Suku Tumi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Refimprove karena referensinya masih amburadul Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
k Etnik |
||
(207 revisi perantara oleh 59 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
|group = Suku Tumi
▲{{Ethnic group |
|
|image =
|caption =
|poptime =
|region = [[Lampung]] (historis)
|langs = [[
|rels = [[Animisme]], [[
|related = [[Suku Tamil|Tamil]] {{small|(diyakini sebagai asal-usul orang Tumi)}}<br>[[Suku Lampung|Lampung]] {{small|(diyakini sebagai keturunan orang Tumi)}}<br>Kenyangan dan Nekhima {{small|(dua suku lain yang mendiami Gunung Pesagi)}}
|population =
}}
'''Suku Tumi''' ([[bahasa Lampung|Lampung]]:
==Etimologi==
Menurut Ahmad Safei, Saibatin Kepaksian Buay Belunguh, nama
▲Menurut Ahmad Safei, Saibatin Kepaksian Buay Belunguh, nama ''Tumi'' berasal dari kata ''[[Tamil]]'' yakni sebuah [[suku bangsa]] yang mendiami India bagian selatan dan diyakini orang Tumi merupakan bagian dari orang Tamil yang mendiami wilayah [[Lampung]] dahulu.<ref>https://www.medinaslampungnews.co.id/kerajaan-paksi-pak-sekala-brak/</ref>
==Sejarah==
Dari hasil musyawarah yang dilakukan oleh para keturunan dari [[Kepaksian Sekala Brak]] pada tahun 2001, mengakui La Laula sebagai [[
▲Dari hasil musyawarah yang dilakukan oleh para keturunan dari [[Kepaksian Sekala Brak]] pada tahun 2001, mengakui La Laula sebagai [[Raja]] pertama kerajaan ini sejak awal abad ke-3 Masehi. La Laula bukanlah penduduk asli. Ia bersama pengikutnya tiba di [[Sekala Brak]] dari daratan [[Indochina]] (antara [[Vietnam]] dan [[Kamboja]]) pada awal abad ke-3 Masehi dengan menggunakan [[kano|kapal kano]]. Meskipun demikian, Kepaksian Sekala Brak membenarkan eksistensi suku Tumi yang telah ada sebelum kedatangan La Laula yang mendirikan Kerajaan Sekala Brak.<ref>https://metropolis.co.id/2018/08/14/4-umpu-sekala-brak-lampung-anak-raja-pagaruyung-minangkabau/</ref>
La Laula tiba di sebuah negeri yang
==
[[Budaya Lampung|Kebudayaan Lampung]] tidak bisa dipisahkan dari dua hal, yakni keberadaan
==Kepercayaan==
Dalam buku ''Sejarah Daerah Lampung'' (1997), disebutkan bahwa dahulu masyarakat suku Tumi masih menganut kepercayaan [[animisme]] atau [[dinamisme]] sebelum kedatangan agama [[Hindu]] dari daratan [[India]] sejak abad ke-3 Masehi. Beberapa kelompok masyarakat dari suku ini tidak mau menerima Islam sebagai agama mereka karena sebagian dari mereka tidak menerima ajaran tentang asal-usul manusia dan mengaku bukan keturunan [[Adam]], namun ada tiga anak perempuan dari suku tersebut yang kemudian menikah dengan para ''umpu'' penyebar Islam.<ref name='Tim Advis'/> Menurut mereka tuhan menurunkan mereka melalui seorang bernama Ratu Pesagi yang saat itu sudah berada di Gunung Pesagi.<ref name='Tim Advis'>{{cite book |last1=Sudjarwo |first1=Prof. Dr. |title=KPL Menjawab Sejarah |date=5 |publisher=Masa Kini Mandiri |location=Lampung |isbn=9786025270529 |pages=13 |edition=1 |ref=SKB |language=id |date= |url=}}</ref>
==Peninggalan==
[[Berkas:Batu kepampang purba.jpg|ka|jmpl|285px
Keberadaan
▲Keberadaan kerajaan Sekala Brak yang dihuni oleh Suku Tumi dibuktikan dengan ditemukannya sejumlah peninggalan, seperti [[prasasti]], [[punden berundak|batu-batu]], [[jejak|tapak kaki]], [[altar|altar upacara]], hingga tempat untuk eksekusi mati yang disebut ''batu kepampang''.<ref>https://penaberlian.com/selayang-pandang-tentang-kerajaan-sekala-brak-ranji-pasai/</ref> Louis-Charles Damais (1995) dalam ''Epigrafi dan Sejarah Nusantara'' menyimpulkan, prasasti tersebut merupakan peninggalan Kerajaan Sekala Brak pada era Suku Tumi.<ref>https://www.sekitarlampung.com/kerajaan-sekala-brak-lampung-barat/</ref>
==Referensi==
{{Reflist}}
{{Suku-stub}}▼
[[Kategori:Lampung]]
[[Kategori:
[[Kategori:Sekala Brak]]
▲{{Suku-stub}}
|