Pribumi-Nusantara: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android |
k Etnik |
||
(47 revisi perantara oleh 25 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox ethnic group
|group = Pribumi
|poptime = 230 juta
| last =
| first =
| authorlink =
| coauthors =
| title = Pribumi
| work = Encyclopedia of Modern Asia
| publisher = Macmillan Reference USA
| date = 2006
| url = http://www.bookrags.com/research/pribumi-ema-05/
| doi =
| accessdate = 2006-10-05
| archive-date = 2011-07-08
|region1 = '''[[Indonesia]]'''▼
| archive-url = https://web.archive.org/web/20110708083059/http://www.bookrags.com/research/pribumi-ema-05/
|pop1 = '''k. 200 juta'''<ref name="Pribumi"/>▼
| dead-url = yes
|region2 = [[Malaysia]]▼
}}</ref>
|pop2 = 1.085.658
|ref2 =<ref>{{cite web
|region3 =
|pop3 = 850.000
|ref3 =<ref name="HRW">{{citation|chapter=Migrant Communities in Saudi Arabia|title=Bad Dreams: Exploitation and Abuse of Migrant Workers in Saudi Arabia|year=2004|publisher=Human Rights Watch|url=http://www.hrw.org/reports/2004/saudi0704|/4.htm#_Toc75678056}}</ref>
|region4 =
|pop4 = 102.100
|ref4 =<ref name="Media Indonesia Online 2006-11-30">Media Indonesia Online 2006-11-30</ref>
|region5 =
|pop5 = 86.196
|ref5 =<ref name="ABSAncestry">http://www.abs.gov.au/AUSSTATS/abs@.nsf/webpages/statistics?opendocument</ref>
|region6 =
|pop6 = 75.000
|ref6 =<ref>[http://gulfnews.com/news/gulf/uae/general/expatriates-celebrate-64th-indonesian-independence-day-in-abu-dhabi-1.535785 Expatriates celebrate 64th Indonesian Independence Day in Abu Dhabi - Gulf News]</ref>
|region7 =
|pop7 = 10.000
|ref7 =<ref>http://unesdoc.unesco.org/images/0015/001530/153053e.pdf</ref>
|image = [[Berkas:
|image_caption = Anak-anak Pribumi
|languages =
|region1 = [[Indonesia]]▼
{{plainlist|
|languages = [[Bahasa Indonesia]], [[Daftar bahasa di Indonesia|Bahasa-bahasa Nusantara]]▼
*'''Bahasa resmi nasional di Indonesia''':<br>[[Bahasa Indonesia|Indonesia]]
▲
}}
|religions =
{{plainlist|
* [[Berkas:Allah-green.svg|15px]] [[Islam]] (mayoritas [[Sunni]])
* [[Berkas:Christian cross.svg|12px]] [[Kekristenan]] ([[Protestanisme]] dan [[Katolik]])
* [[Berkas:Om.svg|15px]] [[Hindu]]
* [[Berkas:Dharma Wheel.svg|18px]] [[Buddhisme|Buddha]]
* [[Agama asli Nusantara|Agama-agama asli Nusantara]] ([[Kejawen]], [[Kaharingan]], [[Hindu Bali|Gama Tirta]], dll.)
}}
|footnotes = {{smallsup|a}} Angka di Malaysia hanya menegaskan mereka yang memegang [[kewarganegaraan|kewarganegaraan Indonesia]], angka tersebut belum termasuk warga negara Malaysia yang memiliki beberapa keturunan Nusantara yang berpotensi dua atau tiga kali angka tersebut, karena migrasi konstan sejak ribuan tahun lalu.
