Suku Kutai: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Buang rujukan mati |
k Etnik |
||
(42 revisi perantara oleh 26 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{ethnic group|
|group=
|image=[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Portret van de kroonprins van Koetai waarschijnlijk de latere Sultan Ali Muhammad Alimuddin in bruidskleding TMnr 60042304.jpg|150px]]<br>Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura ke-18<br>[[File:Sultan Aji Muhammad Salehuddin II.JPG|150px]]<br>(Sutan Aji Muhammad Salehuddin II)<br>Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura ke-20
|
|region1 =
'''{{flagcountry|Indonesia}}'''
|pop1 = (?)
|ref1 =
|last =
|first =
|publisher=
|title =
|date =
|year =2011
|url =
|accessdate =
|isbn =
|url =
|region2 = •'''[[Kalimantan Timur]]'''
----
|pop2 = 570.000
|ref2 =
|region3 ='''{{flagcountry|MYS}}'''
|pop3 = '''?'''
|ref3 =
|region4 = • '''{{flag|Sarawak}}'''
|pop4 = 24.000
|ref4 =
|region5 = •'''{{flag|Sabah}}'''
|pop5 =10.000
|ref =
|langs=[[bahasa Kutai|Kutai]], [[bahasa Indonesia|Indonesia]], [[bahasa Melayu|Melayu]]
|rels=[[Islam]], [[Kaharingan]]
|related=[[Dayak]] ([[suku Dayak Tunjung|Tunjung]], [[Suku Dayak Benuaq|Benuaq]], [[Suku Dayak Kenyah|Kenyah]]), [[suku Banjar|Banjar]], [[Suku Melayu|Melayu]]
}} '''Suku
Pada awalnya Kutai merupakan nama suatu teritori tempat bermukimnya masyarakat asli Kalimantan. Suku Kutai
Adat-istiadat lama Suku Kutai memiliki beberapa kesamaan kesamaan dengan adat-istiadat Suku Dayak rumpun
== Etimologi ==
Baris 22 ⟶ 50:
Menurut informasi lain, Nama Kutai berawal dari nama Kerajaan Kutai Martadipura di Muara Kaman, sebenarnya nama kerajaan ini awalnya disebut Queitaire (Kutai) oleh Pendatang dan Pedagang awal abad masehi yang datang dari India selatan yang artinya Belantara dan Ibu kota Kerajaannya bernama Maradavure (Martapura) berada di Pulau Naladwipa ( istilah Kalimantan di kitab Jawa )dan letaknya di tepi Sungai Mahakam di seberang Persimpangan Sungai Kanan Mudik Mahakam yakni Sungai Kedang Rantau asal nama Kota Muara Kaman sekarang. Dalam berita Champa atau Cina disebut Kho-Thay artinya Kota Besar atau Bandar Kerajaan Besar. Ada pendapat lain, dari sudut pandang masyarakat Jawa, bahwa Sumpah Palapa Patih Gajah Mada di Majapahit sempat menyebutkan Tunjung Kuta, ada pula yang mengatakan tulisan yang benar adalah Tunjung Kutai, akan tetapi ini pada masa [[Kerajaan Kutai Kartanegara|Kerajaan Kartanegara]].
Menurut Legenda Kerajaan Sendawar dengan Raja Tulur Aji Jangkat bersama permaisuri Mok Manor Bulatn dan mereka
Adapaun tradisi lisan di tiap keluarga masyarakat kutai yang mengatakan bahwa leluhur mereka berasal dari negeri cina, mirip dengan tradisi lisan masyarakat Dayak Kenyah. Sehingga ada anggapan bahwa Kutai ini adalah persatuan dari banyak subsuku masyarakat Dayak dalam rangka mencari identitas baru.
Baris 28 ⟶ 56:
Dari pemaparan di atas diketahui bahwa [[Kutai]] pada masa itu adalah nama Kerajaan/kota/wilayah tempat penemuan prasasti bukan nama suku (etnis) dan hubungan kekerabatan Suku Kutai dan [[Suku Dayak]] sangat kuat. Hanya saja pengaruh agama Islam dan akulturasi pendatang yang menyebarkan agama Islam ( Sumatra, Cina, Banjar, Jawa ) serta perang antar kerajaan ( Dinasti Kartanegara dari kutai lama yang memenangkan peperangan melawan kerajaan Kutai Martadipura ) pada saat itu mengakibatkan budaya Suku Kutai menjadi agak berbeda dengan [[Suku Dayak]] saat ini. Oleh karena itulah Suku Kutai asli akan menyebut [[Suku Dayak]] dengan istilah ''Densanak Tuha'' yang artinya Saudara Tua karena masih satu leluhur.
