Suku Alor: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Blackman Jr. (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k Etnik
 
(11 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox ethnic group
|group = Alor
|native_name = Dia'ang, Dei'ing
|image =
|popplace = [[Indonesia]] ([[Kabupaten Alor]])
|pop =
|langs = [[Bahasa Alor|Alor]], [[bahasaBahasa Melayu Alor|Melayu Alor]], [[Bahasa Indonesia|Indonesia]]
|rels = [[Islam]] dan [[Kekristenan]]
|rels = [[Kristen Protestan]] <small>(mayoritas)</small>,<ref name="agama">{{cite web |url=http://alorkab.go.id/new/index.php/kondisi-umum/keagamaan |title=Jumlah Pemeluk Agama Di Kabupaten Alor |website=alorkab.go.id |accessdate=2021-05-20}}</ref> [[Islam]], [[Gereja Katolik Roma|Kristen Katolik]], [[Agama asli Nusantara|kepercayaan asli]]
|related = [[Suku Abui|Abui]]{{•}}[[Suku Blagar|Blagar]]{{•}}[[Suku Nedebang|Nedebang]]
}}
'''Suku Pantar, disebut juga sebagai '''Dia'angAlor''' atau '''Dei'ing''', adalah [[kelompok etnis]] yang mendiami pesisir barat [[Pulau PantarAlor|Alor]], [[Pulau PuraPantar|PuraPantar]] bagian utara, dan [[Pulau AlorPura|AlorPura]] di [[Kabupaten Alor]], [[Nusa Tenggara Timur]].<ref name="ak">[http://alorkab.go.id Pemerintah Kabupaten Alor."Sejarah Kabupaten Alor"] diakses 19 Januari 2016</ref> Wilayah asaldomisili suku Alor, yakni Kabupaten Alor terdiri atas 5 kecamatan, yakni kecamatan [[Alor Timur, Alor|Alor Timur]], [[Alor Barat Laut, Alor|Alor Barat Laut]], [[Alor Barat Daya, Alor|Alor Barat Daya]], [[Alor Selatan, Alor|Alor Selatan]], dan [[Pantar, Alor|Pantar]]. DaerahWilayah iniyang dihuni merupakan daerah yang berbukit dan bergunung-gunung dengan berbagai tingkat kemiringan.<ref>{{Cite book|title=Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia|last=Lien|first=Dwiari Ratnawati|publisher=[[Direktorat Jenderal Kebudayaan]]|year=2018|isbn=|location=Jakarta|pages=|url-status=live}}</ref> Pada abad ke-17 dan 18, terdapat beberapa kerajaan kecil di Pulau Alor dan Pantar.
 
== Bahasa ==
{{Utama|Bahasa Alor|Bahasa Melayu Alor}}
[[Bahasa Alor]] suku ini dari rumpun Austronesia memiliki banyak ragam bahasa atau dialek, diantaranya Belagar, Denebang, Deing, Mauta, Lemma, Alor, Kabola, Abui, Kawel, Kemang, Kelong, Maneta, Wuwuli, Seboda, Malua, Kramang, Wersin dan Kui.
Bahasa yang digunakan oleh suku Alor terutama [[bahasa Alor]].<ref>[http://www.joshuaproject.net/languages.php?rol3=aol Alor Speaking Peoples - Joshua Project]</ref> Sedangkan [[bahasa Indonesia]] dan [[Bahasa Melayu Alor|Melayu Alor]] merupakan [[basantara|bahasa perantara]] diantara masyarakat suku Alor dan kelompok etnis lainnya.<ref>{{Cite book |title=A grammar of Klon: a non-Austronesian language of Alor, Indonesia |last=Baird |first=Louise |publisher=Pacific Linguistics |year=2008 |location=Canberra}}</ref>
 
