Suku Banjar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Asang Lawai (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
k Etnik
 
(47 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 32:
<td>[[Berkas:Olla Ramlan on Ini Talkshow Netmediatama.jpg|60x80px]]</td>
<td>[[Berkas:Arul-efansyah.jpg|60x80px]]</td>
<td>[[Berkas:Moldy Radja.jpeg|60x80px]]</td>
</tr>
<tr>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Fadjroel Rachman]]</small></td>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Olla Ramlan]]</small></td>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Arul Efansyah]]</small></td> </tr>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Moldyansyah Kusnadi|Moldy ‘Radja’]]</small></td>
</tr>
<tr>
</table>
Baris 106 ⟶ 103:
* ''{{hlist|Banjar Baku|Banjar Batangbanyu|Banjar Kuala|Banjar Pahuluan}}''
* '''Juga'''
* {{hlist|[[Bahasa Indonesia|Indonesia]]|[[Bahasa Dayak MeratusBukit|Meratus]]}}}}
| religions = {{plainlist|[[Islam]] ([[Sunni]])
| related_groups = {{hlist|[[Suku Dayak Meratus|Bukit]]|[[Dayak Ngaju|Ngaju]]|[[Suku Kutai|Kutai]]|[[Suku Dayak Bakumpai|Bakumpai]]|[[Suku Maanyan|Ma'anyan]]|[[Suku Tidung|Tidung]]| [[Suku Kedayan|Kadayan]]| [[Suku Melayu]]}}}}
}}
| religions = {{plainlist|
* [[File:Allah-green.svg|18px]] [[Islam di Indonesia|Islam]] ([[Sunni]])
}}
| related_groups = {{hlist|[[Suku Dayak Meratus|Bukit]]|[[Dayak Ngaju|Ngaju]]|[[Suku Kutai|Kutai]]|[[Suku Dayak Bakumpai|Bakumpai]]|[[Suku Maanyan|Ma'anyan]]|[[Suku Tidung|Tidung]]| [[Suku Kedayan|Kadayan]]| [[Suku Melayu]]}}}}
'''Etnis Banjar''' ({{lang-bjn|اورڠ بنجر|Urang Banjar}}) adalah suku bangsa Indonesia atau [[etnisitas|kelompok etnis]] yang mayoritas mendiami [[daerah Banjar|wilayah Banjar]] di pesisir tenggara [[Kalimantan]] (khususnya di [[Provinsi Kalimantan Selatan]]).<ref name="BPS10"></ref> Etnis Banjar merupakan penutur [[bahasa Banjar]] (dengan berbagai macam dialeknya), dan terikat dalam persamaan sejarah atau latar belakang serta kebudayaan. Suku banjar merupakan keturunan dari pencampuran suku-suku bukit<ref>{{Cite web|date=2023-01-23|title=Suku Banjar Keturunan Apa ? Ini Asal Usulnya|url=https://kalsel.inews.id/berita/suku-banjar-keturunan-apa-ini-asal-usulnya|website=iNews.ID|language=id|access-date=2023-05-21}}</ref>. Etnis ini merupakan salah satu etnis pribumi asli Indonesia yang mana berbagai elemen kebudayaannya secara resmi diakui oleh pemerintah republik Indonesia dan dianggap sebagai salah satu komponen penting warisan kebudayaan nasional.
 
'''EtnisSuku Banjar''' ({{lang-bjn|اورڠ بنجر|Urang Banjar}}) adalah suku bangsa Indonesia atausuatu [[etnisitas|kelompok etnis]] yang mayoritasberasal mendiamidari [[daerah Banjar|wilayah Banjar]] di pesisir tenggara [[Kalimantan]] (khususnya di [[Provinsi Kalimantan Selatan]]).<ref name="BPS10"></ref> EtnisSuku Banjar merupakan penutur [[bahasaBahasa Banjar]] (dengan berbagai macam dialeknya), dan terikat dalam persamaan sejarah atau latar belakang serta kebudayaan. Suku banjar merupakan keturunan dari pencampuran suku-suku bukit<ref>{{Cite web|date=2023-01-23|title=Suku Banjar Keturunan Apa ? Ini Asal Usulnya|url=https://kalsel.inews.id/berita/suku-banjar-keturunan-apa-ini-asal-usulnya|website=iNews.ID|language=id|access-date=2023-05-21}}</ref>. Etnis ini merupakan salah satu etnis pribumi asli [[Kalimantan]] di [[Indonesia]] yang mana berbagai elemen kebudayaannya secara resmi diakui oleh pemerintah republik Indonesia dan dianggap sebagai salah satu komponen penting warisan kebudayaan nasional.
Dikarenakan faktor historis pengislaman pribumi Kalimantan, mayoritas masyarakat etnis Banjar pada umumnya kini merupakan pemeluk agama [[Islam]] ([[Muslim]]), masyarakat Dayak ini menunjukkan karakteristik yang agak berbeda dari kebanyakan Dayak di wilayah pedalaman Kalimantan; yang mana masyarakat etnis Banjar cenderung memiliki [[gaya hidup]] dan [[norma|norma-norma]] yang berbasis [[Islami]]. Etnis Banjar juga terkenal akan kemampuannya dalam bidang [[perniagaan]], pada masa kini populasi diaspora Banjar dapat ditemui pula secara global atau di seluruh belahan dunia; termasuk diantaranya dalam cakupan wilayah [[Asia Tenggara]] maupun hingga ke [[Timur Tengah]] (terutama di [[Arab Saudi]]).
 
