Inayatullah dari Banjar: Perbedaan antara revisi
[revisi terperiksa] | [revisi terperiksa] |
Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib) |
Ariandi Lie (bicara | kontrib) Menambahkan {{pp-vandalism}}(Tw) |
||
(29 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{pp-vandalism|small=yes}}
{{Infobox Monarch
|name =Tuan Kebawah Duli Yang Maha Mulia Paduka Seri Sultan Inayatullah
|title =SULTAN BANJAR V
|othertitles =
1. Ratu Agung{{br}}
2. Ratu Lama<ref name="Bandjarmasin en de compagnie">
| language = nl | url= | title=Bandjarmasin en de Compagnie in de tweede helft der 18de eeuw | first= Johannes Cornelis | last= Noorlander | publisher= M. Dubbeldeman | year= 1935 }}</ref><br /> 3. Sultan Ahzal Allah<ref name="Bandjarmasin en de compagnie"/><br />
4. Sultan Indallah<ref name="tutur candi">{{id icon}}{{cite book
Baris 21 ⟶ 30:
|regent =[[Daftar Sultan Banjar|''Lihat daftar'']]
|consort =
1.
2. Dayang Putih<br />
3. Nyai Mas Tarah binti Tuan Haji Umar
|issue =
1. ♂ Pangeran Ratu Anom doellah [[Saidullah dari Banjar
2. ♂ ♂ [[
3. ♂ [[Raja Muda]]
4. ♀ Putri Juluk 2 (anak Nyai Mas Tarah){{br}}
4. ♀ Gusti Batar (anak Dayang Putih){{br}}
Baris 40 ⟶ 49:
|place of death =[[Martapura]], [[Kesultanan Banjar]]
|date of burial=
|place of burial=[[Sungai Kitano, Martapura Timur, Banjar|Sungai Kitano]], [[Kesultanan Banjar]]<ref>{{Cite news|url=http://www.tribunnews.com/regional/2017/11/14/makam-keramat-di-desa-telok-selong-jadi-perhatian-arkeolog|work=[[Tribunnews|Tribunnews.com]]}}</ref>
|other_names =
|residence =
Baris 66 ⟶ 75:
|height =
|}}
[[Berkas:Sultan Inayatullah - Makam 001.jpg|jmpl|Makam Sultan Inayatullah]]
'''Pangeran Dipati Tuha (ke-1)''' dengan nama pemasyuran '''Ratu Agung'''<ref name="hikayat banjar">{{cite book|last=Ras|year=1990|title=''[[Hikayat Banjar]]'' diterjemahkan oleh [[Siti Hawa Salleh]]|location=Malaysia (Selangor Darul Ehsan)|publisher=Percetakan Dewan Bahasa dan Pustaka|isbn=9789836212405|editor=[[Johannes Jacobus Ras]]|language=ms|fisrt=[[Johannes Jacobus]]}}ISBN 983-62-1240-X</ref> atau '''Ratu Lama'''<ref name="Bandjarmasin en de compagnie" /> atau nama di dalam khubah sholat '''Sultan Inayatullah<ref name="hikayat banjar" /> atau '''Ahzal Allah'''<ref name="Bandjarmasin en de compagnie" /> atau '''Sultan Indallah'''<ref name="tutur candi" /> adalah [[Sultan Banjar]] atau Sultan Muda antara tahun 1636.<ref>{{Cite web |url=http://web.raex.com/~obsidian/seasiaisl.html#Bandjarmasin |title=Salinan arsip |access-date=2019-04-29 |archive-date=2018-01-11 |archive-url=https://web.archive.org/web/20180111003919/http://web.raex.com/~obsidian/seasiaisl.html#Bandjarmasin |dead-url=yes }}</ref>''' Ayahnya yaitu Sultan Mustain Billah yang sudah sepuh sudah tidak bisa menjalankan pemerintahan karena sudah uzur (pikun), baginda Sultan yang Sepuh menurut [[Hikayat Banjar]] masih mengirim utusan ke Mataram Islam pada tahun 1641. Diperkirakana mangkat pada tahun 1642. Tahun ini dianggap awal masa pemerintahan Sultan Inayatullah sepenuhnya yaitu [[1642]]-[[1645]]. Menurut Hikayat Banjar ia memerintah selama 7 (tujuh) tahun sebelum kematiannya.