== Ciri-ciriSistem fisik suku Alorkekerabatan ==
Seperti kelompok etnis lainnya di Indonesia, masyarakat suku Alor juga memiliki sistem kekerabatan yang telah terbentuk sejak zaman dahulu. Berikut ini beberapa kelompok berdasarkan kekerabatan dalam suku Alor.
Ada beberapa variasi dari setiap ras, seperti Mongoloid, Negroid dan Polinesia.
# Kelompok* ''Hieta yang'', keanggotaannya dihitung melalui prinsip Patrilineal[[patrilineal]].
# Berambut keriting
# Kelompok* ''Fengfala adalah'', semua keturunan dari saudara ayah- dan ibu yang lebih tua dari ayah-ibu.
# Kulit hitam
# Kelompok* ''Nengfala adalah'', sepupu silang dari pihak ibu.
# Bahu agak melebar
# Tubuh relatif pendek
 
== Mata pencarian suku Alor ==
Mata pencarian orang Alor ini pada umumnya adalah bertani ladang dengan sistem tebang bakar. Tanaman yang di tanam di ladang tersebut contohnya jagung, padi, ubi kayu, sorgum dan kacang-kacangan. Selain bertani, suku Alor juga menangkap ikan sebagai mata pencarian.
 
== 4 Kelompok kerabat suku Alor ==
# Kelompok Hieta yang keanggotaannya dihitung melalui prinsip Patrilineal
# Kelompok Fengfala adalah semua keturunan dari saudara ayah-ibu yang lebih tua dari ayah-ibu
# Kelompok Nengfala adalah sepupu silang dari pihak ibu
# Kelompok keluarga inti yang merupakan inti masyarakat.
 
== Kepercayaan ==
MayoritasMasyarakat kepercayaan penduduksuku Alor adalahsaat ini umumnya menganut dua [[Kristenagama ProtestanAbrahamik]], setelah itu adayakni [[MuslimIslam]] dan sedikit [[Gereja Katolik Roma|Kristen KatolikKekristenan]].<ref name="agama"Akan /> Tetapitetapi, tidak sedikit pula dari masyarakat suku Alor yang menganut [[agama asli Nusantara|kepercayaan asli]]. pahamBerikut [[animisme]]ini danbeberapa [[dinamisme]]unsur yangalam menyembah:dalam kepercayaan asli suku Alor.<ref name="a">[http://melayuonline.com/ind/culture/dig/2542/rumah-adat-takpala Rumah adat takpala] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160201121626/http://melayuonline.com/ind/culture/dig/2542/rumah-adat-takpala |date=2016-02-01 }} diakses 2016-01-19.</ref>
#* ''Larra/Lera'' yaituatau ''lera'', sebutan untuk 'matahari'
#* ''Wulang'', yaitusebutan untuk 'bulan'
#* ''Neda'', yaitusebutan untuk 'sungai bisa disebut juga dewa air'
#* ''Addi'', yaitusebutan hutan bisa disebut juga dewauntuk 'hutan'
#* ''Hari'', yaitusebutan laut bisa disebut juga dewauntuk 'laut.'
* ''Nayaning lahatal'', sebutan untuk 'Tuhan'
# Penyembahan kepada Tuhan atau Allah disebut (Nayaning Lhahatal) Kepercayaan secara langsung kepada Tuhan.
 
== Budaya ==
== Kesenian dan kebudayaan suku Alor ==
=== Alat musikTari tradisional suku Alor ===
Salah satu tari tradisional suku Alor yang terkenal adalah tari ''lego-lego'', disebut juga ''sohhe'' atau ''darriz''.<ref name="ad"/> Tarian ini dilakukan secara massal di mana satu dengan lainnya saling bergandengantanganbergandengan tangan dan membentuk melingkarlingkaran, sambilserta mengelilingi tiga batu bersusun yang disebut ''mesbah'' dengan mengumandangkan lagu pantun dalam bahasa adatAlor. Biasanya tarian ini dilakukan semalaman dengan diiringi [[gong]] dan [[moko]].<ref name="ad"/>
=== Makanan khas ===
Dalam setiap upacara adat ataupun kegiatan sehari-hari, suku Alor biasanya menyajikan makanan khas, yakni ''jagung bose'' dan ''jagung titi'', sebuah olahan makanan berbahan dasar jagung.
=== Lagu tradisional ===
'''Lagu asaltradisional suku Alor''' diantaranya adalah lagu ''Eti lolaLola'', ''Handek'', dan ''Heelora.''
 
