Suku Citak: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k Etnik |
||
(18 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Bedakan|Suku Karo|Suku Kao}}
{{Infobox ethnic group
|group = Citak
|native_name=
|image =
|caption =
|population = 8.000<ref name=":0"/>
|popplace = [[Papua Selatan]] ([[Indonesia]])
|langs = [[Bahasa Citak|Citak]], [[Bahasa Indonesia|Indonesia]]
|rels = [[
|related = [[Suku Asmat|Asmat]]
}}
'''Suku Citak'''
==
Pada awalnya, suku Citak berkehidupan semi-nomaden, dan tinggal di kampung-kampung kecil yang tersebar disekitar [[Sungai Brazza]]. Setelah adanya paksaan dari pemerintahan [[Hindia Belanda]] mereka mulai hidup permanen di kampung-kampung yang lebih besar, hal ini dimaksudkan agar pemerintah Hindia Belanda lebih mudah untuk mengontrol mereka.<ref name="Melalatoa 1995 p. 212 "/>
Suku Citak merupakan suku bangsa yang mendiami hulu [[Sungai Brazza]] dan dibatasi di sebelah timur oleh hulu [[Sungai Digul]], sedangkan di sebelah barat dibatasi oleh [[Sungai Pulau]] dan [[Sungai Wildeman]].<ref name="Antoni 2010 pp. 411–422"/> Di sebelah baratnya berdiam suku bangsa Asmat, sebelah selatannya orang Awyu. Bahasa mereka ada persamaan dengan bahasa Asmat, sehingga sebagian ahli cenderung menggolongkan mereka sebagai salah satu sub-suku bahasa Asmat.▼
Desa-desa mereka adalah Daikut, Samnak, Sipanap,<ref name=":0"/> Senggo, Kunasuma, Basman, Tiau, Amazu, Binerbis, Bidneu/Bidnew, Vamu/Vomu/Fomu, Ipem, Binam, Vakam, Bi-namzein/Mbinamzain, Womin, Sagamu, Buruba, Abau, Komasma/Kumasma, Vou, Imembi, Patipi, Piramanak, Burbis, Binam, Sagis, Emenepe, Tokemau, Dja-wok, Asserep.<ref name="Antoni 2010 pp. 411–422"/><ref>{{Cite web|url=https://petabahasa.kemdikbud.go.id/infobahasa.php?idb=349|title=Peta Bahasa Kemendikbud, Bahasa Papua, Bahasa Citak|website=petabahasa.kemdikbud.go.id|access-date=2022-11-07}}</ref> Suku ini masuk dalam Kecamatan [[Citak Mitak, Mappi|Citak Mitak]] (Kampung Senggo), [[Kabupaten Mappi]], Provinsi [[Papua Selatan]], Indonesia. Jumlah populasinya sekitar 8.000 jiwa.<ref name=":0">{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=w_FCDAAAQBAJ&pg=PA95&lpg=PA95&dq=suku+busami&source=bl&ots=yQCaItv-6R&sig=JfcfFwQo2c1zMLwkdGw-idqRFig&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwiJ4bmN57nTAhWHMY8KHW71Bx4Q6AEIWTAK#v=onepage&q=suku%20busami&f=false|title=Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia|last=Hidayah|first=Dr Zulyani|date=2015-01-01|publisher=Yayasan Pustaka Obor Indonesia|isbn=9789794619292|language=id}}</ref>▼
==
▲
Awalnya Suku Citak berkehidupan semi-nomaden, dan tinggal di kampung-kampung kecil yang tersebar. Setelah ada paksaan dari pemerintahan Hindia Belanda mereka mulai hidup permanen di kampung yang lebih besar. Makanan pokok suku Citak adalah sagu yang dilengkapi dengan ikan dan daging. Sagu dan Ikan merupakan hasil dari kaum perempuan sedangkan daging merupakan hasil buruan kaum lelaki menggunakan perahu dengan panjang 4 meter, lebih kecil dari perahu untuk keluarga yang memiliki panjang 10 meter.<ref name="Melalatoa 1995 p. 212 ">{{cite book | last=Melalatoa | first=M.J. | title=Ensiklopedi suku bangsa di Indonesia: A-K | publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI | series=Ensiklopedi suku bangsa di Indonesia | year=1995 | url=https://books.google.com/books?id=sU4OAQAAMAAJ | pages=212| language=id | access-date=2022-10-25 | page=}}</ref>▼
▲Desa-desa mereka adalah Daikut, Samnak, Sipanap,<ref name=":0"/> Senggo, Kunasuma, Basman, Tiau, Amazu, Binerbis, Bidneu
==Masyarakat==
▲Awalnya suku Citak menggunakan sistem kekerabatan [[matrilineal]] dengan adat menetap menikah matrilokal. Selain itu suku Citak juga tidak mengenal sistem klan. Walaupun kemudian perlahan berubah disaat masuknya misionaris barat.<ref name="Melalatoa 1995 p. 212 "/>
▲
== Budaya ==
Peninggalan dari suku
==Tradisi==
==
Menurut Pido seorang ''zauwaibit'' (pemimpin perang) yang berasal dari Senggo Lama, awalnya suku ini tinggal di [[rumah pohon]] tetapi kemudian berubah karena berbahaya bagi anak kecil yang mudah jatuh. Legenda leluhur suku ini adalah ''Agu Ibit'' yang dinarasikan Pido kepada Josef Haas tahun 1981 (yang
<Blockquote>
Agu Ibit melangkah keluar dari air ke darat. Setelah semalaman di sungai, dia kemudian duduk diatas pohon ''
== Referensi ==
Baris 36 ⟶ 41:
[[Kategori:Suku bangsa di Papua Selatan|Citak]]
[[Kategori:
|