Suku Dayak Modang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
DYAHSARS (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
k Etnik
 
(29 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{ethnic group|
'''Suku Dayak Modang''' adalah bagian dari suku [[Suku Dayak|Dayak]] yang mendiami wilayah [[Kabupaten Kutai]], [[Kalimantan Timur|Provinsi Kalimantan Timur]]. Suku Dayak Modang terutama menempati Kecamatan Kembang Janggut, [[Long Beleh Modang, Kembang Janggut, Kutai Kartanegara|Long Beleh]], [[Muara Ancalong, Kutai Timur|Muara Ancalong]], dan [[Muara Wahau, Kutai Timur|Muara Wahau]]. Y. Mallinckrodt mengemukakan bahwa masyarakat Dayak Modang adalah sub kelompok orang [[Suku Dayak Bahau|Bahau]]. Tetapi, saat ini Dayak Modang dianggap sebagai kelompok tersendiri atau lepas dari kelompok Bahau.<ref name=":0">{{Cite book|title=Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia Jilid L-Z|last=Melalatoa|first=M. Junus|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI|year=1995|isbn=|location=Jakarta|page=578-579}}</ref> Jumlah populasi suku Dayak Modang sekitar 15.000 (1981 Wurm and Hattori).<ref>{{Cite book|title=Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia|last=Hidayah|first=Zulyani|publisher=Yayasan Pustaka Obor indonesia|year=2015|isbn=|location=Jakarta|page=264}}</ref>
|group=Suku Dayak Modang
| native_name = ''Modang''
|image=[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Zes Modang meisjes te Long Tesak Koetai TMnr 10005821.jpg|jmpl|290x290px|Enam gadis Modang di Long Tesak, Kutai sekitar tahun 1898-1900.]]
|poptime=kurang lebih '''15.000'''
|popplace=[[Kalimantan Timur]]
|langs= [[Bahasa Modang]], [[Bahasa Indonesia]]
|rels=[[Kristen Protestan]], [[Kristen Katolik]], [[Agama asli Nusantara|Bungan]]
|related=[[suku Dayak Wehea|Dayak Wehea]], [[Suku Dayak Kayan|Dayak Kayan]]
}}
 
 
== Asal usul ==
 
Suku Dayak Modang berasal dari daerah Apo Kayan, yang merupakan daerah yang seolah-olah menjadi pusat pulau Kalimantan. Daerah ini berbatasan dengan [[Sarawak|Serawak]], [[Malaysia Timur]]. Saat ini, daerah Apo Kayan menjadi bagian wilayah [[Kabupaten Bulungan]], [[Kalimantan Utara|Provinsi Kalimantan Utara]]. Masyarakat Modang menjadi kelompok awal yang meninggalkan Apo Kayan dibanding sub kelompok Bahau lainnya. Kemudian, orang Modang mendiami wilayah di sekitar aliran [[Sungai Belayan]], Sungai Kelinjau, dan [[Sungai Telen]]. Ketiga sungai tersebut adalah anak [[Sungai Mahakam]]. Selama perjalanan dalam migrasi tersebut mereka bertemu dengan budaya lain dan membetuk budaya yang bervariasi atau membentuk budaya yang berbeda dari kelompok asalnya (kelompok Bahau).<ref name=":0" />
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Kleurenlithos getiteld Orang-Boekit uit de Afdeeling Amoentai en Dajaksche vrouw uit Longwai van haar werk huiswaarts keerend TMnr 5795-30.jpg|jmpl|300px|[[Litografi]] berjudul ''Orang-Boekit uit de Afdeeling Amoentai en Dajaksche vrouw uit Longwai'' ("Orang Bukit/Dayak Meratus dari ''afdeeling'' [[Amuntai]] dan wanita Dayak Modang dari [[Long Wai]]") berdasarkan gambar oleh [[Carl Bock]] (1887)]]
 
'''Suku Dayak Modang''' adalah bagian dari suku [[Suku Dayak|Dayak]] yang mendiami wilayah [[Kabupaten Kutai Kartanegara]] dan [[Kabupaten Kutai Timur]], [[Kalimantan Timur|Provinsi Kalimantan Timur]]. Suku Dayak Modang terutama menempati Kecamatan:
# [[Kembang Janggut, Kutai Kartanegara|Kembang Janggut]] (desa [[Long Beleh Modang, Kembang Janggut, Kutai Kartanegara|Long Beleh Modang]])
# [[Muara Ancalong, Kutai Timur|Muara Ancalong]]
# [[Muara Wahau, Kutai Timur|Muara Wahau]]
 
