Suku Banjar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib)
k Etnik
 
(18 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 113:
 
== Nomenklatur ==
Secara [[etimologis]], kata "Banjar" dari sudut pandang komunitas Dayak sebagai etnonim mulanya berasal dari terminologi [[bahasa Ma'anyan]]. Dalam bahasa Ma'anyan sendiri istilah ini disebut Ulun Hakey, yaitu sebutan untuk komunitas yang tidak makan daging babi dan mempunyai ritual pemakaman yanglangsung dikubur ke dalam tanah tanpa digali lagi, hal ini berbeda dari Dayak Maanyan asli (Kaharingan) yang memiliki adat pemakaman sekunder (yaitu ijambe, ritual pembakaran tulang sisa jenazah dari hasil penggalian kuburan dari pemakaman pertama, untuk selanjutnya ditempatkan pada peti jenazah berkaki dua yang disebut Tambak). Secara hakikatnya, etnonim ini digunakan untuk mengidentifikasi golongan "Dayak" dari etno-lingusitik Ma'anyan, Meratus, Ngaju dan Paku-Karau (Luangan), 'rahasia umum' dalam masyarakat Kalimantan bahwa etnis Banjar sejatinya merupakan bagian dari masyarakat Dayak yang lebih besar yang telah mengalami asimilasi (baik itu dari segi agama, budaya, dan lain sebagainya) dengan pengaruh luar.
 
Namun sebutan Dayak itu sendiri baru diperkenalkan di Kalimantan Selatan sesaat sebelum pendirian [[Gereja Kalimantan Evangelis|Geredja Dajak Evengelis]] pada tanggal [[10 April]] [[1839]], untuk menyatukan berbagai komunitas sebagaimenjadi satu identitas kultural yang dianggap sama tapi berasal dari beragam penutur bahasa yang berbeda-beda (etno-linguistik) sebagai basis penginjilan. Komunitas yang sudah dibaptis ini disebut Ulun Ungkup. Hal tersebut didahului dengan munculnya pula istilah geografis yang disebut [[Tanah Dayak]] pada awal pembentukan [[Hindia Belanda]] pada permulaan abad ke-19.
 
Namun dalam [[Hikayat Banjar]], istilah Banjar itu sendiri diambil dari nama sebuah kampung di tepi [[sungai Kuin]]. Komunitas Dayak Ngaju menyebut komunitas ini dengan sebutan Oloh-Masih. Oloh-Masih ini merupakanidentik dengan komunitas sub-etnis Banjar Kuala (kuala= muara).
 
== Sejarah ==
Baris 136:
==== Kesultanan Banjar ====
{{main|Kesultanan Banjar}}
Kemunculan Banjar sebagai kerajaan berbasis Islam didukung oleh [[Kesultanan Demak]] yang merupakan kerajaan didirikan komunitas Jawa-Melayu Palembang. Pedagang Banjar berhubungan dagang dengan kota-kota pelabuhan Tedunan, Jepara, Demak, Tuban, Giri, Surabaya, Arosbaya dan Sumenep. Oleh seorang ulama yang yang datang dari negeri Arab dan komunitas Melayu, Raja Banjar diberi gelar Sultan.
 
Pada masa kegemilangan Mataram, seluruh kerajaan yang terkoneksi dengan Jawa mengalami pengaruh keislaman dengan disahkannya pengadopsian sistem pemerintahan ala Timur Tengah, yakni [[kesultanan]]. Sejak saat itu, kerajaan Banjar bertransformasi menjadi kesultanan Banjar; yang mana pemimpin monarkinya berupa seorang [[sultan]] (bukan lagi raja seperti sebelumnya).
 
Baris 201 ⟶ 203:
 
Dalam sistem kekerabatan, orang Banjar menganut prinsip garis keturunan bilateral (parental), artinya menarik garis keturunan pada pihak ayah dan pihak ibu.
 
