Suku Kei: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Blackman Jr. (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k Etnik
 
(5 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 3:
|native_name = ''umag Evav''
|image = COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Prauw_van_Groot-Kei_TMnr_10010572.jpg
|caption = Perahu tradisional ([[kora-kora]]) di [[Kepulauan Kei]].
|population = 180.000<ref name="Czlenow"/>
|popplace = [[Indonesia]] ([[Kepulauan Kei]])
|language = [[Bahasa Kei|Kei]], [[Bahasa Indonesia|Indonesia]]
|rels = [[islamIslam]], [[Kekristenan]] (terutama [[Katolik]]), [[Aliran Kepercayaan|kepercayaan tradisional]], [[Hindu]]
|related = [[Suku Tanimbar|Tanimbar]] dan [[orang Maluku]] lainnya<ref name="Czlenow"/>
}}
Baris 19:
 
== Agama dan kepercayaan ==
Saat ini, umumnya orang Kei sudah memeluk agama seperti [[Islam]] atau [[Kekristenan]] (mayoritas [[Katolik]]), bahkan [[orang Tanimbar Kei]] yang mendiami pulau Tanimbar Kei mayoritas beragama [[Hindu]] sama seperti leluhurnya yang berasal dari [[Bali]]. Akan tetapi, sebagian masih meyakini konsep seperti roh-roh dan kekuatan-kekuatan sakti menurut religi leluhurnya. Roh (''mitu'') dianggap bisa mendatangkan kebahagiaan dan juga kesusahan. Panen yang berhasil atau gagal, kehidupan yang sejahtera atau malapetaka yang menimpa penduduk dianggap berasal dari kekuatan ''mitu''. Karena itu, selain melaksanakan upacara-upacara kecil di lingkungan keluarga, setiap tahun mereka mengadakan pula upacara khusus ''"membersihkan ohoi"'' secara massal. Upacara bersih desa (''ohoi'') ini disebut ''sob-sob''. ''Mitu'' dapat pula diperalat oleh manusia melalui praktik ilmu gaib yang mereka sebut ''[[suanggi]]''.<ref>{{Cite book|title=Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia|url=https://books.google.co.id/books?id=w_FCDAAAQBAJ&lpg=PA171&ots=yRy9GsxYbR&dq=upacara%20sob-sob%20di%20kei&pg=PA171#v=onepage&q=upacara%20sob-sob%20di%20kei&f=false|publisher=Yayasan Pustaka Obor Indonesia|date=2015|isbn=9789794619292|language=id|first=Dr Zulyani|last=Hidayah}} Hal. 171</ref> Menurut ''Yong Ohoitimur'', agama asli di Kei pada dasarnya mengandung unsur-unsur: [[Animismeanimisme]], [[Magimagi]], dan [[Totemismetotemisme]].<ref>{{Cite web|url=https://docplayer.info/35861257-Bab-iii-potret-masyarakat-kei.html|title=BAB III POTRET MASYARAKAT KEI - PDF|website=docplayer.info|access-date=2019-03-04}}</ref>
 
Animisme berasal dari perkataan latin yakni ''anima'' artinya “nyawa”"nyawa" Dari asal kata ini, nyawa bisa diartikan sebagai roh. Jadi animisme dapat didefinisikan sebagai kepercayaan akan adanya roh-roh yang memasuki benda-benda di dalam alam semesta, misalnya pohon, hutan, batu, air, dan sebagainya. Istilah animisme, peratama kali dikemukakan oleh Edward Tylor, melalui bukunya ''Primitive Culture''. Baginya bentuk agama yang paling awal adalah ''the beliefe in spiritual being.'' Dalam visi Tylor mengenai evolusi agama, disamping arwah-arwah dan makhluk-makhluk halus itu, muncul dewata; kemudian diantara para dewata itu salah satunya muncul sebagai dewa atau Tuhan yang terbesar, dan akhirnya dewata yang lain tidak diakui lagi.<ref>{{Cite book|title=Primitive Culture|url=https://books.google.co.id/books?id=EhiVDAAAQBAJ&lpg=PP1&dq=isbn:0486813894&pg=PA356#v=onepage&q&f=false|publisher=Courier Dover Publications|date=2016-06-22|isbn=9780486813899|language=en|first=Edward Burnett|last=Tylor}} hal. 418</ref>
 
== Sistem kekerabatan ==
Baris 53:
*[[Orang Tanimbar Kei]]
 
== RujukanReferensi ==
<references />
 
[[Kategori:SukuKelompok bangsaetnik di Indonesia|Kei]]