Sultan Inayatullah adalah gelar resmi yang digunakan dalam [[khutbah]] Jumat di masjid-masjid, sedangkan gelar yang dimasyhurkan/dipopulerkan adalah '''Ratu Agung'''. Nama kecilnya tidak diketahui, sedangkan gelarnya sebagai [[Dipati]] (anggota senior Dewan Mahkota) adalah [[Pangeran Dipati Tuha I]].<ref name="hikayat banjar"/>
Menurut tradisi suksesi kesultanan Banjar yang berlaku semenjak Sultan Mustain Billah, maka di antara putera-putera dari Sultan tersebut, maka salah seorang puteranya kelak akan dilantik sebagai [[Sultan Muda]] dan seorang yang lainnya akan dilantik sebagai mangkubumi ([[Pangeran Mangkubumi]]) menggantikan mangkubumi sebelumnya yang meninggal dunia.
Menurut laporan Belanda, pada masa tuanya Sultan Mustain Billah (ayahanda Inayatullah) menjadi gila (pikun) sehingga menyerahkan putera-puteranya untuk menjalankan pemerintahan.
Baris 89 ⟶ 88:
Selama masa pemerintahan Ratu Agung/Sultan Inayatullah, sepupunya yang bernama Pangeran Martasari bin Pangeran Mangkunagara sempat berniat merencanakan [[kudeta]] dengan pergi ke daerah [[Mendawai, Mendawai, Katingan|Mendawai]] selanjutnya akan pergi ke [[Kesultanan Mataram|Mataram]] untuk meminta bantuan militer, akan tetapi sebelum kesampaian niatnya yang bersangkutan sakit kemudian mangkat di Mendawai, kemudian jenazahnya dibawa ke istana dan dimakamkan dalam kompleks istana Martapura. Pangeran Mangkunagara (Raden Subamanggala, putera Putri Nur Alam) adalah putera permaisuri akan tetapi gagal menggantikan ayahnya sebagai raja karena yang akhirnya menggantikan Sultan Hidayatullah adalah Pangeran Senapati/Marhum Panembahan, anak seorang isteri [[selir]](puteri Tuan Khatib Banun). Marhum Panembahan/Sultan Mustain Billah adalah ayah Sultan Inayatullah<ref name="hikayat banjar"/>
Menurut [[Arsip Nasional Republik Indonesia]], korespondensi antara [[Sultan Banjar]] Sultan Inayatullah kepada VOC-Belanda terjadi sejak tanggal 23 Agustus 1636.<ref name="Treasures from the the 17th and 18th VOC archive">{{cite web | title=Mencari Surat-Surat :: Sejarah Nusantara | website=Arsip Nasional Republik Indonesia
▲Menurut [[Arsip Nasional Republik Indonesia]], korespondensi antara [[Sultan Banjar]] Sultan Inayatullah kepada VOC-Belanda terjadi sejak tanggal 23 Agustus 1636.<ref name="Treasures from the the 17th and 18th VOC archive">{{cite web | title=Mencari Surat-Surat :: Sejarah Nusantara | website=Arsip Nasional Republik Indonesia | url=https://sejarah-nusantara.anri.go.id/id/search_letters/?ruler=Sultan%20Inayatullah | language=id | access-date=2018-09-16}}</ref>
== Keturunan ==
Baris 101 ⟶ 99:
# '''Gusti Batar''' (anak dari Dayang Putih) menikah dengan Pangeran Dipati Tuha (ke-2)/Raden Halus bin Panembahan di Darat
# '''Putri Juluk''' (ke-2) (anak dari Nyai Mas Tarah binti Tuan Haji Umar) menikah dengan Pangeran Dipati Kasuma Mandura bin [[Pangeran Dipati Anta-Kasuma|Ratu Kota Waringin]]
# '''[[Sultan Saidullah]]'''/Ratu Anom/Raden Kasuma Alam (anak sulung dari selir) menikah dengan Putri Intan binti Raden Timbako
== Surat tanggal 23 Agustus 1636 ==