'''Suku Dayak Modang''' adalah bagian dari suku [[Suku Dayak|Dayak]] yang mendiami wilayah [[Kabupaten Kutai]], [[Kalimantan Timur|Provinsi Kalimantan Timur]]. Suku Dayak Modang terutama menempati Kecamatan Kembang Janggut, [[Long Beleh Modang, Kembang Janggut, Kutai Kartanegara|Long Beleh]], [[Muara Ancalong, Kutai Timur|Muara Ancalong]], dan [[Muara Wahau, Kutai Timur|Muara Wahau]]. Y. Mallinckrodt mengemukakan bahwa masyarakat Dayak Modang adalah sub kelompok orang [[Suku Dayak Bahau|Bahau]]. Tetapi, saat ini Dayak Modang dianggap sebagai kelompok tersendiri atau lepas dari kelompok Bahau.<ref name=":0">{{Cite book|title=Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia Jilid L-Z|last=Melalatoa|first=M. Junus|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI|year=1995|isbn=|location=Jakarta|page=578-579}}</ref> Jumlah populasi suku Dayak Modang sekitar 15.000 (1981 Wurm and Hattori).<ref>{{Cite book|title=Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia|last=Hidayah|first=Zulyani|publisher=Yayasan Pustaka Obor indonesia|year=2015|isbn=|location=Jakarta|page=264}}</ref>
 
== Asal usulUsul ==
Suku Dayak Modang berasal dari daerah Apo Kayan, yang merupakan daerah yang seolah-olah menjadi pusat pulau Kalimantan. Daerah ini berbatasan dengan [[Sarawak|Serawak]], [[Malaysia Timur]]. Saat ini, daerah Apo Kayan menjadi bagian wilayah [[Kabupaten Bulungan]], [[Kalimantan Utara|Provinsi Kalimantan Utara]]. Masyarakat Modang menjadi kelompok awal yang meninggalkan Apo Kayan dibanding sub kelompok Bahau lainnya. Kemudian, orang Modang mendiami wilayah di sekitar aliran [[Sungai Belayan]], [[Sungai Kelinjau]], dan [[Sungai Telen]]. Ketiga sungai tersebut adalah anak [[Sungai Mahakam]]. Selama perjalanan dalam migrasi tersebut mereka bertemu dengan budaya lain dan membetuk budaya yang bervariasi atau membentuk budaya yang berbeda dari kelompok asalnya (kelompok Bahau).<ref name=":0" />
 
== Kehidupan ==
Suku Dayak Modang pada umumnya memanfaatkan aliran sungai sebagai sarana prasarana perhubungan dengan mengendarai perahu motor atau perahu dayung. Masyarakat ini hidup dari berladang dengan tanaman padi dan sistem yang digunakan adalah ladang berpindah. Mereka juga memenuhi kebutuhan dengan mengumpulkan hasil hutan, serta menangkap ikan dari sungai di sekitar pemukiman.
 
Kekerabatan yang dianut suku Dayak Modang adalah bilateral, yang artinya menarik garis keturunan baik pada pihak ayah maupun ibu. Sesudah menikah, sepasang pengantin bebas menentukan tempat tinggal, apakah di lingkungan kerabat suami atau istri.<ref name=":0" />
 
== Bahasa ==
Masyarakat Dayak Modang menggunakan [[bahasa Modang]] dalam percakapan sehari-harinya.
 