}}
'''Pribumi
Istilah "[[Pribumi]]" sendiri muncul di [[Sejarah Nusantara (1800-1942)|era kolonial Hindia Belanda]] setelah diterjemahkan dari '''''Inlander''''' ([[bahasa Belanda]] untuk "Pribumi"), istilah ini pertama kali dicetuskan dalam undang-undang kolonial Belanda tahun [[1854]] oleh [[Hindia Belanda|pemerintahan kolonial Belanda]] untuk menyamakan beragam kelompok penduduk asli di [[Nusantara]] kala itu, terutama untuk tujuan [[diskriminasi sosial]]. Selama masa kolonial, Belanda menanamkan sebuah rezim segregasi (pemisahan) rasial tiga tingkat; ras kelas pertama adalah "''[[Europeanen]]''" ("[[Bangsa Eropa|Eropa]]" [[Orang kulit putih|kulit putih]]) dan pribumi Kristen/Katolik misalnya tentara KNIL dari Ambon; ras kelas kedua adalah "''[[Vreemde Oosterlingen]]''" ("Timur Asing") yang meliputi orang [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]], [[Arab-Indonesia|Arab]], [[India-Indonesia|India]] maupun non-Eropa lain; dan ras kelas ketiga adalah "''Inlander''", yang kemudian diterjemahkan menjadi "[[Pribumi]]". Sistem ini sangat mirip dengan sistem politik di [[Afrika Selatan]] di bawah [[apartheid]], yang melarang lingkungan antar-ras ("''wet van wijkenstelsel''") dan interaksi antar-ras yang dibatasi oleh hukum "''[[passenstelsel]]''". Pada akhir [[abad ke-19]] Pribumi-Nusantara
== Latar belakang ==
Jumlah Pribumi-Nusantara adalah sekitar 95% dari penduduk Indonesia.
Ada lebih dari 300 [[suku bangsa di Indonesia]].<ref>Kuoni - Far East, A world of difference. Hal. 88. Diterbitkan 1999 oleh Kuoni Travel & JPM Publications</ref> 200 juta dari penduduknya adalah keturunan asli Nusantara.
Kelompok etnis terbesar di Indonesia adalah [[suku Jawa]] yang membentuk 41% dari total populasi. Populasi orang Jawa terkonsentrasi di [[pulau Jawa]], tetapi jutaan orang telah bermigrasi ke pulau-pulau lain di seluruh Nusantara.<ref name="ReferenceA">{{cite book|last =|first =|publisher=Institute of Southeast Asian Studies|title =Indonesia's Population: Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape|date =|year =2003|url =https://archive.org/details/indonesiaspopula0000sury|accessdate = }}</ref> [[Suku Sunda]], [[suku Melayu|Melayu]], dan [[suku Madura|Madura]] adalah kelompok terbesar berikutnya di Indonesia.<ref name="ReferenceA"/> Banyak kelompok etnis kecil, khususnya di [[Kalimantan]] dan [[Papua]], hanya memiliki jumlah ratusan. Sebagian besar bahasa daerah Indonesia berasal dari rumpun [[bahasa Austronesia]], meskipun jumlahnya signifikan, contohnya di Papua yang berbicara dalam [[bahasa Papua]].
[[Berkas:Indonesia Ethnic Groups Map id.svg|jmpl|400px|ka|Beberapa kelompok etno-linguistik utama Indonesia.]]
