, inde, torai, ta'a, da'a, tado, ija, Moma, bare'e, pamona dan lain-lain. Semua rumpun Kaili Memiliki kesaamaan bahasa seperti "yaku" adalah . Sehingga bisa disimpulkan bahwa rumpun Kaili ini memiliki dialek kesamaan bahasa.
 
Suku Kalili atau etnik Kaili, merupakan salah satu etnik dengan yang memiliki rumpun etnik sendiri. Untuk penyebutannya, suku Kaili disebut etnik Kaili, sementara rumpun sukuRumpun Kaili lebih darimempunyai 30sub rumpunsuku di dalamnya seperti dari suku, seperti, rumpun Kaili Rai, rumpun Kaili Ledo, rumpun Kaili Ija, rumpun Kaili Moma, rumpun Kaili Da'a, rumpun Kaili Unde, rumpun Kaili Inde, rumpun Kaili Tara, rumpun Kaili Bare'e, rumpun Kaili Doi, rumpun Kaili Torai, dlldan Pamona. (kaili-pamona)
 
== Bahasa ==
Suku Kaili mengenal lebih dari dua puluh [[bahasa]] yang masih hidup dan dipergunakan dalam percakapan sehari-hari. Uniknya, di antara kampung yang hanya berjarak 2 km kita bisa menemukan bahasa yang berbeda satu dengan lainnya. Namun, suku Kaili memiliki ''[[lingua franca]]'', yang dikenal sebagai bahasa Ledo. Kata "Ledo" ini berarti "tidak". Bahasa Ledo ini dapat digunakan berkomunikasi dengan bahasa-bahasa Kaili lainnya. Bahasa Ledo yang asli (belum dipengaruhi bahasa para pendatang) masih ditemukan di sekitar Raranggonau dan Tompu. Sementara, bahasa Ledo yang dipakai di daerah kota Palu, Biromaru, dan sekitarnya sudah terasimilasi dan terkontaminasi dengan beberapa bahasa para pendatang terutama [[bahasa Mandar]] dan [[bahasa Melayu]].
 
Bahasa-bahasa yang masih dipergunakan dalam percakapan sehari-hari, yaitu bahasa Tara (Tondo, vatu tela, Talise, Tanamodindi, Lasoani, Poboya, Kavatuna, Sou love dan Parigi), bahasa Rai (Mamboro, marana, wombo, Taipa, Tawaeli, Labuan, Toaya, Sampai Tompe), [[siniu,parigi),bahasa Kaili Doi]] (Pantoloan dan Kayumalue); bahasa Unde (Ganti, Banawa, Loli, buluri, Watusampu,Dalaka, Limboro, Tovale dan Kabonga), bahasa inde ( Bomba, Lebanu, beka ) bahasa Ado (Sibalaya, Sibovi, Pandere, bahasa Edo (Pakuli, Tuva), bahasa Ija (Bora, Vatunonju), bahasa Da'a (Padende,Porame, Balane, Uwemanje, Rondingo, Pobolobia, Kayumpia, Lalundu, Wayu, Dombu, Jono'oge, Kalora, Lebanu, Pasangkayu), bahasa Moma (Kulavi), dan bahasa Bare'e (Tojo, Unauna dan Poso),bahasa ta'a ( Ampana, tojo Una-una ) bahasa tado ( lalundu, bonemarava, Pasangkayu). Semuabahasa kataLedo dasar( bahasaPalu, tersebutParigi, berartibalaesang, "tidak"dampal, Sigi, Donggala, Pasangkayu, karossa ).
 
== Kehidupan ==
Mata pencaharian utama masyarakat sukuRumpun Kaili adalah bercocok tanam di sawah, di ladang dan menanam kelapa. Di samping itu masyarakat sub suku Kaili yang tinggal di dataran tinggi, mereka juga mengambil hasil bumi di hutan seperti rotan, damar, dan kemiri, dan beternak. Sedang masyarakat suku sub suku dalam Kaili yang dipesisir pantai di samping bertani dan berkebun, mereka juga hidup sebagai nelayan dan berdagang antarpulauantar pulau seperti ke [[Kalimantan]].
Makanan asli suku Kaili pada umumnya adalah nasi, karena sebagian besar tanah dataran di lembah Palu, Parigi sampai ke Poso merupakan daerah persawahan. Kadang pada musim paceklik masyarakat menanam jagung, sehingga sering juga mereka memakan nasi dari beras jagung (campuran beras dan jagung giling).