== Kesenian ==
 
=== TarianHudoq ===
[[Hudoq|Tari Hudog]] adalah tarian yang menggunakan topeng dan terdapat kepercayaan bahwa saat melaksanakan tari Hudoq para dewa utusan Sang Pencipta datang ke dunia untuk membantu kehidupan manusia, membantu mengusir hama penyakit padi dan segala hal buruk yang akan menimpa kampung. Penari Hudoq mengenakan kostum yang berasal dari daun pisang hingga menutupi mata kaki dan memakai topeng kayu yang menggambarkan ekspresi tokoh – tokoh yang berpengaruh dalam kehidupan masyarakat Dayak.<ref name=":1" /> Hudoq dimulai dengan ''Sakaeng Ngaweit'', yaitu ritual monolog yang mempunyai tujuan untuk menyampaikan permohonan. SetelahSesudah itu, sekelompok ibu/perempuan dewasa menari dan melantunkan syair, membentuk arak-arakan di sepanjang jalan menuju rumah adat (lamin adat atau Maeso Puen).<ref>{{Cite web|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditwdb/hudoq/|title=HUDOQ|last=ditindb|date=2015-12-17|website=Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya|language=id-ID|access-date=2019-04-10}}</ref> Pada zaman dahulu, sebagian masyarakat percaya bahwa orang yang sakit akan lekas sembuh apabila terkena kibasan kostum dari penari Hudoq tersebut.<ref name=":1">{{Cite journal|last=Herjayanti|first=Risna|year=2014|title=MAKNA SIMBOLIK TARI HUDOQ PADA UPACARA PANEN BAGI MASYARAKAT SUKU DAYAK GA’AY KABUPATEN BERAU KALIMANTAN TIMUR|url=|journal=Universitas Negeri Yogyakarta|volume=|issue=|pages=|doi=}}</ref>
 
==== HudoqNgewae ====
[[Hudoq|Tari Hudog]] adalah tarian yang menggunakan topeng dan terdapat kepercayaan bahwa saat melaksanakan tari Hudoq para dewa utusan Sang Pencipta datang ke dunia untuk membantu kehidupan manusia, membantu mengusir hama penyakit padi dan segala hal buruk yang akan menimpa kampung. Penari Hudoq mengenakan kostum yang berasal dari daun pisang hingga menutupi mata kaki dan memakai topeng kayu yang menggambarkan ekspresi tokoh – tokoh yang berpengaruh dalam kehidupan masyarakat Dayak.<ref name=":1" /> Hudoq dimulai dengan ''Sakaeng Ngaweit'', yaitu ritual monolog yang mempunyai tujuan untuk menyampaikan permohonan. Setelah itu, sekelompok ibu/perempuan dewasa menari dan melantunkan syair, membentuk arak-arakan di sepanjang jalan menuju rumah adat (lamin adat atau Maeso Puen).<ref>{{Cite web|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditwdb/hudoq/|title=HUDOQ|last=ditindb|date=2015-12-17|website=Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya|language=id-ID|access-date=2019-04-10}}</ref> Pada zaman dahulu, sebagian masyarakat percaya bahwa orang yang sakit akan lekas sembuh apabila terkena kibasan kostum dari penari Hudoq tersebut.<ref name=":1">{{Cite journal|last=Herjayanti|first=Risna|year=2014|title=MAKNA SIMBOLIK TARI HUDOQ PADA UPACARA PANEN BAGI MASYARAKAT SUKU DAYAK GA’AY KABUPATEN BERAU KALIMANTAN TIMUR|url=|journal=Universitas Negeri Yogyakarta|volume=|issue=|pages=|doi=}}</ref>
 
==== Ngewae ====
Ngewae adalah tari untuk menyambut kelahiran anak bangsawan.<ref name=":0" />
 
==== Njiek hapoiHapoi ====
Njiek hapoiHapoi merupakan tarian sebagai wujud penghormatan terhadap raja atau tamu terhormat.<ref name=":0" />
 
==== Njiek teweaTewea ====
Tarian ini adalah tari merumput padi atau setelah memotong padi yang bersifat hiburan.<ref name=":0" />
 
==== Njiek kenkahKenkah gundeaGundea ====
Njiek kenkahKenkah gundeaGundea adalah tari yang bersifat hiburan.<ref name=":0" />
 
==== Njiek ndaaeNdaae tegunTegun ====
Njiek ndaaeNdaae tegunTegun atau biasa disebut dengan tarian burung enggang merupakan tari yang juga berguna untuk hiburan.<ref name=":0" />
 
=== NyanyianDing Wuk ===
Nyayian ini mengiringi tarian Ding wukWuk, yang digunakan sebagai hiburan pada malam ada keramaian, menyambut tamu, pesta makan nasi baru, dan sebagainya. Tarian Ding wukWuk berkaitan dengan legenda dari cerita perkawinan anak raja Modang dengan putri raja lain.<ref name=":0" />
 
==== DingDung wuk ====
Nyayian ini mengiringi tarian Ding wuk, yang digunakan sebagai hiburan pada malam ada keramaian, menyambut tamu, pesta makan nasi baru, dan sebagainya. Tarian Ding wuk berkaitan dengan legenda dari cerita perkawinan anak raja Modang dengan putri raja lain.<ref name=":0" />
 