Sebuah surat dikirim ke Batavia oleh Sultan Inayatullah dari Martapura (Kesultanan Banjar).<ref>{{Cite web |url=https://sejarah-nusantara.anri.go.id/id/search_letters/?ruler=Sultan%20Inayatullah |title=Salinan arsip |access-date=2018-06-20 |archive-date=2018-06-20 |archive-url=https://web.archive.org/web/20180620180938/https://sejarah-nusantara.anri.go.id/id/search_letters/?ruler=Sultan%20Inayatullah |dead-url=yes }}</ref>
== Perang Anti VOC tahun 1638 pada Masa Sultan Inayatullah ==
Baris 114 ⟶ 111:
| last= Gazali Usman
| language= id
| title= Kerajaan Banjar: Sejarah Perkembangan Politik, Ekonomi, Perdagangan dan Agama Islam
| location= Banjarmasin
| publisher= Lambung Mangkurat Press
Baris 122 ⟶ 119:
}}</ref>
Namun kedatangan kapal Pearl [[Inggris]] di [[Banjarmasin]], Tewseling dan Gregory tanggal [[17 Juni]] [[1635]] menambah masalah baru, sebab Inggris juga meminta diperbolehkan secara resmi, untuk ikut berdagang dan mendirikan loji, yang bagi VOC tentunya membahayakan eksistensinya di Banjarmasin.<ref name="Kerajaan Banjar"/>
Sultan memberi izin pada VOC membangun loji, sedangkan terhadap Inggris Sultan sangat marah. Hal ini disebabkan Inggris telah menghasut orang Makassar, agar menyerang Banjarmasin. Penolakan Sultan atas Inggris tidak seluruhnya disetujui kerabat istana Banjarmasin, sehingga menimbulkan klik-klik istana. Sebagian anggota Dewan Mahkota memihak Inggris seperti [[Pangeran Marta Sahary
Klik pro Inggris ini bertambah besar karena didorong keinginan terhadap perdagangan yang bebas, sehingga sikap ini menyebabkan munculnya Contract Craemer Opperkoopman VOC yang memaksakan agar kontrak tahun [[1635]] tetap diberlakukan.<ref name="Kerajaan Banjar"/>
Pelayaran perdagangan Banjar ke Batavia diberi VOC surat pas, sedangkan ke [[Cochin Cina]] tidak diberikan meskipun Sultan Banjar memintanya. Keadaan ini menunjukkan sikap VOC telah memaksakan [[monopoli]] perdagangannnya, hingga tidak mengizinkan bagi pedagang Jawa, Cina, Melayu, Makassar untuk menjalankan perdagangannya dengan kesultanan Banjarmasin.<ref name="Kerajaan Banjar"/>
Ketika Contract Craemer menolak permintaan Sultan Banjar untuk mengirimkan lada ke [[Makassar]], pecahlah perang anti VOC, pada tahun [[1638]]. Sebanyak 108 orang [[Belanda]], 21 orang [[Jepang]] dibunuh, dan loji VOC dibakar serta penghancuran terhadap kapal-kapal VOC. Peristiwa ini sangat merugikan VOC. Kerugian VOC ditaksir sebesar 160.000,41 real. Dalam hal ini hanya 6 orang Belanda di [[Martapura]] yang selamat, karena mau di-Islamkan secara paksa. Pembantaian terhadap orang-orang Belanda dan Jepang tersebut, selain dilatarbelakangi faktor ekonomi juga karena faktor perbedaan agama dan adat-istiadat orang-orang Belanda yang tidak beradaptasi dengan adat-istiadat di Banjarmasin. Dan juga perilaku VOC yang selalu ingin monopoli (bahasa Banjar: ''kuluh'') dalam perdagangan lada.<ref name="Kerajaan Banjar"/>
Taktik yang dilakukan [[kesultanan Banjarmasin]] untuk melepaskan diri dari [[politik]] VOC, dan menghindar dari pedagang-pedagang Inggris serta [[Portugis]], menyebabkan hubungan Banjarmasin dengan [[Mataram]] menjadi normal kembali. Karena taktik tersebut, sehaluan dengan sikap Mataram yang anti terhadap para pedagang asing, khususnya VOC.<ref name="Kerajaan Banjar"/>