Pembagian dan klasifikasi kelompok etnis di Indonesia tidak kaku dan dalam beberapa kasus adalah tidak jelas karena hasil dari migrasi, juga budaya dan pengaruh linguistik, misalnya bahwa beberapa kalangan mungkin setuju bahwa [[orang Banten]] dan [[orang Cirebon]] adalah dari kelompok etnis yang berbeda dengan dialek mereka sendiri yang berbeda; namun kalangan yang lain mungkin menganggap mereka sebagai sub-kelompok etnis Jawa, anggota masyarakat suku Jawa yang lebih besar. Kasus yang sama juga dengan orang-orang [[suku Baduy]] yang berbagi begitu banyak kesamaan dengan orang-orang suku Sunda sehingga mereka dapat dianggap sebagai berasal dari kelompok etnis yang sama. Contoh dari etnis campuran adalah "[[orang Betawi|Orang Batavia]]" ("Betawi"), hasil dari campuran etnis Pribumi-Nusantara yang berbeda-beda dengan [[orang Arab]], [[orang Tionghoa]], dan [[orang
Populasi proporsional dari '''Pribumi-Nusantara''' menurut sensus 2009 adalah sebagai berikut:
Baris 69 ⟶ 83:
| align=left | [[Suku Sunda]] || 31.765 || 15.4 || align=left | [[Jawa Barat]], [[Banten]], [[Lampung]]
|-
| align=left | [[Suku Melayu]] || 8.789 || 4.1 || align=left | Pesisir Timur
|-
| align=left | [[Suku Madura]] || 6.807 || 3.3 || align=left | [[Madura]], [[Jawa Timur]]
Baris 109 ⟶ 123:
Wilayah-wilayah di Indonesia memiliki beberapa kelompok etnis Pribumi-Nusantara mereka sendiri. Karena migrasi di Indonesia (sebagai bagian dari program [[transmigrasi]] pemerintah atau sebaliknya), terdapat populasi signifikan kelompok etnis yang berada di luar wilayah tradisional mereka.
* '''[[Jawa]]''': [[Suku Jawa]], [[Suku Sunda]], [[Suku Banten]], [[Suku Betawi]], [[Suku Tengger]], [[Suku Osing]], [[Suku Badui]], [[Suku Bawean]]
* '''[[Madura]]''': [[Suku Madura]]
* '''[[Sumatra]]''': [[Suku Melayu]], [[Suku Batak]], [[Suku Minangkabau]], [[Suku Aceh]], [[Suku Lampung]], [[Suku Kubu]]
* '''[[Kalimantan]]''':
* '''[[Sulawesi]]''': [[Suku Makassar]], [[Suku Bugis]], [[Suku Mandar]], [[Suku Minahasa]], [[Suku Gorontalo]], [[Suku Toraja]], [[Suku Bajau]]
* '''[[Kepulauan Nusa Tenggara]]''': [[Suku Bali]], [[Suku Sasak]], [[Suku Sumbawa]], [[Suku Bima]]
* '''[[Kepulauan Maluku]]''': [[Suku Nuaulu]], [[Suku Manusela]], [[Suku Wemale]]
* '''[[Papua]]''': [[Suku Dani]], [[Suku Bauzi]], [[Suku Asmat]]
Baris 122 ⟶ 136:
[[Berkas:Gamelandegung.jpg|jmpl|ka|Penampilan orkes [[Gamelan]] [[Suku Sunda]].]]
{{utama|Seni Musik Indonesia}}
Indonesia adalah asal bagi berbagai gaya musik. Musik tradisional dari Pribumi-Nusantara pulau [[Jawa]], [[
[[Keroncong]] adalah [[genre musik]] yang menggunakan [[gitar]] dan [[ukulele]] sebagai [[alat musik]] utama. Genre ini memiliki akarnya di [[Portugal]] dan diperkenalkan oleh para pedagang Portugis pada [[abad ke-15]]. Ada [[kelompok musik]] tradisional ''Keroncong Tugu'' di [[Jakarta Utara]] dan kelompok musik Keroncong tradisional lainnya di [[Maluku]], dengan pengaruh Portugis yang kuat. Genre musik ini sangat populer di [[Hindia Belanda]] di paruh pertama [[abad ke-20]], sebuah bentuk kontemporer Keroncong disebut [[Keroncong Pop]].
Baris 135 ⟶ 149:
[[Berkas:Bali-Danse 0710a.jpg|jmpl|ka|Drama [[Tari Topeng]] [[Suku Bali]].]]
