Petra Sihombing: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k Bot: Mengganti kategori Musisi Jakarta dengan Pemusik Jakarta
 
(9 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 20:
| death_place =
| occupation = {{hlist|Penyanyi|penulis lagu|produser rekaman}}
| height = 185 cm
| children = Kiko
| parents = [[Franky Sihombing]] dan Luciana Nova Putong
Baris 31 ⟶ 30:
| background = solo_singer
| origin =
| genre = [[musik pop|Pop]], [[Pop rock]], [[Indie pop]], [[Indie rock]]
| instrument = [[Vokal]], [[gitar]], [[bass]], [[piano]]
| years_active =
| label = [[Hits Records]], [[Feast (grup musik)|Sun Eater]]
| associated_acts =
| current_members =
Baris 41 ⟶ 40:
}}
 
'''Petra Sihombing''' ({{lahirmati|[[Jakarta]]|10|4|1992}}), merupaka musisi dan produser asal [[Indonesia]] yang telah merilis tiga album "Mine" pada tahun 2014, tahun 2017  "¼”, dan "Semenjak Internet" pada tahun 2020. Selain kesuksesannya sebagai musisi, Petra juga sukses sebagai seorang [[Produser rekaman|produser]] yang terlibat dalam produksi sejumlah lagu, seperti “Rehat” dan “Jakarta Jakarta” milik [[Kunto Aji]] dan beberapa lagu milik [[Baskara Putra|Hindia]], seperti “Besok mungkin Kita Sampai”, “Dehidrasi”, “Belum Tidur”, dan “Evaluasi”.
'''Petra Sihombing''' ({{lahirmati|[[Jakarta]]|10|4|1992}}) merupakan seorang penyanyi, penulis lagu, dan produser rekaman asal [[Indonesia]].
 
Pada tahun 2021 bersama Enrico drummer dari [[Lomba Sihir]], ia mendirikan "duapuluhtiga studio", sebuah manajemen produser untuk membantu teman-teman musisi megeluarkan ide-ide mereka dalam berkarya. Sekarang ini,  "duapuluhtiga studio" telah memproduksi lebih dari 200 lagu untuk musisi dalam negri dan luar negri.
== Biografi ==
Besar di keluarga yang dekat dengan [[musik]], Petra tumbuh menjadi sosok yang tidak hanya piawai bernyanyi, tetapi juga pandai bermain gitar dan piano. Belum lagi dukungan yang didapat dari wajah tampan dan nama besar sang ayah, lengkap sudah modalnya untuk sukses di dunia entertainment. Ayah Petra adalah Franky Sihombing yang dikenal sebagai penyanyi rohani.
 
== Kehidupan Awal ==
Bakat musik Petra sudah terlihat sejak dirinya berusia 3 [[tahun]]. Namun, setelah beranjak besar, pemuda bertinggi 182 cm ini mulai malu untuk bernyanyi, sebagai seorang bocah laki-laki. Tidak Berhenti dari menyanyi, Petra mulai bermain [[drum]] pada usia 7 tahun dan gitar pada usia 12 tahun. Setahun kemudian, dirinya mulai membuat [[lagu]] dan mengaransemen. Semua musikalitas Petra terasah dengan sendirinya bersama sang ayah.
Petra Sihombing tumbuh dalam lingkungan keluarga<ref>{{Cite journal|date=2023-12-06|title=Franky Sihombing|url=https://wiki-indonesia.club/w/index.php?title=Franky_Sihombing&oldid=24946947|journal=Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas|language=id}}</ref> yang akrab dengan dunia musik, telah mengukir prestasi luar biasa dalam karirnya. Ia mulai diperkenalkan dengan musik sejak usia 3 tahun, dan bakatnya terus berkembang dengan pesat hingga bisa menjadi musisi seperti sekarang.
 
Pada usia 7 tahun, Petra sudah mahir memainkan alat musik drum, menunjukkan ketertarikannya yang lebih mendalam terhadap musik. Keterampilannya semakin bertambah saat ia belajar memainkan gitar pada usia 12 tahun, memungkinkannya untuk menciptakan lagu-lagu sendiri di usia yang masih sangat muda.
Dukungan dari keluarga membuatnya memutuskan untuk membuat [[album]] dengan lagu dan aransemen ciptaan tersendiri. Lagu-lagunya pun diambil Petra dari kumpulan lagu yang diciptakannya sejak 15 tahun.
 
== Karier Musik ==
Oleh karenanya, sang ayah pun harus menjual [[mobil]] untuk membiayai album pertamanya ini.
Tahun 2014 menjadi fase yang  bersejarah dalam kariernya ketika Petra merilis album pertamanya berjudul "Mine" melalui HITS Records dengan single unggulan yang berjudul sama dengan album. Album ini tidak hanya memperkenalkan bakat musiknya, tetapi juga membuat namanya semakin dikenal di kancah musik Indonesia. Kesuksesan ini kemudian diikuti dengan dirilisnya EP berjudul "Verdict/Victim" setahun setelahnya.
 
