'''Suku Belalau''' adalah salah satu masyarakat adat yang bermukim di wilayah [[Kabupaten Lampung Barat]], [[Provinsi Lampung]].<ref>{{Cite book|date=1984|url=https://books.google.co.nz/books?id=kNscAAAAMAAJ&newbks=0&printsec=frontcover&dq=%22Suku+Belalau%22&q=%22Suku+Belalau%22&hl=en&redir_esc=y|title=Ungkapan tradisional yang berkaitan dengan sila-sila dalam Pancasila|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kantor Wilayah Propinsi Lampung, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah Lampung|language=id}}</ref>
{{wikify}}
'''Suku Belalau''', adalah salah satu masyarakat adat yang bermukim di wilayah [[Kabupaten Lampung Barat]], [[Provinsi Lampung]].
Suku Belalau ini menurut cerita rakyat [[Belalau]], adalah sebagai penghuni pertama wilayah [[Belalau]] dan [[Krui]]. Menurut mereka, bahwa sejak dahulu mereka tidak memiliki kebiasaan nomaden yang berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain. Seperti menurut penuturan mereka, pada awalnya sebelum kehadiran mereka di wilayah ini, mereka berasal dari daerah [[Sekala Brak|Sekalabrak]], sebagaimana suku-suku lain di wilayah [[Provinsi Lampung]].
==Galeri==
Suku Belalau berbicara dalam [[Bahasa Belalau]], yang disebut sebagai bahasa Api atau [[Bahasa Lampung Api]].
==Lihat pula==
Rumah tradisional masyarakat [[Belalau]] bernama [[Rumah Sabukh]], dan beberapa masih terpelihara di desa Hujung kecamatan Belalau [[Kabupaten Lampung Barat]]. Diperkirakan rumah-rumah tradisional tersebut sudah berumur ratusan tahun. Menurut mereka rumah tradisional ini sudah dihuni oleh 4 generasi sekitar tahun [[1867]]. Rumah tradisional masyarakat Belalau ini dibuat dari kayu dan bambu dari kualitas yang paling baik, kayu yang dipilih adalah kayu klutum dan kayu medang. Atap rumah ditutup dengan ijuk atau sabut aren. Adanya peninggalan rumah tua yang telah berumur ratusan tahun menunjukkan bahwa masyarakat Belalau masih memegang teguh amanat nenek moyang, warisan tersebut menggambarkan kehidupan masa lalu suku Lampung Belalau pedalaman.
*[[Saibatin]]
Di Pekon (Desa) Hujung kecamatan Belalau kabupaten Lampung Barat, terdapat 14 rumah Sabukh, upaya penyelamatan rumah Sabukh ini merupakan peninggalan sejarah kehidupan suku Lampung Belalau zaman dulu.
*[[Suku Saibatin]]
*[[Nuwo Sesat]]
==Referensi==
Masyarakat suku Belalau pada umumnya hidup sebagai petani, terutama pada tanaman padi dan sayur-sayuran serta buah-buahan. Lada dan kopi menjadi tanaman utama bagi kehidupan masyarakat Belalau ini. Saat ini telah banyak masyarakat suku Belalau ini yang bekerja pada sektor pemerintahan dan juga bidang profesi lainnya.
{{reflist}}
{{Suku bangsa di Indonesia}}
{{authority control}}
[[Kategori:Suku bangsa di Indonesia|Belalau]] ▼
▲[[Kategori: SukuKelompok bangsaetnik di Indonesia|Belalau]]
[[Kategori:Suku bangsa di Sumatra]]
[[Kategori:Suku bangsa di Lampung]]
[[Kategori:Kepaksian Sekala Brak]]
[[Kategori:Lampung]]
[[Kategori:Budaya Lampung]]
[[Kategori:Benda cagar budaya di Indonesia]]
[[Kategori:Situs arkeologi di Indonesia]]
[[Kategori:Situs cagar budaya di Indonesia]]
[[Kategori:Struktur cagar budaya di Indonesia]]
[[Kategori:Cagar budaya di Indonesia]]
[[Kategori:Warisan budaya takbenda Indonesia]]
|