== Surat Belanda ==
Kejadian tahun [[1638]] sangat merendahkan martabat bangsa Belanda dan Belanda berusaha menghancurkan Kerajaan Banjar sebagai balas dendam terhadap pembantaian orang-orang Belanda tersebut. Salah satu upaya yang dilakukan Belanda adalah menyebarkan surat kepada Raja-raja Nusantara yang selama ini bersahabat baik dengan Belanda.<ref name="Kerajaan Banjar"/>
Surat yang ditujukan kepada Raja-raja Nusantara itu berbunyi, antara lain isinya: Gubernur Jenderal dan Dewan Hindia (Raad van Indie) dengan ini memberitahukan kepada Raja-Raja Nusantara, terutama di daerah-daerah VOC menjalankan perdagangan, bahwa:<ref name="Kerajaan Banjar"/>
# Antara VOC dan Kerajaan Banjar pada tahun 1635 telah diadakan suatu kontrak dagang.
# Kontrak itu menyatakan diberikannya monopoli lada kepada VOC dengan penetapan harga 5 real sepikul dan bea cukai 7% untuk Sultan. Di Martapura dibuat sebuah loji yang dengan orang-orang VOC beserta barang dagangannya dibawah perlindungan Sultan. VOC mengerahkan sebuah kapal perang untuk menjaga muara sungai Banjar terhadap serangan Mataram.
Baris 168 ⟶ 165:
Lebih-lebih Belanda merasa khawatir dengan kehadiran [[Inggris]] di [[Banjarmasin]], kalau Belanda tetap berpegang pada prinsip semula untuk menghukum Banjarmasin. Sikap lunak Belanda inilah yang menyebabkan Belanda berhasil membuat kontrak dagang dengan Kesultanan Banjar, pada [[18 Desember]] [[1660]]. Kontrak dibuat dan ditandatangani oleh sultan sendiri yang saat itu dijabat oleh [[Pangeran Ratu]] (Sultan [[Rakyatullah]]).
== Rujukan ==
Baris 174 ⟶ 170:
* [[Johannes Jacobus Ras]], Hikayat Banjar terjemahan oleh [[Siti Hawa Salleh]], Percetakan Dewan Bahasa dan Pustaka, Lot 1037, Mukim Perindustrian PKNS - [[Ampang]]/[[Hulu Kelang]] - [[Selangor]] Darul Ehsan, [[Malaysia]] [[1990]].
* Jacobus Anne van der Chijs, J. de Hullu, Netherlands. Departement voor Uniezaken en Overzeese Rijksdelen, Dagh-register gehouden int Casteel Batavia vant passerende daer ter plaetse als over geheel Nederlandts-India, G. Kolff, 1899
* http://obp.tanap.net/pdf/files/3C3DAF148D0C9FC5DEC709F70DD5C841.pdf {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140221223129/http://obp.tanap.net/pdf/files/3C3DAF148D0C9FC5DEC709F70DD5C841.pdf |date=2014-02-21 }} Reconstructie van het archief van de VOC-vestiging, Banjermassin, Dagregisters en registers (inhoudsopgave) op dagregisters
== Referensi ==
Baris 181 ⟶ 177:
== Pranala luar ==
* https://sejarah-nusantara.anri.go.id/id/search_letters/?ruler=Sultan%20Inayatullah {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180620180938/https://sejarah-nusantara.anri.go.id/id/search_letters/?ruler=Sultan%20Inayatullah |date=2018-06-20 }}
{{kotak mulai}}
{{kotak suksesi|jabatan=[[Sultan Banjar]]|tahun=1620-1637|pendahulu=[[Mustain Billah dari Banjar|Raja Maruhum]]|pengganti=[[Saidullah dari Banjar|Saidullah]]}}
{{kotak selesai}}
[[Kategori:Sultan Banjar]]
|