50:50 (film dokumenter 2019): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Tanda baca setelah kode "<nowiki></ref></nowiki>")
nama crew yang benar
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(2 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
''''''''50:50''''' (fifty fifty)''' adalah sebuah [[film dokumenter]] [[Film pendek|pendek]] [[Indonesia]] tahun 2019 yang disutradarai dan ditulis oleh [https://g.co/kgs/wouy2E Rofie Nur Fauzie]. Film ini menggambarkan tentang seorang [[transgender]] lansia di rumah tempat bersinggahnya, dan kehidupan sehari-harinya.
 
Hidup sebagai transgender lansia bukan hal yang mudah bagi Dona dan kawan-kawan. Sebagai kelompok marginal, mereka berbagi kehidupan di Kota Depok yang padat penduduk. Banyak di antara mereka yang hidup tanpa kartu identitas karena statusnya sebagai transgender. Kisah hidup Dona dimulai ketika ia melarikan diri dari rumahnya selepas SMA akibat masalah keluarga. Kala itu, ia dikenal sebagai Edo Kusuma. Nama Edo Kusuma beserta identitas sebagai seorang laki-laki telah melekat pada hidup Dona sejak kecil. Namun, ia merasa bahwa identitas tersebut bukanlah hal yang cocok untuknya. Ia pun melepaskan identitas lamanya ketika pergi ke perantauan.
 
Hingga sekarang, ia dikenal dengan nama Dona. Setelah menemukan jati diri sebagai transgender, hidup Dona tak jauh dari lika-liku. Ia sempat tinggal di Taman Lawang, Menteng, Jakarta Pusat, sebuah daerah yang menjadi tempat waria berkumpul. Kehidupannya sebagai pekerja seks sempat membuat Dona dijebloskan ke penjara. Kini, Dona bekerja di salon yang tak jauh dari rumah singgahnya. Soal cinta, Dona juga memiliki beberapa pengalaman dengan laki-laki.
 
Kekasihnya dulu tewas dalam peristiwa penembakan misterius di tahun 80-an. Dona juga pernah mengalami patah hati karena kekasihnya memilih untuk menikah dengan perempuan lain. Dona tak segan membagikan kisah ini pada transgender lain yang lebih muda. Di rumah singgah tersebut tinggal pula Fani, Bella, Elli, Intan, dan lainnya yang turut berbagi cerita di film ini. Sebagian besar dari mereka bekerja di sektor informal sebagai pengamen dan pekerja seks.
 
Rumah singgah menjadi tempat mereka berbagi kebahagiaan, berkegiatan, dan bersosialisasi. 50:50 (fifty-fifty) menekankan bahwa transgender lansia bukan orang-orang yang takut kehilangan kecantikan maupun kekuatan fisik mereka. Cerita-cerita lain mengenai transgender yang jarang disorot juga dijelaskan dalam film ini.
Baris 39:
 
== Penghargaan ==
Film ini dinominasikan untuk [[Film Dokumenter Terbaik Festival Film Indonesia|Film Dokumenter Pendek Terbaik Festival Film Indonesia]] di [[Festival Film Indonesia 2019]],<ref>{{Cite webnews|last=Liputan6.comAsih|date=2019-11-12|title=Nominasi FFI 2019 Diumumkan, Simak Daftar Lengkapnya|url=https://www.liputan6.com/showbiz/read/4109437/nominasi-ffi-2019-diumumkan-simak-daftar-lengkapnya|websitework=liputan6[[Liputan6.com]]|language=id|access-date=2021-06-10|editor-last=Nurul|editor-first=Meiristica|first=Ratnaning}}</ref> Viddsee Juree Awards Indonesia 2020,<ref>{{Cite web|title=Viddsee Juree Awards Indonesia 2020 {{!}} Viddsee|url=https://www.viddsee.com/channel/juree/indonesia2020|website=www.viddsee.com|language=en|access-date=2021-06-10}}</ref> Nominasi Piala Maya 8, dan Nominasi Jakarta Independent Film Festival 2021.
 
== Kru ==
Baris 51:
Penata suara : Rifqi Noeng
Penata musik : Ilham Jalu
Penyunting gambar : Rayhan Fauzi Ashshiddieq , Kusnandar
Penyunting suara : Ismail Farid, Ilham Jalu
Penata grafis : Cikal Fadjar