Dikarenakan faktor historis pengislaman pribumi Kalimantan, mayoritas masyarakat etnis Banjar pada umumnya kini merupakan pemeluk agama [[Islam]] ([[Muslim]]), masyarakat Dayak ini menunjukkan karakteristik yang agak berbeda dari kebanyakan [[Tanah Dayak|Dayak]] di wilayah pedalaman Kalimantan; yang mana masyarakat etnis Banjar cenderung memiliki [[gaya hidup]] dan [[norma|norma-norma]] yang berbasis [[Islami]]. Etnis Banjar juga terkenal akan kemampuannya dalam bidang [[perniagaan]], pada masa kini populasi diaspora Banjar dapat ditemui pula secara global atau di seluruh belahan dunia; termasuk diantaranya dalam cakupan wilayah [[Asia Tenggara]] maupun hingga ke [[Timur Tengah]] (terutama di [[Arab Saudi]]).
 
== Nomenklatur ==
Secara [[etimologis]], kata "Banjar" dari sudut pandang komunitas Dayak sebagai etnonim mulanya berasal dari terminologi [[bahasa Ma'anyan]]. Dalam bahasa Ma'anyan sendiri istilah ini disebut Ulun Hakey, yaitu sebutan untuk komunitas yang tidak makan daging babi dan mempunyai ritual pemakaman langsung dikubur ke dalam tanah tanpa digali lagi, hal ini berbeda dari Dayak Maanyan asli (Kaharingan) yang memiliki adat pemakaman sekunder (yaitu ijambe, ritual pembakaran tulang sisa jenazah dari hasil penggalian kuburan dari pemakaman pertama, untuk selanjutnya ditempatkan pada peti jenazah berkaki dua yang disebut Tambak). Secara hakikatnya, etnonim ini digunakan untuk mengidentifikasi golongan "Dayak" dari etnisetno-lingusitik Ma'anyan, Meratus, Ngaju dan NgajuPaku-Karau (Luangan), 'rahasia umum' dalam masyarakat Kalimantan bahwa etnis Banjar sejatinya merupakan bagian dari masyarakat Dayak yang lebih besar yang telah mengalami asimilasi (baik itu dari segi agama, budaya, dan lain sebagainya) dengan pengaruh luar.
 
Namun sebutan Dayak itu sendiri baru diperkenalkan di Kalimantan Selatan sesaat sebelum pendirian [[Gereja Kalimantan Evangelis|Geredja Dajak Evengelis]] pada tanggal [[10 April]] [[1839]], untuk menyatukan berbagai komunitas menjadi satu identitas kultural yang dianggap sama tapi berasal dari beragam penutur bahasa yang berbeda-beda (etno-linguistik) sebagai basis penginjilan. Komunitas yang sudah dibaptis ini disebut Ulun Ungkup. Hal tersebut didahului dengan munculnya pula istilah geografis yang disebut [[Tanah Dayak]] pada awal pembentukan [[Hindia Belanda]] pada permulaan abad ke-19.
 
Namun dalam [[Hikayat Banjar]], istilah Banjar itu sendiri diambil dari nama sebuah kampung di tepi [[sungai Kuin]]. Komunitas Dayak Ngaju menyebut komunitas ini dengan sebutan Oloh-Masih. Oloh-Masih ini identik dengan komunitas sub-etnis Banjar Kuala (kuala= muara).
 
