Suku Damal: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) k Melindungi "Suku Damal": sengketa artikel bertopik suku bangsa di Indonesia ([Sunting=Hanya untuk pengurus] (selamanya) [Pindahkan=Hanya untuk pengurus] (selamanya)) |
k Etnik |
||
(37 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{ethnic group
|group = Suku Damal
|native_name=Damal-me
|image =
|popplace = Indonesia:▼
|rels = Mayoritas [[Kristen Protestan]] dan [[Katolik]], namun ada sedikit yang beragama [[Islam]], [[Animisme]], [[Animatisme]], [[Dinamisme]] dan [[Totem]]▼
|related = [[Suku Dani]], [[Suku Yali]], [[Suku Lani]] dan [[Suku Moni]].▼
}}▼
▲|popplace = '''Indonesia''':
[[Papua Tengah]]: 22.479 (2010)<ref name="Ananta et al 2015 p. 122">{{cite book | last=Ananta | first=A. | last2=Arifin | first2=E.N. | last3=Hasbullah | first3=M.S. | last4=Handayani | first4=N.B. | last5=Pramono | first5=A. | title=Demography of Indonesia's Ethnicity | publisher=Institute of Southeast Asian Studies | year=2015 | isbn=978-981-4519-87-8 | url=https://books.google.co.id/books?id=crKfCgAAQBAJ&pg=PR5 | access-date=2023-10-23 | page=122}}</ref>
|langs = [[Bahasa Uhunduni|Uhunduni]] (Damal-kal)
Api dibuat dengan “Hagan” yaitu kayu kecil kering yang dibela tengah dan menggunakan tali rotan yang kering, tali rotan dijepit dengan kaju kering yang tengahnya dibela itu, lalu ke dua ujung tali rotannya di tarik terus menerus hingga gesekan antara tali rotan dan kayu mulai panas, kemudian panas itu mengeluarkan asap sampai tali rotan itu putus dan menghasilkan api.▼
▲|rels = '''Mayoritas''': <br/>[[Kristen Protestan]] dan [[Katolik]]
▲}}
'''Damal''' atau '''Damalme''' ({{lit}}, orang Damal) adalah suatu [[kelompok etnis]] yang berasal [[Kabupaten Puncak]], [[Provinsi Papua Tengah]], [[Indonesia]] tepatnya di kawasan Beoga. Bahasa Damal adalah media komunikasi antara sesama etnis Damal. Suku ini memiliki hubungan dengan [[suku Amungme]].
== Sejarah ==
Menurut legenda orang Damal berasal dari daerah ‘Mepingama’ Lembah Baliem Wamena. Hal ini dapat ditelusuri dari kata ‘kurima’ yang artinya tempat pertama kali nenek moyang orang Damal berkumpul dan "Hitigima’ yang berarti nenek moyang orang Damal pertama kali mendirikan honai dari alang-alang.▼
Orang Damal percaya bahwa mereka adalah keturunan pertama dari anak sulung nenek moyang bangsa manusia. Mereka hidup di sebela utara dan selatan pegunungan kartens dan juga di sepanjang sungai Nogolonogong (Mambramo).▼
Honai merupakan rumah adat suku damal secara turun-temuruan sampai kini. Honai yang terbuat dari alang-alang ini berarti bukan semuanya dari alang-alang melainkan atapnya saja yang dari alang-alang, kalau yang lain semuanya dari kayu-kayu tertentu yang bisa bertahan hingga puluhan tahun lamanya.▼
▲Menurut legenda orang Damal berasal dari daerah
Dari tempat kurima inilah pendiri berbagai suku tinggal, dari sini mereka meninggalkan kurima satu persatu menju ke arah barat. Orang Mee pertama kali keluar dari daerah ini, diikuti oleh suku ‘Moni’ setelah itu suku Damal dan suku Dani. Orang Damal Memasuki Daerah Ilaga dan Beoga Orang Damal mulai memasuku daerah Ilop yang sekarang disebut Ilaga dan Beoga. Daerah Beoga ini merupakan pusatnya suku Damal, mereka mendiami di sepanjang sungai Beogong dari hilir sampai dengan hulu.▼
▲Dari tempat
Dari daerah Beoga dan Ilaga inilah orang Damal kemudian menyebar ke Jila, Alama, Bella, Stinga, Hoeya, Temabagapura (kampung Waa), Aroanop, Timika, dan Agimuga. Daerah-daerah ini secara turun-temurun mereka hidup menetap.▼
▲Dari daerah Beoga dan Ilaga inilah orang Damal kemudian menyebar ke [[Jila, Mimika|Jila]], [[Alama,
== Demografi ==▼
Penduduk asli daerah Ilaga dan Beoga adalah orang Damal. Pembagian menurut marga Damal yang memiliki hak ulayat di daerah Ilaga adalah marga Magai yang menduduki daerah mulai dari kali Kungnomun sampai Owinomun.▼
Marga Alom menduduki daerah mulai dari Namungku Wanin sampai Towengki. Marga Murib (mom)menduduki daerah Towengki dan bagian muarah kali Ilogong menduduki oleh Hagabal, Dang, dan Dewelek. Mualai dari Tagaloan sampai kelebet didiami oleh marga Kiwak. Daerah yang pertama kali didiami orang Damal adalah Ilaga dan Beoga yang merupakan pusat perkembangan orang Damal.▼
==Tradisi==
===Membuat api===
▲Etnis Damal pada zaman dahulu telah memasak makanan dengan menggunakan api. Api dibuat dengan
===Rumah Honai===
▲[[Honai]] merupakan rumah adat suku damal secara turun-temuruan sampai kini. Honai yang terbuat dari alang-alang ini berarti bukan semuanya dari alang-alang melainkan atapnya saja yang dari alang-alang, kalau yang lain semuanya dari kayu-kayu tertentu yang bisa bertahan hingga puluhan tahun lamanya.
