Pembangkit Listrik Tenaga Uap Suralaya: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(35 revisi perantara oleh 26 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
Kawasan''' PLTU Suralaya''' adalah Kumpulan [[Pembangkit Listrik Tenaga Uap]] yang terletak di [[Pulo Merak, Cilegon|Kecamatan Pulo Merak]], [[Kota Cilegon]], [[Banten]], [[Indonesia]]. Letaknya sedikit ke sebelah selatan dari [[Tanjung Pujut]] atau sekitar 7 km arah timur laut dari [[Pelabuhan Merak|Pelabuhan Penyeberangan Merak]].
Luas lahan yang digunakan untuk membangun PLTU Suralaya berikut sarana dan fasilitas penunjang lainnya adalah 240,65 hektar. Lahan yang dipergunakan untuk PLTU Suralaya merupakan lembah yang dikelilingi oleh bukit/hutan lindung.▼
== Deskripsi ==
Sebelumnya ada 4 (empat) lokasi alternatip yang dipilih untuk lokasi PLTU dengan bahan bakar utamanya batubara yaitu :▼
▲Ada beberapa unit pembangkitan di kawasan ini antara lain yang pertama adalah "PT. INDONESIA POWER UNIT BISNIS PEMBANGKITAN SURALAYA" atau sering disebut dengan "PLTU SURALAYA LAMA" yang pertama kali dibangun tahun 1984. Luas lahan yang digunakan untuk membangun PLTU Suralaya
# Cigading, Anyer▼
# Gorenjang, Balaraja▼
# Tanjung Pasir, Tangerang.▼
Unit Pembangkitan Suralaya pertama kali dibangun pada tahun 1984 dengan 2 (dua) Unit Pembangkit dan terus ditingkatkan hingga menjadi 7 (tujuh) Unit Pembangkit dengan total kapasitas terpasang 3.440 MW. Program proyek 1.000 MW Presiden [[Susilo Bambang Yudhoyono]] meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya unit 8 pada 28 Desember 2011 yang dikenal juga sebagai ''PLTU Banten 1 Suralaya Operation and Maintenance Services Unit (OMU)'' dan ada juga yang menyebutnya sebagai "PLTU SURALAYA BARU" yang terletak di sebelah timur PLTU Suralaya unit 1 s/d 7 eksisting yaitu di [[Suralaya, Pulomerak, Cilegon|Desa Suralaya, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon, Provinsi Banten]]. PLTU yang memilki kapasitas terpasang sebesar 1x 625 MW ini melengkapi PLTU Suralaya 1-7 yang telah beroperasi terlebih dahulu sejak 1984.
Dari hasil studi kelayakan, suralaya telah dipilih sebagai lokasi yang paling baik, karena adanya beberapa factor sebagai berikut: ▼
*Tersedianya tanah dataran yang cukup luas dimana tanah tersebut dipandang tidak produktif untuk pertanian. ▼
*Tersedianya pantai dan laut yang cukup dalam, tenang dan bersih, hal ini baik untuk pelabuhan dan air pendingin. ▼
*Adanya factor item 2 tersebut diatas, maka akan membantu/memperlancar pengangkutan peralatan berat dan bahan bakar. ▼
*Jalan masuk lokasi tidak terlalu jauh dan sebelumnya sudah ada jalan namum belum begitu baik. ▼
*Jumlah penduduk di sekitar lokasi masih relatip sedikit sehingga tidak perlu pembebasan penduduk guna pemasangan saluran transmisi. ▼
*Tanah yang memungkinkan untuk didirikan bangunan yang besar dan bertingkat. ▼
*Tersedianya tempat yang cukup untuk penimbunan limbah abu dari sisa pembakaran batubara. *Tersedianya tenaga kerja yang cukup memperlancar pelaksanaan pembangunan. ▼
*Dampak lingkunganya baik karena terletak diantara perbukitan dan laut.▼
*Menimbang data monitoring beban listrik se- Indonesia, bahwa kebutuhan akan tenaga listrik di pulau Jawa merupakan yang terbesar, maka tepat apabila dibangun pembangkit yang besar di Pulau Jawa.▼
=== Pengembangan Unit Pembangkit ===
PLTU Suralaya pembangunannya dilakukan dalam 3 (tiga) tahap yang seluruhnya berjumlah 7 unit :▼
Saat ini sedang berlangsung pembangunan PLTU Suralaya unit 9 dan 10 berkapasitas 2X1.000 Mega Watt (MW) dilakukan sesuai dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PKN dan dimulai pada Januari 2020 serta berencana beroperasi pada tahun 2023 untuk unit 9 dan untuk unit 10 beroperasi pada 2024. Proyek PLTU Suralaya unit 9 dan 10 dikerjakan perusahaan patungan, [[Indonesia Power]] sebagai induk usaha atau pemilik saham 51 persen dengan menyediakan lahan pembangunan.
* Tahap I = 2x400 MW beroperasi tahun 1984▼
* Tahap II = 2x400 MW beroperasi tahun 1989▼
* Tahap III = 3x600 MW beroperasi tahun 1997▼
== Alternatif lokasi ==
Dalam pembangunannya secara keseluruhan dibangun oleh PLN Proyek Induk Pembangkit Therma Jawa Barat dan Jakarta Raya dengan Konsultan asing dari Montreal Engeneering Company (Monenco) Canada untuk unit 1s/d 4 sedangkan untuk unit 5s/d7 dari Black & Veatch International ( BVI ) Amerika Serikat. Dalammelaksanakan pembangunan Proyek PLTU Suralaya dibantu oleh beberapa kontraktor lokal dan kontraktor asing.▼
▲Sebelumnya ada 4 (empat) lokasi
▲# Cigading, [[Anyer]]
# Suralaya, [[Pulomerak, Cilegon|Pulomerak]]
▲# Gorenjang, [[Balaraja, Tangerang|Balaraja]]
▲# Tanjung Pasir, [[Tangerang]].
== Studi kelayakan ==
[[Kategori:Pembangkit listrik|Suralaya]]▼
▲Dari hasil studi kelayakan,
▲* Tersedianya tanah dataran yang cukup luas, dimana tanah tersebut dipandang tidak produktif untuk [[pertanian]].
▲* Tersedianya pantai dan laut yang cukup dalam, tenang dan bersih
▲* Adanya
▲* Jalan masuk lokasi tidak terlalu jauh, dan sebelumnya sudah ada jalan
▲* Jumlah penduduk di sekitar lokasi masih
▲* Tersedianya tempat yang cukup untuk penimbunan limbah abu dari sisa pembakaran batubara.
* Tersedianya tenaga kerja yang cukup memperlancar pelaksanaan pembangunan.
▲*
▲*
== Sejarah Pembangunan ==
▲Pembangunan PLTU Suralaya
▲* Tahap I = 2x400 MW beroperasi tahun [[1984]] (unit 1,2)
▲* Tahap II = 2x400 MW beroperasi tahun [[1989]] (unit 3,4)
▲* Tahap III = 3x600 MW beroperasi tahun [[1997]] (unit 5,6,7)
* Tahap IV = 1x625 MW beroperasi tahun [[2011]] (unit 8)
* Tahap V = 2x1000 MW mulai dibangun tahun 2020 (unit 9,10)
▲Dalam pembangunannya secara keseluruhan dibangun oleh PLN Proyek Induk Pembangkit Therma Jawa Barat dan Jakarta Raya dengan
== Referensi ==
{{reflist}}
[[Kategori:Banten]]
[[Kategori:Kota Cilegon]]
[[Kategori:Perusahaan Listrik Negara]]
|