Suku Alor: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
k Etnik
 
(26 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox ethnic group
'''Suku Pantar, Etnis Dia'ang/ Dei'ing di Kab. Alor''' merupakan penduduk asli yang mendiami [[Pulau Alor|Pulau Pantar, Pura dan Pulau Alor]], [[Kabupaten Alor]], [[Nusa Tenggara Timur]].<ref name="ak">[http://alorkab.go.id Pemerintah Kabupaten Alor."Sejarah Kabupaten Alor"] diakses 19 Januari 2016</ref>
|group = Alor
|native_name =
|image =
|popplace = [[Indonesia]] ([[Kabupaten Alor]])
|pop =
|langs = [[Bahasa Alor|Alor]], [[Bahasa Melayu Alor|Melayu Alor]], [[Bahasa Indonesia|Indonesia]]
|rels = [[Islam]] dan [[Kekristenan]]
|related = [[Suku Abui|Abui]]{{•}}[[Suku Blagar|Blagar]]{{•}}[[Suku Nedebang|Nedebang]]
}}
'''Suku Alor''' adalah [[kelompok etnis]] yang mendiami pesisir barat [[Pulau Alor|Alor]], [[Pulau Pantar|Pantar]] bagian utara, dan [[Pulau Pura|Pura]] di [[Kabupaten Alor]], [[Nusa Tenggara Timur]].<ref name="ak">[http://alorkab.go.id Pemerintah Kabupaten Alor."Sejarah Kabupaten Alor"] diakses 19 Januari 2016</ref> Wilayah domisili suku Alor terdiri atas 5 kecamatan, yakni kecamatan [[Alor Timur, Alor|Alor Timur]], [[Alor Barat Laut, Alor|Alor Barat Laut]], [[Alor Barat Daya, Alor|Alor Barat Daya]], [[Alor Selatan, Alor|Alor Selatan]], dan [[Pantar, Alor|Pantar]]. Wilayah yang dihuni merupakan daerah yang berbukit dan bergunung-gunung dengan berbagai tingkat kemiringan.<ref>{{Cite book|title=Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia|last=Lien|first=Dwiari Ratnawati|publisher=[[Direktorat Jenderal Kebudayaan]]|year=2018|isbn=|location=Jakarta|pages=|url-status=live}}</ref>
 
== Bahasa ==
Mayoritas kepercayaan penduduk Alor adalah [[Kristen Katolik|Islam]], [[Kristen Katolik|Kristen Protestan]] dan [[Kristen Protestan|Kristen Katolik]], tetapi tidak sedikit pula dari masyarakat Alor yang menganut paham [[animisme]] dan [[dinamisme]] yang menyembah:<ref name="a">[http://melayuonline.com/ind/culture/dig/2542/rumah-adat-takpala Rumah adat takpala] diakses 19 Januari 2016</ref>
{{Utama|Bahasa Alor|Bahasa Melayu Alor}}
# ''Larra/Lera'' yaitu matahari
Bahasa yang digunakan oleh suku Alor terutama [[bahasa Alor]].<ref>[http://www.joshuaproject.net/languages.php?rol3=aol Alor Speaking Peoples - Joshua Project]</ref> Sedangkan [[bahasa Indonesia]] dan [[Bahasa Melayu Alor|Melayu Alor]] merupakan [[basantara|bahasa perantara]] diantara masyarakat suku Alor dan kelompok etnis lainnya.<ref>{{Cite book |title=A grammar of Klon: a non-Austronesian language of Alor, Indonesia |last=Baird |first=Louise |publisher=Pacific Linguistics |year=2008 |location=Canberra}}</ref>
# ''Wulang'' yaitu bulan
== Sistem kekerabatan ==
# ''Neda'' yaitu sungai bisa disebut juga dewa air
Seperti kelompok etnis lainnya di Indonesia, masyarakat suku Alor juga memiliki sistem kekerabatan yang telah terbentuk sejak zaman dahulu. Berikut ini beberapa kelompok berdasarkan kekerabatan dalam suku Alor.
# ''Addi'' yaitu hutan bisa disebut juga dewa hutan
* ''Hieta'', keanggotaannya dihitung melalui prinsip [[patrilineal]].
# ''Hari'' yaitu laut bisa disebut juga dewa laut.
* ''Fengfala'', semua keturunan dari saudara ayah dan ibu yang lebih tua.
# Penyembahan kepada Tuhan atau Allah disebut (Nayaning Lhahatal) Kepercayaan secara langsung kepada Tuhan.
* ''Nengfala'', sepupu silang dari pihak ibu.
 