== Sejarah ==
Baris 126:
==== Kerajaan Dipa ====
{{main|Kerajaan Negara Dipa}}
''Kerajaan Negara Dipa'' atau ''Dipa Negara'' merupakan sebuah sebutan lokal oleh masyarakat etnis Banjar yang merujuk kepada suatu entitas [[kerajaan]] yang merupakan cikal bakal dinasti raja-raja Banjar yang didirikan seorang tokoh yang bernama Ampu Jatmaka, dianggap sebagai sumber sivilisasi atau peradaban yang memiliki pengaruh dominan bagi masyarakat Banjar. KerajaanNamun kerajaan ini ditengaraibukan merupakankerajaan sebuahpertama cabangdi atauTanah ''vassalBanjar. state''Tutur darilokal kerajaanyang utamanyadisebut diTutur pulauCandi Jawa;menyebut yakninama kerajaanKerajaan BanjarKuripan Negara.dan KataTanjungpuri ''dipa''yang ituterletak sendiridilembah diserapsungai dariTabalong istilahsebagai ''dwipa''kerajaan dalamorang-orang bahasaBanjar Jawakuno yang(Pahuluan), memilikisebagai artipendahulu "pulau",Kerajaan merujukNegara kepadaDipa Banjaryang Negaradipengaruhi itubudaya sendiriJawa yangtersebut. terletakKedua dikerajaan pulauini Jawabertetangga dengan komunitas "Dayak" Nan Sarunai.
 
Kerajaan ini ditengarai merupakan sebuah cabang atau ''vassal state'' dari kerajaan utamanya di pulau Jawa; yakni kerajaan Banjar Negara. Kata ''dipa'' itu sendiri diserap dari istilah ''dwipa'' dalam bahasa Jawa yang memiliki arti "pulau", merujuk kepada Banjar Negara itu sendiri yang terletak di pulau Jawa.
 
==== Kerajaan Banjar ====
Baris 134 ⟶ 136:
==== Kesultanan Banjar ====
{{main|Kesultanan Banjar}}
Kemunculan Banjar sebagai kerajaan berbasis Islam didukung oleh [[Kesultanan Demak]] yang merupakan kerajaan didirikan komunitas Jawa-Melayu Palembang. Pedagang Banjar berhubungan dagang dengan kota-kota pelabuhan Tedunan, Jepara, Demak, Tuban, Giri, Surabaya, Arosbaya dan Sumenep. Oleh seorang ulama yang yang datang dari negeri Arab dan komunitas Melayu, Raja Banjar diberi gelar Sultan.
 
Pada masa kegemilangan Mataram, seluruh kerajaan yang terkoneksi dengan Jawa mengalami pengaruh keislaman dengan disahkannya pengadopsian sistem pemerintahan ala Timur Tengah, yakni [[kesultanan]]. Sejak saat itu, kerajaan Banjar bertransformasi menjadi kesultanan Banjar; yang mana pemimpin monarkinya berupa seorang [[sultan]] (bukan lagi raja seperti sebelumnya).
 
Baris 151 ⟶ 155:
|↑
|-
|KaiKayi (kakek) + Nini (nenek)
|-
|↑
Baris 199 ⟶ 203:
 
Dalam sistem kekerabatan, orang Banjar menganut prinsip garis keturunan bilateral (parental), artinya menarik garis keturunan pada pihak ayah dan pihak ibu.
 
== Y-DNA suku Banjar ==
{{Pie chart
| thumb = right
| caption = Genetika Y-DNA suku Banjar dalam tabel
| label1 = [[:en:Haplogroup_C-M130 |C]]
| value1 = 13.3
| color1 = Green
| label2 = [[:en:Haplogroup_F-M89 |F]]
| value2 = 6.7
| color2 = Orange
| label3 = [[:en:Haplogroup_O-M119 |O1a]] - [[Rumpun bahasa Austro-Tai|Austronesia-Thai]]
| value3 = 26.7
| color3 = Blue
| label4 = [[:en:Haplogroup O-M268|O1b]] - [[Rumpun bahasa Austroasia| Austroasia]]
| value4 = 26.7
| color4 = Black
| label5 = [[:en:Haplogroup_O-M122 |O2]] - [[Rumpun bahasa Sino-Tibet|Sino-Tibet]]
| value5 = 26.7
| color5 = Red
}}
 
== Agama dan kepercayaan ==
Baris 215 ⟶ 240:
=== Bahasa ===
{{main|Bahasa Banjar}}
Bahasa yang dituturkan oleh masyarakat etnis Banjar adalah [[bahasa Banjar]] yang bertetangga dengan [[rumpun bahasa Barito Raya]]. SecaraNamun secara geneaologis linguistiknya, bahasa ini merupakan salah satu [[bahasa suku|bahasa]] dalam [[rumpun bahasa DayakMelayik]] (PesisirDayak Laut) yang berserumpun dengan bahasa PaserIban, TidungSeberuang, Kanayatn, Sambas, Keninjal, Tomun, Tamuan, Teringin, Meratus, Kutai, Berau, Kadayan, Brunei dan lain sebagainya.
 