Pada tahun 2017,  Petra langkah berani yang diikuti dengan merilis album "1/4". Album ini didominasi dengan lagu-lagu berbahasa Inggris, menunjukkan keunikan Petra dalam berkarya, berisikan single-single andalan, seperti "Nirmala", "1992", "Bad Lover", hingga "Take It or Leave It". Lagu “Take It or Leave It" sendiri memiliki kesan khusus karena menampilkan legenda musik Jazz asal Inggris, Incognito.
Dari penjualan Indie, Petra pun 'dilamar' oleh sebuah label dan tampil di beberapa program musik di televisi. Nama, lagu, dan penampilan Petra pun mulai disukai pecinta musik Indonesia, dan lagunya Cinta Tak Kemana-Mana pun mulai populer. Saat ini Petra masih kuliah jurusan Komposisi Musik di [[Institut Musik Indonesia]] (IMI).
 
Tiga tahun berikutnya, di pertengahan pandemi Covid-19 dengan situasi dan kondisi yang tidak menentu, Petra kembali merilis album yang diberi judul "Semenjak Internet". Album ini menyuguhkan konsepnya yang unik dengan melibatkan teman-teman musisi HITS, seperti [[David Bayu]], [[Sal Priadi]], [[Kunto Aji]],[[Raisa]] [[Tulus (penyanyi)|Tulus]], [[Baskara Putra|Hindia]] [[Isyana Sarasvati]], [[Sheryl Sheinafia]], [[Ben Sihombing]], [[Teddy Adhitya]], [[Pamungkas]] dan [[Danilla Riyadi|Danilla]] dalam proses penulisannya. Single-single dalam album ini, Petra lepas satu per satu setiap bulannya pada tanggal 23 sepanjang tahun 2020.
 
Selain menjadi seorang musisi yang multi instrument, Petra Sihombing juga memainkan peran yang sangat penting sebagai seorang produser dalam sejumlah karya musisi Indonesia, terhitung sudah lebih dari 100 judul lagu yang diproduseri oleh Petra selama empat tahun terakhir. Ia terlibat dalam pembuatan judul lagu “Rehat” dan “Jakarta Jakarta” pada album “Mantra Mantra” milik [[Kunto Aji|Kunto Aji.]] Album ini, berhasil meraih gelar Album Terbaik tahun 2019 pada ajang [[Anugerah Musik Indonesia]]. Petra Sihombing tidak hanya fokus pada kesuksesannya sebagai musisi, tetapi juga terlibat dalam memajukan industri musik Indonesia melalui kontribusinya sebagai produser.
 
Pada tahun 2020, Petra terlibat aktif dalam membantu [[Baskara Putra|Hindia]] untuk meluncurkan album perdana berjudul “Menari dengan Bayangan”. Ia menyumbangkan pemikiran dan sentuhannya di empat lagu yang kemudian menjadi anthem bagi generasi Z Indonesia, yakni “Besok mungkin Kita Sampai”, “Dehidrasi”, “Belum Tidur”, dan “Evaluasi”. Dengan bantuan Petra, lagu-lagu ini tidak hanya membantu Hindia meraih puncak kesuksesan, tetapi juga memberikan warna baru dalam industri musik Indonesia dan menciptakan dampak yang positif di kalangan pendengar.
 
Pada tahun 2023, Petra kembali memberikan kontribusinya dalam memproduksi lagu terbaru musisi [[Nadhif Basalamah]] yang berjudul "Penjaga Hati". Lagu tersebut berhasil memikat kuping masyakarat Indonesia khusunya anak muda dengan jumlah stream yang fantastis hingga 151.579.274 putar. Di tahun yang sama, Petra juga memproduseri dan membawakan kembali lagu "Denting" milik [[Melly Goeslaw]], yang mencapai puncak popularitasnya, terutama di platform TikTok.
 
Sejak tahun 2021 bersama dengan Enrico, drummer [[Lomba Sihir]], Petra mendirikan perusahaan produksi musik bernama "duapuluhtiga studio". Mereka telah membangun manajemen produser yang berlokasi di Jakarta dan Bali, yang telah memproduksi lebih dari 200 lagu, tidak hanya dari musisi dalam negeri tetapi juga kolaborasi dengan musisi internasional seperti [[Sezairi Sezali|Sezairi]] dari Singapura dan produser Matt Cab asal Jepang.
 
Petra Sihombing saat ini tengah mempersiapkan album terbarunya yang dijadwalkan rilis pada tahun 2024.
 
== Diskografi ==
Baris 279 ⟶ 291:
 
{{DEFAULTSORT:Sihombing, Petra}}
{{Indo-bio-stub}}
[[Kategori:Penyanyi Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Batak]]
[[Kategori:Tokoh dari Jakarta]]
[[Kategori:MusisiPemusik Jakarta]]
[[Kategori:Marga Sihombing|Petra]]
 
 
{{Indo-bio-stub}}