=== Alat musik ===
Berbagai macam adat serta kebudayaan di kabupaten Alor, mulai dari tarian, koleksi bersejarah, dan suku tradisional yang masih lekat dengan tradisinya. Salah satu tarian dari Alor yang terkenal adalah tarian ''Lego-Lego'' yang disebut ''Sohhe / Darriz'' merupakan tarian tradisional Alor.<ref name="ad"/>
Masyarakat suku Alor mempunyai alat musik khas yang mirip [[gendang]] yangdan disebut dengansebagai ''[[Mokomoko]]''. Alat musik ini biasanya digunakan sebagai alat pelengkap dalam upacara adat. Dan''Moko'' merupakan hasil kebudayaan [[zaman perunggu]]. Selain itu, ''moko'' juga biasa moko dijadikan sebagai [[belis]], [[mahar]] atau [[maskawin]] (''belis'').<ref name="ad"/>
 
Masyarakat Alor sangat percaya bahwa ''moko'' berasal dari tanah dan hanya dimiliki para bangsawan karena nilainya yang sangat tinggi. Oleh karena itu, hampir bisa dipastikan tidak ada masyarakat adatlainnya di [[Nusantara]] yang mengoleksi ''moko'' dalam jumlah banyak seperti suku-suku di Alor.<ref name="ad">Azis Anwar Hidayat. [https://www.academia.edu/6696642/Suku_Alor Suku Alor]. Diakses 2016-01-23.</ref>
Tarian ini dilakukan secara massal di mana satu dengan lainnya saling bergandengantangan membentuk melingkar sambil mengelilingi tiga batu bersusun yang disebut mesbah dengan mengumandangkan lagu pantun dalam bahasa adat. Biasanya tarian ini dilakukan semalaman dengan diiringi gong dan moko.<ref name="ad"/>
 
tambahan juga dalam setiap ritual maupun ceremonial, suku alor biasanya menyajikan makanan khas yaitu jagung bose dan jagung titi.
 
'''Lagu asal suku Alor''' adalah lagu ''Eti lola'', ''Handek'' dan ''Heelora.''
 
== Alat musik tradisional suku Alor ==
Alor mempunyai alat musik khas yang mirip gendang yang disebut dengan [[Moko]]. Alat musik ini biasanya digunakan sebagai alat upacara. Dan merupakan hasil kebudayaan zaman perunggu. Selain itu juga biasa moko dijadikan sebagai [[belis]], [[mahar]] atau [[maskawin]].<ref name="ad"/>
 
Masyarakat Alor sangat percaya bahwa moko berasal dari tanah dan hanya dimiliki para bangsawan karena nilainya yang sangat tinggi. Oleh karena itu hampir bisa dipastikan tidak ada masyarakat adat di Nusantara yang mengoleksi moko dalam jumlah banyak seperti suku-suku di Alor.<ref name="ad">Azis Anwar Hidayat. [https://www.academia.edu/6696642/Suku_Alor Suku Alor]. Diakses 2016-01-23.</ref>
 
== Adat perkawinan suku Alor ==
 
# Perkawinan dengan pembayaran belis ''secara kontan'', yang diawali dengan perminangan.
# Perkawinan dengan belis yang t''idak dibayar kontan''
# Perkawinan ''tukar gadis''
# Perkawinan l''arii bersama''
# Perkawinan dengan ''melarikan sang gadis''
# Perkawinan ''untu'' adalah ''perkawinan terikat''
 
#=== Perkawinan ''tukaradat gadis''===
Dalam masyarakat Alor, terdapat beberapa sistem perkawinan adat, diantaranya perkawinan dengan pembayaran ''belis'' secara kontan yang diawali dengan proses peminangan dan pembayaran ''belis'' secara tidak kontan. Kemudian terdapat beberapa perkawinan lainnya, yakni 'tukar gadis' dan 'perkawinan terikat'.
== Referensi ==
{{reflist}}
 
{{Suku bangsa di Indonesia}}
{{Suku-stub}}
 
[[Kategori:SukuKelompok bangsaetnik di Indonesia|Alor]]
[[Kategori:Suku bangsa di Nusa Tenggara Timur|Alor]]
 
{{Suku-stub}}