{{utama|Seni Tari Indonesia}}
Tarian etnis Pribumi-Nusantara mencerminkan keragaman budaya dari kelompok-kelompok etnis yang membentuk bangsa Indonesia. Akar bentuk tarian suku Austronesia dan Melanesia dapat dilihat, dan pengaruh-pengaruh dari negara-negara Asia tetangga, seperti [[India]], [[China]], dan [[Timur Tengah]] bahkan gaya barat [[Eropa]] lewat masa penjajahan. Setiap kelompok etnis memiliki tarian mereka sendiri yang berbeda; sehingga membuat jumlah tarian asli dari Indonesia berjumlah lebih dari 3000 tarian. Namun, tarian dari Indonesia dapat dibagi menjadi tiga era; Era Prasejarah, Era Hindu-Buddha
Terdapat sebuah kontinum dalam tarian tradisional yang menggambarkan episode dari epik [[Ramayana]] dan [[Mahabharata]] dari India, mulai dari [[Thailand]], sampai ke [[Bali]]. Namun ada perbedaan yang nyata antara tarian sangat bergaya dari [[Keraton Yogyakarta]] dan [[Keraton Surakarta]] dan variasi populer mereka. Sementara tarian pengadilan dipromosikan dan bahkan ditampilkan secara internasional, bentuk populer dari [[seni tari]] sebagian besar harus ditemukan secara lokal.
Baris 153 ⟶ 167:
[[Berkas:Pencak Silat Betawi 1.jpg|jmpl|ka|Penampilan [[Pencak Silat]] [[suku Betawi]] di [[Jakarta]].]]
{{utama|Silat|Pencak Silat|Seni bela diri Indonesia}}
Seni bela diri [[pencak silat]] dan [[silat]] dianggap diciptakan dan pertama kali dikembangkan di pulau [[Jawa]] dan [[
Kontak dengan [[Bangsa India]] dan [[Bangsa China]] telah memperkaya silat. Silat telah mencapai kawasan di luar Nusantara, terutama melalui diaspora masyarakat Pribumi-Nusantara. Orang-orang dari berbagai daerah seperti [[Aceh]], [[Minangkabau]], [[Riau]], [[Bugis]], [[Makassar]], [[Jawa]], [[Banjar Malaysia|Banjar]], dll pindah ke dan menetap di [[Semenanjung Malaya]] dan pulau-pulau lainnya. Mereka membawa silat dan meneruskannya ke keturunan mereka. [[Orang Indo]] yang merupakan keturunan setengah-Belanda juga diakui sebagai kaum yang telah membawa silat ke Eropa.
Silat digunakan oleh pejuang kemerdekaan Indonesia selama perjuangan mereka melawan penjajahan [[bangsa Belanda]]. Sayangnya setelah kemerdekaan Indonesia, silat menjadi kurang populer di kalangan pemuda Indonesia dibandingkan dengan seni bela diri asing seperti [[Karate]] dan [[Taekwondo]]. Hal ini mungkin disebabkan karena silat tidak diajarkan secara terbuka dan hanya diturunkan kepada saudara sedarah, alasan lainnya adalah kurangnya penggambaran seni bela diri ini dalam media massa.
