Bioskop: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k →Lihat juga: (QuickEdit) Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
|||
(20 revisi perantara oleh 16 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Bioskop'''
[[File:Bioskop_Raya_Padang_dari_atas.jpg|220x124px|thumb|Bioskop Di [[Padang]]]]
Kata "bioskop" berasal dari bahasa belanda ''bioscoop'' yang berakar dari [[bahasa Yunani]]; ''βιος'' (bios) yang artinya "hidup" dan ''σκοπος'' (skopos) yang artinya "melihat". Padanan kata dari bioskop yaitu '''gambar hidup'''.<ref name="BBCdocu">''https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/gambar_hidup''</ref>
== Bioskop di Indonesia ==
Baris 6 ⟶ 9:
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Becak bij bioscoop Megaria TMnr 20018029.jpg|jmpl|[[Bioskop Megaria, Jakarta|Bioskop Megaria]], Jakarta (ca. 1960-80)]]
Bioskop pertama di [[Indonesia]] berdiri pada Desember [[1900]], di Jl Tanah Abang I, [[Jakarta Pusat]], karcis kelas I harganya dua [[gulden]] (perak) dan harga karcis kelas
Bioskop zaman dulu bermula di sekitar Lapangan Gambir (kini Monas). Bangunan bioskop masa itu menyerupai bangsal dengan dinding dari gedek dan beratapkan kaleng/seng. Setelah selesai pemutaran film, bioskop itu kemudian dibawa keliling ke kota yang lain. Bioskop ini di kenal dengan nama Talbot (nama dari pengusaha bioskop tersebut). Bioskop lain diusahakan oleh seorang yang bernama Schwarz. Tempatnya terletak kira-kria di Kebon Jahe, Tanah Abang. Sebelum akhirnya hancur terbakar, bioskop ini menempati sebuah gedung di Pasar Baru. Ada lagi bioskop yang bernama Jules Francois de Calonne (nama pengusahanya) yang terdapat di Deca Park. De Calonne ini mula-mula adalah bioskop terbuka di lapangan, yang pada zaman sekarang disebut "misbar", gerimis bubar. De Calonne adalah cikal bakal dari bioskop Capitol yang terdapat di [[Pintu Air]].
Baris 16 ⟶ 19:
Di [[Jakarta]] pada tahun [[1951]] diresmikan [[bioskop Metropole]] yang berkapasitas 1.700 tempat duduk, berteknologi ventilasi peniup dan penyedot, bertingkat tiga dengan ruang dansa dan kolam renang di lantai paling atas. Pada tahun [[1955]] bioskop Indra di [[Yogyakarta]] mulai mengembangkan kompleks bioskopnya dengan toko dan restoran.
Di Indonesia awal Orde Baru dianggap sebagai masa yang menawarkan kemajuan perbioskopan, baik dalam jumlah produksi film nasional maupun bentuk dan sarana tempat pertunjukan. Kemajuan ini memuncak pada tahun 1990-an. Pada dasawarsa itu produksi film nasional 112 judul. Sementara sejak tahun 1987 bioskop dengan konsep [[sinepleks]] (gedung bioskop dengan lebih dari satu layar)
Sinepleks tidak hanya menjamur di kota besar, tetapi juga menerobos kota kecamatan sebagai akibat dari kebijakan pemerintah yang memberikan masa bebas pajak dengan cara mengembalikan pajak tontonan kepada "bioskop depan". Akibatnya, pada tahun [[1990]] bioskop di Indonesia mencapai puncak kejayaan yaitu 3.048 layar. Sebelumnya, pada tahun [[1987]], di seluruh [[Indonesia]] terdapat 2.306 layar.
=== Era 2000-an ===
Sekitar tahun
== Referensi ==
{{reflist}}
== Lihat pula ==
* [[Bioskop drive-in|Bioskop ''drive-in'']]
== Pranala luar ==
|