==Adat istiadat==
▲Orang Damal percaya bahwa mereka adalah keturunan pertama dari anak sulung nenek moyang bangsa manusia. Mereka hidup di sebela utara dan selatan pegunungan kartens dan juga di sepanjang sungai Nogolonogong (Mambramo).
===Sistem sosial===
Suku Damal menganut sistem [[Moietas (kekerabatan)|moietas]] [[eksogami]] dimana masyarakat Damal terbagi menjadi dua kelompok sosial (paroh masyarakat) yang disebut ''moietas'' yang bernama ''Magaij'' dan ''Mom'', tidak ada perbedaan status sosial mengenai kelompok Magaij dan Mom, akan tetapi anggota Magaij harus menikah dengan anggota Mom dan sebaliknya, dilarang untuk menikahi sesama anggota kelompok yang sama. Dalam satu kelompok ''meioty'' terdiri dari beberapa klan yang bermarga sama seperti klan Awom, Wakerokwa, dst. Di Beoga sendiri terdapat 37 klan sedangkan di Ilaga terdapat 8 klan. <ref name="Melalatoa 1995 p. 216-217 ">{{cite book | last=Melalatoa | first=M.J. | title=Ensiklopedi suku bangsa di Indonesia: A-K | publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI | series=Ensiklopedi suku bangsa di Indonesia | year=1995 | url=https://books.google.com/books?id=sU4OAQAAMAAJ | pages=216–217| language=id | access-date=2022-10-25 | page=}}</ref>
Sistem kepemimpinan dalam masyarakat Damal dipimpin oleh ''Nagwan'' ( ''nagawan'') yang diharuskan ahli dalam bidang ekonomi seperti perladangan, peternakan babi, dan perdangangan kulit kerang (bia). Diharapkan pemimpin memiliki sifat dermawan (''alapme''), berani dan pintar dalam bebicara untuk memimpin dalam peperangan.<ref name="Melalatoa 1995 p. 216-217 ">{{cite book | last=Melalatoa | first=M.J. | title=Ensiklopedi suku bangsa di Indonesia: A-K | publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI | series=Ensiklopedi suku bangsa di Indonesia | year=1995 | url=https://books.google.com/books?id=sU4OAQAAMAAJ | pages=216–217| language=id | access-date=2022-10-25 | page=}}</ref>
▲Dari suku Damal ini terpecah menjadi dua suku bangsa, yaitu yang pertama adalah suku Damal yang hidup dan bertempat tinggal di kabupaten Puncak Papua, Ilaga dan Beoga, yang ke dua adalah suku Amungme yang hidup dan bertempat tinggal di kabupaten Mimika, dan anak sukunya adalah suku Delem yang hidup dan bertempat tinggal di sepanjang sungai Mambramo.
▲== Demografi ==
▲Penduduk asli daerah Ilaga dan Beoga adalah orang Damal. Pembagian menurut marga Damal yang memiliki hak ulayat di daerah Ilaga adalah marga Magai yang menduduki daerah mulai dari kali Kungnomun sampai Owinomun.
▲Marga Alom menduduki daerah mulai dari Namungku Wanin sampai Towengki. Marga Murib (
== Referensi ==
{{reflist}}
* {{en}} [http://www.carstenszpapua.com/ Cartenz Pyramid And Papua Tribe]
* Teppy Komekson Komangal, my honai dec, 21, 2009
* Kabupaten Puncak Papua [1]
[[Kategori:Suku bangsa di Papua Tengah|Damal]]
[[Kategori:
|