Orang Lanoh: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
k Etnik |
||
(7 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 10:
}}
'''Orang Lanoh''' adalah [[Orang Asli|suku bangsa pribumi]] [[Semenanjung Melayu]] dari ras [[Semang]] ([[Negrito]]). Orang Lanoh juga dikenal sebagai Sabub'n atau Lano. Namun, masyarakat Lanoh di Gerik dan Lenggong, Perak menyebut diri mereka sebagai Menik Semnam (artinya "orang Semnam"), sebuah nama yang mengacu pada orang Lanoh yang tinggal di sekitar Sungai Semnam. Sedangkan masyarakat [[Orang Melayu|Melayu]] di Perak Atas menyebut orang Lanoh sebagai Sakai Jeram.
== Demografi ==
Pada tahun 2010, orang Lanoh berjumlah sekitar 390 jiwa.<ref name="MOP"/> Mereka sebagian besar tinggal di hutan sebagai [[pemburu dan peramu]], sedangkan mereka yang tinggal di luar hutan pada umumnya bekerja sebagai penyadap karet<ref name="FETI">{{cite book|author=Csilla Dallos|title=From Equality to Inequality: Social Change Among Newly Sedentary Lanoh Hunter-Gatherer Traders of Peninsular Malaysia|url=https://archive.org/details/fromequalitytoin0000dall|year=2011|page=[https://archive.org/details/fromequalitytoin0000dall/page/n121 106]|publisher=Universitas Toronto Press|isbn=978-144-2661-71-4}}</ref> dan petani kelapa sawit.<ref>{{cite journal|url=http://www.ukm.my/geografia/images/upload/11x.geografia-okt14-MainRindam-edam.pdf |title=Analisis SWOT(C) prospek pembangunan ekotourism di petempatan Orang Asli Lanoh, Perak |author=Main Rindam & Fatan Hamamah Yahaya|journal=Geografia : Malaysian Journal of Society and Space |publisher=GEOGRAFIA Online Malaysian Journal of Society and Space |issn=2180-2491 |date=2014 |access-date=3 November 2021}}</ref> Selama masa [[Malaya Britania|Penjajahan Inggris]], orang Lanoh kerap dipekerjakan oleh pemerintah sebagai jagawana dan kuli, suatu pekerjaan yang sesuai dengan gaya hidup orang Lanoh yang bermukim di hutan.<ref name="FETI"/>
Dinamika penduduk masyarakat Lanoh adalah sebagai berikut:
Baris 26:
| 1993<ref name="TOAATCFR">{{Cite book|url=https://www.iwgia.org/images/publications//0133_95_The_Orang_Asli_and_the_contest_for_resources.pdf |title=The Orang Asli and the Contest for Resources. Indigenous Politics, Development and Identity in Peninsular Malaysia |author=Colin Nicholas |publisher=Center for Orang Asli Concerns & International Work Group for Indigenous Affairs |year=2000 |access-date=3 November 2021 |isbn=978-87-90730-15-4 }}</ref>
| 1996<ref name="LOTP"/>
| 2000<ref name="BDS">{{cite web |url= http://www.coac.org.my/main.php?section=about&article_id=4 |title= Basic Data / Statistics |publisher= Center for Orang Asli Concerns |access-date= 3 November 2021 |archive-date= 2020-10-29 |archive-url= https://web.archive.org/web/20201029082307/https://www.coac.org.my/main.php?section=about&article_id=4 |dead-url= yes }}</ref>
| 2003<ref name="BDS"/>
| 2010<ref name="MOP"/>
Baris 46:
Suku Lanoh pada mulanya hidup [[nomaden]]; suatu gaya hidup yang memunculkan kebiasaan pernikahan terbuka di mana seorang pria akan menikahi seorang wanita dan memiliki anak, lalu pindah ke tempat lain dan menikah lagi dengan wanita lain lalu memiliki anak dan terus melakukannya saat mereka berpindah dari satu tempat ke tempat lain.<ref>{{cite web|url=http://www.nonkilling.org/pdf/nksocieties.pdf |title=Nonkilling Societies |editor=Joám Evans Pim |publisher=Center for Global Nonkilling |page=142 |date=2010 |access-date=3 November 2021}}</ref> Perempuan Lanoh juga dikenal melakukan poliandri, praktik yang tidak banyak dikenal oleh suku-suku Semang yang lain.<ref>{{cite web|url=http://digitalcommons.unl.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1005&context=anthrotheses |title=Exploration into Human Polyandry: An Evolutionary Examination of the Non-Classical Cases |author=Kathrine E. Starkweather |publisher=University of Nebraska - Lincoln |pages=67–68 |date=30 Juli 2010 |access-date=3 November 2021}}</ref> Kini, banyak suku Lanoh yang tinggal di desa-desa permanen di distrik [[Hulu Perak]], [[Perak (negara bagian)|Negara Bagian Perak]], di dekat perbatasan dengan [[Kelantan]].<ref>{{cite book|author=Salma Nasution Khoo & Abdur-Razzaq Lubis|title=Negritos of Malaya|year=2005|publisher=Areca Books|isbn=983-4211-30-9|page=353}}</ref>
Menurut catatan orang Eropa, orang Lanoh hidup sebagai pemburu-pengumpul dan memanfaatkan gua-gua yang tersebar di Perak sebagai tempat berlindung selama perjalanan berburu. Sekitar 100 tahun yang lalu, mereka membuat gambar di dinding gua.
Orang Lanoh percaya bahwa semua makhluk hidup, baik tumbuhan maupun hewan memiliki roh mereka sendiri dan mereka juga mengenal pantangan konsumsi binatang tertentu yang dianggap beracun atau kotor.<ref name="TUOAITLATTOLP">{{cite web|url=https://www.shs-conferences.org/articles/shsconf/pdf/2015/05/shsconf_icolass2014_04006.pdf |title=The Usage Of Animals In The Lives Of The Lanoh And Temiar Tribes Of Lenggong, Perak |author=Fatan Hamamah Yahaya |publisher=EDP Sciences |page=4 |date=2015 |access-date=3 November 2021}}</ref> Orang Lanoh dan [[Temiar]] menjadikan hewan sebagai makanan, obat-obatan, dan sumber inspirasi cerita rakyat.<ref name="TUOAITLATTOLP"/>
Baris 52:
== Referensi ==
{{reflist}}
=== Daftar pustaka ===
* {{cite book|last=Isa|first=Hamid Mohd|title=The Last Descendants of The Lanoh Hunter and Gatherers in Malaysia|publisher=Penerbit USM|year=2015|language=Inggris|isbn=978-98-386-1948-6}}
==Pranala luar==
Baris 60 ⟶ 63:
{{DEFAULTSORT:Lanoh, Orang}}
[[Kategori:Orang Asli]]
[[Kategori:
|