{{Pie chart
Baris 161 ⟶ 189:
| style="text-align: right;" | 55.659{{br}} (1,57%)
| style="text-align: right;" | 158.361{{br}} (1,15%)
| Juga menempati sebagian daerah transmigrasi dan juga terdapat di perkotaan
|-
| 10
Baris 203 ⟶ 231:
Disamping memiliki beberapa persamaan kosakata dengan [[bahasa Banjar]], Bahasa Kutai juga memiliki persamaan kosakata dengan bahasa Dayak lainnya, misalnya:
* nade (Bahasa Kutai Kota Bangun); nadai ([[Bahasa Kantu']]), artinya tidak
* celap (
* balu (Bahasa Kutai Tenggarong), balu ([[Bahasa Dayak Iban]], balu' Bahasa Dayak [[Benuaq]]), artinya janda
* hek (Bahasa Kutai Tenggarong), he' (Bahasa Dayak [[Tunjung]]), artinya tidak
Baris 218 ⟶ 246:
# Puak Sendawar
# Puak Pahu
# Puak
'''<big>Puak Pantun (Kutai Muara Kaman/Kutai Tua-Eks Hindu))</big>'''
Puak Pantun adalah suku tertua di [[Kalimantan Timur]], dan merupakan suku atau Puak yang paling Tua di antara 5 Suku atau Puak Kutai lainya, mereka adalah suku yang mendirikan kerajaan tertua di Nusantara yaitu kerajaan Kutai Martadipura di Muara Kaman pada abad 4 Masehi. Suku ini mendiami daerah [[Muara Kaman, Kutai Kartanegara |Muara Kaman]] Kab. Kutai Kartanegara dan sampai Daerah Wahau dan Daerah Muara Ancalong, serta Daerah Muara Bengkal, Daerah Kombeng di dalam wilayah Kab.Kutai Timur sekarang, suku Kutai pantun dapat dikatakan sebagai turunan para bangsawan dan Pembesar di Kerajaan Kutai Martapura (Kutai Mulawarman). Raja pertamanya dikenal dengan nama Kudungga, dan kerajaan ini jaya pada masa dinasti ketiganya yaitu pada masa Raja Mulawarwan.▼
Dibawah pimpinan Maharaja Mulawarman, kehidupan sosial dan kemasyarakatan diyakini berkembang dengan baik. Pemerintahan berpusat di Keraton yang berada di Martapura wilayah kekuasaannya terbentang dari Dataran Tinggi Tunjung (Kerajaan Pinang Sendawar), Kerajaan Sri Bangun di [[Kota Bangun, Kutai Kartanegara |Kota Bangun]], Kerajaan Pantun di Wahau, Kerajaan Tebalai, hingga ke pesisir Kalimantan Timur, seperti Sungai China, Hulu Dusun dan wilayah lainnya. Dengan penaklukan terhadap kerajaan-kerajan kecil tersebut, kondisi negara dapat stabil sehingga suasana tenteram dapat berjalan selama masa pemerintahannya. Suku ini mendiami daerah [[Muara Kaman, Kutai Kartanegara |Muara Kaman]] Kab. Kutai Kartanegara dan sampai Daerah [[Muara Wahau, Kutai Timur|Wahau]] dan Daerah [[Muara Ancalong, Kutai Timur|Muara Ancalong]], serta Daerah [[Muara Bengkal, Kutai Timur |Muara Bengkal]], Daerah [[Kongbeng, Kutai Timur |Kombeng]] di dalam wilayah Kab.Kutai Timur sekarang.▼
▲Puak Pantun adalah suku tertua di [[Kalimantan Timur]], dan merupakan suku atau Puak yang paling Tua di antara 5 Suku atau Puak Kutai lainya, mereka adalah suku yang mendirikan kerajaan tertua di Nusantara yaitu kerajaan Kutai Martadipura di Muara Kaman pada abad 4 Masehi. Suku ini mendiami daerah Muara Kaman Kab. Kutai Kartanegara dan sampai Daerah Wahau dan Daerah Muara Ancalong, serta Daerah Muara Bengkal, Daerah Kombeng di dalam wilayah Kab.Kutai Timur sekarang, suku Kutai pantun dapat dikatakan sebagai turunan para bangsawan dan Pembesar di Kerajaan Kutai Martapura (Kutai Mulawarman). Raja pertamanya dikenal dengan nama Kudungga, dan kerajaan ini jaya pada masa dinasti ketiganya yaitu pada masa Raja Mulawarwan.
▲Dibawah pimpinan Maharaja Mulawarman, kehidupan sosial dan kemasyarakatan diyakini berkembang dengan baik. Pemerintahan berpusat di Keraton yang berada di Martapura wilayah kekuasaannya terbentang dari Dataran Tinggi Tunjung (Kerajaan Pinang Sendawar), Kerajaan Sri Bangun di Kota Bangun, Kerajaan Pantun di Wahau, Kerajaan Tebalai, hingga ke pesisir Kalimantan Timur, seperti Sungai China, Hulu Dusun dan wilayah lainnya. Dengan penaklukan terhadap kerajaan-kerajan kecil tersebut, kondisi negara dapat stabil sehingga suasana tenteram dapat berjalan selama masa pemerintahannya. Suku ini mendiami daerah Muara Kaman Kab. Kutai Kartanegara dan sampai Daerah Wahau dan Daerah Muara Ancalong, serta Daerah Muara Bengkal, Daerah Kombeng di dalam wilayah Kab.Kutai Timur sekarang.
