Suku Sumba: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
David Bani (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k Etnik
 
(21 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{noref}}
{{Underlinked|date=Oktober 2016}}
{{rapikan}}
{{referensi}}
 
{{Infobox ethnic group
| group = Suku Sumba
| native_name = Tau Humba
| image = [[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Twee mannen dansen de Zaiwo met zwaard en schild Soemba TMnr 10004764.jpg|300px]]
| caption = Dua pria menari dengan pedang dan tameng, [[Pulau Sumba]], 1930.
| population = Diperkirakan 656,000 (2008)
| popplace = {{flag|Indonesia}} ( [[Kabupaten Sumba Barat]] & [[Kabupaten Sumba Timur]], [[Pulau Sumba]], [[Nusa Tenggara Timur|Provinsi Nusa Tenggara Timur]])
| langs = [[Bahasa Wewewa|Wewewa]], [[Bahasa Kambera|Kambera]], [[Bahasa Indonesia|Indonesia]]
| rels = [[Kristen]]: 63,9% (¾ [[Protestan]], ¼ [[Katolik]]) (mayoritas), [[Marapu]]: 30%<ref name="Sumba Funeral">{{cite web |url=http://www.sumba-information.com/country-people.html |title=Country + People |publisher=Sumba Information |accessdate=4 April 2019}}</ref>, [[Islam]] [[Sunni]]: 6%, [[Agama Yahudi|Yahudi]]: 0,1%
| related = [[Suku Sabu]], [[Nusa Tenggara Timur|Orang Nusa Tenggara Timur]], [[Timor Leste|Orang Timor Leste]], [[Orang Maluku]], [[Daftar suku bangsa di Papua|Orang Papua]], [[Melanesia|Suku bangsa Melanesia]], [[Suku bangsa Austronesia]], [[Ras Mongoloid|Orang Mongoloid]], [[Orang Yahudi|Yahudi]], [[Timur Tengah|Orang Timur Tengah]], [[Orang India]]
}}
 
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Graf en woonhuizen in een Sumbanees dorp TMnr 10028563.jpg|jmpl|200px|Rumah di perkampungan Sumba. Di sebelah kanan adalah kubur tradisional. Suku Sumba masih menerapkan elemen-elemen megalitik dalam adat-istiadatnya, meskipun banyak di antara mereka telah memeluk [[Kristen|agama Kristen]].]]
[[Pulau Sumba]] didiami oleh '''Suku Sumba''' dan terbagi atas empat kabupaten, [[Kabupaten Sumba Barat Daya|Sumba Barat Daya]], [[Kabupaten Sumba Barat|Sumba Barat]], [[Kabupaten Sumba Tengah|Sumba Tengah]] dan [[Kabupaten Sumba Timur|Sumba Timur]] adalah bagian dari Provinsi [[Nusa Tenggara Timur]], [[Indonesia]]. Masyarakat Sumba secara rasial adalah campuran ras [[Melanesia|Ras Melanesia-Papua]], rasdan [[Suku bangsa Austronesia|Austronesia]], [[Ras MongoloidAustronesia-Melayu]], [[Timur Tengah|Orang Timur Tengah]] dan [[Orang India]] yang cukup mampu mempertahankan kebudayaan aslinya di tengah-tengah arus pengaruh asing yang telah singgah di kepulauan [[Nusa Tenggara Timur]] sejak dahulu kala. Kepercayaan khas daerah Marapu, setengah leluhur, setengah dewa, masih amat hidup di tengah-tengah masyarakat Sumba. Marapu menjadi falsafah dasar bagi berbagai ungkapan budaya Sumba mulai dari upacara-upacara adat, rumah-rumah ibadat (umaratu) rumah-rumah adat dan tata cara rancang bangunnya, ragam-ragam hias ukiran-ukiran dan tekstil sampai dengan pembuatan perangkat busana seperti kain-kain hinggi dan lau serta perlengkapan perhiasan dan senjata.
 
== Kebudayaan pulau Sumba ==
 
Di [[Kabupaten Sumba Timur|Sumba Timur]] strata sosial antara kaum bangsawan (maramba), pemuka agama (kabihu) dan rakyat jelata (ata) masih berlaku, walaupun tidak setajam di masa lalu dan jelas juga tidak pula tampak lagi secara nyata pada tata rias dan busananya. Dewasa ini perbedaan pada busana lebih ditunjukkan oleh tingkat kepentingan peristiwa seperti pada pesta-pesta adat, upacara-upacara perkawinan dan kematian dimana komponen-komponen busana yang dipakai adalah buatan baru. Sedangkan busana lama atau usang biasanya dipakai di rumah atau untuk bekerja sehari-hari.
 
