Suku Kaur: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Relly Komaruzaman (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
k Etnik
 
(24 revisi perantara oleh 16 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{ethnic group|
|group=Suku Kaur
|image=Pria Kaur.jpg
|poptime=40.000 jiwa (2000)
|popplace=[[Kabupaten Kaur]]
|langs=[[Bahasa Kaur|Kaur]]{{br}}[[Bahasa Indonesia|Indonesia]]{{br}}[[Bahasa Melayu|Melayu Bengkulu]]
|rels=[[Islam]]
|related=[[Suku Lampung|Lampung]]{{br}}[[Suku Serawai|Serawai]]{{br}}[[Suku Besemah|Basemah]]{{•}}[[Suku Bengkulu|Bengkulu]]
|caption=Suku Kaur tempo dulu dalam buku ''Sejarah Sumatra'' karya [[Wilham Marsden]]}}
}}
 
'''Suku Kaur''' atau '''Suku Melayu Kaur'''<ref>{{cite web |url= https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Kaur|title=Kaur|author=<!--Not stated-->|website=kbbi.kemdikbud.go.id|publisher=Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia|access-date=17 Juni 2021|quote=Kaur merupakan suku bangsa yang mendiami daerah sekitar sungai Kaur, Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu.}}</ref> adalah salah satu [[sukukelompok bangsaetnis]] yang mendiami daerah sekitar [[sungai Kaur]] di [[kabupatenKabupaten Kaur]], [[Provinsi Bengkulu]]. Pemukiman orang Kaur berdekatan dengan kediaman [[suku Serawai]] dan [[Suku Besemah|Besemah]]. Berbeda dengan kedua suku bangsa tersebut yang menggunakan [[bahasa Melayu Tengah]], suku Kaur menggunakan [[bahasa Kaur]].<ref>[http://www.ethnologue.com/language/vkk Ethnologue]</ref>
 
Berdasarkan catatan Belanda, orang Kaur merupakan percampuran dari etnis [[Orang Minangkabau|Minangkabau]] yang datang melalui [[Kerajaan Inderapura|Indrapura]] dengan [[suku Basemah]]. Pada abad ke-18, daerah pesisir pantai muara Sungai Sambat telah berkembang hingga ke Muara Nasal yang terlebih dahulu didiami oleh suku Buai Harung. Kemudian kawasan ini didatangi oleh orang-orang dari [[Kerajaan Pagaruyung|Pagaruyung]] yang kemudian membentuk suku Kaur.<ref>Zusneli Zubir, Peninggalan Sejarah dan Potensi Wisata Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu, 2011</ref>
 
== Pekerjaan ==
Mata pencarian pokok suku Kaur adalah [[petani]] yang mengandalkan hasil dari [[persawahan]]. Selain itu, daerah ini terkenal dengan hasil [[cengkehcengkih]] dan [[lada]]. Berternak, kebun sawet, kebun karet, menangkap ikan, dan berdagang merupakan usaha tambahan mereka. Kaum pria bekerja di ladang, sementara kaum wanita mengurus rumah tangga. Setelah panen padi, biasanya mereka panen buah-buahan seperti [[durian]] dan [[mangga]].
 
== Tradisi ==
Baris 18 ⟶ 20:
 
== Pernikahan ==
Orang Kaur tidak diperbolehkan menikahi orang dari [[marga|marga/kaum kerabat/klan]] lainyang sama karena ada pelaksanaan merge/marga jadi tidak boleh menikah semerge, tetapi bisa menikah dengan orang Kaur dari desa lain. [[Pernikahan]] hanya bisa terjadi sesudah perayaan panen padi. Usia pernikahan umumnya 20 tahun untuk laki-laki, dan 15-16 tahun untuk perempuan. Jika mempelai laki-laki ingin mempelai wanitanya tinggal bersama keluarga mempelai laki-laki, si laki-laki harus membayar keluarga mempelai wanita (uang antaran). Jika mempelai laki-laki tinggal di rumah mempelai perempuan, orang tua mempelai perempuan hanya diwajibkan memberikan kenang-kenangan kepada pihak laki-laki.
 
== Keluarga ==
Baris 24 ⟶ 26:
 
== Kepercayaan ==
Suku Kaur 100% penganut [[agama Islam]]. Di setiap [[desa]] terdapat satu atau dua [[masjid]].
 
== Referensi ==
Baris 34 ⟶ 36:
{{Suku bangsa di Indonesia}}
 
[[Kategori:SukuKelompok bangsaetnik di Indonesia|Kaur]]