Suku Melayu Rempang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k Etnik |
||
(7 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 14:
==Sejarah==
Menurut Dedi Arman, peneliti dari [[Badan Riset dan Inovasi Nasional]], suku Melayu Rempang terbentuk dari penyatuan [[suku Melayu]] dari [[Pulau Galang]], [[Orang Darat]],
Pada abad ke-19, banyak laporan atau berkas yang menyatakan bahwa pejabat Belanda, [[Elisa Netscher]] pernah mengunjungi Pulau Rempang sekitar tahun 1846. Saat itu Pulau Rempang sudah dihuni oleh masyarakat Melayu Galang, Orang Darat, dan Orang Laut.<ref name=":0"/>
Baris 37:
Masyarakat Melayu Rempang mempunyai kebudayaan yang sama dengan masyarakat [[Suku Melayu|Melayu]] di [[Riau]] dan [[Kepulauan Riau]] pada umumnya serta masyarakat Melayu di [[Semenanjung Melayu]], lebih tepatnya [[Johor]].<ref name=":2">{{cite web|url=https://www.kompas.id/baca/opini/2022/12/16/muslihat-menaklukkan-timor|title=Muslihat Menaklukkan Timor|website=www.kompas.id|publisher=[[Kompas]]|access-date=22 September 2023|date=17 December 2022|language=id}}</ref> Mereka memiliki pepatah yang mengatakan "''lebih baik mati berdiri daripada hidup berlutut''", yang artinya 'lebih baik mati berjuang daripada hidup sebagai budak'. Pepatah inilah yang menginspirasi mereka untuk terus melakukan perlawanan sejak zaman [[Hindia Belanda|kolonial Belanda]] hingga kini tanah leluhur mereka kembali terancam oleh pihak asing.<ref>{{cite web|url=https://pab-indonesia.co.id/read/detail/24063/pemaksaan-relokasi-masyarakat-melayu-rempang-dapat--mengganggu-stabilitas-nasional|title=Pemaksaan Relokasi Masyarakat Melayu Rempang, dapat Mengganggu Stabilitas Nasional|website=pab-indonesia.co.id|publisher=PAB Indonesia|access-date=22 September 2023|date=17 September 2023|language=id}}</ref>
Mereka telah lama dikenal sebagai pelaut terbaik yang pernah digunakan oleh [[Kesultanan Riau-Lingga]] dan [[Kesultanan Johor]] sebagai pendayung kapal pemerintah atau bekerja sebagai [[bajak laut]] untuk mengganggu perdagangan [[Monopoli|monopoli Eropa]] di [[Selat Malaka]] dan sekitarnya. Mereka berlayar hingga ke [[Pulau Bangka]] bahkan sampai ke pantai utara [[Jawa]].<ref name=":2"/>
==Lihat juga==
Baris 49:
{{Suku bangsa di Indonesia}}
[[Kategori:
[[Kategori:
[[Kategori:Kelompok etnoreligius di Asia]]
[[Kategori:
[[Kategori:Suku bangsa di
[[Kategori:Asia Tenggara]]
[[Kategori:Kelompok etnoreligius Muslim]]
|