Rumpun Timor: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
k Etnik |
||
(47 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox ethnic group
| group = Rumpun Timor
| native_name =
| native_name_lang =
| image = COLLECTIE TROPENMUSEUM De meo voorvechter en priester van Oekabiti in oorlogskostuum met andere atoni's TMnr 10005969.jpg
|image_caption=Pendeta dan prajurit tradisional [[Suku Atoni|Atoni]].
| image_alt =
| image_upright =
| total = ~3.000.000
| total_year = [[2020]]
| total_source =
| total_ref = <ref>{{cite web|url=https://ntt.bps.go.id/quickMap.html|title=Indikator Strategis Nusa Tenggara Timur|work=BPS|access-date=2019-12-18|language=id}}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.statistics.gov.tl/wp-content/uploads/2016/11/3_2015-V2-Nationality-Citizenship-Religion.xls|title=Nationality, Citizenship, and Religion|date=25 Oktober 2015|accessdate=29 Januari 2020|publisher=Government of Timor-Leste|url-status=dead|archiveurl=http://www.statistics.gov.tl/category/publications/census-publications/|archivedate=13 November 2019 }}</ref>
| regions = [[Pulau Timor]] dan pulau-pulau kecil disekitarnya
| languages = [[Bahasa Indonesia|Indonesia]], [[Bahasa Portugis|Portugis]], [[Bahasa Melayu Pasar|Kreol Melayu]] ([[Bahasa Melayu Kupang|Melayu Kupang]] dan [[Bahasa Melayu Dili|Melayu Dili]]), dan bahasa-bahasa Timor lainnya
| religions = Mayoritas [[Kekristenan]], minoritas [[Islam]] dan [[kepercayaan asli]]
| related_groups = [[Pribumi Indonesia]] lainnya
| footnotes =
}}
'''Rumpun Timor''' (disebut juga sebagai '''bangsa Timor''' atau '''suku-suku Timor''') adalah [[Bangsa|rumpun suku]] yang mendiami seluruh wilayah [[Pulau timor]] dan pulau-pulau kecil disekitarnya.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=eU1MDQAAQBAJ&pg=PA72&dq=budaya+pulau+timor&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwju2uTfkq7WAhWHto8KHRBSB9EQ6AEIXTAI#v=onepage&q=budaya%20pulau%20timor&f=false|title=Fakta Menakjubkan Tentang Indonesia; Wisata Sejarah, Budaya, dan Alam di 33 Provinsi: Bagian 3|last=Kristi|first=Navita|year=2012|publisher=Cikal Aksara|isbn=602-8526-67-3}}</ref> Wilayah yang dihuni oleh rumpun Timor ini juga dikenal dengan sebutan "Nusa [[Cendana]]" yang wilayahnya memiliki padang sabana yang luas, bukit-bukit, dan hutan primer maupun hutan sekunder dengan iklim gersang.<ref name=":2">{{Cite web|url=https://caridokumen.com/download/bahan-ajar-budaya-nusantara-ii-program-diploma-iii-keuangan-spesialisasi-kebendaharaan-negara-woro-aryandini-dkk-sekolah-tinggi-akuntansi-negara-tahun-2011-_5a459fa2b7d7bc7b7acf4439_pdf|title=[PDF] BAHAN AJAR BUDAYA NUSANTARA II PROGRAM DIPLOMA III KEUANGAN SPESIALISASI KEBENDAHARAAN NEGARA WORO ARYANDINI DKK SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA TAHUN 2011 - Free Download PDF|website=caridokumen.com|language=en|access-date=2019-04-03}}</ref><ref name=":4">Suparlan, Parsudi. 2002. "Kebudayaan Timor" dalam Manusia dan Kebudayaan. Jakarta: PT. Jembatan.</ref>
== Sistem Budaya ==▼
==
Pada zaman dahulu, masyarakat rumpun Timor mendirikan bangunan pada tempat yang sulit dijangkau orang dari luar, hal ini bertujuan sebagai perlindungan diri bagi masyarakat Timor dalam mengantisipasi datangnya serangan tanpa diduga dari para musuh. Adapun wilayah yang dipilih yaitu pada daerah tinggi seperti di atas gunung karang yang sekelilingnya memiliki semak berduri atau dinding dari batu. Rumah adat masyarakat Timor ini dirancang menyerupai sarang lebah dan bentuk atap nyaris hingga menyentuh tanah. Di dalam rumah tersebut sebagai tempat untuk ruang makan, ruang tidur, ruang ritual, dan ruang tamu. Terdapat juga dapur dan tempat penyimpanan hasil panen. Tak hanya itu, rumah juga menjadi papan dalam melakukan upacara agama yang murni sesuai dengan ikatan klan/marga mereka.<ref name=":2" />