Baris 165 ⟶ 179:
== Pribumi-Nusantara di seluruh dunia ==
=== Malaysia ===
Malaysia berbatasan langsung dengan Indonesia dan kedua negara ini berbagi banyak aspek budaya, termasuk bahasa nasional yang saling dimengerti. Populasinya telah sejak lama saling pindah antara daerah yang membentuk kedua negara hari ini. Banyak orang Pribumi-Nusantara dari [[Jawa]], [[Kalimantan]], [[
=== Saudi Arabia ===
Baris 208 ⟶ 222:
=== Kanada ===
{{utama|Orang Indonesia di Kanada}}
== Hukum ==
Menurut [[s:Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 1998|Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 1998]], istilah pribumi dan non-pribumi dilarang digunakan dalam segala jenjang peraturan pemerintahan di Indonesia. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan persamaan kedudukan di dalam hukum dan pemerintahan, persamaan hak atas pekerjaan dan penghidupan, hak dan kewajiban warga negara, dan perlindungan [[Hak asasi manusia|HAM]], serta memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa.<ref>{{Cite web|title=Ulasan lengkap : Dasar Hukum yang Melarang Penggunaan Istilah “Pribumi”|url=https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt59e581d832a82/dasar-hukum-yang-melarang-penggunaan-istilah-pribumi/|website=hukumonline.com/klinik|language=Indonesia|access-date=2020-12-23}}</ref>
Istilah pribumi dan non-pribumi sebenarnya tidak pernah disebutkan dalam [[Garis-garis Besar Haluan Negara|GBHN]] dan istilah yang lebih sering digunakan adalah "orang Indonesia asli." Istilah "orang Indonesia asli" pun tidak dijabarkan secara jelas tentang ukuran-ukuran ke-asli-an yang dimaksudkan dalam istilah tersebut.<ref>{{Cite book|date=1997|url=https://books.google.co.id/books?id=kc4qAAAAMAAJ&pg=RA2-PA34&dq=istilah+pribumi&hl=su&sa=X&ved=2ahUKEwiN1qDb1ePtAhXYgtgFHfL2Cj0Q6AEwAXoECAAQAg#v=onepage&q=istilah%20pribumi&f=false|title=Parlementaria: Majalah bulanan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|publisher=Bagian Hubungan Masyarakat DPR-RI,.|language=id}}</ref> Pada amandemen kedua UUD 1945 tahun 2000, kata "orang Indonesia asli" dihapuskan dari Pasal 26 dalam Bab X tentang warga negara dan penduduk.<ref>{{Cite web|title=Isi Perubahan Kedua & Sejarah Amandemen UUD 1945 Tahun 2000|url=https://tirto.id/isi-perubahan-kedua-sejarah-amandemen-uud-1945-tahun-2000-ejFV|website=tirto.id|language=id|access-date=2020-12-23}}</ref> Pada amandemen ketiga UUD 1945 tahun 2001, kata "orang Indonesia asli" dihapuskan dari Pasal 6 tentang presiden dan wakil presiden Indonesia.<ref>{{Cite web|title=Amandemen UUD 1945: Sejarah & Isi Perubahan Ketiga Tahun 2001|url=https://tirto.id/amandemen-uud-1945-sejarah-isi-perubahan-ketiga-tahun-2001-ejHB|website=tirto.id|language=id|access-date=2020-12-23}}</ref> Pada 2016, [[Partai Persatuan Pembangunan|PPP]] sempat mengusulkan untuk mengembalikan istilah "orang Indonesia asli", tetapi usulan tersebut mendapatkan banyak penolakan dari berbagai partai lain dan dianggap sebagai suatu kemunduran.<ref>{{Cite web|date=2016-10-06|title=Wacana Capres Orang Indonesia Asli Masuk Amandemen UUD, Rumit|url=https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt57f6027bb2a80/wacana-capres-orang-indonesia-asli-masuk-amandemen-uud--rumit|website=hukumonline.com|language=Indonesia|access-date=2020-12-23}}</ref> Hal ini kembali menegaskan bahwa semua WNI di Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi presiden tanpa membedakan dari suku mana mereka berasal.<ref>{{Cite web|last=antaranews.com|title=Keturunan Tionghoa jadi Presiden RI?|url=https://www.antaranews.com/berita/560440/keturunan-tionghoa-jadi-presiden-ri|website=Antara News|language=id-ID|access-date=2020-12-23}}</ref>
== Lihat pula ==
Baris 220 ⟶ 239:
{{Suku bangsa di Indonesia}}
[[Kategori:Hindia Belanda]]
[[Kategori:
[[Kategori:
[[Kategori:
[[Kategori:Masyarakat Indonesia]]
[[Kategori:Diaspora Indonesia]]
|