== Kepercayaan ==
== Kesenian dan kebudayaan suku Alor ==
Masyarakat suku Alor saat ini umumnya menganut dua [[agama Abrahamik]], yakni [[Islam]] dan [[Kekristenan]]. Akan tetapi, tidak sedikit dari masyarakat suku Alor yang menganut [[agama asli Nusantara|kepercayaan asli]]. Berikut ini beberapa unsur alam dalam kepercayaan asli suku Alor.<ref name="a">[http://melayuonline.com/ind/culture/dig/2542/rumah-adat-takpala Rumah adat takpala] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160201121626/http://melayuonline.com/ind/culture/dig/2542/rumah-adat-takpala |date=2016-02-01 }} diakses 2016-01-19.</ref>
* ''Larra'' atau ''lera'', sebutan untuk 'matahari'
#* ''Wulang'', yaitusebutan untuk 'bulan'
* ''Neda'', sebutan untuk 'sungai'
* ''Addi'', sebutan untuk 'hutan'
* ''Hari'', sebutan untuk 'laut'
* ''Nayaning lahatal'', sebutan untuk 'Tuhan'
 
== Budaya ==
Berbagai macam adat serta kebudayaan di kabupaten Alor, mulai dari tarian, koleksi bersejarah, dan suku tradisional yang masih lekat dengan tradisinya. Salah satu tarian dari Alor yang terkenal adalah tarian Lego-Lego yang di sebut Sohhe / Darriz merupakan tarian tradisional Alor.<ref name="ad"/>
=== Alat musikTari tradisional suku Alor ===
Salah satu tari tradisional suku Alor yang terkenal adalah tari ''lego-lego'', disebut juga ''sohhe'' atau ''darriz''.<ref name="ad"/> Tarian ini dilakukan secara massal di mana satu dengan lainnya saling bergandengantanganbergandengan tangan dan membentuk melingkarlingkaran, sambilserta mengelilingi tiga batu bersusun yang disebut ''mesbah'' dengan mengumandangkan lagu pantun dalam bahasa adatAlor. Biasanya tarian ini dilakukan semalaman dengan diiringi [[gong]] dan [[moko]].<ref name="ad"/>
=== Makanan khas ===
Dalam setiap upacara adat ataupun kegiatan sehari-hari, suku Alor biasanya menyajikan makanan khas, yakni ''jagung bose'' dan ''jagung titi'', sebuah olahan makanan berbahan dasar jagung.
=== Lagu tradisional ===
Lagu tradisional suku Alor diantaranya adalah ''Eti Lola'', ''Handek'', dan ''Heelora.''
 
=== Alat musik ===
Tarian ini dilakukan secara massal di mana satu dengan lainnya saling bergandengantangan membentuk melingkar sambil mengelilingi tiga batu bersusun yang disebut mesbah dengan mengumandangkan lagu pantun dalam bahasa adat. Biasanya tarian ini dilakukan semalaman dengan diiringi gong dan moko.<ref name="ad"/>
Masyarakat suku Alor mempunyai alat musik khas yang mirip [[gendang]] yangdan disebut dengansebagai ''[[Mokomoko]]''. Alat musik ini biasanya digunakan sebagai alat pelengkap dalam upacara adat. Dan''Moko'' merupakan hasil kebudayaan [[zaman perunggu]]. Selain itu, ''moko'' juga biasa moko dijadikan sebagai [[belis]], [[mahar]] atau [[mas kawinmaskawin]] (''belis'').<ref name="ad"/>
 
Masyarakat Alor sangat percaya bahwa ''moko'' berasal dari tanah dan hanya dimiliki para bangsawan karena nilainya yang sangat tinggi. Oleh karena itu, hampir bisa dipastikan tidak ada masyarakat adatlainnya di [[Nusantara]] yang mengoleksi ''moko'' dalam jumlah banyak seperti suku-suku di Alor.<ref name="ad">Azis Anwar Hidayat. [https://www.academia.edu/6696642/Suku_Alor Suku Alor]. diakses 23 JanuariDiakses 2016-01-23.</ref>
== Alat musik tradisional suku Alor ==
Alor mempunyai alat musik khas yang mirip gendang yang disebut dengan [[Moko]]. Alat musik ini biasanya digunakan sebagai alat upacara. Dan merupakan hasil kebudayaan zaman perunggu. Selain itu juga biasa moko dijadikan sebagai [[belis]], [[mahar]] atau [[mas kawin]].<ref name="ad"/>
 
Masyarakat Alor sangat percaya bahwa moko berasal dari tanah dan hanya dimiliki para bangsawan karena nilainya yang sangat tinggi. Oleh karena itu hampir bisa dipastikan tidak ada masyarakat adat di Nusantara yang mengoleksi moko dalam jumlah banyak seperti suku-suku di Alor.<ref name="ad">[https://www.academia.edu/6696642/Suku_Alor Suku Alor] diakses 23 Januari 2016</ref>
 
=== Perkawinan adat ===
Dalam masyarakat Alor, terdapat beberapa sistem perkawinan adat, diantaranya perkawinan dengan pembayaran ''belis'' secara kontan yang diawali dengan proses peminangan dan pembayaran ''belis'' secara tidak kontan. Kemudian terdapat beberapa perkawinan lainnya, yakni 'tukar gadis' dan 'perkawinan terikat'.
== Referensi ==
{{reflist}}
Baris 26 ⟶ 50:
{{Suku-stub}}
 
[[Kategori:SukuKelompok etnik di Indonesia|Alor]]
[[Kategori:BudayaSuku bangsa di Nusa Tenggara Timur|Alor]]