'''<big>Puak Punang (Kutai Kedang)</big>'''
Puak Punang (Puak Kedang) adalah suku yang mendiami wilayah pedalaman. Diperkirakan suku ini adalah hasil percampuran antara puak pantun dan puak sendawar (tunjung-benuaq). Oleh karena itu, logat bahasa Suku Kutai Kedang mengalunkan Nada yang bergelombang.
Dalam pemerintahan Kerajaan Kutai Martapura dari tahun, 350-1605, yang beribu kota di Muara Kaman, kawasan Kota Bangun diketahui bahwa wilayahnya bernama NEGERI PAHA meliputi daerah: KEHAM, KEDANG DALAM, [[Kedang Ipil, Kota Bangun Darat, Kutai Kartanegara |KEDANG IPIL]], [[Lebak Mantan, Muara Wis, Kutai Kartanegara |LEBAK MANTAN]], [[Lebak Cilong, Muara Wis, Kutai Kartanegara|LEBAK CILONG]].
Negeri ini setingkat Provinsi dipimpin seorang Mangkubumi (Adipati Wilayah), suku ini disebut Suku Kutai Kedang (Orang Adat Lawas) adapun pimpinannya berigelar Sri Raja (Raja Kecil) dan Sri Raja terakhir bernama Sri Raja TALIKAT merupakan kerabat Raja di Muara Kaman, dan memerintah di ibu kota Keham sampai sekarang masyarakat Adat Lawas masih mendiami daerah tersebut diatas.<ref>[http://kutaihulu.blogspot.com/2010/08/sejarah-pemerintahan-di-kota-bangun.html SEJARAH PEMERINTAHAN DI KOTA BANGUN ]</ref>
Baris 256 ⟶ 284:
Puak Pahu adalah suku yang mendiami wilayah [[Sungai Kedang Pahu]]. Suku ini tersebar di Kecamatan [[Muara Pahu, Kutai Barat|Muara Pahu]] dan sekitarnya. Puak ini merupakan keturunan [[Dayak]] [[Benuaq]]-- "behaloq"—menjadi "haloq" meninggalkan "Adat Lawas -- Kaharingan" menjadi "Pahuuq" (Bahasa Dayak [[Benuaq]] --> Muslim (menganut Agama Islam).
'''<big>Puak
Puak
[[Berkas:Sultansulaiman-kukar.gif|jmpl|220px|Kerabat Kesultanan Kutai Kartanegara merupakan Suku Kutai Puak Melani]]
Dalam perkembangannya puak pantun, punang, pahu dan
== Kerajaan Tanah Kutai ==
Baris 269 ⟶ 297:
# [[Kerajaan Kutai Martadipura|Kerajaan Martadipura]] ( Corak Hindu-Kaharingan-Melayu Tua (penduduk borneo saat itu dayak, subsuku melayu muda nanti dibentuk masyarakat dayak)
# Kerajaan Sri Bangun ( Corak Budha-Melayu Sriwijaya dan Melayu Tua)
# [[Kesultanan Kutai Kartanegara|Kerajaan Kartanegara]] ( Corak Islam - Asimilasi melayu dan dayak
== Kisah Pecahnya Puak Tanah Kutai ==
Baris 285 ⟶ 313:
== Problematika klasifikasi Dayak atau Melayu ==
Perubahan Suku Kutai secara drastis setelah masuk Islam, hampir menghapus jejak asal muasalnya yaitu [[Suku Dayak Lawangan|Suku Lawangan]]. Kebudayaan Melayu yang dianggap lebih "beradab", membantu menghilangkan budaya Dayak pada Suku Kutai dengan cepat. Istilah "haloq" yang melekat pada Suku Kutai yang berarti "meninggalkan adat lawas" digunakan sebagai kebanggaan bagi yang
== Lagu Kutai ==
Baris 297 ⟶ 325:
== Pranala luar ==
* https://www.pustakaborneo.id/upload/pdf/buku_20171214061246.pdf
* https://media.neliti.com/media/publications/49956-ID-kewarganegaraan-suku-bangsa-agama-dan-bahasa-sehari-hari-penduduk-indonesia.pdf
[[Kategori:Ot Danum]]
[[Kategori:
[[Kategori:Kelompok etnik di Malaysia|Kutai, Suku]]
[[Kategori:Suku bangsa di Kalimantan Timur|Kutai, Suku]]
[[Kategori:Kabupaten Kutai Kartanegara]]
|