Masyarakat Suku Timor menganut hubungan keturunan melalui garis kerabat dari ayah atau patrilineal bagi beberapa klan tertentu. Dalam satu desa di wilayah Suku Timor pada umumnya terdiri dari beberapa klan, meskipun dalam satu klan terdiri dari klan-klan dari desa yang lainnya. Tak hanya itu beberapa wilayah Suku Timor juga menganut matrilineal yaitu garis keturunan dari ibu. Adapun masyarakat Suku Timor yang menganut matrilineal seperti di Wehalim Suai dan daerah Belu wilayah selatan.▼
=== Rumah adat ===
Jika keluarga menganut garis keturunan sesuai adat patrilineal, maka anak akan memiliki suatu hak dan kewajiban dalam menjalankan kehidupan sehari-hari sesuai ketentuan dari klan tersebut. Seperti halnya dalam suatu klan dalam Suku Timor pada umumnya memiliki benda pusaka warisan yang mereka yakini suci dan terhubung oleh asal muasal dari suatu klan tersebut. Maka kewajiban suatu klan tersebut melakukan rangkaian upacara suci yang terkait benda pusaka warisan itu.▼
Rumah adat masyarakat rumpun Timor memiliki desain yang berbeda-beda di setiap sukunya. Namun, bentuk atap seperti sarang lebah dengan atap yang hampir menyentuh dengan tanah merupakan hal yang lumrah ditemui oleh rumah adat di Pulau Timor. Rumah adat tersebut umumnya ditinggali oleh satu keluarga. Rumah adat tersebut juga memiliki nama dan sebutan yang berbeda di setiap sukunya, oleh [[suku Atoni]] rumah adatnya disebut ''[[Ume Le'u]]'' dan oleh [[suku Tetun]] disebut sebagai ''Uma'' atau ''Uma Tetun''.<ref>https://repository.unikom.ac.id/30818/1/Arsitektur%20NTT.PDF</ref>
=== Tarian adat ===
Dalam menganut patrilineal seorang istri memiliki hak atas pengakuan dari klan suami, walaupun ia masih memiliki beberapa hak dan kewajiban tertentu atas klan asal. Jika seorang istri memiliki hubungan terputus dengan klan asal, maka dalam hal tersebut jika suaminya telah meninggal, maka ia diharuskan melakukan pernikahan secara levirat. Jika seseorang mendapatkan klan yang menganut matrilineal atau garis keturunan menganut klan ibunya seperti secara adopsi sebagian besar klan asal yang menganut garis keturunan dari ayah akan menganggap lebih rendah klan garis keturunan secara matrilineal daripada para saudaranya yang menganut klan garis keturunan dari ayah, Ia disebut feto (wanita) sedangkan saudara lainnya dijuluki mone (laki-laki). Dalam perayaan pesta pernikahan, klan yang memiliki ikatan dengan klan yang menyelenggarakan pesta tersebut akan menjadi seseorang tamu kehormatan. Namun undangan yang tidak memiliki ikatan antara penyelenggara pesta akan menjadi tamu biasa atau sebagai orang luar.▼
Tarian adat masyarakat Timor memiliki keanekaragaman, hal ini dikarenakan beragamnya kebudayaan pada setiap suku di wilayah tersebut.<ref name=":2" />
* Tari hopong - [[suku Helong]]
* Tari maekat - [[suku Atoni]]
* Tari likurai - [[suku Tetun]]
=== Kain tenun ===
[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Timorese weefster aan het werk TMnr 60033652.jpg|thumb|Seorang wanita penenun dari [[Timor]], 1930–1936.]]
