Suku Tulang Bawang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
SamanthaPuckettIndo (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
k Etnik
 
(30 revisi perantara oleh 21 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{wikifynoref}}
'''Suku Tulang Bawang''' (Tulangbawang Mego Pak), adalah salah satu organisasi komunitas adat yang terdapat di provinsiProvinsi [[Lampung]]. Suku Tulangbawang ini tersebar di 4empat wilayah adat, yaitu Menggala, Mesuji, Panaragan dan Wiralaga.
Suku TulangbawangTulang Bawang ini berada di bawah [[hukum adat]] Pepadun. Pepadun adalah salah satu dari dua Suku Bangsa Lampung adat yang terdapat di Lampung.
Menurut cerita asal- usul suku TulangbawangTulang Bawang, bahwa para leluhur suku TulangbawangTulang Bawang berasal dari Suku Bangsa Lampung memasuki wilayah mereka sekarang ini melalui pinggiran Way Tulangbawang. Mego Pak. Maksud dari Mego Pak adalah suku TulangbawangTulang Bawang ini memiliki 4empat mego (marga).
 
marga:
# [[Puyang Umpu]]
# [[Puyang Bulan]]
# [[Puyang Aji]]
# [[Puyang Tegamoan]]
 
Seni budaya pada masyarakat TulangbawangTulang Bawang adalah [[Tari Bedayou Tulang Bawang|Tari Bedayo]], yang memiliki usia sangat tua dibandingkan dengan tarian lainnya yang ada di Menggala. Menurut mereka Tari Bedayo dulunya diciptakan atas permintaan Menak Sakaria dan adiknya Menak Sangecang Bumi keturunan ari puti Bulan, di kampung Tus Bujung Menggala kecamatan Tulang Bawang Udik. Konon munculnya tari Bedayo akibat adanya wabah penyakit yang melanda kampung Bujung Menggala dipada masa itu. Berbagai usaha yang dilakukan pada saat itu, namuntetapi tidak kunjung hilang, selama pertapaannya menak Sakaria mendapatkan wangsit agar mengadaanmengadakan upacara dan memotong kambing hitam diiringi sebuah tarian yang dibawakan penari wanita yang masih suci berjumlah 12 orang.
 
Masyarakat TulangbawangTulang Bawang, secara umum masih percaya dengan kata-kata orang tua, baik itu berupa pantun, dongeng, legenda mitos dan yang lainnya.
Seni budaya pada masyarakat Tulangbawang adalah Tari Bedayo, yang memiliki usia sangat tua dibandingkan dengan tarian lainnya yang ada di Menggala. Menurut mereka Tari Bedayo dulunya diciptakan atas permintaan Menak Sakaria dan adiknya Menak Sangecang Bumi keturunan ari puti Bulan, di kampung Tus Bujung Menggala kecamatan Tulang Bawang Udik. Konon munculnya tari Bedayo akibat adanya wabah penyakit yang melanda kampung Bujung Menggala di masa itu. Berbagai usaha yang dilakukan pada saat itu, namun tidak kunjung hilang, selama pertapaannya menak Sakaria mendapatkan wangsit agar mengadaan upacara dan memotong kambing hitam diiringi sebuah tarian yang dibawakan penari wanita yang masih suci berjumlah 12 orang.
Mayoritas masyarakat suku TulangbawangTulang Bawang adalah penganut agama Islam, yang telah lama berkembang di wilayah ini. Beberapa tradisi adat budaya suku TulangbawangTulang Bawang terlihat banyak mengandung unsur Islami. Mereka adalah penganut agama Islam yang taat, tetapi mereka juga terbuka terhadap golongan agama lain, seperti dari golongan agama Kristen, Hindu, dan BudhaBuddha, sehingga kerukunan agama di wilayah ini tetap terpelihara dengan baik.
 
Kehidupan masyarakat TulangbawangTulang Bawang pada umumnya berprofesi sebagai petani, pada tanaman padi, sayur-sayuran dan tanaman keras seperti kopi. Selain itu, banyak juga yang bekerja pada sektor pemerintahan, menjadi pedagang, guru dan profesi lainnya. Di halaman rumah beberapa keluarga memelihara ternak seperti sapi, kambing, bebek dan ayam untuk menambah penghasilan hidup.
Masyarakat Tulangbawang, secara umum masih percaya dengan kata-kata orang tua, baik itu berupa pantun, dongeng, legenda mitos dan yang lainnya.
Mayoritas masyarakat suku Tulangbawang adalah penganut agama Islam, yang telah lama berkembang di wilayah ini. Beberapa tradisi adat budaya suku Tulangbawang terlihat banyak mengandung unsur Islami. Mereka adalah penganut agama Islam yang taat, tetapi mereka juga terbuka terhadap golongan agama lain, seperti dari golongan agama Kristen, Hindu dan Budha, sehingga kerukunan agama di wilayah ini tetap terpelihara dengan baik.
Kehidupan masyarakat Tulangbawang pada umumnya berprofesi sebagai petani, pada tanaman padi, sayur-sayuran dan tanaman keras seperti kopi. Selain itu banyak juga yang bekerja pada sektor pemerintahan, menjadi pedagang, guru dan profesi lainnya. Di halaman rumah beberapa keluarga memelihara ternak seperti sapi, kambing, bebek dan ayam untuk menambah penghasilan hidup.
{{budaya-stub}}
 
[[Kategori:SukuKelompok bangsaetnik di Indonesia|Tulang Bawang]]