Baris 25 ⟶ 10:
 
== Busana pria ==
[[Berkas:Perhiasan Logam Sumba.png|jmpl|Perhiasan logam Sumba]]Sebagaimana telah disebutkan busana masyarakat Sumba dewasa ini cenderung lebih ditekankan pada tingkat kepentingan serta suasana lingkungan suatu kejadian daripada hierarki status sosial. Namun masih ada perbedaan-perbedaan kecil. Misalnya busana pria bangsawan biasanya terbuat dari kain-kain dan aksesoris yang lebih halus daripada kepunyaan rakyat jelata, tetapi komponen serta tampak keseluruhannya sama. Menilik hal-hal tersebut maka pembahasan busana pria sumba ditujukan pada pakaian tradisional yang dikenakan pada peristiwa besar, upacara, pesta-pesta dan sejenisnya. Karena pada saat-saat seperti itulah ia tampil dalam keadaan terbaiknya. Busana pria Sumba terdiri atas bagianbagian penutup kepala, penutup badan dan sejumlah penunjangnya berupa perhiasan dan senjata tajam.
 
Sebagaimana telah disebutkan busana masyarakat Sumba dewasa ini cenderung lebih ditekankan pada tingkat kepentingan serta suasana lingkungan suatu kejadian daripada hierarki status sosial. Namun masih ada perbedaan-perbedaan kecil. Misalnya busana pria bangsawan biasanya terbuat dari kain-kain dan aksesoris yang lebih halus daripada kepunyaan rakyat jelata, tetapi komponen serta tampak keseluruhannya sama. Menilik hal-hal tersebut maka pembahasan busana pria sumba ditujukan pada pakaian tradisional yang dikenakan pada peristiwa besar, upacara, pesta-pesta dan sejenisnya. Karena pada saat-saat seperti itulah ia tampil dalam keadaan terbaiknya. Busana pria Sumba terdiri atas bagianbagian penutup kepala, penutup badan dan sejumlah penunjangnya berupa perhiasan dan senjata tajam.
 
Sebagai penutup badan digunakan dua lembar hinggi yaitu hinggi kombu dan hinggi kawuru. Hinggi kombu dipakai pada pinggul dan diperkuat letaknya dengan sebuah ikat pinggang kulit yang lebar. Hinggi kawuru atau kadang-kadang juga hinggi raukadama digunakan sebagai pelengkap. Di kepala dililitkan tiara patang, sejenis penutup kepala dengan lilitan dan ikatan tertentu yang menampilkan jambul. Jambul inilah dapat diletakkan di depan, samping kiri atau samping kanan sesuai dengan maksud perlambang yang ingin dikemukakan. Jambul di depan misalnya melambangkan kebijaksanaan dan kemandirian. Hinggi dan tiara terbuat dari tenunan dalam teknik ikat dan pahikung. Khususnya yang terbuat dengan teknik pahikung disebut tiara pahudu.
Baris 32 ⟶ 16:
Ragam-ragam hias yang terdapat pada hinggi dan tiara terutama berkaitan dengan alam lingkungan mahluk hidup seperti abstraksi manusia (tengkorak), udang, ayam, ular, naga, buaya, kuda, ikan, penyu, cumi-cumi, rusa, burung, kerbau sampai dengan corak-corak yang dipengaruhi oleh kebudayaan asing ([[Tionghoa]] dan [[Belanda]]) yakni naga, bendera tiga warna, mahkota dan singa. Ke semuanya memiliki arti serta perlambang yang berangkat dari mitologi, alam pikiran serta kepercayaan mendalam terhadap marapu. Warna hinggi juga mencerminkan nilai estetis dan status sosial. Hinggi terbaik adalah hinggi kombu kemudian hinggi kawuru lalu hinggi raukadana dan terakhir adalah hinggi panda paingu.
 
Selanjutnya busana pria Sumba dilengkapi dengan sebilah kabiala yang disisipkan pada sebelah kiri ikat pinggang. Sedangkan pergelangan tangan kiri dipakai kanatar dan mutisalak. Secara tradisional busana pria tidak menggunakan alas kaki, namun dewasa ini perlengkapan tersebut semakin banyak digunakan khususnya didearahdi daerah perkotaan. Kabiala adalah lambang kejantanan, muti salak menyatakan kemampuan ekonomi serta tingkat sosial. Demikian pula halnya perhiasan-perhiasan lainnya. Secara menyeluruh hiasan dan penunjang busana ini merupakan simbol kearifan, keperkasaan serta budi baik seseorang.
 
== Busana Adat Wanita ==
Baris 44 ⟶ 28:
 
{{DEFAULTSORT:Sumba}}
[[Kategori:SukuKelompok bangsaetnik di Indonesia|Sumba]]
[[Kategori:Suku bangsa di Nusa Tenggara Timur]]