Masyarakat Timor juga dikenal dengan kerajinan [[kain tenun]] yang pembuatannya telah berlangsung berabad-abad yang lalu dengan memanfaatkan bahan alam sebagai pewarnanya.<ref name=":2" /> Pada zaman dahulu, kain tenun digunakan sebagai maskawin oleh masyarakat Timor. Saat ini, kain tenun kemudian juga dikembangkan menjadi pakaian biasa yang bisa dipakai oleh siapa saja, juga dikembangkan sebagai pajangan atau hiasan rumah.<ref>Kayam, Umar. 1981. ''Seni Tradisi, Masyarakat.'' Jakarta: Sinar Harapan.</ref>
Sub suku tersebut memiliki ciri khas bahasa yang berbeda.▼
▲Masyarakat
▲Jika keluarga menganut garis keturunan sesuai
▲Dalam menganut sistem patrilineal, seorang istri memiliki hak atas pengakuan dari klan suami, walaupun ia masih memiliki beberapa hak dan kewajiban tertentu atas
==
Dalam rumpun Timor ini terdapat suku-suku yang umumnya serumpun dalam adat dan budayanya. Berikut ini adalah suku yang termasuk kedalam rumpun Timor.<ref name=":2" />
*[[Suku Atoni]] (termasuk [[Suku Boti|Boti]])
*[[Suku Bunak]]
*[[Suku Galoli]]
*[[Suku Helong]]
*[[Suku Kemak]] (termasuk [[Suku Marobo|Marobo]])
*[[Suku Makasae]]
*[[Suku Mambai]]
*[[Suku Samoro]]
*[[Suku Tetun]]
*Suku-suku lainnya di [[Pulau Timor]]
▲
==
Beternak merupakan usaha yang telah dilakukan oleh masyarakat Timor sejak zaman dahulu, adanya padang sabana yang luas dan tanah datar membuat masyarakat Timor melepaskan hewan ternaknya di padang rumput tersebut dan ternak tidak dikandangkan. Adapun metode dalam mengenali ternak pada masing-masing orang yaitu memberlakukan tanda pada masing-masing hewan ternak dengan cara melubangi telinga hewan ternak tersebut. Setiap pemilik hewan ternak memiliki metode dalam memanggil hewan ternak mereka, yaitu dengan cara mengalunkan lagu atau nada dengan [[seruling]] yang terbuat dari daun nipah. Pemanggilan hewan ternak tersebut dilakukan jika pemiliki memerlukan seperti untuk dijual, sebagai upacara adat, dan lain sebagainya.<ref name=":2" />
[[Kategori:Nusa Tenggara Timur]]▼
[[Kategori:Suku bangsa di Indonesia|Timor]]▼
== Kepercayaan ==
Masyarakat rumpun Timor memiliki kepercayaan dan sistem religi yang berbeda-beda pada setiap sukunya. Kepercayaan asli dari masyarakat Timor berinti pada keyakinan terhadap dewa langit yang disebut sebagai ''Uis Neno'' (dalam kepercayaan masyarakat [[Suku Atoni|Atoni]]). Dewa ini dipercaya masyarakat Atoni sebagai dewa yang telah menciptakan alam dan pendidikan kehidupan di dunia. Adapun upacara permohonan terhadap ''Uis Neno'' yaitu memohon turunnya hujan, memohon munculnya matahari, memohon keturunan, kesehatan, dan kesejahteraan.<ref name=":0">{{cite book|title=Manusia dan Kebudayaan di Indonesia|author=Koentjaraningrat|year=2004|publisher=Djambatan|isbn=979-428-510-2}}</ref> Selain itu juga terdapat kepercayaan terhadap dewi bumi yang disebut sebagai ''Uis Afu''.<ref name=":0" /> ''Uis Afu'' merupakan pendamping ''Uis Neno''. Adapun upacara permohonan terhadap ''Uis Afu'' yaitu memohon akan kesuburan tanah. Masyarakat Timor juga mempercayai adanya [[makhluk halus]] yang menempati suatu tempat tertentu, seperti hutan, mata air, sungai, dan pohon-pohon tertentu. Masyarakat rumpun Timor juga melakukan upacara adat ketika saat-saat tertentu, khususnya ketika ingin menggarap tanah. Saat ini, [[Kekristenan]] ([[Protestan]] pada [[suku Atoni]] dan [[Katolik]] pada [[suku Tetun]]) telah menjadi agama terbesar yang dianut oleh masyarakat Timor. Kekristenan berkembang pada sebagian besar masyarakat Timor bersama dengan kepercayaan asli yang telah ada sebelumnya, khususnya di pedalaman. Hal ini karena menurut mereka para pendeta maupun guru agama dianggap tidak dapat memberikan pertolongan secara langsung dalam kegiatan keseharian serta dalam menolak malapetaka yang dikarenakan oleh makhluk gaib maupun sihir.<ref name=":2" />
== Lihat juga ==
* [[Budaya Timor]]
* [[Pulau Timor]]
== Referensi ==
{{reflist}}
[[Kategori:Kelompok etnik di Indonesia]]
[[Kategori:Suku bangsa di Nusa Tenggara Timur]]
|