==== Dung ====
Dung merupakan nyanyian para laki-laki ketika pulang berperang yang bernada sedih mengenang anggotanya yang gugur. Saat menyanyikannya, para lelaki itu duduk melingkar dalam rumah panjang semalaman. Dini hari, mereka turun dari rumah dan berjalan hilir mudik dalam kampung sambil bernyanyi sampai siang hari.<ref name=":0" />
 
==== Netna ====
Netna adalah nyanyian hiburan pada saat memotong padi untuk mendorong semangat dalam bekerja.<ref name=":0" />
 
==== Ngen jiuJiu henHen ieIe ====
Ngen jiuJiu henHen ieIe merupakan lagu hiburan ketika duduk bersama menikmati sinar bulan purnama. Nyanyian ini dilakukan oleh pria dan wanita dengan saling bersahutan dengan lirik yang panjang.<ref name=":0" />
 
==== Jong nyelongNyelong ====
Jong nyelongNyelong adalah nyanyian sebagai pengiring tari untuk ungkapan rasa syukur karena keberhasilan panen di ladang. Jong nyelongNyelong dibawakan oleh pria dan wanita tanpa iringan musik.<ref name=":0" />
 
=== Jantung Utang ===
[[Jatung Utang|Jantung utang]] artinya adalah kayu yang dipukul. Jantung Utang adalah sejenis alat musik pukul yang terdiri dari bilah-bilah kayu. Alat musik ini dimiliki oleh suku Dayak Kenyah, tetapi seiring dengan perpindahan suku [[Suku Dayak Kenyah|Dayak Kenyah]] dari pedalaman ke daerah lain, Jantung Utang dapat ditemukan pada suku Dayak Modang, Bahau, Segai, Tumbit, Kayan, Brusu, dan lain-lain. <ref>{{Cite book|title=Peralatan hiburan dan Kesenian Trasisional Daerah Kalimantan Timur|last=|first=Suwardi|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|year=1986|isbn=|location=Samarinda|page=50-53|last2=Achmat|first2=Hasjim}}</ref>
 
== TradisiRitual ==
 
=== Ritual Pelekatan Nama ===
Nama merupakan doaDoa dan harapan agartercermin pada nama seseorang, artinya seseorang yang menyandang nama tersebut mendapatkandiharapkan kebaikanakan memperoleh hal-hal yang baik dalam kehidupan. PadaPemberian nama pada suku Dayak Modang, pemberian nama untuk seseorang diiringidisertai dengan prosesi pelekatan nama. Prosesi tersebut diawai dengan ritualRitual ''Nen Kaeg Heig Metae''yang atau(yang mewujudkan permohonan kepada Yang Maha Kuasa) menjadi permulaan dari prosesi pelekatan namapada suku Dayak Modang. SetelahSesudah membacakanselesai manteramerapalkan mantra atau doa-doa dengan posisi menghadap ke sungai Mahakam, pimpinan upacara adat menaruhmeletakkan sembilan telur ayam kampung ke ujung masing-masingsetiap tongkat mambu yang sudahtelah ditancapkan dengan berjejer, yang dibagianpada bagian bawahnya terdapat sirih, rokokberas, dan berasrokok. KemudianSetelah itu, dilakukan penyembelihan seekor ayam jantan yang berwarna merah pun disembelih, darahnyadarah diayam tersebut sanggadisangga dalam piring putih yang berisi beras dan telur, untukyang kemudian akan ditaruh di Mahakam. SeluruhBunyi rangkaiangendang ritualdan pelekatantabuhan namagong diiringimengiringi olehseluruh bunyirangkaian tetabuhanritual gongpelekatan dan gendangnama.
 
Kemudian, orang tua membawa anak laki-lakilakinya yang akan diberi nama dibawa oleh orangtuanya menuju ke tempat pelaksanaan adat atau. Tempat ini disebut dengan ''Hewat'' yang beralasberalaskan tikar purun. AnakIbu tersebut dipasangimemasang gelang manik olehpada ibunya,anak yangtersebut. Pemasangan ini bermakna sebagai ikatan hubungan. Setelah ituSelanjutnya, dilaksanakan prosesi ''Me et Jiem'' atau pemotongan rambut anak oleh tetua adat, yang bermaknamempunyai arti penataan awal tata adat kehidupan atau merupakan ungkapan proses pertumbuhan. SelanjutnyaSetelah prosesi ''Me et Jiem'' usai, dilakukan ritual ''Net Leug'' atau memohon calon nama untuk anak lewatmelalui saranaperantara daun pisang ambon yang telah dibentuk menjadi kotak berukurandengan ukuran 3x4 cm sebanyak tiga rangkap.
 