== Y-DNA suku Banjar ==
{{Pie chart
| thumb = right
| caption = Genetika Y-DNA suku Banjar dalam tabel
| label1 = [[:en:Haplogroup_C-M130 |C]]
| value1 = 13.3
| color1 = Green
| label2 = [[:en:Haplogroup_F-M89 |F]]
| value2 = 6.7
| color2 = Orange
| label3 = [[:en:Haplogroup_O-M119 |O1a]] - [[Rumpun bahasa Austro-Tai|Austronesia-Thai]]
| value3 = 26.7
| color3 = Blue
| label4 = [[:en:Haplogroup O-M268|O1b]] - [[Rumpun bahasa Austroasia| Austroasia]]
| value4 = 26.7
| color4 = Black
| label5 = [[:en:Haplogroup_O-M122 |O2]] - [[Rumpun bahasa Sino-Tibet|Sino-Tibet]]
| value5 = 26.7
| color5 = Red
}}
 
== Agama dan kepercayaan ==
Baris 217 ⟶ 240:
=== Bahasa ===
{{main|Bahasa Banjar}}
Bahasa yang dituturkan oleh masyarakat etnis Banjar adalah [[bahasa Banjar]] yang bertetangga dengan [[rumpun bahasa Barito Raya]]. SecaraNamun secara geneaologis linguistiknya, bahasa ini merupakan salah satu [[bahasa suku|bahasa]] dalam [[rumpun bahasa DayakMelayik]] (PesisirDayak Laut) yang berserumpun dengan bahasa PaserIban, TidungSeberuang, Kanayatn, Sambas, Keninjal, Tomun, Tamuan, Teringin, Meratus, Kutai, Berau, Kadayan, Brunei dan lain sebagainya.
 
==== Pengaruh linguistik ====
Baris 278 ⟶ 301:
 
=== Musik ===
[[Berkas:Musik Pengiring Tari Japin Sigam.ogg|jmpl|Alunan musik Banjar sebagai pengiring tari Japin Sigam yang berasal dari [[pulau Laut]].]]
Salah satu kesenian berupa musik tradisional khas Suku Banjar adalah [[Musik Panting]]. Musik ini disebut Panting karena didominasi oleh alat musik yang dinamakan panting, sejenis gambus yang memakai senar (panting) maka disebut musik panting. Pada awalnya musik panting berasal dari daerah Tapin, Kalimantan Selatan. Panting merupakan alat musik yang dipetik yang berbentuk mirip seperti gabusgambus Arab tetapi ukurannya lebih kecil. Pada waktu dulu musik panting hanya dimainkan secara perorangan atau secara solo. Karena semakin majunya perkembangan zaman dan musik panting akan lebih menarik jika dimainkan dengan beberapa alat musik lainnya, maka musik panting sekarang ini dimainkan dengan alat-alat musik seperti ''babun'' (gendang), ''agung'' (gong,) dan ''piul'' (biola) dan pemainnya juga terdiri dari beberapa orang. Nama musik panting berasal dari nama alat musik itu sendiri, karena pada musik panting yang terkenal alat musik nya dan yang sangat berperan adalah panting, sehingga musik tersebut dinamai musik panting. Orang yang pertama kali memberi nama sebagai musik panting adalah A. SARBAINI. Dan sampai sekarang ini musik panting terkenal sebagai musik tradisional yang berasal dari Kalimantan Selatan.<ref>{{Cite web |url=http://arsyadindradi.net/sejarah-dan-peranan-musik-panting/ |title=Musik Panting Banjar |access-date=2010-07-08 |archive-date=2010-05-15 |archive-url=https://web.archive.org/web/20100515150511/http://arsyadindradi.net/sejarah-dan-peranan-musik-panting/ |dead-url=yes }}</ref>
 
Selain itu, ada sebuah kesenian musik tradisional Suku Banjar, yakni [[Musik Kentung]]. Musik ini berasal dari daerah [[Kabupaten Banjar]] yaitu di desa [[Sungai Alat, Astambul, Banjar|Sungai Alat, Astambul]] dan kampung [[Bincau, Martapura, Banjar|Bincau, Martapura]]. Pada masa sekarang, musik kentung ini sudah mulai langka. Masa dahulu alat musik ini dipertandingkan. Dalam pertandingan ini bukan saja pada bunyinya, tetapi juga hal-hal yang bersifat magis, seperti kalau dalam pertandingan itu alat musik ini bisa pecah atau tidak dapat berbunyi dari kepunyaan lawan bertanding.<ref>{{Cite web |url=http://arsyadindradi.net/musik-kentung/ |title=Musik Kentung Banjar |access-date=2010-07-08 |archive-date=2010-05-15 |archive-url=https://web.archive.org/web/20100515142445/http://arsyadindradi.net/musik-kentung/ |dead-url=yes }}</ref>
Baris 644 ⟶ 667:
[[Kategori:Suku Banjar| ]]
[[Kategori:Suku bangsa di Kalimantan Selatan]]
[[Kategori:SukuKelompok bangsaetnik di Malaysia|Banjar, Suku]]
[[Kategori:SukuKelompok bangsaetnik di Singapura|Banjar, Suku]]