==== Pengaruh linguistik ====
Baris 245 ⟶ 270:
== Kebudayaan ==
{{main|Budaya Banjar}}
[[Berkas:Busana Pengantin Suku BanjarPengantinBanjar.JPGjpg|jmpl|300px|3 Macam [[Busana Pengantin Banjar.]], Bagajah Gamuling Baular Lulut, Babaju Kun Galung Pacinan dan Baamar Galung Pancar Matahari]]
 
[[Berkas:PengantinBanjar.jpg|jmpl|250px|3 Macam [[Busana Pengantin Banjar]], Bagajah Gamuling Baular Lulut, Babaju Kun Galung Pacinan dan Baamar Galung Pancar Matahari]]
[[Berkas:Kuntau.jpg|jmpl|300px|Kuntau, seni bela diri tradisional [[Suku Banjar]].]]
 
Umumnya adat kebudayaan Banjar berakar dari ritual keagamaan [[Kaharingan]] yang setelah pengislaman massal adat kebudayaan [[Kaharingan]] ini disunting untuk disesuaikan dengan keyakinan baru mereka yaitu [[Islam]].
Baris 275 ⟶ 301:
 
=== Musik ===
[[Berkas:Musik Pengiring Tari Japin Sigam.ogg|jmpl|Alunan musik Banjar sebagai pengiring tari Japin Sigam yang berasal dari [[pulau Laut]].]]
Salah satu kesenian berupa musik tradisional khas Suku Banjar adalah [[Musik Panting]]. Musik ini disebut Panting karena didominasi oleh alat musik yang dinamakan panting, sejenis gambus yang memakai senar (panting) maka disebut musik panting. Pada awalnya musik panting berasal dari daerah Tapin, Kalimantan Selatan. Panting merupakan alat musik yang dipetik yang berbentuk mirip seperti gabusgambus Arab tetapi ukurannya lebih kecil. Pada waktu dulu musik panting hanya dimainkan secara perorangan atau secara solo. Karena semakin majunya perkembangan zaman dan musik panting akan lebih menarik jika dimainkan dengan beberapa alat musik lainnya, maka musik panting sekarang ini dimainkan dengan alat-alat musik seperti ''babun'' (gendang), ''agung'' (gong,) dan ''piul'' (biola) dan pemainnya juga terdiri dari beberapa orang. Nama musik panting berasal dari nama alat musik itu sendiri, karena pada musik panting yang terkenal alat musik nya dan yang sangat berperan adalah panting, sehingga musik tersebut dinamai musik panting. Orang yang pertama kali memberi nama sebagai musik panting adalah A. SARBAINI. Dan sampai sekarang ini musik panting terkenal sebagai musik tradisional yang berasal dari Kalimantan Selatan.<ref>{{Cite web |url=http://arsyadindradi.net/sejarah-dan-peranan-musik-panting/ |title=Musik Panting Banjar |access-date=2010-07-08 |archive-date=2010-05-15 |archive-url=https://web.archive.org/web/20100515150511/http://arsyadindradi.net/sejarah-dan-peranan-musik-panting/ |dead-url=yes }}</ref>
 
Selain itu, ada sebuah kesenian musik tradisional Suku Banjar, yakni [[Musik Kentung]]. Musik ini berasal dari daerah [[Kabupaten Banjar]] yaitu di desa [[Sungai Alat, Astambul, Banjar|Sungai Alat, Astambul]] dan kampung [[Bincau, Martapura, Banjar|Bincau, Martapura]]. Pada masa sekarang, musik kentung ini sudah mulai langka. Masa dahulu alat musik ini dipertandingkan. Dalam pertandingan ini bukan saja pada bunyinya, tetapi juga hal-hal yang bersifat magis, seperti kalau dalam pertandingan itu alat musik ini bisa pecah atau tidak dapat berbunyi dari kepunyaan lawan bertanding.<ref>{{Cite web |url=http://arsyadindradi.net/musik-kentung/ |title=Musik Kentung Banjar |access-date=2010-07-08 |archive-date=2010-05-15 |archive-url=https://web.archive.org/web/20100515142445/http://arsyadindradi.net/musik-kentung/ |dead-url=yes }}</ref>
Baris 641 ⟶ 667:
[[Kategori:Suku Banjar| ]]
[[Kategori:Suku bangsa di Kalimantan Selatan]]
[[Kategori:SukuKelompok bangsaetnik di Malaysia|Banjar, Suku]]
[[Kategori:SukuKelompok bangsaetnik di Singapura|Banjar, Suku]]