DuaPemimpin upacara memegang dua potong daun pisang ambon itu lalu dipegang oleh pemimpin upacara dalam posisi berdiri. Sambil mengucap doa, daunDaun tersebut dilemparkan keatas dan dibiarkan jatuh ke tanah sembari mengucap doa. Posisi daun yang baru jatuh tersebut dilihat, apabila dua-duanyakedua daun terlentang atau tertelungkup berarti merupakanterdapat pertanda Tidak, makasehingga prosesi harus dilakukandilaksanakan lagi. Apabila posisi daun pisang yang dijatuhkan salah satu terlentang dan satunyayang lainnya tertelungkup, itu berarti nama yang sudah diajukan pihak keluarga mendapat jawaban Ya dari leluhur mereka atau disetujui.telah mendapat persetujuan.
 
ParaKemudian tetua akan melakukandilaksanakan ritual ''Ensoet Kenean'' atau pemasanganmemakaikan pakaian adat dan pusaka warisan kepada anak, yang merupakandilakukan simbololeh para tetua. Ritual tersebut ikatanmelambangkan hubungan kekerabatan turun temurun yang bermaknamemiliki makna penguatan identitas. Untuk mewujudkan rasa syukur, kemudian dilakukandilangsungkan ritual ''Newag Jip Edat'' atau pemotongan hewan berupa babi jantan yang diganti dengan dua ekor ayam jantan. Ritual pemotongan''Newag hewanJip Edat'' ini merupakan penghantar adat yang telah dikukuhkanditetapkan kepada Yang Maha Kuasa dan leluhur. Darah dari ayam tersebut akan dioleskan ke kepalatangan, tangankaki, dan kakikepala pada anak dan orang tuanya, serta dioleskan pula ke benda-benda pusaka keluarga, diantaranyaantara yaitulain Mandau, sebagai simbollambang pengukuhan secara spiritual.
 
Setelah ritual ''Ensoet Kenean'' selesai, akan dilaksanakan tarian adat Ngewai, yakni para tetua dan seluruh keluarga menari sebanyak delapan kali putaran mengelilingi tempat ritual adat tersebutsebanyak delapan kali putaran. Tarian tersebut merupakanmenggambarkan simbol tahapantahap-tahap proses kehidupan alam fana hingga alam baka. ProsesiRitual pemberianpenetral namalingkungan itu(yang ditutupdimaksudkan denganuntuk ritual penetral lingkungan darimenghilangkan hal-hal yang akan mengganggu kehidupan) akan menjadi penutup prosesi pemberian nama. Pada prosesi ini setelahseusai membaca manteramantra, seorang tetua adat mengibas-ngibaskan rangkaian daun temalibambu, daun bambutemali, peredang dan anak ayam ke lingkungan sekitar, termasuk kepada keluarga yang hadir pada ritual itu. Masing-masingSetiap anggota keluarga juga diminta untuk meludahi dedaunandaun-daun tersebut. Berikutnya, anak ayam itu disembelih di bawah tongkat bambu, lalu tetua adat melihat isi perutnya, untuk mengetahui apakah para leluhur berkenan tidak atas upacara adat yang telah dilaksanakan.<ref>{{Cite web|url=https://humas.kukarkab.go.id/read/news/2014/8301/ritual-pelekatan-nama-dayak-modang-meriahkan-eifaf.html|title=Ritual Pelekatan Nama Dayak Modang, Meriahkan EIFAF|last=Kukar|first=Humas|website=humas.kukarkab.go.id|language=Indonesia|access-date=2019-04-10|archive-date=2019-04-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20190410071038/https://humas.kukarkab.go.id/read/news/2014/8301/ritual-pelekatan-nama-dayak-modang-meriahkan-eifaf.html|dead-url=yes}}</ref>
 
== Referensi ==
<references /><br />
 
== Pranala luar ==
 
[[Kategori:Suku bangsa di Kalimantan Timur]]
* [https://humas.kukarkab.go.id/read/news/2014/8301/ritual-pelekatan-nama-dayak-modang-meriahkan-eifaf.html Ritual Pelekatan Nama Dayak Modang]
[[Kategori:Kelompok etnik di Indonesia|Dayak Modang]]
* [https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditwdb/hudoq/ Tari Hudoq]<br />